Cinderella

"Ih, dasar playboy!"

Rinjani melepaskan genggaman tangannya dari tangan Arjuna, setelah ia sempat terlena untuk sesaat.

"Nanti pacar-pacar kamu marah, trus ngelabrak aku lagi"

Sungut Rinjani lagi.

"Pacar? Pacar yang mana lagi? kan sekarang kamu pacar aku."

Jawab Arjuna dengan dahinya yang mengkerut.

Arjuna memang sudah lama tidak memiliki hubungan dengan wanita manapun.

Sudah beberapa tahun terakhir ini, Arjuna kehilangan minatnya untuk menjalin hubungan dengan wanita, karna hanya ada Rinjani saja di dalam hatinya.

Arjuna pikir para wanita itu mendekatinya hanya karna mengincar harta keluarganya saja. Belum lagi tingkah manja mereka yang membuat Arjuna pusing tujuh keliling.

Sejak menjadi CEO di perusahaan milik keluarganya, Arjuna lebih memilih fokus dalam pekerjaannya saja.

"Mantan! Aku ini mantan kamu ya. Bukan pacar kamu!"

Rinjani menegaskan.

Entah kenapa kemarahan Rinjani justru membuat Arjuna merasa senang, berarti selama ini dia berhasil membuat wanita itu cemburu. Buktinya Rinjani sampai hapal dengan kebiasaannya bergonta-ganti pacar di masa lalu.

Arjuna menarik lembut tubuh wanita itu kedalam dekapannya, membiarkan Rinjani bersandar di dada bidang miliknya.

Hal itu membuat Rinjani bisa mendengar detak jantung Arjuna yang berdetak kencang, namun entah kenapa detak jatung Arjuna terdengar seperti melodi yang indah di telinga Rinjani.

Rinjani memejamkan matanya sesaat, menikmati sentuhan Arjuna yang seakan membuat dirinya melayang tinggi ke awan.

"Itu dulu Rin, sekarang aku hanya milik kamu"

Ucap Arjuna seraya mengecup kening wanita dalam pelukannya, bermaksud untuk mencurahkan energi cinta pada sang pemilik perasaan yang sudah cukup lama ia pendam.

Rinjani mendongakkan sedikit kepalanya ke atas. Menatap lekat pada manik mata lelaki itu, tak ada kebohongan yang ia lihat di sana.

Arjuna menyematkan ciuman lembut di bibir Rinjani, membuat tubuh wanita itu menggeliat karna merasakan sensasi aneh dalam aliran darahnya.

Oa..oa..oa..

Suara tangisan Alena, membuat tautan bibir di antara Arjuna dan Rinjani terlepas.

"Rin! Alena nangis nih. Kayaknya dia nyariin kamu?!"

Teriak bu Dewi dari ambang pintu rumahnya.

"I-iya bu"

Balas Rinjani sembari berjalan ke arah bu Dewi yang tengah menggendong Alena dalam pangkuannya.

"Eh nak Arjuna, belum pulang juga nak?"

Tanya bu Dewi ketika melihat calon memantu kebanggaannya itu masih berdiri mematung di samping mobil mewahnya.

"I-ini mau pulang kok bu?" Balas Arjuna.

Pria itupun membuka pintu mobilnya dan masuk kedalam mobil mewah itu secara perlahan. Jendela kaca mobilnya sengaja ia biarkan terbuka, kemudian ia melambaikan tangannya kepada 3 wanita beda generasi itu.

"By Alena sayang..om pulang dulu ya"

Ucap Arjuna sembari melambaikan tangannya kearah Alena.

"Dadah om ganteng" dibalas pula oleh bu Dewi.

***

***

Keesokan harinya.

"Bu, saya izin bawa Rinjani dan Alena untuk jalan-jalan sebentar ya?"

Pamit Arjuna pada bu Dewi seraya mencium punggung tangan wanita paruh baya itu.

"Iya, hati-hati dijalan ya nak?" Jawab bu Dewi.

Bu Dewi menatap lekat mobil Arjuna yang membawa anak dan cucunya itu pergi, sesekali ia melambaikan tangannya diiringi senyuman. Hingga mobil mewah itu luput dari pandangan ibu kandung Rinjani itu.

***

"Kita mau kemana?"

Tanya Rinjani ketika mereka sudah setengah jalan.

"Aku mau kenalin kamu sama seseorang"

Jawab Arjuna sembari terus fokus menyetir dan memperhatikan jalannya.

Setelah hampir satu jam berkendara, akhirnya mobil pajero sport berwarna hitam milik Arjuna itu memasuki pintu gerbang sebuah rumah mewah.

Rumah itu memiliki pekarangan yang sangat luas. Ada beberapa mobil mewah yang berjejer rapi di garasi rumah besar bergaya klasik tersebut.

"Ayo sayang, kita sudah sampai"

Arjuna memangku Alena yang sejak tadi duduk tenang di pangkuan Rinjani, tanpa rasa canggung Arjuna menggendong bayi kecil itu masuk ke dalam rumahnya.

Rinjani mengikuti mereka dari belakang, manik mata wanita itu menatap kagum pada setiap sudut keindahan rumah mewah bercat cream tersebut.

Untuk sesaat Rinjani merasa seperti cinderela yang sedang memasuki sebuah istana megah.

Pilar pilar tinggi menjulang, dan tangga raksasa penghubung lantai dasar dan lantai atas, menambah kesan mewah pada rumah klasik tersebut.

Rinjani tidak pernah menyangka kalau mantan kekasihnya itu ternyata seorang sultan.

"Juna. Ini rumah kamu?" Tanya Rinjani penasaran.

"Bukan, ini rumah orang tua aku. Ayo duduk dulu Rin"

Setelah memastikan Rinjani dan Alena duduk nyaman di sofa living room. Arjuna meninggalkan wanitanya itu untuk sejenak.

"Kami mau kemana? Jangan tinggalin aku sendiri?"

Rengek Rinjani ketika Arjuna beranjak pergi.

"Tunggu sebentar aja Rin, aku panggil Mommy aku dulu"

Balas Arjuna, Rinjani pun mengangguk kecil dengan wajah tergugup.

Tak sampai lima menit lelaki itu sudah kembali, ia berjalan beriringan dengan seorang wanita yang Rinjani perkirakan adalah ibunya Arjuna.

Wanita itu terlihat sangat muda dan cantik jika di banding dengan wanita seusianya.

Rinjani pun berdiri dari duduknya dan tersenyum untuk menyambut kehadiran wanita itu.

"Mom ini Rinjani, yang sering aku ceritakan itu"

Ucap Arjuna setengah berbisik pada ibunya, dengan harapan Rinjani tak mendengar ucapannya kalau ia sering membicarakan tentang dirinya pada ibunya.

"Rin ini Mom Shana, Mommy aku"

Ucap Arjuna dengan bangga memperkenalkan ibunya pada Rinjani.

"Halo tante. Apa kabar?"

Rinjani mencium punggung tangan wanita paruh baya Itu. Dan tanpa dia sangka mom Shana malah memeluknya dengan erat.

"Oh jadi ini yang namanya Rinjani, cantik ya. Lebih cantik dari yang di foto"

Kata mom Shana, sembari membelai lembut pipi putih mulus milik Rinjani.

"Apa, foto?" Batin Rinjani.

Mom Shana menyambut kedatangan Rinjani dengan ramah, bahkan ia tidak mempermasalahkan akan status dirinya yang seorang janda dengan 1 anak.

Cukup banyak hal yang dibicarakan mom Shana dan Rinjani. Sampai wanita itu harus pamit karna ada suatu urusan.

"Mommy ke kamar dulu ya, kalian ngobrol saja. Anggap ini rumah kamu sendiri Rin"

Ucap Mom Shana sebelum Ia beranjak pergi. Rinjani pun mengangguk dengan sungkan.

***

"Juna, apa kamu cuma tinggal berdua saja sama Mommy kamu?"

Tanya Rinjani ketika kini mereka hanya tinggal bertiga saja.

"Gak kok, ada daddy aku juga. Daddy lagi ada urusan di luar. Sedangkan kakak aku tinggal di rumah suaminya sekarang"

Arjuna menjelaskan, Rinjani pun hanya membalasnya dengan senyuman.

Arjuna adalah anak bungsu di keluarganya dan satu-satunya yang belum berkeluarga.

"Kalau ini foto siapa?"

Tanya Rinjani lagi, netranya menatap pada foto seorang wanita tua dengan rambut di sanggul rapi.

Arjuna tak langsung menjawab pertanyaan Rinjani, Ia menarik napas panjang sebelum akhirnya mampu untuk menjawab pertanyaan Rinjani.

"Ini oma aku, tapi beliau sudah lama meninggal"

Jawab Arjuna dengan wajah sendunya.

Rinjani hanya terdiam memandangi wajah pria di hadapannya yang mendadak mendung ketika membahas tentang omanya itu.

"Arjuna, aku mau ke toilet? Dimana toiletnya?"

Ini adalah kali pertama Rinjani berkunjung ke rumah Arjuna, jadi ia tidak tahu apapun tentang rumah ini.

"Di sana, kamu lurus aja terus belok kiri. Atau mau aku anter"

Jawab Arjuna seraya menunjukan jarinya ke arah kamar mandi.

"Gak usah! Aku titip Alena dulu aja ya"

Tepis Rinjani sembari memberikan putrinya ke dalam gendongan Arjuna.

Usai menitipkan Alena pada Arjuna. Rinjani bejalan lurus mengikuti arahan yang diberikan pria itu sebelumnya.

"Ah.. Lega"

Setelah usai menunaikan hajatnya serta membersihkan diri. Rinjani berhenti sebentar di depan wastafel.

Wanita itu memandangi pantulan dirinya di cermin, membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan, serta memoles bibirnya yang mulai pucat dengan lipstik berwarna peach.

Setelah rutinitasnya selesai Rinjani kembali melanjutkan langkahnya menuju living room, tempat Arjuna dan Alena berada.

Namun langkahnya tertahan ketika ia melewati pintu sebuah kamar dengan hiasan bertuliskan Queen, Rinjani ingat Queen merupakan band favoritnya Arjuna.

Entah mendapat dorongan darimana, Rinjani tiba-tiba tertarik untuk memasuki kamar yang pintunya tidak terkunci itu.

"Kepribadian seseorang dapat dilihat dari kamarnya"

Batin Rinjani. Rinjani ingin mengenal sosok pria itu lebih jauh lagi dengan cara melihat isi kamarnya.

Nuansa serba hitam dan putih mendominasi isi kamar Arjuna. Semua perabotan tertata dengan rapi untuk ukuran kamar seorang lelaki lajang.

Beberapa poster band Queen terpasang di beberapa sudut kamar itu.

Netra Rinjani berotasi mengitari seisi kamar Arjuna dan tatapannya terhenti pada sebuah foto seorang gadis yang terpajang di atas meja kerja pria itu, perlahan Rinjani mendekati Foto itu dan mengamatinya dengan lekat.

"Inikan foto aku zaman SMA dulu?" Batin Rinjani.

Seingatnya Foto itu diambil saat dia masih pacaran dengan Arjuna, saat itu mereka sedang jalan-jalan di sebuah mall.

Rinjani kembali melanjutkan penelusurannya, sebuah kertas usang bertuliskan 'Rinjani Love Arjuna' dengan sedikit coretan dibeberapa bagian, tersimpan dengan apik dalam sebuah bingkai foto.

"Ehem!"

Rinjani melonjak kaget saat mendengar suara batuk dari seseorang. Saat Ia menoleh, dilihatnya sosok Arjuna sudah berdiri di ambang pintu kamar itu.

"Udah gak sabar ya pengen cepet tinggal di kamar ini?"

Karna Rinjani lama tak kembali, Arjuna memutuskan untuk menyusul wanita yang dicintainya itu.

Terpopuler

Comments

Adnan Alanzi

Adnan Alanzi

bisa GK sich iklannya GK tiap episode...malah jadi GK semangat

2024-11-19

1

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

wah....ketahuan...masuk kamar tanpa izin..

2024-04-23

1

lihat semua
Episodes
1 Ujian Saat Hamil
2 Tujuh Bulanan
3 Ketahuan
4 Mendadak Baik
5 Melahirkan Tanpa Suami
6 pengertian
7 Susah Lepas
8 Dicampakan
9 Tetangga Kepo
10 Talak
11 Perempuan Gila
12 Pamit
13 Bertemu Sang Mantan
14 Menolak Lamaran
15 Arjuna Untuk Rinjani
16 Cinderella
17 Cincin Pernikahan
18 Aku Mencintaimu
19 Pesan Terakhir
20 Malam Pengantin
21 Salah Paham
22 Mobil Baru
23 Berpisah
24 Ryan After Divorce
25 Terlambat Datang Bulan
26 Hamil
27 Mengenalkan Dengan Seseorang
28 Tidak Pernah Jera
29 Air Susu Dibalas Air Tuba
30 Mual
31 Perhatian
32 Tak Tega
33 Laura Yang Jahat
34 Terbongkarnya Kejahatan
35 Memaafkan
36 Kado Ulang Tahun
37 Hunting Foto
38 Oleh-oleh
39 Cemburu
40 Takut Sendirian
41 Hari Pertama Berkerja
42 Rumit
43 Cemburuan
44 Oppa mengamuk
45 Mogok
46 Marah-marah tanpa sebab
47 Cemburuan
48 Canggung
49 Mengungkapkan Cinta
50 Jangan dekat-dekat!
51 Samar-samar
52 Nafkah 20 Juta Sehari
53 Peri kecil
54 Terasa manis
55 Tamu tak di undang
56 Kejutan
57 Mainan baru
58 Harus sedih atau bahagia?
59 Salah Paham
60 Kabar baik
61 Marah dan Kecewa
62 Berkembang pesat
63 Tumbuh Dengan Baik
64 Om maukan jadi papa aku?
65 Jangan egois
66 Trauma
67 Dewasa
68 Punya 2 ibu
69 Jaga Alena baik-baik
70 Menahan Rindu
71 Hanya anak-anak
72 Aku kembali
73 Alena berhak memilih
74 Pulang
75 pria kurang ajar
76 Ingin menghilang
77 Akhirnya Aku Menemukanmu
78 Apa dia anakku?
79 Istriku
80 Mulai Dari Awal
81 Rasa bersalah
82 Hari bahagia
83 Bukan sakit biasa
84 Dimana semua orang?
85 Sudah memaafkan
86 Keputusan terbaik
87 Sekolah baru Albian
88 Gadis nakal
89 Berbaikan
90 Khanza Yang Malang
91 Empat mata
92 Semua orang patut untuk dicurigai
93 Menyudahi semua kecurigaan
94 Kenyataan pahit
95 Orang ketiga
96 Khawatirkan dirimu sendiri
97 Tolong jaga Wily
98 Malam panjang
99 Harus sabar
100 Halusinasi
101 Melakukan segala cara
102 Membatin
103 Bungkusan putih
104 Ingin berpisah
105 Pulang kemana?
106 Rencana Angela
107 Sudah takdir
108 Gara-gara kamu
109 Last episode
110 Gadis Barbar Mengejar Cinta
111 Promo Karya Baru
112 Pengantin Berdarah
113 promo karya baru
114 Promo Karya Baru
115 Promo Karya Baru
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Ujian Saat Hamil
2
Tujuh Bulanan
3
Ketahuan
4
Mendadak Baik
5
Melahirkan Tanpa Suami
6
pengertian
7
Susah Lepas
8
Dicampakan
9
Tetangga Kepo
10
Talak
11
Perempuan Gila
12
Pamit
13
Bertemu Sang Mantan
14
Menolak Lamaran
15
Arjuna Untuk Rinjani
16
Cinderella
17
Cincin Pernikahan
18
Aku Mencintaimu
19
Pesan Terakhir
20
Malam Pengantin
21
Salah Paham
22
Mobil Baru
23
Berpisah
24
Ryan After Divorce
25
Terlambat Datang Bulan
26
Hamil
27
Mengenalkan Dengan Seseorang
28
Tidak Pernah Jera
29
Air Susu Dibalas Air Tuba
30
Mual
31
Perhatian
32
Tak Tega
33
Laura Yang Jahat
34
Terbongkarnya Kejahatan
35
Memaafkan
36
Kado Ulang Tahun
37
Hunting Foto
38
Oleh-oleh
39
Cemburu
40
Takut Sendirian
41
Hari Pertama Berkerja
42
Rumit
43
Cemburuan
44
Oppa mengamuk
45
Mogok
46
Marah-marah tanpa sebab
47
Cemburuan
48
Canggung
49
Mengungkapkan Cinta
50
Jangan dekat-dekat!
51
Samar-samar
52
Nafkah 20 Juta Sehari
53
Peri kecil
54
Terasa manis
55
Tamu tak di undang
56
Kejutan
57
Mainan baru
58
Harus sedih atau bahagia?
59
Salah Paham
60
Kabar baik
61
Marah dan Kecewa
62
Berkembang pesat
63
Tumbuh Dengan Baik
64
Om maukan jadi papa aku?
65
Jangan egois
66
Trauma
67
Dewasa
68
Punya 2 ibu
69
Jaga Alena baik-baik
70
Menahan Rindu
71
Hanya anak-anak
72
Aku kembali
73
Alena berhak memilih
74
Pulang
75
pria kurang ajar
76
Ingin menghilang
77
Akhirnya Aku Menemukanmu
78
Apa dia anakku?
79
Istriku
80
Mulai Dari Awal
81
Rasa bersalah
82
Hari bahagia
83
Bukan sakit biasa
84
Dimana semua orang?
85
Sudah memaafkan
86
Keputusan terbaik
87
Sekolah baru Albian
88
Gadis nakal
89
Berbaikan
90
Khanza Yang Malang
91
Empat mata
92
Semua orang patut untuk dicurigai
93
Menyudahi semua kecurigaan
94
Kenyataan pahit
95
Orang ketiga
96
Khawatirkan dirimu sendiri
97
Tolong jaga Wily
98
Malam panjang
99
Harus sabar
100
Halusinasi
101
Melakukan segala cara
102
Membatin
103
Bungkusan putih
104
Ingin berpisah
105
Pulang kemana?
106
Rencana Angela
107
Sudah takdir
108
Gara-gara kamu
109
Last episode
110
Gadis Barbar Mengejar Cinta
111
Promo Karya Baru
112
Pengantin Berdarah
113
promo karya baru
114
Promo Karya Baru
115
Promo Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!