Bab 3 - Pembersihan

Lucas De Valorian, duduk di atas kursi megahnya di ruangannya yang dihiasi dengan kemewahan kastil, menatap kedepan dengan tatapan tajam yang menyiratkan kedalaman pikiran yang dalam.

Ruangan yang biasanya penuh dengan ketenangan, kini terasa tegang dan penuh dengan ketidakpastian.

Di lorong-lorong gelap kastil, sekelompok assassin berlarian dengan cepat, menyusup dengan hati-hati untuk melancarkan serangan mendadak.

Namun, suasana yang tegang ini justru menimbulkan rasa aneh di antara mereka.

"Ini Aneh... Bukankah keamanannya lebih ketat dari informasi yang diberikan?" gumam salah satu assassin, matanya menggeliat gelisah saat dia memperhatikan sekitarnya.

"Seolah-olah mereka tahu kami akan datang," tambahnya dengan nada waspada.

"Argghkkk!!" terdengar jeritan tajam di belakang mereka, memecah keheningan malam.

Assassin yang berada di barisan depan segera berbalik, jantungnya berdebar kencang saat ia melihat mayat rekannya terbujur kaku di atas lantai, dengan luka leher yang tergorok dengan kejam.

"Siapa itu?" serunya dengan napas tersengal-sengal, matanya menyapu ruangan mencari ancaman yang tak terlihat.

Jeritan-jeritan lainnya menggema di lorong, menciptakan aura ketakutan yang semakin menyelimuti mereka.

"Arghh," teriak para korban dengan suara yang tercekik oleh darah. "Se-selamatkan aku," desah salah satu dari mereka, sebelum suara tajam sebuah pisau menusuk leher mereka dengan kejam.

"S-Siapa itu? Siapa kau...??!!" teriak assassin itu dengan suara yang gemetar oleh ketakutan, matanya mencoba memahami situasi yang sedang terjadi di sekelilingnya.

Cahaya emas tiba-tiba bersinar di depan mereka, memperlihatkan sosok Lucas yang muncul dengan tangan yang masih menggenggam kepala seorang assassin lainnya.

"Lucas De Valorian..?!!" Bisikan terkejut menyelinap ke dalam pikiran sang assassin, matanya terpaku pada kehadiran pangeran yang selama ini mereka anggap lemah.

"Sialan, pangeran Lucas telah menyembunyikan kekuatannya," desisnya dalam hati, mereka terlihat panik dan ketakutan.

"Siapa yang menyuruhmu?" tanya Lucas dengan suara yang tegas dan menggema di ruangan itu.

"Aku harus segera pergi dari sini" assassin itu mencoba melarikan diri dalam kepanikan, "Aku harus melarikan diri dan memberitahukan kepada semuanya"

Melihatnya berlari dengan cepat, Lucas tersenyum tipis, mata kuningnya bersinar di dalam kegelapan.

"Benar, kembalilah ke tempat asalmu" gumamnya pelan, menyaksikan kepergian sang assassin dengan tatapan tajam.

Arthur datang mendekati Lucas dari belakang, langkahnya lembut di atas lantai marmernya yang berkilau.

"Yang mulia..?" panggilnya dengan penuh hormat, melihat Lucas berdiri sendirian.

Lucas masih menatap langit, di mana sebelumnya assassin yang kabur telah menghilang dari pandangannya.

Di tengah kegelapan malam, seutas benang cahaya emas terlihat terhampar, seolah-olah sebuah jejak yang ditandai dengan cermat.

"Sihir melacak 'Tracking seal' yang hanya bisa dilihat olehku," batin Lucas, matanya masih terpaku pada jejak cahaya di langit malam yang terbentang luas di atasnya. "Benang cahaya ini akan menuntunku ke markas mereka," tambahnya dalam hati.

Tanpa mengalihkan pandangannya dari langit, Lucas akhirnya berbalik, langkahnya terdengar di lorong yang sunyi.

Cahaya lampu gemerlap menyinari jalan di depannya, menciptakan bayangan yang menyeramkan di dinding-dinding marmer yang mulia.

Arthur, yang mengikuti dengan setia di belakangnya, memperhatikan dengan penuh kagum punggung tegap Lucas yang terlihat sangat kokoh.

"Pangeran Lucas, dia memiliki karisma seorang penakluk..!" bisiknya dalam hati, merasakan getaran kebanggaan yang memenuhi dirinya.

"Aku akan segera berkunjung," ucap Lucas dalam hati, merujuk pada markas para assassin yang telah mencoba menyerang dia sebelumnya.

Namun, tiba-tiba Lucas berhenti berjalan, membuat Arthur menghentikan langkahnya juga.

"Arthur, Ambil Jantung Phoenix di gudang kastil," perintah Lucas dengan suara tegas, memerintahkan langkah berikutnya.

Arthur terlihat sedikit bingung, matanya mencari penjelasan dari pangeran.

"Jantung Phoenix?" ulangnya dengan penuh keheranan. "Bagaimana pangeran bisa mengetahuinya..?!" Batin Arthur kebingungan.

Lucas menatap Arthur dengan tatapan tajam, mengisyaratkan bahwa ini bukan saat untuk bertanya banyak.

"Ya, tolong ambilkan..." tanyanya dengan nada yang memerintahkan. "Aku harus segera meningkatkan kekuatan fisikku" tambahnya.

Dengan sikap hormat, Arthur mengangguk patuh. "Saya mengerti, Yang Mulia," jawabnya sebelum pergi untuk menjalankan tugasnya.

Sementara itu, dalam pikiran Lucas, dia tersenyum tipis. "Jantung Phoenix...Sebuah Elixir legendaris yang memiliki kekuatan luar biasa untuk meningkatkan fisik siapa pun yang mengkonsumsinya," jelasnya dalam hati, mengingat pengetahuan yang dia peroleh dari novel yang pernah dibacanya.

Jantung Phoenix adalah sebuah elixir langka yang mengandung campuran enzim dan protein unik.

Ketika di konsumsi, elixir ini memicu reaksi kimia dalam tubuh yang dapat mengoptimalkan kekuatan, kecepatan, dan daya tahan secara signifikan.

Sementara Arthur melakukan tugasnya, Lucas menyebarkan aura kehadirannya ke seluruh kastil, menggunakan kemampuan telepatinya untuk memberikan instruksi kepada bawahannya.

"Seluruh penduduk kastil, datanglah ke lapangan latihan," suaranya bergema melalui lorong-lorong kastil, mencapai telinga setiap individu yang berada di kastil.

Mereka semua merasakan keringat dingin mengalir di tubuh mereka, dari seorang pelayan yang mengurus kebun hingga seorang ksatria yang berjaga di pintu gerbang.

Namun, dengan patuh, mereka semua mengikuti perintah Lucas, bergerak menuju lapangan latihan dengan sedikit ketakutan.

...****************...

Pangeran Lucas berdiri tegap di tengah lapangan latihan kastil, pupil matanya yang kuning bersinar terang.

Cahaya bulan menerangi rambut pirangnya yang berkibar dihembus angin malam.

Di depannya, sekelompok penghuni kastil, termasuk beberapa pelayan dan ksatria, menatapnya dengan campuran antara rasa penasaran dan ketakutan.

Lucas menarik pedangnya dari sarung pedang dan mulai menggambar sesuatu di tanah yang lembut.

Tangan bergerak dengan kepastian, membentuk sebuah lingkaran sempurna di bawahnya.

Coretan yang dihasilkan membentuk sebuah pola kompleks, sebuah octagram dengan delapan sudut yang tajam.

"Pembersihan.. akan segera di mulai," gumam Lucas, suaranya terdengar lembut.

Dengan cepat, dia menggigit jari telunjuknya, memaksa darah merah mengalir keluar.

Tetesan darah merah menyatu dengan tanah, menyerap ke dalam pola octagram yang telah digambar.

Sebuah gemerlap cahaya merah dan emas meletup dari dalam lingkaran, memenuhi lapangan latihan dengan kilau yang memukau.

Udara pun terasa bergetar, energi magis menyelimuti lapangan latihan.

Tiba-tiba, terjadi perubahan yang menakutkan.

Beberapa pelayan dan ksatria yang berada lapangan latihan bingung ketika kulit mereka mulai berubah, terkelupas seperti kulit ular.

Mereka berubah wujud, menjadi makhluk-makhluk yang mengerikan, iblis dengan mata merah menyala dan kulit mengkilap seperti logam.

"Iblis!" teriak pelayan-pelayan dengan suara gemetar, panik merayap di dalamnya.

Tanpa ragu, orang yang tidak berubah wujud berputar dan berlari secepat mungkin, meninggalkan Pangeran Lucas dan beberapa ksatria yang terlihat berkeringat dingin.

Ksatria-katria yang tersisa menggenggam erat pedang mereka, mata terlihat gelisah.

Pangeran Lucas melangkah dengan langkah yang elegan di antara barisan ksatrianya yang tegang.

Cahaya bulan yang menyinari langkahnya, menciptakan bayangan yang menakutkan di sekitar mereka.

"Mundurlah," bisiknya kepada para ksatria dengan suara yang rendah namun penuh otoritas. "Biarkan aku yang mengurus ini."

Para ksatria, saling pandang, dan dengan patuh mengikuti perintah pangeran Lucas.

Mereka pergi dari lapangan latihan, meninggalkan Pangeran Lucas dan iblis di depannya.

Di tengah lapangan latihan yang sepi, ketegangan mulai terasa ketika Pangeran Lucas dan iblis-iblis yang menyamar saling menatap satu sama lain.

Salah satu iblis, yang terlihat paling percaya diri, melangkah maju dengan langkah berat.

"Bagaimana kau tahu jika kami telah menyamar?" tanyanya dengan suara yang bergemuruh.

Lucas menatapnya dengan tatapan tajam, matanya tak berkedip sedikitpun.

"Bagaimana?" gumamnya dengan nada yang merendahkan. "Karena hidung suciku sangat sensitif terhadap bau busuk dari mahluk seperti kalian."

Para iblis merasa tersinggung oleh kata-kata Lucas. Mereka saling bertukar pandang, kebingungan terpampang jelas di wajah mereka.

"Bau busuk, huh?" geram salah satu dari mereka, suaranya terdengar penuh dengan kemarahan.

"Ya.." balas Lucas dengan nada mengejek. "Bau mahluk rendahan seperti itu sangat menyengat.." Tambahnya, suaranya penuh dengan nada yang merendahkan iblis di depannya.

Tiba-tiba, tanpa aba-aba lebih lanjut, salah satu iblis melompat maju dengan kecepatan yang mengagumkan, menusuk udara dengan serangan yang ganas.

Serangannya begitu cepat, seolah-olah sebuah kilat menyambar Lucas.

Namun, Pangeran Lucas tidak kalah cepatnya. Dengan gerakan yang lincah dan elegan, dia menghindari seluruh serangan iblis dengan indahnya, seolah-olah dia sedang menari di bawah cahaya rembulan yang mempesona.

Setiap gerakan tubuhnya tampak sempurna dan terkoordinasi, memperlihatkan arti seni dalam sebuah pertarungan.

"Matilah!" teriak iblis dengan marah, terus menyerang dengan kekuatan yang membuat tanah dan sekitarnya hancur.

Tetapi, setiap serangan iblis itu ditangkis atau dihindari dengan sangat mudah oleh Pangeran Lucas.

Tiba saatnya untuk menyelesaikan pertarungan.

Dengan senyum sinis di wajahnya, Lucas menepis serangan terakhir iblis dan dengan cepat menempatkan telapak tangannya di dada iblis di depannya.

"Holy Elimination," gumamnya dengan suara yang pelan namun penuh dengan kekuatan magis.

Sebuah cahaya terang muncul dari telapak tangannya, menyelimuti iblis tersebut dengan kekuatan suci yang membumi.

Iblis itu meringkuk, "Arrrhhhggkkk" teriakannya memenuhi udara saat energi suci merasuk ke dalam dirinya, membuat tubuhnya meleleh perlahan.

"Penyucian...??!!" Iblis lainnya terkejut, mereka ketakutan dan tubuh mereka bergetar tanpa mereka sadari.

Iblis yang terkena penyucian bergeliat-geliat dalam siksaan yang menyiksa.

Mata Lucas memandang dengan rasa puas tapi tenang, memperhatikan setiap gerakan dan detail dari proses penyucian yang menyiksa iblis itu.

Lucas melirik ke arah iblis yang tersisa, tangannya masih bersinar terang, dipenuhi oleh cahaya ilahi yang memancar dari dalamnya.

Matanya yang bersinar terang menembus kegelapan, menyisipkan rasa takut ke dalam hati siapa pun yang berani menatapnya.

"Mari bersihkan kotoran lainnya..." ucap Lucas dengan lembut, tubuhnya bersinar oleh cahaya ilahi.

Terpopuler

Comments

thara_tta

thara_tta

Bang "penyucian" atau "pensucian"?

2024-06-24

2

Ray

Ray

Gass lanjuttt

2024-03-25

3

Luszzer

Luszzer

njirr

2024-03-25

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Kebangkitan
2 Bab 2 - Sang Penguasa
3 Bab 3 - Pembersihan
4 Bab 4 - Undangan Kaisar
5 Bab 5 - Bertemu dengan kaisar
6 Bab 6 - Jantung Phoenix
7 Bab 7 - Blood Goddes Witch
8 Bab 8 - Sparring dengan Jorge
9 Bab 9 - Sparring dengan Jorge (2)
10 Bab 10 - Monster yang hampir mencapai kesempurnaan
11 Bab 11 - Ksatria yang setia
12 Bab 12 - Siapa sebenarnya dirimu
13 Bab 13 - Kaisar Yussa Angevin
14 Bab 14 - Shadow Sovereign
15 Bab 15 - Dominasi sang penguasa
16 Bab 16 - Mrs. BlueGlasses
17 Bab 17 - The Book of Imperator
18 Bab 18 - Pertemuan dua Pangeran
19 Bab 19 - Pedang Glaimrend
20 Bab 20 - Lucas Vs Arnoul
21 Bab 21 - Lucas Vs Arnoul (2)
22 Bab 22 - Sebuah Permulaan
23 Bab 23 - Memasuki Akademi
24 Bab 24 - Pertemuan dua karakter utama
25 Bab 25 - Kelas sihir
26 Bab 26 - Apa itu mana?
27 Bab 27 - Buku Sihir Kuno
28 Bab 28 - Keluarga Beaumont
29 Bab 29 - Keluarga Beaumont (2)
30 Bab 30 - Konspirasi?
31 Bab 31 - Sihir Kuno
32 Bab 32 - Noir
33 Bab 33 - Kematian Phineas
34 Bab 34 - Leonidas Pendragon
35 Bab 35 - Shadow Sovereign Vs The Strongest Pendragon
36 Bab 36 - Pembebasan Azura
37 Bab 37 - Melawan orang hebat Kekaisaran
38 Bab 38 - Kedatangan Mrs. BlueGlasses
39 Bab 39 - desas-desus buruk tentang Fairris
40 Bab 40 - Fitnah yang terencana
41 Bab 41 - Di balik bayangan
42 Bab 42 - Penghakiman
43 Bab 43 - Sebuah tawaran
44 Bab 44 - Manipulasi?
45 Bab 45 - Rahasia Seth terungkap.
46 Bab 46 - Suara yang memikat
47 Bab 47 - Lily Van Lecrerc
48 Bab 48 - Rekan baru
49 Bab 49 - Callian Beaumont
50 Bab 50 - Fragmen Primodial
51 Bab 51 - Kebenaran di Balik Fragmen
52 Bab 52 - Menuju Void Nexus
53 Bab 53 - Ke Dalam Kegelapan
54 Bab 54 - Di Pusat Kehampaan
55 Bab 55 - Pengorbanan yang Dituntut
56 Bab 56 — Lima Tahun di Void Nexus.
57 Season 1 End
58 Season 2 — 01-01-2025
59 Chapter 57 — Kehancuran akibat Iblis
60 Chapter 58 — Korban dan Pengorbanan
61 Chapter 59 — Kemunculan Lucas
62 Chapter 60 — The Harbinger of Doom
63 Chapter 61 — Reuni menyedihkan
64 Chapter 62 — Kehangatan Keluarga
65 Chapter 63 — Perubahan Alur
66 Chapter 64 — Bangkitnya Harapan
67 Chapter 65 — Pertemuan orang Kekaisaran
68 Chapter 66 — Kematian banyak orang
69 Chapter 67 — Tak dapat menepati janji
70 Chapter 68 — Bertemu dengan para Dewa
71 Chapter 69 — Bertempur dengan Dewa
72 Chapter 70 — Bertempur dengan Dewa (2)
73 Chapter 71 — Bertempur dengan Dewa (3)
74 Chapter 72 — Bertempur dengan Dewa (4)
75 Chapter 73 — Bertempur dengan Dewa (5)
76 Chapter 74 — Akashic
77 Chapter 75 — Memulai perperangan
78 Chapter 76 —Retakan Pertama
79 Chapter 77 — Jebakan Belisaris
80 Chapter 78 - Serangan Balik Lucas
81 Chapter 79 — Aamon Sang Penghancur
82 Chapter 80 — Keputusan Berbahaya
83 Chapter 81 — Pertemuan dengan Belisaris
84 Chapter 82 — Dekatnya ujung Pertempuran
85 Chapter 83 — Benteng Raja Iblis
86 Chapter 84 — Jalan Berdarah
87 Chapter 85 — Pertempuran Terakhir?
88 Chapter 86 — Melawan 8 penjaga iblis
89 Chapter 87 — Melawan raja iblis
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1 - Kebangkitan
2
Bab 2 - Sang Penguasa
3
Bab 3 - Pembersihan
4
Bab 4 - Undangan Kaisar
5
Bab 5 - Bertemu dengan kaisar
6
Bab 6 - Jantung Phoenix
7
Bab 7 - Blood Goddes Witch
8
Bab 8 - Sparring dengan Jorge
9
Bab 9 - Sparring dengan Jorge (2)
10
Bab 10 - Monster yang hampir mencapai kesempurnaan
11
Bab 11 - Ksatria yang setia
12
Bab 12 - Siapa sebenarnya dirimu
13
Bab 13 - Kaisar Yussa Angevin
14
Bab 14 - Shadow Sovereign
15
Bab 15 - Dominasi sang penguasa
16
Bab 16 - Mrs. BlueGlasses
17
Bab 17 - The Book of Imperator
18
Bab 18 - Pertemuan dua Pangeran
19
Bab 19 - Pedang Glaimrend
20
Bab 20 - Lucas Vs Arnoul
21
Bab 21 - Lucas Vs Arnoul (2)
22
Bab 22 - Sebuah Permulaan
23
Bab 23 - Memasuki Akademi
24
Bab 24 - Pertemuan dua karakter utama
25
Bab 25 - Kelas sihir
26
Bab 26 - Apa itu mana?
27
Bab 27 - Buku Sihir Kuno
28
Bab 28 - Keluarga Beaumont
29
Bab 29 - Keluarga Beaumont (2)
30
Bab 30 - Konspirasi?
31
Bab 31 - Sihir Kuno
32
Bab 32 - Noir
33
Bab 33 - Kematian Phineas
34
Bab 34 - Leonidas Pendragon
35
Bab 35 - Shadow Sovereign Vs The Strongest Pendragon
36
Bab 36 - Pembebasan Azura
37
Bab 37 - Melawan orang hebat Kekaisaran
38
Bab 38 - Kedatangan Mrs. BlueGlasses
39
Bab 39 - desas-desus buruk tentang Fairris
40
Bab 40 - Fitnah yang terencana
41
Bab 41 - Di balik bayangan
42
Bab 42 - Penghakiman
43
Bab 43 - Sebuah tawaran
44
Bab 44 - Manipulasi?
45
Bab 45 - Rahasia Seth terungkap.
46
Bab 46 - Suara yang memikat
47
Bab 47 - Lily Van Lecrerc
48
Bab 48 - Rekan baru
49
Bab 49 - Callian Beaumont
50
Bab 50 - Fragmen Primodial
51
Bab 51 - Kebenaran di Balik Fragmen
52
Bab 52 - Menuju Void Nexus
53
Bab 53 - Ke Dalam Kegelapan
54
Bab 54 - Di Pusat Kehampaan
55
Bab 55 - Pengorbanan yang Dituntut
56
Bab 56 — Lima Tahun di Void Nexus.
57
Season 1 End
58
Season 2 — 01-01-2025
59
Chapter 57 — Kehancuran akibat Iblis
60
Chapter 58 — Korban dan Pengorbanan
61
Chapter 59 — Kemunculan Lucas
62
Chapter 60 — The Harbinger of Doom
63
Chapter 61 — Reuni menyedihkan
64
Chapter 62 — Kehangatan Keluarga
65
Chapter 63 — Perubahan Alur
66
Chapter 64 — Bangkitnya Harapan
67
Chapter 65 — Pertemuan orang Kekaisaran
68
Chapter 66 — Kematian banyak orang
69
Chapter 67 — Tak dapat menepati janji
70
Chapter 68 — Bertemu dengan para Dewa
71
Chapter 69 — Bertempur dengan Dewa
72
Chapter 70 — Bertempur dengan Dewa (2)
73
Chapter 71 — Bertempur dengan Dewa (3)
74
Chapter 72 — Bertempur dengan Dewa (4)
75
Chapter 73 — Bertempur dengan Dewa (5)
76
Chapter 74 — Akashic
77
Chapter 75 — Memulai perperangan
78
Chapter 76 —Retakan Pertama
79
Chapter 77 — Jebakan Belisaris
80
Chapter 78 - Serangan Balik Lucas
81
Chapter 79 — Aamon Sang Penghancur
82
Chapter 80 — Keputusan Berbahaya
83
Chapter 81 — Pertemuan dengan Belisaris
84
Chapter 82 — Dekatnya ujung Pertempuran
85
Chapter 83 — Benteng Raja Iblis
86
Chapter 84 — Jalan Berdarah
87
Chapter 85 — Pertempuran Terakhir?
88
Chapter 86 — Melawan 8 penjaga iblis
89
Chapter 87 — Melawan raja iblis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!