Arjuna Untuk Rinjani

Seakan ada telepati yang menghubungkan Arjuna dan Rinjani. Disaat Rinjani sedang memikirkan Arjuna, tiba-tiba saja ia menerima panggilan telepon dari pria itu.

"Hallo..." Rinjani mengangkat telepon itu dengan wajah sumringah.

"Hi, Baby. Belum tidur nih?" Balas Arjuna.

Baby adalah panggilan sayang Arjuna untuk Rinjani ketika mereka pacaran dulu.

"B-baby? Maksud kamu apa? Namaku Rinjani ya, bukan Baby!"

Ketus Rinjani dengan nada gusarnya.

"Argh! Kamu gak peka banget sih, Rin!"

Sungut pria itu karna sedikit kesal dengan reaksi Rinjani yang tidak seperti yang ia harapkan.

"Dih, kenapa?!" Jawab Rinjani.

"Kamu lagi apa, Rin? Lagi mikirin aku ya? sama dong soalnya dari tadi aku kepikiran kamu terus."

Ucap Arjuna, dengan nada yang menggoda.

Membuat Rona merah di wajah Rinjani semakin jelas terlihat. Karna tebakan Arjuna sangatlah tepat, Rinjani memang sedang memikirkan Arjuna saat pria itu menelponnya.

Tut...

Panggilan telpon pun terputus.

"Dasar aneh!!" Rutuk Rinjani seusai memutus telepon dari Arjuna secara sepihak. Namun senyum simpul tersungging di bibirnya.

Namun tak lama kemudian Arjuna  menghubunginya kembali lewat pesan chat.

"Kenapa teleponnya ditutup Rin?"

Rinjani membaca pesan chat dari Arjuna.

"Lagian kamu nyebelin sih!"

Balas Rinjani yang sedang tidak ingin di ajak bercanda.

"Iya maaf, kamu lagi ada masalah apa sih Rin? Sensi banget?"

Tanya Arjuna penasaran.

"Panjang deh kalau diceritain"

Lirih Rinjani, wanita itu mengakhiri pesan chatnya dengan emoticon menangis.

"Kalau kamu mau cerita, aku siap dengerin kok" balas Arjuna.

Akhirnya mereka kembali melanjutkan obrolan lewat telepon, dengan panjang lebar Rinjani menceritakan semua keluh kesah yang ada di dalam hatinya.

Seakan ia menemukan sebuah buku diary, untuk mencurahkan semua perasaannya.

Jam sudah menunjukan pukul 23.00 malam. Tak terasa sudah 2 jam mereka saling berbicara lewat telepon.

"Kamu tenang aja ya, aku punya solusi buat masalah kamu"

Kata Arjuna setelah mendengar curahan hati dari mantan kekasihnya itu.

"Memang apa, solusinya?" Tanya Rinjani penasaran.

"tunggu saja besok"

Arjuna pun mengakhiri panggilan teleponnya, setelah sebelumnya meminta Rinjani untuk segera tidur.

Sebenarnya, ini bukanlah kebiasaan dari seorang Arjuna Putra Bagaskara, mendengarkan curahan hati dari seseorang sampai berjam-jam.

Masalah hidupnya saja sudah cukup membuat dia pusing, apalagi kalau harus memikirkan masalah orang lain.

Tapi Rinjani berbeda. Membuat Arjuna ingin mengetahui segala hal tentang wanita itu sekarang dan juga memberikan solusi untuk setiap masalahnya.

Sejak dulu Arjuna memang selalu ingin menjadi pahlawan di mata Rinjani.

Kini wanita itu menyambut kehadirannya kembali, Pria itu pun tak ingin membuang kesempatan kedua yang datang kepadanya.

***

***

Rinjani menghentikan laju motornya di pinggir jalan, saat melihat sebuah mobil mewah berwarna hitam terparkir di halaman rumahnya.

"Mobil siapa lagi coba? Jangan-jangan ada yang mau melamar aku lagi?!"

Tebak Rinjani dengan begitu percaya dirinya.

Bukan tanpa alasan Rinjani berpikiran seperti itu, karna status janda yang belum lama disandangnya itu, seakan menjadi magnet untuk para lelaki untuk datang melamarnya.

Terakhir lamaran dari Yanto yang ia tolak mentah-mentah.

Ibunya saja masih mendiamkan dirinya hingga saat ini, gara-gara ia menolak lamaran dari anak pak kades itu.

Entah apa yang akan bu Dewi lakukan kali ini, jika dia berani menolak lamaran orang yang ingin menikahinya lagi.

Apalagi orang yang datang kali ini menggunakan mobil mewah, pastinya bukan orang sembarangan.

"Ah. Mending aku puter balik aja deh"

Rinjani memutar laju motornya dengan maksud untuk melarikan diri.

Dia berpikir akan kembali pulang saat tamu di rumahnya itu sudah pergi.

Namun belum juga maksudnya itu terlaksana. Terdengar suara bu Dewi memanggil Rinjani dari kejauhan.

"Rinjani, ayo masuk!"

Panggil bu Dewi dengan wajah berseri-seri.

"Aneh, tadi pagi aja diajak ngobrol gak mau jawab. Sekarang malah senyum-senyum kayak orang abis dapat undian aja" 

Rinjani merasa heran melihat tingkah ibunya.

Dengan terpaksa Rinjani kembali memutar arah laju motornya untuk kembali ke arah rumah.

Rinjani memarkirkan motor maticnya tak jauh dari tempat mobil pajero sport itu terparkir.

"Ini mobil punya siapa ya? Perasaan di kampung ini gak ada yang punya mobil sebagus ini?" 

Tanya Rinjani dalam hati.

Rinjani berjalan menuju pintu samping rumahnya, bahkan sebelum ibunya itu menyuruh.

Dan seperti biasa, usai membersihkan diri, merias wajah tipis-tipis serta memakai pakaian bagus. Rinjani diminta untuk menemui tamu tersebut.

"Entah pangeran darimana yang akan melamarku hari ini?"

Lirih Rinjani seakan sedang bercanda dengan takdirnya sendiri.

Rinjani menghabiskan waktu cukup lama untuk bersiap, namun kali ini tak ada suara panggilan dari bu Dewi yang memaksanya untuk bergegas.

karna merasa penasaran ingin tahu siapa tamu yang datang dengan mobil mewah itu, akhirnya Rinjani melangkahkan kakinya menuju ruang tamu.

***

Suasana terasa hangat, kala Rinjani menapakkan kakinya di ruang tamu. Dilihatnya seorang pria muda sedang asik bersenda gurau dengan pak Sarif dan bu Dewi.

Sesekali tawa riang terdengar disela obrolan mereka yang terlihat begitu akrab. Bahkan Alena saja tampak nyaman berada dalam pangkuan pria itu.

"A-arjuna. Ngapain kamu disini?"

Tanya Rinjani seakan tak percaya dengan visual yang sedang ia lihat dihadapannya itu.

"Eh Rin, kok lama banget sih bersih-bersihnya. Ayo sini duduk" Titah bu Dewi.

Rinjani pun berjalan dan duduk di sebelah Arjuna, karna memang tempat itu yang masih kosong.

Rinjani menatap pria itu penuh tanya, sedangkan yang ditatap hanya tersenyum sembari mengangkat kedua alisnya.

"Hi sayang?" Sapa Arjuna dengan senyuman manis di wajah tampannya.

"Hah, apa? Sayang?"

Rinjani mengernyitkan dahinya saat mendengar Arjuna memanggilnya sayang, apalagi Arjuna memanggilnya sayang tepat di hadapan orang tuanya.

"Kamu kenapa gak pernah cerita sama kita sih Rin, kalau ternyata kamu sudah punya calon suami pilihan kamu sendiri? Seorang CEO di perusahaan Bagaskara group pula"

Ujar bu dewi dengan wajah berbinarnya.

"Uhuk..uhuk!"

Rinjani sampai terbatuk saat mendengar ucapan ibunya itu.

"Maaf bu, tapi itu perusahaan milik kakek saya, saya hanya mengelolanya saja"

Arjuna mencoba membenarkan perkataan bu Dewi.

"Oh, iya. Tetap saja itu hal yang membanggakan. Kamu masih muda, tampan, sudah jadi CEO di perusahaan ternama pula"

Ucap bu Dewi dengan bangganya memiliki calon menantu dari keluarga ternama.

"Tapi tolong beri saya waktu beberapa bulan lagi untuk mempersiapkan pernikahan kami. Baru setelah itu saya akan menikahi Rinjani."

Pinta Arjuna kepada bu Dewi dan pak Sarif.

"Oh gak masalah nak, pernikahan itu adalah hal yang sakral. Jadi kalian harus mempersiapkannya sebaik mungkin"

Kali ini pak Sarif ikut berbicara.

Rinjani hanya bisa tertawa geli, Menyaksikan percakapan antara Arjuna dan kedua orang tuanya itu.

Seakan Rinjani adalah seorang penonton yang sedang menyaksikan sebuah drama saja.

"Oh tuhan, hidup sedang cape-capenya. Kenapa aku harus berada dalam situasi membingungkan seperti ini?"

Lirih Rinjani di dalam hatinya.

"kamu gak keberatan kan sayang, kalau pernikahan kita akan dilangsungkan beberapa bulan lagi?"

Arjuna bertanya pada Rinjani sembari menatap wanita itu penuh arti.

Rinjani hanya menyunggingkan bibirnya tanpa berkata sepatah katapun.

***

Malam sudah kian larut, setelah menyampaikan maksud hatinya kepada orang tua Rinjani, Arjuna pun berpamitan untuk pulang.

"Juna.. tunggu!"

Teriak Rinjani memanggil mantan kekasihnya itu.

Baru saja Arjuna akan membuka pintu mobilnya, namun terhenti karna suara panggilan dari Rinjani.

Rinjani berlari kecil mendekati pria itu untuk meminta penjelasan dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"Juna, apa maksudnya semua ini? Kenapa kamu bilang pada orang tuaku kalau kita akan menikah?"

Tanya wanita itu dengan memasang wajah galaknya.

Membuat Arjuna semakin gemas saja dengan tingkah wanita dihadapannya itu.

"Kamu memang tidak banyak berubah Rin, masih tetap galak seperti dulu"

Batin Arjuna dengan senyum simpulnya.

"Kemarin aku udah bilangkan kalau aku punya solusi untuk masalah kamu, ya ini solusinya"

Ucap Arjuna pada Rinjani.

"Hah, ini bukan solusi tapi nambah masalah namanya! Gimana kalau orang tua aku benar-benar mengira kita akan menikah?"

Rinjani mulai kesal.

"Ya gampang kita tinggal nikah aja"

Jawab Arjuna dengan entengnya.

"Ih serius tau!!"

Ucap Rinjani sembari mengerucutkan bibirnya.

Arjuna meraih tangan Rinjani dan meletakan tangan mulus itu dalam genggamannya.

"Aku serius Rin, bukankah kita sudah cukup dewasa sekarang untuk memahami perasaan masing-masing."

Arjuna mulai berbicara dengan mode seriusnya.

Pria itu bahkan sampai membungkukan badannya dan mengecup punggung tangan Rinjani dengan lembut.

Rinjani tidak menolak sentuhan dari pria itu. Mereka seakan saling meresapi, sedalam mana lautan kerinduan telah menenggelamkan mereka selama ini.

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

kau harus gercep Arjuna. jangan sempat kecolongan yg kedua kalinya

2024-12-26

0

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

apa ortunya arjuna bakal se 7 ya...

2024-04-23

1

lihat semua
Episodes
1 Ujian Saat Hamil
2 Tujuh Bulanan
3 Ketahuan
4 Mendadak Baik
5 Melahirkan Tanpa Suami
6 pengertian
7 Susah Lepas
8 Dicampakan
9 Tetangga Kepo
10 Talak
11 Perempuan Gila
12 Pamit
13 Bertemu Sang Mantan
14 Menolak Lamaran
15 Arjuna Untuk Rinjani
16 Cinderella
17 Cincin Pernikahan
18 Aku Mencintaimu
19 Pesan Terakhir
20 Malam Pengantin
21 Salah Paham
22 Mobil Baru
23 Berpisah
24 Ryan After Divorce
25 Terlambat Datang Bulan
26 Hamil
27 Mengenalkan Dengan Seseorang
28 Tidak Pernah Jera
29 Air Susu Dibalas Air Tuba
30 Mual
31 Perhatian
32 Tak Tega
33 Laura Yang Jahat
34 Terbongkarnya Kejahatan
35 Memaafkan
36 Kado Ulang Tahun
37 Hunting Foto
38 Oleh-oleh
39 Cemburu
40 Takut Sendirian
41 Hari Pertama Berkerja
42 Rumit
43 Cemburuan
44 Oppa mengamuk
45 Mogok
46 Marah-marah tanpa sebab
47 Cemburuan
48 Canggung
49 Mengungkapkan Cinta
50 Jangan dekat-dekat!
51 Samar-samar
52 Nafkah 20 Juta Sehari
53 Peri kecil
54 Terasa manis
55 Tamu tak di undang
56 Kejutan
57 Mainan baru
58 Harus sedih atau bahagia?
59 Salah Paham
60 Kabar baik
61 Marah dan Kecewa
62 Berkembang pesat
63 Tumbuh Dengan Baik
64 Om maukan jadi papa aku?
65 Jangan egois
66 Trauma
67 Dewasa
68 Punya 2 ibu
69 Jaga Alena baik-baik
70 Menahan Rindu
71 Hanya anak-anak
72 Aku kembali
73 Alena berhak memilih
74 Pulang
75 pria kurang ajar
76 Ingin menghilang
77 Akhirnya Aku Menemukanmu
78 Apa dia anakku?
79 Istriku
80 Mulai Dari Awal
81 Rasa bersalah
82 Hari bahagia
83 Bukan sakit biasa
84 Dimana semua orang?
85 Sudah memaafkan
86 Keputusan terbaik
87 Sekolah baru Albian
88 Gadis nakal
89 Berbaikan
90 Khanza Yang Malang
91 Empat mata
92 Semua orang patut untuk dicurigai
93 Menyudahi semua kecurigaan
94 Kenyataan pahit
95 Orang ketiga
96 Khawatirkan dirimu sendiri
97 Tolong jaga Wily
98 Malam panjang
99 Harus sabar
100 Halusinasi
101 Melakukan segala cara
102 Membatin
103 Bungkusan putih
104 Ingin berpisah
105 Pulang kemana?
106 Rencana Angela
107 Sudah takdir
108 Gara-gara kamu
109 Last episode
110 Gadis Barbar Mengejar Cinta
111 Promo Karya Baru
112 Pengantin Berdarah
113 promo karya baru
114 Promo Karya Baru
115 Promo Karya Baru
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Ujian Saat Hamil
2
Tujuh Bulanan
3
Ketahuan
4
Mendadak Baik
5
Melahirkan Tanpa Suami
6
pengertian
7
Susah Lepas
8
Dicampakan
9
Tetangga Kepo
10
Talak
11
Perempuan Gila
12
Pamit
13
Bertemu Sang Mantan
14
Menolak Lamaran
15
Arjuna Untuk Rinjani
16
Cinderella
17
Cincin Pernikahan
18
Aku Mencintaimu
19
Pesan Terakhir
20
Malam Pengantin
21
Salah Paham
22
Mobil Baru
23
Berpisah
24
Ryan After Divorce
25
Terlambat Datang Bulan
26
Hamil
27
Mengenalkan Dengan Seseorang
28
Tidak Pernah Jera
29
Air Susu Dibalas Air Tuba
30
Mual
31
Perhatian
32
Tak Tega
33
Laura Yang Jahat
34
Terbongkarnya Kejahatan
35
Memaafkan
36
Kado Ulang Tahun
37
Hunting Foto
38
Oleh-oleh
39
Cemburu
40
Takut Sendirian
41
Hari Pertama Berkerja
42
Rumit
43
Cemburuan
44
Oppa mengamuk
45
Mogok
46
Marah-marah tanpa sebab
47
Cemburuan
48
Canggung
49
Mengungkapkan Cinta
50
Jangan dekat-dekat!
51
Samar-samar
52
Nafkah 20 Juta Sehari
53
Peri kecil
54
Terasa manis
55
Tamu tak di undang
56
Kejutan
57
Mainan baru
58
Harus sedih atau bahagia?
59
Salah Paham
60
Kabar baik
61
Marah dan Kecewa
62
Berkembang pesat
63
Tumbuh Dengan Baik
64
Om maukan jadi papa aku?
65
Jangan egois
66
Trauma
67
Dewasa
68
Punya 2 ibu
69
Jaga Alena baik-baik
70
Menahan Rindu
71
Hanya anak-anak
72
Aku kembali
73
Alena berhak memilih
74
Pulang
75
pria kurang ajar
76
Ingin menghilang
77
Akhirnya Aku Menemukanmu
78
Apa dia anakku?
79
Istriku
80
Mulai Dari Awal
81
Rasa bersalah
82
Hari bahagia
83
Bukan sakit biasa
84
Dimana semua orang?
85
Sudah memaafkan
86
Keputusan terbaik
87
Sekolah baru Albian
88
Gadis nakal
89
Berbaikan
90
Khanza Yang Malang
91
Empat mata
92
Semua orang patut untuk dicurigai
93
Menyudahi semua kecurigaan
94
Kenyataan pahit
95
Orang ketiga
96
Khawatirkan dirimu sendiri
97
Tolong jaga Wily
98
Malam panjang
99
Harus sabar
100
Halusinasi
101
Melakukan segala cara
102
Membatin
103
Bungkusan putih
104
Ingin berpisah
105
Pulang kemana?
106
Rencana Angela
107
Sudah takdir
108
Gara-gara kamu
109
Last episode
110
Gadis Barbar Mengejar Cinta
111
Promo Karya Baru
112
Pengantin Berdarah
113
promo karya baru
114
Promo Karya Baru
115
Promo Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!