Guardians Of The Multiverse
[ poV 3 ]
Awan yang awalnya cerah kini berubah menjadi hitam bagaikan kegelapan yang menelan cahaya dan bersamaan dengan petir yang menggelegar hebat.
–JGEEER...!
Bersamaan dengan itu terlihat sosok yang tubuhnya di selimuti aura hitam turun dari awan hitam yang bagaikan kegelapan.
"Bangunlah para guardians," perintah sosok yang di penuhi kegelapan. "sejujurnya aku berterima kasih kepada kalian semua, tanpa kalian semua, aku tidak mungkin menjadi makhluk terkuat di multiverse," ucap sosok yang tubuhnya di penuhi aura hitam.
Terlihat banyak mayat yang bergeletakkan di antara puing-puing bangunan yang sedah hancur dan mayat-mayat itu tubuhnya mulai menghilang secara perlahan menjadi butiran cahaya.
Sebuah portal berwarna merah bagaikan darah muncul di depan tiga guardians yang sudah tak sadarkan diri. Terlihat, sesosok yang tubuhnya mirip anak kecil berusia antara 8 sampai 9 tahun yang seluruh tubuhnya juga diselimuti aura hitam, keluar dari portal merah yang bagaikan darah.
Dia berjalan ke salah satu guardians yang terkapar di tanah, ia berjongkok di depan pria berambut hitam yang terkapar di tanah.
"Ada apa dengan kalian semua? tanya anak yang diselimuti aura gelap.
Anak itu kemudian narik rambut pria yang terkapar di depannya. Dia tersenyum dan tatapan matanya seperti mengejek kepada pria berambut hitam.
"Tadi kalian berdiri dengan gagah berani tapi kenapa sekarang kalian malah tertidur di tanah saat tuanku hanya melancarkan satu serangan kalian sudah terkapar di tanah?" tanya anak itu sambil tersenyum.
Anak itu kemudian berdiri, dia melentangkan tangannya dan memutar tubuhnya ke segala arah.
"Aku tahu kalian semua, berharap ada seseorang yang memberi kalian semangat terutama untukmu Ray," ucap anak itu kepada pria berambut hitam yang sedang terkapar. "Dan untuk itu aku akan membacakan pidato yang ucapkan oleh pahlawan di universeku judul dari pidato itu adalah."
...Untuk selalu berjuang seperti selalu ada hari esok....
"Pidato ini di ucapkan pada saat semua pahlawan di universeku mulai putus asa dan di saat itulah aku memberi mereka kesempatan untuk membuat mereka merasa sudah menang dan saat sang pahlawan mendapatkan mendali penghargaan ini," ucap anak tersebut sambil memperlihatkan mendali yang ia maksud.
Terlihat sebuah mendali yang berlapiskan emas dengan sedikit noda darah ia perlihatkan di depan pria berambut hitam yang sedang tak sadarkan diri di depannya.
Sebuah pedang yang memanjang mengarah tepat ke kepala anak itu. Tebasan vertikal mengarah tepat ke anak yang dilapisi aura gelap di tubuhnya tapi anak itu mampu menahan tebasan hanya dengan tangan kirinya.
Pedang itu kemudian kembali ke ukuran normalnya. Terlihat pria berambut pirang, bermata biru bagaikan lautan. Keningnya dari pria itu mengeluarkan darah yang mengalir sampai di dagu pria itu.
Anak itu kemudian berbalik ke arah pria berambut pirang. Dia tersenyum ke arah pria itu dan memasukkan mendali emas ke kantong bajunya.
"Oh rupanya masih ada yang bertahan ya," ucap anak itu kepada pria berambut pirang. "Tapi sepertinya masih ada beberapa yang bertahan selain kau."
Dari kejauhan ada dua orang lagi yang mendekat ke arah pria berambut pirang itu. Terlihat pria bermata biru dan memakai perisai di tangan kirinya dan pria berambut merah dengan ke dua api hitam yang ada ditangannya.
"Kalian para guardians memang adalah ras yang sangat kuat tapi bukan berarti kalian tidak memiliki kelemahan," ucap anak yang diselimuti aura gelap.
Anak itu kemudian memperlihatkan tangan kanannya. Terlihat tiga cincin yang terpasang di jarinya. Terlihat batu hitam di jari telunjuknya, batu hitam pekat di jari tengahnya dan batu putih di jari manisnya.
"Black stone, death stone, dan void stone. Batu-batu ini seharusnya sudah cukup untuk membunuh kalian," ungkap anak itu sambil memperlihatkan tiga cincin yang terpasang di jari-jari tangannya. "Bersiaplah para guardians atau boneka-boneka the true god," ucap anak itu sambil memasang kuda-kuda bertarung.
Pria berambut pirang itu bergerak maju ke arah anak yang diselimuti kegelapan. Pria berambut pirang melakukan tebasan vertikal tapi anak yang dilapisi kegelapan melakukan gerakan setengah kayang.
BAM...
Anak itu melakukan pukulan hook kanan tepat di pipi sebelah kanan pria berambut pirang yang membuat pria itu terhempas puluhan meter.
"Lemah," ejek anak yang dilapisi kegelapan yang melihat pria berambut pirang terhempas.
Saat pria bermata biru dan pria berambut merah akan menyerang, anak yang dilapisi kegelapan dengan cepat berteleportasi di depan mereka.
UHK....
BAM....
Anak yang dilapisi kegelapan itu melakukan pukulan hook kanan ke bagian perut dari pria bermata biru yang membuat dia terhempas puluhan meter. Anak itu bergerak dengan cepat ke arah pria berambut merah dan melakukan pukulan hook kanan dibagian leher pria itu yang membuat nasib pria itu sama dengan pria bermata biru.
"Cih lemah," umpat anak yang dilapisi kegelapan.
Anak itu kemudian berbalik tubuhnya ke belakang. Ia berjalan mendekat ke arah pria berambut hitam yang sedang terkapar. Saat sudah di depan pria berambut hitam, ia berjongkok dan tersenyum.
"Tadi sampai dimana ya?" tanya anak itu sambil menyentuh dagunya. "Oh iya soal mendali," ucap anak itu kepada pria itu.
Anak itu kemudian menunjukkan kembali mendalinya kepada pria berambut hitam.
"Yang pahlawan itu tidak tahu adalah aku telah melapisi mendali ini dengan racun Hero killing poison yang langsung membunuhnya tepat pada saat ia memakai mendali ini," ungkap anak itu dengan nada santai. "Dan pada saat pahlawan itu mati barulah aku membantai semua ksatria yang ada di universeku dan sekarang pidato itu akan kembali di ucap—"
"Loki."
Sebelum anak itu dapat menyelesaikan kata-kata terdengar suara yang tidak asing yang memanggilnya. Dia membalikkan tubuhnya ke belakang.
"Loki, ikutlah denganku, ada dewa yang harus kita lenyapkan," ucap sosok hitam yang berada
jauh di atasnya.
Ia terbang dan berdiri di samping sosok tersebut. Namun pada saat mereka berdua akan pergi, pria yang baru saja loki ajak bicara sudah sadar dari pingsannya. Pria itu mendongak ke atas, pria berambut hitam itu mencoba untuk berdiri, dia berdiri tegak, terlihat dia mengepalkan tangannya dengan erat, sorot mata merahnya menatap dengan tajam ke arah mereka berdua.
"Ayo kita bertarung lagi," ucapnya dengan nada yang lantang.
"Untuk apa aku bertarung lagi dengan kalian, kalian bahkan sudah kalah dan masih ada dewa yang harus di bunuh," ucap sosok hitam tersebut sebelum terbang ke luar angkasa.
Bagaimana awal dari pertempuran ini terjadi ?
Mari ikuti kisahnya dari awal.
Flashback beberapa tahun yang lalu.
[ Ray poV ]
Cepat sekali pukulan guru Max. Meskipun aku sudah menahan pukulan dari guru max tapi aku masih bisa merasakan dampaknya.
Terlihat pria berambut pirang bergerak dengan sangat cepat ke arahku. Guru Max melakukan pukulan hook kanan tepat di wajahku tapi untungnya aku berhasil menahan kembali pukulannya meskipun aku sempat terdorong ke belakang sejauh beberapa meter.
"Teknik PUNCH DESTRUCTION!"
Aku mendengar pria itu menggumamkan sesuatu. Pria berambut pirang itu secara tiba-tiba sudah berada di depanku. Terlihat di tangan kanannya mengeluarkan percikan energi berwarna ungu dan....
–AKH...!
Aku yang tidak sempat menghindar, akibatnya aku terkena pukulan dari guru Max yang membuat aku terhempas dan berguling-guling di lantai arena.
–BRAK...!
Aku menabrak dinding arena latihan. Aku mencoba untuk berdiri, aku melihat guru max sedang berhadapan dengan 3 siswa akademi lainnya.
Siswa bermata hijau zamrud mencoba menyerang guru dari belakang tapi guru yang mengetahuinya menangkap tangan dari siswa itu dan membantingnya ke lantai arena.
GEDEBUM....
Namun secara tak terduga tubuh dari pria berambut pirang itu muncul sebuah jarum yang sangat panjang dan tajam di kedua sisinya.
Dari kejauhan, terlihat siswi berambut coklat, bermata ungu dan tubuhnya diselimuti aura berwarna silver. Nama dari siswi itu adalah Melisa. Tangan kirinya seperti memegang sebuah boneka yang terbuat dari kayu yang perawakannya mirip sekali dengan guru Max. Boneka kayu itu sudah dipenuhi oleh jarum-jarum berwarna ungu.
Tapi secara tak terduga, guru Max kemudian menghilang dan sudah muncul di belakang siswi berambut coklat itu, dia kemudian menepuk pundak Melisa yang membuat siswi berambut coklat itu langsung tak sadarkan diri.
Siswi berambut hitam bergerak ke arah pria berambut pirang, mereka saling adu pukulan. Siswi itu adalah Rika, tapi pria berambut pirang itu memutar tubuhnya dan melakukan tendangan kaki kanan yang membuat Rika harus menahan tendangan tersebut dan membuatnya sempat terhempas beberapa meter.
Aku mengelurkan aura power berwarna silver dan berlari zig-zag ke arah pria berambut pirang sambil menggumakan nama teknik andalanku. Menyilangkan ke dua tanganku dan melentangkan tanganku.
"Teknik EKSTERNAL KLON!"
Terlihat ada puluhan klon yang ada di sekitarku. Pria itu kemudian membalikkan pandangannya ke arah kami. Terlihat guru memegang pedang yang muncul di depannya.
"Teknik Energy slash."
Aku mendengar bahwa guru baru saja menggumamkan sesuatu. Terlihat pria itu melakukan tebasan vertikal. Sebuah serangan energi berwarna putih dan berbentuk vertikal terbentuk setelah guru melakukan tebasan.
SWOOSH...
Aku dan klonku yang lain tidak tinggal diam. Aku memusatkan aura powerku di bagian mata. Terlihat cahaya kemerahan memenuhi mataku.
"Teknik OMEGA HIT!"
Teknik ini terinspirasi dari hit vision manusia super yang sering aku lihat di komik dan film.
–BAM...!
–WUSSSH...!
Sebuah ledakan di sertai angin yang cukup kencang tercipta saat aku menembakkan energi aura yang bertabrakan dengan serangan energi tebasan vertikal milik guru. Ledakkan itu menghasilkan kepulan asap yang cukup tebal. Aku melihat bayangan seseorang secara samar-samar yang kemudian dengan cepat menghilang.
–SLASH SLASH
Aku mendengar suara tebasan di belakangku saat aku membalikkan badan, terlihat guru Max mendekatkan pedangnya di leherku. 'Kecepatan guru max bahkan melampui penglihatan power eyeku'
"Latihan hari ini sudah lumayan tapi kerja sama team kalian cukup buruk," ucapnya dengan nada yang serius.
Pria itu kemudian menjauhkan pedangnya dari leherku dan berjalan pergi.
"Eksternal klon adalah teknik yang berguna dalam pertarungan, selain klon memiliki kekuatan yang sama dengan tubuh asli, klon juga dapat membuat klon mereka sendiri sebanyak yang mereka mau tapi bukan berarti teknik ini tidak memliki kelemahan," ungkap guru Max dengan nada serius.
Pria itu kemudian memperlihatkan pedang berwarna putih.
"Jika lawanmu mampu menggunakan teknik Eraser slash maka teknik eksternal klon tidak ada bedanya dengan klon biasa," jelasnya pria berambut pirang.
Begitukah, pantas saja guru Max dapat dengan mudah mengalahkan semua eksternal klonku.
...Author note....
Coba komen ada yang kurang gak di prolog ini dan komennya sesuai dengan ceritanya ya.
Ini fase dan arc baru yang udah aku siapin.
Fase 1 : Infinity seven stone
Arc akademi
Arc arena
Arc A. S. I
Arc multiverse
Arc crisis multiverse
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
TAG
Lagi musim hujan kali Thor /Grin/
2024-10-16
0
Abisa Kah
menarik
2024-10-07
0
delete account
saya hampir dan menarik ceritanya
2024-08-10
1