Bertemu Sang Mantan

"Ngajak healing itu ke pantai kek! ke danau kek! Ke mall kek! Ini malah ke gunung!"

Keluh Rinjani sembari menapaki jalan berbatu bercampur tanah menuju base came gunung yang akan mereka daki.

"Gak papa kali Rin, sekali-sekali kita harus menyatu dengan alam kayak gini"

Balas Maya penuh semangat.

Pada akhirnya Rinjani menyetujui juga ajakan Maya untuk mendaki gunung, walaupun dengan keterpaksaan.

Jarak gunung yang akan mereka daki tak begitu jauh dari tempat tinggal bu Dewi, visualnya yang indah bahkan bisa dilihat dari halaman rumah mereka.

Tapi untuk mendaki gunung tersebut, tak pernah sekalipun terpikirkan oleh Rinjani sebelumnya.

"Bawa beban hidup aja udah berat, ditambah lagi harus bawa beban carrier segala!!" keluh Rinjani lagi.

Baru beberapa langkah berjalan rasanya, sudah ingin menyerah saja padahal mereka belum masuk jalur pendakian sama sekali.

"Aduh, udah deh Rin! Berisik tahu! Dinikmati aja prosesnya say. Bayangin ketika kita udah nyampe puncak nanti, pemandangan dari puncak sana pasti indah banget?"

Ujar Maya dengan wajah berbinarnya. Sedangkan Rinjani hanya menyunggingkan bibirnya saja saat mendengar perkataan sahabatnya itu.

"Nah Itu mereka. ayo kesana!"

Ajak Maya ketika melihat teman-teman kuliahnya dari kejauhan.

Maya sudah membuat janji dengan temannya untuk bertemu di base came, dan mereka akan memulai pendakian bersama disana.

"Hi May! Apa kabar?"

Sapa Haikal saat melihat Maya datang.

"Baik dong. Kamu sendiri apa kabar? Sombong banget ya sekarang mentang-mentang udah jadi pengusaha sukses"

Balas Maya sembari memeluk teman kuliah sekaligus sepupunya itu. Pria berambut ikal itupun hanya nyengir kuda sembari mengaminkan ucapan Maya di dalam hatinya.

"Ssst! Ssst! dia siapa May?"

Mata Haikal kini tertuju pada Rinjani.

"Dia bestie gue, yang kemarin gue ceritain itu"

Balas Maya sembari merangkul pundak Rinjani, Rinjani pun tersenyum tipis pada pria yang terus menatap ke arahnya itu.

"Wah cantik juga ya. Boleh dong--"

"Gak!" Tepis Maya yang paham kemana arah pembicaraan pria itu.

Maya tidak rela Rinjani jatuh ke tangan Haikal yang terkenal sebagai playboy sejati.

Haikal pun hanya bisa menelan ludahnya dengan kasar sembari bergumam tak jelas kepada sepupunya itu.

***

Dalam tim pendakian tersebut sudah ada 4 orang laki-laki dan 4 orang perempuan termasuk Maya dan Rinjani. Jadilah, dalam satu tim itu terdiri dari 8 orang sekarang.

Jumlah yang pas untuk mendaki gunung, karna konon katanya mendaki gunung itu tidak boleh dalam jumlah ganjil.

"Rin... Apa kabar?"

Sapa seorang pria yang merupakan teman satu tim pendakian mereka.

Rinjani yang pada dasarnya cuma ikut-ikut saja, memang tidak terlalu memperhatikan siapa saja anggota satu timnya.

Hingga Rinjani tidak menyadari jika salah satu diantara mereka adalah seseorang yang sangat Ia kenal.

"A-Arjuna?"

Ucap Rinjani sembari mendongakan kepalanya ke atas, agar bisa menatap wajah orang yang menjadi lawan bicaranya dengan lebih jelas. Karna pria itu jauh lebih tinggi dari Rinjani.

"Kamu Arjunakan?!"

Rinjani memicingkan matanya, mencoba memastikan bahwa dia tidak salah mengenali orang.

"Iya aku Arjuna. Kamu apa kabar? lama ya kita gak ketemu?"

Tanya pria itu lagi sembari mengulurkan tangan kanannya ke arah Rinjani.

"B-baik, k-kamu ikut mendaki juga?"

Jawab Rinjani tergugup. Sampai Ia lupa untuk menerima uluran tangan pria itu.

"Hmm. Udah lama gak ketemu ternyata kamu makin cantik aja sekarang?"

Kata Arjuna diiringi senyuman.

"I-iya udah lama banget"

Balas Rinjani malu-malu. Bak ABG yang tengah kasmaran Rinjani menjadi salah tingkah dibuatnya.

Rinjani tak pernah menduga akan bertemu lagi dengan mantan kekasihnya semasa SMA dulu.

***

Sekitar pukul 10.00 pagi merekapun memulai pendakian ke gunung yang tersohor karna kemistisannya itu.

Awalnya semua berjalan lancar. Namun karna Rinjani dan Maya adalah pendaki pemula, mereka tertinggal jauh dari rombongan.

Maya yang awalnya sangat antusias dengan pendakian ini, entah kenapa menjadi orang yang paling kepayahan diantara yang lainnya sekarang.

Berjalan 5 menit, berhenti 5 menit. Begitu saja terus sampai mereka tertinggal cukup jauh dari rombongan.

"Rin, kayanya gue udah gak sanggup lagi deh"

Ucap Maya dengan napasnya yang terengah-engah.

Jalur yang sulit seakan memaksanya untuk menyerah.

"Jangan ngomong gitu dong May. Semangat! Kita baru aja mulai loh"

Rinjani mencoba menyemangati sahabatnya itu.

Untunglah teman satu team mereka menyadari kalau mereka tertinggal jauh dari rombongan hingga beberapa dari mereka menyusul Rinjani dan Maya ke bawah, termasuk Arjuna dan Haikal.

Mereka juga paham kalau Rinjani dan Maya adalah pendaki pemula, jadi mereka masih memakluminya.

"Ayolah May! Semangat jangan nyusahin gini. Kalau kamu kenapa-napa disini. Aku harus ngomong apa sama tante Cindy nanti."

Gerutu Haikal pada sepupunya itu.

"Ah sialan lo. Bukannya nolongi. Malah ngatain yang gak-gak"

Maya melempar trekking pole miliknya ke arah Haikal, namun pria itu hanya terkekeh saja karna lemparan Maya tak berhasil mengenai dirinya.

"Kamu gak papa kan Rin? sini aku bantu bawain tas Carrier kamu"

Ucap Arjuna sembari mengambil tas Carrier dari pundak Rinjani.

"Makasih, tapi aku masih bisa bawa sendiri kok"

Rinjani menolak tawaran dari Arjuna untuk membawa tas carriernya karna memang dia masih sanggup membawanya sendiri.

"Ok. Tapi kalau butuh bantuan bilang ya"

Ucap Arjuna lagi dengan wajah cemasnya, karna diam-diam pria itu masih menyimpan rasa pada Rinjani.

Rinjani tidak tahu saja jika pada saat Ia menikah dengan Ryan, Arjuna menjadi orang yang paling terpuruk. Hingga ia memutuskan untuk mendaki gunung Rinjani seorang diri demi melupakan rasa sakit hatinya karna ditinggal nikah oleh sang mantan.

Hingga saat Arjuna mendapat kabar bahwa Rinjani telah berpisah dengan suaminya, Arjuna tidak ingin membuang waktu untuk segera mendekati Rinjani lagi.

Desir aneh mulai Rinjani rasakan, sekujur tubuhnya terasa meremang kala menyadari Arjuna tepat berada di sampingnya.

"Kalau cape, istirahat dulu aja?"

Ucap Arjuna ketika melihat wanita di sampingnya itu nampak kelelahan.

Rinjani pun tersenyum sembari mengangguk kecil, mereka menepi dan duduk di atas bebatuan yang berbaris tak beraturan di jalur pendakian tersebut.

"Kamu temennya Maya?"

Rinjani memulai pembicaraan.

"Iya kita temen kuliah"

Jawab Arjuna, lewat bantuan Maya pula akhirnya Ia bisa bertemu dengan sang mantan lagi. Arjuna tahu kalau Maya dan Rinjani bersahabat, jadi Ia meminta Maya untuk mengajak Rinjani dalam pendakiannya kali ini.

Desir aneh kembali Rinjani rasakan ketika tatapan mereka saling bertemu. Apalagi sosok mantan kekasihnya itu terus saja menatap ke arahnya penuh arti.

"Kayaknya cukup deh istirahatnya. Ayo kita jalan lagi"

Ajak Rinjani. Ia tidak bisa berlama-lama berduan dengan Arjuna. Tidak baik untuk jantungnya yang semakin berdebar tak karuan.

"Ok" Pria itupun mengangguk tanda setuju.

Sesampainya di shelter empat, hari sudah mulai gelap. Beberapa dari mereka sibuk mendirikan tenda, satu tenda untuk laki-laki dan satu tenda untuk perempuan. Sedangkan yang lainnya sibuk menyiapkan makan malam.

Mie instan dengan toping telur rebus, sayur dan sosis menjadi menu yang terasa sangat mewah kala mereka sedang berada di atas gunung.

Seusai makan malam, mereka asik bersenda gurau. Beberapa kali mereka saling melempar canda hingga membuat yang lainnya terbahak.

"Ternyata Arjuna tidak banyak berubah, masih tetap lucu seperti dulu" Batin Rinjani.

Ketika malam semakin larut, mereka memutuskan untuk istirahat. Memulihkan tenaga yang telah terkuras habis, agar kembali terisi. Supaya esok bisa melanjutkan pendakian.

***

Rinjani yang tak bisa tidur karna kedinginan akhirnya memutuskan untuk membuat minuman hangat untuk sekedar menghangatkan tubuh.

Udara pegunungan yang bersih tanpa polusi, membuat Rinjani bisa melihat bintang di langit dengan sangat jelas.

"Indahnya ciptaan tuhan" Gumam Rinjani seraya menikmati indahnya malam itu.

Gunung yang terkenal akan kemistisannya itu justru kini terasa syahdu di mata Rinjani.

"Kenapa belum tidur Rin?"

Arjuna menghampiri wanita itu dan duduk tepat di sebelahnya.

"Gak tau nih gak bisa tidur, di sini terlalu dingin kayaknya" Jawab Rinjani.

"Mau aku peluk?" Ucap Arjuna diiringi senyum nakalnya.

Spontan Rinjani pun mendorong tubuh lelaki itu hingga nyaris terjatuh. Namun gagal karna keseimbangan tubuhnya yang baik.

Gelak tawa pun pecah diantara mereka.

"Sejak kapan pria itu berani mesum seperti ini"

Batin Rinjani. Karna selama pacaran dengan Arjuna jangankan pelukan, pegangan tangan saja mereka jarang melakukannya.

"Hmm, kayaknya enak tuh?"

Arjuna melirik ke arah gelas yang berisi susu coklat panas yang di genggam Rinjani.

"Kamu mau? Aku bisa bi..."

Belum juga Rinjani menyelesaikan ucapannya, pria itu sudah merebut gelas miliknya dan menenggak isinya hingga tandas.

"Ihh!! Kenapa minum punya aku sih? Aku kan bisa bikinin yang baru!"

Ucap Rinjani yang merasa risih dengan tingkah pria yang duduk disebelah itu.

"Gapapa, segelas buat berdua jadi lebih romantiskan"

Jawab Arjuna diiringi senyuman manisnya.

Tak ada kecanggungan lagi diantara mereka, seolah mereka adalah sepasang kekasih yang sudah lama tidak bertemu dan kini sedang melepas rindu.

***

Keesokan paginya mereka mempersiapkan diri untuk mendaki puncak atau yang biasa di sebut dengan summit attack.

Sebagian dari mereka, ada juga yang lebih memilih untuk tetap tinggal di dalam tenda. Maya salah satunya.

Maya yang dari kemarin sudah kepayahan, memutuskan untuk tetap tinggal didalam tenda saja.

Sedangkan Rinjani memutuskan untuk tetap mendaki kepuncak gunung.

"Kamu yakin gak mau ikut muncak May? Rugi loh udah jauh-jauh kesini?"

Rinjani mencoba untuk membujuk Maya agar ikut summit attack dengannya.

"Gak Rin, kamu aja. Aku udah gak sanggup mendaki lagi"

Jawab Maya dengan malas. Rinjani pun tak mau memaksa Maya untuk ikut dengannya lagi.

"Kamu hati-hati ya disini. Jaga diri baik-baik"

Pesan Rinjani sebelum Ia meninggalkan Maya.

"Yang ada aku yang harus ngomong gitu sama kamu Rin. Kamu hati-hati ya"

Ucap Maya. Rinjani pun mengangguk sembari tersenyum.

***

Arjuna memandangi Rinjani dari kejauhan, dari tadi wanita itu sibuk berpose di depan kamera ponselnya dengan berbagai gaya. Membuat Arjuna gemas sendiri melihat tingkah mantan kekasihnya itu.

"Juna, kenapa diem aja? Ayo sini, kita foto bareng"

Ajak Rinjani kala melihat pria itu hanya duduk termangu diatas sebongkah batu sembari menyeruput minuman kemasannya.

"Baiklah" Jawab Arjuna sembari berjalan mendekat pada wanita yang dicintainya itu.

"Satu, dua, ti--ga"

Arjuna dan Rinjani berpose bersama di depan kamera.

Entah mengapa Rinjani merasa tidak memiliki jarak dengan pria di sampingnya itu sekarang.

Padahal dulu mereka putus karna hal yang rumit. Bahkan setelah hubungan mereka berakhir Arjuna maupun Rinjani memutus kontak satu sama lain.

Rinjani tidak tahu saja walaupun mereka sudah lama putus, tapi Arjuna selalu memantau kehidupan sang mantan lewat akun media sosialnya.

"Kamu mau?"

Arjuna memberikan sepotong roti isi pada Rinjani.

"Boleh. Kayaknya enak tuh"

Rinjani pun meraihnya dengan senang hati.

Setelah itu gantian Rinjani yang menawarkan bekal miliknya pada Arjuna.

Usai puas menikmati keindahan puncak gunung yang cukup tersohor di jawa barat itu, merekapun memutuskan untuk turun.

Jalur turun gunung yang terjal, cukup menyulitkan Rinjani untuk melangkah. Arjuna mengulurkan tangannya untuk membantu wanita itu.

Jangan tanya bagaimana perasaan Rinjani sekarang. Rinjani merasa seperti ada ribuan bunga yang bermekaran di dalam hatinya saat ini.

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

CLBK jadinya....wk..wk..wk..

2024-04-23

1

lihat semua
Episodes
1 Ujian Saat Hamil
2 Tujuh Bulanan
3 Ketahuan
4 Mendadak Baik
5 Melahirkan Tanpa Suami
6 pengertian
7 Susah Lepas
8 Dicampakan
9 Tetangga Kepo
10 Talak
11 Perempuan Gila
12 Pamit
13 Bertemu Sang Mantan
14 Menolak Lamaran
15 Arjuna Untuk Rinjani
16 Cinderella
17 Cincin Pernikahan
18 Aku Mencintaimu
19 Pesan Terakhir
20 Malam Pengantin
21 Salah Paham
22 Mobil Baru
23 Berpisah
24 Ryan After Divorce
25 Terlambat Datang Bulan
26 Hamil
27 Mengenalkan Dengan Seseorang
28 Tidak Pernah Jera
29 Air Susu Dibalas Air Tuba
30 Mual
31 Perhatian
32 Tak Tega
33 Laura Yang Jahat
34 Terbongkarnya Kejahatan
35 Memaafkan
36 Kado Ulang Tahun
37 Hunting Foto
38 Oleh-oleh
39 Cemburu
40 Takut Sendirian
41 Hari Pertama Berkerja
42 Rumit
43 Cemburuan
44 Oppa mengamuk
45 Mogok
46 Marah-marah tanpa sebab
47 Cemburuan
48 Canggung
49 Mengungkapkan Cinta
50 Jangan dekat-dekat!
51 Samar-samar
52 Nafkah 20 Juta Sehari
53 Peri kecil
54 Terasa manis
55 Tamu tak di undang
56 Kejutan
57 Mainan baru
58 Harus sedih atau bahagia?
59 Salah Paham
60 Kabar baik
61 Marah dan Kecewa
62 Berkembang pesat
63 Tumbuh Dengan Baik
64 Om maukan jadi papa aku?
65 Jangan egois
66 Trauma
67 Dewasa
68 Punya 2 ibu
69 Jaga Alena baik-baik
70 Menahan Rindu
71 Hanya anak-anak
72 Aku kembali
73 Alena berhak memilih
74 Pulang
75 pria kurang ajar
76 Ingin menghilang
77 Akhirnya Aku Menemukanmu
78 Apa dia anakku?
79 Istriku
80 Mulai Dari Awal
81 Rasa bersalah
82 Hari bahagia
83 Bukan sakit biasa
84 Dimana semua orang?
85 Sudah memaafkan
86 Keputusan terbaik
87 Sekolah baru Albian
88 Gadis nakal
89 Berbaikan
90 Khanza Yang Malang
91 Empat mata
92 Semua orang patut untuk dicurigai
93 Menyudahi semua kecurigaan
94 Kenyataan pahit
95 Orang ketiga
96 Khawatirkan dirimu sendiri
97 Tolong jaga Wily
98 Malam panjang
99 Harus sabar
100 Halusinasi
101 Melakukan segala cara
102 Membatin
103 Bungkusan putih
104 Ingin berpisah
105 Pulang kemana?
106 Rencana Angela
107 Sudah takdir
108 Gara-gara kamu
109 Last episode
110 Gadis Barbar Mengejar Cinta
111 Promo Karya Baru
112 Pengantin Berdarah
113 promo karya baru
114 Promo Karya Baru
115 Promo Karya Baru
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Ujian Saat Hamil
2
Tujuh Bulanan
3
Ketahuan
4
Mendadak Baik
5
Melahirkan Tanpa Suami
6
pengertian
7
Susah Lepas
8
Dicampakan
9
Tetangga Kepo
10
Talak
11
Perempuan Gila
12
Pamit
13
Bertemu Sang Mantan
14
Menolak Lamaran
15
Arjuna Untuk Rinjani
16
Cinderella
17
Cincin Pernikahan
18
Aku Mencintaimu
19
Pesan Terakhir
20
Malam Pengantin
21
Salah Paham
22
Mobil Baru
23
Berpisah
24
Ryan After Divorce
25
Terlambat Datang Bulan
26
Hamil
27
Mengenalkan Dengan Seseorang
28
Tidak Pernah Jera
29
Air Susu Dibalas Air Tuba
30
Mual
31
Perhatian
32
Tak Tega
33
Laura Yang Jahat
34
Terbongkarnya Kejahatan
35
Memaafkan
36
Kado Ulang Tahun
37
Hunting Foto
38
Oleh-oleh
39
Cemburu
40
Takut Sendirian
41
Hari Pertama Berkerja
42
Rumit
43
Cemburuan
44
Oppa mengamuk
45
Mogok
46
Marah-marah tanpa sebab
47
Cemburuan
48
Canggung
49
Mengungkapkan Cinta
50
Jangan dekat-dekat!
51
Samar-samar
52
Nafkah 20 Juta Sehari
53
Peri kecil
54
Terasa manis
55
Tamu tak di undang
56
Kejutan
57
Mainan baru
58
Harus sedih atau bahagia?
59
Salah Paham
60
Kabar baik
61
Marah dan Kecewa
62
Berkembang pesat
63
Tumbuh Dengan Baik
64
Om maukan jadi papa aku?
65
Jangan egois
66
Trauma
67
Dewasa
68
Punya 2 ibu
69
Jaga Alena baik-baik
70
Menahan Rindu
71
Hanya anak-anak
72
Aku kembali
73
Alena berhak memilih
74
Pulang
75
pria kurang ajar
76
Ingin menghilang
77
Akhirnya Aku Menemukanmu
78
Apa dia anakku?
79
Istriku
80
Mulai Dari Awal
81
Rasa bersalah
82
Hari bahagia
83
Bukan sakit biasa
84
Dimana semua orang?
85
Sudah memaafkan
86
Keputusan terbaik
87
Sekolah baru Albian
88
Gadis nakal
89
Berbaikan
90
Khanza Yang Malang
91
Empat mata
92
Semua orang patut untuk dicurigai
93
Menyudahi semua kecurigaan
94
Kenyataan pahit
95
Orang ketiga
96
Khawatirkan dirimu sendiri
97
Tolong jaga Wily
98
Malam panjang
99
Harus sabar
100
Halusinasi
101
Melakukan segala cara
102
Membatin
103
Bungkusan putih
104
Ingin berpisah
105
Pulang kemana?
106
Rencana Angela
107
Sudah takdir
108
Gara-gara kamu
109
Last episode
110
Gadis Barbar Mengejar Cinta
111
Promo Karya Baru
112
Pengantin Berdarah
113
promo karya baru
114
Promo Karya Baru
115
Promo Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!