Cincin Pernikahan

"Juna! Jangan macem-macem deh!!"

Hardik Rinjani ketika Arjuna masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya dari dalam.

Arjuna menatap Rinjani dengan senyuman nakalnya, ia menarik kursi yang terletak di depan meja kerjanya dan langsung duduk di kursi itu.

"Ah..Arjuna!"

Pekik Rinjani ketika Arjuna menarik dirinya hingga Ia jatuh tepat di pangkuan pria itu.

"Aku gak nyangka ternyata kamu masih menyimpan semua kenangan tentang kita?"

Kata Rinjani dengan mata berbinar, Rinjani pun melingkarkan kedua tangannya di leher sang kekasih dengan manja.

"Hmmm..Itu karna kamu selalu ada dalam hatiku Rin?"

Jawaban Arjuna tulus berasal dari dalam hatinya.

"Oh ya... ?! Sampai foto lama aku ini kamu pajang juga di meja kerja kamu? Oh... so sweet..."

Ucap Rinjani sembari meraih bingkai foto di meja kerja Arjuna, yang tak lain adalah foto dirinya semasa remaja dulu.

"Wah! lancang kamu ya! Ternyata kamu sudah berani mengobrak-abrik barang milik orang lain tanpa seizin pemiliknya!!"

Hardik Arjuna sembari mencubit hidung wanita dalam pangkuannya itu dengan gemas.

"Hee..Maaf. Kalau kamu mau aku punya loh foto yang lebih bagus dari ini, kenapa kamu gak minta aja sama aku sih?"

Rinjani mengerucutkan bibirnya kala melihat gambar dirinya di foto itu terlihat sangat cupu. Sepertinya foto itu diambil secara candid oleh Arjuna.

"Buat apa minta foto kamu Rin. Karna yang aku mau sekarang adalah orangnya!"

Emmmh..

Arjuna mendaratkan ciuman lembutnya di bibir ranum Rinjani.

"Oa.. oa... oa..."

Suara tangis Alena membuat Rinjani melepaskan tautan bibir di antara mereka.

Bayi itu seakan tak rela, jika ibunya disentuh oleh laki-laki yang belum sah menjadi suaminya.

"Alena? dia sama siapa? "

Rinjani mendorong tubuh Arjuna dan bangkit dari pangkuan pria itu. Seingat Rinjani Ia menitipkan Alena pada pria itu.

"He..Aku titipin sama bi Susi?"

Jawab Arjuna terkekeh, pria itu menyadari kecerobohannya karna meninggalkan Alena hanya dengan bi Susi salah satu ART mereka.

Tanpa basa-basi Rinjani langsung keluar dari kamar Arjuna, ia berlari meninggalkan pria itu yang kini tubuhnya mulai terasa panas karna ciuman singkatnya dengan Rinjani telah membangkitkan naluri lelakinya.

"Hmmm. Wangi sekali"

Arjuna meresapi aroma parfum Rinjani yang masih tertinggal di dalam kamarnya.

***

"Sayang kamu gak papakan?"

Tanya Rinjani setelah berhasil menemukan Alena di rumah besar itu.

Alena terlihat asik bercanda dengan bi Susi di teras belakang. Bi Susi tidak sendirian, di sana juga sudah ada seorang wanita cantik yang tak Rinjani kenal.

"Bi, maaf ya aku jadi ngerepotin"

Kata Rinjani dengan sungkan, pada kepala ART di rumah mewah tersebut.

"Gak papa, non. Saya malah seneng. Rumah ini jadi rame karna ada non Alena. Udah lama bibi gak ketemu anak bibi di kampung. Lihat non Alena kangen bibi jadi terobati deh"

Jawab bi Susi dengan antusias.

"Kamu pasti Rinjani, ya?"

Tanya wanita cantik yang wajahnya hampir seiras dengan Arjuna.

"Iya saya Rinjani, mbak siapa ya? "

Tanya Rinjani dengan sungkan. Ini hari pertamanya menginjakan kaki di rumah Arjuna, jadi Rinjani belum mengenal semua anggota keluarga Bagaskara.

"Aku Emily, kakaknya Arjuna"

Wanita cantik nan ramah itu mengulurkan tangannya ke arah Rinjani, Rinjani pun menyambutnya dengan senang hati.

Begitu mendengar kabar dari mom Shana kalau Arjuna membawa calon istrinya ke rumah. Bergegas wanita cantik itu menuju rumah keluarga Bagaskara untuk melihat calon adik iparnya secara langsung.

"Ternyata kamu lebih cantik ya dari yang ada di foto?"

Ucap Emily, netranya dengan lekat memandang ke arah Rinjani sembari tersenyum.

"Makasih, kakak juga cantik? Memangnya kak Emily lihat foto aku dimana?"

Tanya Rinjani berpura-pura tidak tahu, padahal ia sudah melihat sendiri foto dirinya ada di kamar Arjuna.

"Di kamar Arjuna, ada banyak loh foto-foto kamu di kamar itu"

Jawab Emily apa adanya. Padahal dengan susah payah Arjuna menyembunyikan foto Rinjani yang semula terpajang di setiap sudut kamarnya.

"Banyak? Tadi aku lihat cuma ada satu kok kak"

Balas Rinjani Rinjani sembari mengerutkan dahinya.

"Wah jadi kamu sudah masuk ke kamar Arjuna ya?"

Emily terkekeh, membuat wajah Rinjani merona merah karna malu.

Arjuna tersenyum bahagia dari kejauhan, melihat calon istrinya itu sudah begitu akrab dengan keluarganya. Walaupun mereka baru pertama kali bertemu.

***

"Loh, kita gak langsung pulang?"

Tanya Rinjani ketika menyadari jalur yang mereka lewati bukan arah menuju rumahnya.

"Gak sayang, kita jalan-jalan dulu sebentar. Sekalian nyari mainan buat Alena"

Jawab Arjuna, sambil terus mengemudikan mobil mewahnya.

***

Arjuna memarkirkan mobilnya, di parkiran sebuah mall besar yang ada di kota mereka.

Arjuna dan Rinjani berjalan beriringan sembari menuntun Alena yang baru mulai belajar berjalan di tengah-tengah mereka.

Pasangan muda, dengan anaknya yang masih kecil. Mereka terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia.

Tujuan pertama mereka adalah sebuah play ground.

Dengan cekatan Arjuna mengajak Alena mencoba semua wahana yang ada disana. Arjuna tidak canggung bermain dengan Alena, karan Ia sendiri begitu dekat dengan semua keponakannya.

Sedangkan Rinjani, wanita itu sibuk mengabadikan momen indah itu dalam kamera ponselnya.

Setelah satu jam berlalu dan merasa puas bermain di play ground tersebut, mereka beralih ke toko mainan anak-anak.

Arjuna memilih mainan yang cocok untuk Alena, dia juga membelikan calon anak sambungnya itu pakaian yang lucu ala-ala princess.

"Hufh! Dari tadi anaknya terus yang dibeliin, emaknya gak nih?!"

Keluh Rinjani setengah bergurau, raut wajahnya bahkan di buat sedikit merengut.

"Bisa-bisanya kamu merasa cemburu dengan anak sendiri Rin."

Ledek Arjuna. Wanita cantik itupun hanya tersenyum lebar untuk menanggapinya.

"Sekarang, silahkan kamu pilih mau yang mana? Jangan cemburu pada Alena lagi ya"

Kata Arjuna saat mereka sampai di sebuah toko perhiasan.

"Mbak, tolong rekomendasikan cincin pernikahan yang paling bagus ya untuk calon istri saya?"

Pinta Arjuna kepada salah satu pelayan di toko tersebut.

"Baik pak, silahkan disebelah sini bu"

Jawab pelayan itu dengan ramah, seraya mengarahkan mereka ke sebuah etalase khusus yang memajang cincin-cincin couple untuk pernikahan atau pertunangan.

"Wow. Cantik"

Manik mata Rinjani berbinar, memandang semua perhiasan yang tampak indah di dalam etalase tersebut.

Netranya berotasi mencari cincin yang cocok untuk mereka berdua.

Pandangannya terhenti pada sepasang cincin dengan taburan berlian untuk wanita dan cincin polos dengan sedikit ukiran untuk sang pria.

"Coba lihat yang ini mbak?"

Rinjani menunjuk pada cincin couple yang menarik perhatiannya itu.

"Baik Bu, sebentar saya ambilkan"

pelayan itupun mengambil cincin yang Rinjani inginkan dan memberikannya pada wanita cantik itu.

Ukurannya sangat pas saat Rinjani memasang cincin itu di jari manisnya.

"Bagus ya?" Ucap Rinjani sembari memperlihatkan jari manisnya yang sudah dihiasi cincin bertabur berlian itu ke arah Arjuna.

"Iya bagus, kamu suka?"

Tanya Arjuna. Rinjani pun mengangguk pelan untuk menjawab pertanyaan Arjuna.

"Kita ambil yang ini aja ya mbak"

Kata Arjuna pada pelayan toko tersebut.

"Baik pak, pilihan yang bagus. Cincin ini bisa di ukir nama pasangan juga loh pak, limited edition karna cuma dibuat sepasang per modelnya"

Pelayan toko perhiasan tersebut menjelaskan.

"Ukirannya 'Arjuna love Rinjani' saja. Kamu setuju kan sayang?"

Rinjani pun mengangguk lagi, tapi kali ini disertai senyuman manisnya.

Arjuna memberikan secari kertas pada pelayan itu dengan tulisan yang akan diukir di cincin pertunangan mereka.

"Baik pak, cincinnya baru bisa diambil besok ya?"

Jelas pelayan toko perhiasan itu dengan senyum ramahnya.

"Total semuanya 100 juta"

Sambung pelayan toko tersebut.

Rinjani membelalakan matanya saat mendengar nominal harga yang disebutkan pelayan toko perhiasan itu.

"Seratus juta?"

Beo Rinjani dengan wajah cengonya.

"Baik mbak"

Arjuna mengeluarkan black card dari dompetnya dan langsung membayar cincin pesanan mereka.

Rinjani hanya bisa mengatupkan bibirnya saat melihat Arjuna membayar cincin couple itu tanpa berpikir terlebih dahulu.

"Kalau beli ditoko perhiasan langganan ibu, bisa dapat 100gr dengan uang sebanyak itu"

Lirih Rinjani di dalam hatinya.

***

"Kamu lapar? Kita makan dulu ya sebelum pulang?"

Tanya Arjuna, Rinjani pun mengangguk saja karna memang perutnya sudah terasa perih minta di isi.

Mereka memasuki sebuah restoran dan memesan beberapa menu makanan di sana.

Rinjani kembali dikejutkan saat tiba saatnya membayar makanan yang mereka pesan.

"Ini bilnya pak?"

Rinjani melirik ke arah bil yang diberikan pelayan restoran itu kepada Arjuna.

"1.2 juta hanya untuk sekali makan?!"

Batin Rinjani menjerit.

***

Sepanjang perjalanan pulang Rinjani lebih banyak merenung. Batinnya merasa bersalah, telah menghabiskan uang ratusan juta dalam sehari, meskipun itu bukan uangnya sendiri.

"Ternyata aku sama sekali belum mengenal Arjuna" Batin Rinjani.

Semasa sekolah dulu, Arjuna selalu berpenampilan sederhan. Tak pernah menunjukan kalau dia anak orang kaya.

Sedangkan Rinjani hanyalah seorang gadis sederhana, ia adalah orang yang cukup bijak dalam menggunakan uangnya selama ini.

Rinjani melirik sosok pria disebelahnya yang sedang kosentrasi mengemudi di jalanan yang minim akan penerangan.

Karna rumah bu Dewi memang cukup terpelosok, berada di pinggiran kota.

"Dengan begitu mudahnya pria itu mengeluarkan ratusan juta dalam sehari"

Batin Rinjani lagi.

"Sekaya apa pria itu sebenarnya?"

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

hmmmm....100 juta....aku juga syok ini....ha..ha..ha...dunia hallu emang gemesinnnnn...

2024-04-23

3

lihat semua
Episodes
1 Ujian Saat Hamil
2 Tujuh Bulanan
3 Ketahuan
4 Mendadak Baik
5 Melahirkan Tanpa Suami
6 pengertian
7 Susah Lepas
8 Dicampakan
9 Tetangga Kepo
10 Talak
11 Perempuan Gila
12 Pamit
13 Bertemu Sang Mantan
14 Menolak Lamaran
15 Arjuna Untuk Rinjani
16 Cinderella
17 Cincin Pernikahan
18 Aku Mencintaimu
19 Pesan Terakhir
20 Malam Pengantin
21 Salah Paham
22 Mobil Baru
23 Berpisah
24 Ryan After Divorce
25 Terlambat Datang Bulan
26 Hamil
27 Mengenalkan Dengan Seseorang
28 Tidak Pernah Jera
29 Air Susu Dibalas Air Tuba
30 Mual
31 Perhatian
32 Tak Tega
33 Laura Yang Jahat
34 Terbongkarnya Kejahatan
35 Memaafkan
36 Kado Ulang Tahun
37 Hunting Foto
38 Oleh-oleh
39 Cemburu
40 Takut Sendirian
41 Hari Pertama Berkerja
42 Rumit
43 Cemburuan
44 Oppa mengamuk
45 Mogok
46 Marah-marah tanpa sebab
47 Cemburuan
48 Canggung
49 Mengungkapkan Cinta
50 Jangan dekat-dekat!
51 Samar-samar
52 Nafkah 20 Juta Sehari
53 Peri kecil
54 Terasa manis
55 Tamu tak di undang
56 Kejutan
57 Mainan baru
58 Harus sedih atau bahagia?
59 Salah Paham
60 Kabar baik
61 Marah dan Kecewa
62 Berkembang pesat
63 Tumbuh Dengan Baik
64 Om maukan jadi papa aku?
65 Jangan egois
66 Trauma
67 Dewasa
68 Punya 2 ibu
69 Jaga Alena baik-baik
70 Menahan Rindu
71 Hanya anak-anak
72 Aku kembali
73 Alena berhak memilih
74 Pulang
75 pria kurang ajar
76 Ingin menghilang
77 Akhirnya Aku Menemukanmu
78 Apa dia anakku?
79 Istriku
80 Mulai Dari Awal
81 Rasa bersalah
82 Hari bahagia
83 Bukan sakit biasa
84 Dimana semua orang?
85 Sudah memaafkan
86 Keputusan terbaik
87 Sekolah baru Albian
88 Gadis nakal
89 Berbaikan
90 Khanza Yang Malang
91 Empat mata
92 Semua orang patut untuk dicurigai
93 Menyudahi semua kecurigaan
94 Kenyataan pahit
95 Orang ketiga
96 Khawatirkan dirimu sendiri
97 Tolong jaga Wily
98 Malam panjang
99 Harus sabar
100 Halusinasi
101 Melakukan segala cara
102 Membatin
103 Bungkusan putih
104 Ingin berpisah
105 Pulang kemana?
106 Rencana Angela
107 Sudah takdir
108 Gara-gara kamu
109 Last episode
110 Gadis Barbar Mengejar Cinta
111 Promo Karya Baru
112 Pengantin Berdarah
113 promo karya baru
114 Promo Karya Baru
115 Promo Karya Baru
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Ujian Saat Hamil
2
Tujuh Bulanan
3
Ketahuan
4
Mendadak Baik
5
Melahirkan Tanpa Suami
6
pengertian
7
Susah Lepas
8
Dicampakan
9
Tetangga Kepo
10
Talak
11
Perempuan Gila
12
Pamit
13
Bertemu Sang Mantan
14
Menolak Lamaran
15
Arjuna Untuk Rinjani
16
Cinderella
17
Cincin Pernikahan
18
Aku Mencintaimu
19
Pesan Terakhir
20
Malam Pengantin
21
Salah Paham
22
Mobil Baru
23
Berpisah
24
Ryan After Divorce
25
Terlambat Datang Bulan
26
Hamil
27
Mengenalkan Dengan Seseorang
28
Tidak Pernah Jera
29
Air Susu Dibalas Air Tuba
30
Mual
31
Perhatian
32
Tak Tega
33
Laura Yang Jahat
34
Terbongkarnya Kejahatan
35
Memaafkan
36
Kado Ulang Tahun
37
Hunting Foto
38
Oleh-oleh
39
Cemburu
40
Takut Sendirian
41
Hari Pertama Berkerja
42
Rumit
43
Cemburuan
44
Oppa mengamuk
45
Mogok
46
Marah-marah tanpa sebab
47
Cemburuan
48
Canggung
49
Mengungkapkan Cinta
50
Jangan dekat-dekat!
51
Samar-samar
52
Nafkah 20 Juta Sehari
53
Peri kecil
54
Terasa manis
55
Tamu tak di undang
56
Kejutan
57
Mainan baru
58
Harus sedih atau bahagia?
59
Salah Paham
60
Kabar baik
61
Marah dan Kecewa
62
Berkembang pesat
63
Tumbuh Dengan Baik
64
Om maukan jadi papa aku?
65
Jangan egois
66
Trauma
67
Dewasa
68
Punya 2 ibu
69
Jaga Alena baik-baik
70
Menahan Rindu
71
Hanya anak-anak
72
Aku kembali
73
Alena berhak memilih
74
Pulang
75
pria kurang ajar
76
Ingin menghilang
77
Akhirnya Aku Menemukanmu
78
Apa dia anakku?
79
Istriku
80
Mulai Dari Awal
81
Rasa bersalah
82
Hari bahagia
83
Bukan sakit biasa
84
Dimana semua orang?
85
Sudah memaafkan
86
Keputusan terbaik
87
Sekolah baru Albian
88
Gadis nakal
89
Berbaikan
90
Khanza Yang Malang
91
Empat mata
92
Semua orang patut untuk dicurigai
93
Menyudahi semua kecurigaan
94
Kenyataan pahit
95
Orang ketiga
96
Khawatirkan dirimu sendiri
97
Tolong jaga Wily
98
Malam panjang
99
Harus sabar
100
Halusinasi
101
Melakukan segala cara
102
Membatin
103
Bungkusan putih
104
Ingin berpisah
105
Pulang kemana?
106
Rencana Angela
107
Sudah takdir
108
Gara-gara kamu
109
Last episode
110
Gadis Barbar Mengejar Cinta
111
Promo Karya Baru
112
Pengantin Berdarah
113
promo karya baru
114
Promo Karya Baru
115
Promo Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!