Pamit

"Aaa Aaa"

Teriak Alena yang sudah tidak sabaran menyantap makanan yang sedang disiapkan Rinjani.

"Iya sayang, kamu udah laper ya nak? Sabar ya anak mama yang cantik"

Kata Rinjani sembari mengaduk bubur bayi instan untuk makan malam Alena hari ini.

Meski merasa lelah setelah berkerja seharian di kantor, tapi ibu muda itu masih menyempatkan waktu untuk mengurus bayinya sendiri.

Kesibukannya dalam bekerja dan juga mengurus Alena membuat Rinjani lupa dengan semua rasa sakit dihatinya akan pengkhianatan sang mantan suami.

Sejak skandal yang memalukan antara Ryan dan Laura terungkap. Rinjani tidak pernah bertemu dengan pria itu lagi.

Rinjani juga lebih memilih tinggal di rumah orang tuanya, meskipun resikonya ia harus menempuh jarak yang 2 kali lipat lebih jauh saat pulang-pergi ke kantornya.

Lima bulan sudah berlalu, sejak Rinjani melayangkan gugatan cerainya terhadap Ryan. Besok sidang perceraian Ryan dan Rinjani sudah memasuki tahap putusan akhir.

***

Setelah mengucapkan ikrar talak ulang dihadapan hakim, barulah kini kedua insan manusia yang pernah disatukan dalam ikatan suci pernikahan itu, resmi berpisah secara hukum.

Akta cerai sudah ada dalam genggaman mereka masing-masing.

Memang bukan sesuatu yang dapat dibanggakan. Namun dengan status barunya ini, Rinjani bisa lebih pasti dalam menata kembali hidupnya yang telah hancur berantakan karna ulah Ryan.

Tak ada air mata yang jatuh lagi dari mata Rinjani, hanya beberapa hari saja setelah skandal perselingkuhan antara Ryan dan Laura terungkap Rinjani menangis sepanjang hari. Setelah itu Rinjani kembali bersikap seperti biasanya.

"Rin, apa kabar?" Sapa Ryan saat mereka berpapasan seusai sidang perceraian mereka selesai.

"Baik!" Jawab Rinjani tegas, Ia tidak boleh terlihat lemah di hadapan pria itu.

"Mas minta maaf ya Rin atas semua yang terjadi. Ini semua memang kesalahanku"

Ucap Ryan pernuh rasa sesal, Rinjani bisa merasakan ketulusan dalam ucapan pria itu kali ini.

Namun sebanyak apapun kata maaf yang terucap. Tidak akan mampu merubah keadaan bahwa kini mereka telah resmi berpisah.

"Iya, aku maafkan mas. Aku juga minta maaf jika selama menjadi istri kamu, aku memiliki banyak kekurangan. Sampai kamu harus mencarinya dari wanita lain"

Balas Rinjani penuh dengan nada sindiran.

Ryan hanya bisa diam mematung sembari merutuki dirinya sendiri di dalam hati. Tanpa mampu menjawab kata-kata Rinjani lagi.

***

***

Beberapa hari kemudian...

"Assalamualaikum"

Rinjani yang baru saja berhasil menidurkan Alena tak langsung menjawab salam itu karna takut sang putri terbangun.

"Assalamualaikum"

Terdengar lagi suara itu dari arah luar.

"Ck. Mau apalagi dia kesini?"

Rinjani sudah sangat hapal dengan pemilik suara tersebut. Satu tahun hidup bersama bagaimana mungkin Rinjani bisa lupa dengan suara itu.

"Waalaikumsalam"

Jawab Rinjani sembari membuka pintu utama.

"Ada apa lagi mas?"

Tanya Rinjani kala melihat mantan suaminya berdiri di depan pintu.

"Boleh mas masuk Rin? ada hal penting yang ingin mas bicarakan dengan kamu"

Ucap Ryan dengan wajah lesunya.

"Bicara saja disini mas. Bapak sama Ibu sedang pergi keluar, aku tidak mungkin membawa pria asing masuk ke dalam rumah saat aku sedang sendirian. Bisa timbul fitnah nanti"

Ujar Rinjani dengan nada dinginnya, Ryan tak ingin mendebat ucapan mantan istrinya kali ini. Karna bukan itu tujuan kedatangannya menemui Rinjani kali ini.

"Ada apa mas? Bicaralah! Katanya ada hal penting yang ingin kamu bicarakan?"

Desak Rinjani, tak ada keramahan lagi dalam setiap tutur katanya pada pria itu kali ini.

"Alena apa kabar Rin?"

Tanya Ryan, sepertinya hanya sekedar basa-basi saja. Karna tidak mungkin hal penting yang akan Ryan bicarakan hanya untuk menanyakan kabar Alena saja.

Huhf...

Rinjani menarik napas panjang kemudian menghembuskannya dengan kasar.

"Alhamdulillah, baik.."

Jawab Rinjani seperlunya, Rinjani sangat malas berlama-lama bicara dengan pria itu. Entah apa tujuan kedatangannya kali ini?

"Dimana Alena sekarang Rin, mas kangen sama dia?"

Tanya Ryan lagi, netranya menatap ke dalam rumah untuk mencari keberadaan putrinya.

"Lagi tidur di kamar mas. Katakan saja apa tujuanmu sebenarnya mas? Tidak mungkin hanya untuk menanyakan kabar Alena saja kan?"

Ketus Rinjani, yang mulai lelah dengan obrolan yang penuh basa-basi ini.

"Sebenarnya..maksud kedatangan mas kesini untuk berpamitan dengan Alena"

Rinjani menoleh ke arah pria itu dengan tatapan tajamnya.

"Pamit? Tapi untuk apa mas?" Tanya Rinjani penasaran.

"Kamu gak akan berbuat nekat kan mas?"

Tanya Rinjani lagi. Rinjani takut Ryan akan berbuat nekat seperti mengakhiri hidupnya sendiri.

"Tenang saja Rin, aku tidak akan melakukan sesuatu yang akan merugikan diriku sendiri ataupun orang lain"

Jelas Ryan yang seakan paham dengan isi hati mantan istrinya itu.

"Ini ambilah, gunakan ini untuk keperluan Alena. Mungkin mas tidak akan bisa menafkahi Alena lagi dalam waktu yang lama"

Kata Ryan sembari memberikan map berisi sertifikat tanah dan rumah mereka kepada Rinjani.

"Maksud kamu apa mas? Memangnya kamu mau pergi kemana?"

Tanya Rinjani rasa penasarannya semakin besar saja.

"Mas akan pergi ke pesantren Rin, tempat mas mondok dulu"

Jawaban Ryan berhasil mengikis semua rasa penasaran Rinjani.

"Oh..baguslah" lirihnya sembari bernapas lega. Rinjani merasa bersukur karna kekhawatirannya pada pria itu tidak menjadi kenyataan.

"Kalau begitu mas pamit sekarang Rin, mas kesini cuma untuk memberikan sertifikat rumah ini untuk kamu dan Alena. Salam buat bapak sama ibu juga"

Ucap Ryan sembari bangkit dari duduknya.

Setelah berpamitan pada mantan istrinya,  pria itupun berlalu pergi dengan mengendarai mobilnya.

"Aku dan Alena tidak butuh semua ini mas!"

Rinjani menatap nanar sertifikat rumah yang kini ada dalam genggamannya.

Sebenarnya Rinjani tidak ingin menyimpan sertifikat rumah yang Ryan berikan, terlebih di rumah itu pula telah menyimpan kenangan yang begitu menyakitkan untuk dirinya tapi ia tidak punya pilihan lain selain menyimpannya.

Setelah Ryan dan Rinjani resmi bercerai. lelaki itu memutuskan untuk kembali tinggal di pesantren tempatnya mondok dulu.

Bahkan pria itu sampai rela berhenti bekerja dari kantornya untuk memenuhi niatnya itu.

Jika terus tinggal disini, Ryan takut rasa penyesalan dan kesepian akan mendorongnya untuk kembali menjadi pecandu minuman beralkohol lagi.

***

***

"Untuk merayakan kebebasan Rinjani. Bagaimana kalau akhir pekan ini kita pergi liburan?" Usul Maya antusias.

Rinjani hanya tersenyum tipis menanggapi tingkah sahabatnya itu, karna bagi Rinjani memiliki status janda bukanlah sesuatu yang harus dirayakan.

"Yah! kalau weekend minggu ini aku gak bisa ikut. Aku sudah ada acara dengan keluarga mas Bagus, keponakan mas Bagus ada yang ulang tahun gak enak kalau kami gak dateng. Maaf ya Rin"

Ucap Mila dengan wajah sedihnya. Mila ingin ikut bersenang-senang dengan kedua sahabatnya. Namun acara dengan keluarga bagus sudah direncanakan dari jauh-jauh hari.

"Ya udah kalau begitu, kita pergi berdua aja Rin. kebetulan teman aku ada yang mau mendaki gunung. Kita ikut mereka aja yuk? Sekalian healing?"

Ajak Maya dengan wajah berbinarnya.

"Hah! Kalau ke gunung bukan healing dong namanya. yang ada nanti kita bisa hilang disana!"

Sanggah Rinjani dengan muka masamnya.

"Jangan gitu dong Rin, sekali-kali kita harus refreshing juga supaya gak stress. Dijamin kamu gak bakal nyesel deh"

Maya terus mencoba meyakinkan Rinjani, lebih tepatnya memaksa.

"Trus Alena gimana? Siapa yang jagain dia kalau aku pergi?"

Rinjani menggunakan anaknya sebagai alasan untuk menolak ajakan Maya.

"Ya gampang, kan ada bu Dewi dan pak Sarif. Selama kamu kerja Alena juga sama merekakan? Nanti aku bantuin kamu minta izin deh sama pak Sarif dan bu Dewi."

Jawaban Maya, membuat Rinjani tak bisa membantah ajakan sahabatnya itu lagi.

Terpopuler

Comments

Lala lala

Lala lala

oo mantan santri..
kelakuan astaghfirullah.
healjng ke gunung bs2 hilang.. bnr jg 😀

2024-11-26

1

guntur 1609

guntur 1609

syukurlah kau Ryan sdh bertaubat. behh dulunya akau pernah di pesantren. sangat mirisnkau ryan

2024-12-26

0

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

heran deh tu si ryan padahal mantan anak pondokan kok imannya setipis tissu...ujung2nya br nyesal..

2024-04-23

2

lihat semua
Episodes
1 Ujian Saat Hamil
2 Tujuh Bulanan
3 Ketahuan
4 Mendadak Baik
5 Melahirkan Tanpa Suami
6 pengertian
7 Susah Lepas
8 Dicampakan
9 Tetangga Kepo
10 Talak
11 Perempuan Gila
12 Pamit
13 Bertemu Sang Mantan
14 Menolak Lamaran
15 Arjuna Untuk Rinjani
16 Cinderella
17 Cincin Pernikahan
18 Aku Mencintaimu
19 Pesan Terakhir
20 Malam Pengantin
21 Salah Paham
22 Mobil Baru
23 Berpisah
24 Ryan After Divorce
25 Terlambat Datang Bulan
26 Hamil
27 Mengenalkan Dengan Seseorang
28 Tidak Pernah Jera
29 Air Susu Dibalas Air Tuba
30 Mual
31 Perhatian
32 Tak Tega
33 Laura Yang Jahat
34 Terbongkarnya Kejahatan
35 Memaafkan
36 Kado Ulang Tahun
37 Hunting Foto
38 Oleh-oleh
39 Cemburu
40 Takut Sendirian
41 Hari Pertama Berkerja
42 Rumit
43 Cemburuan
44 Oppa mengamuk
45 Mogok
46 Marah-marah tanpa sebab
47 Cemburuan
48 Canggung
49 Mengungkapkan Cinta
50 Jangan dekat-dekat!
51 Samar-samar
52 Nafkah 20 Juta Sehari
53 Peri kecil
54 Terasa manis
55 Tamu tak di undang
56 Kejutan
57 Mainan baru
58 Harus sedih atau bahagia?
59 Salah Paham
60 Kabar baik
61 Marah dan Kecewa
62 Berkembang pesat
63 Tumbuh Dengan Baik
64 Om maukan jadi papa aku?
65 Jangan egois
66 Trauma
67 Dewasa
68 Punya 2 ibu
69 Jaga Alena baik-baik
70 Menahan Rindu
71 Hanya anak-anak
72 Aku kembali
73 Alena berhak memilih
74 Pulang
75 pria kurang ajar
76 Ingin menghilang
77 Akhirnya Aku Menemukanmu
78 Apa dia anakku?
79 Istriku
80 Mulai Dari Awal
81 Rasa bersalah
82 Hari bahagia
83 Bukan sakit biasa
84 Dimana semua orang?
85 Sudah memaafkan
86 Keputusan terbaik
87 Sekolah baru Albian
88 Gadis nakal
89 Berbaikan
90 Khanza Yang Malang
91 Empat mata
92 Semua orang patut untuk dicurigai
93 Menyudahi semua kecurigaan
94 Kenyataan pahit
95 Orang ketiga
96 Khawatirkan dirimu sendiri
97 Tolong jaga Wily
98 Malam panjang
99 Harus sabar
100 Halusinasi
101 Melakukan segala cara
102 Membatin
103 Bungkusan putih
104 Ingin berpisah
105 Pulang kemana?
106 Rencana Angela
107 Sudah takdir
108 Gara-gara kamu
109 Last episode
110 Gadis Barbar Mengejar Cinta
111 Promo Karya Baru
112 Pengantin Berdarah
113 promo karya baru
114 Promo Karya Baru
115 Promo Karya Baru
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Ujian Saat Hamil
2
Tujuh Bulanan
3
Ketahuan
4
Mendadak Baik
5
Melahirkan Tanpa Suami
6
pengertian
7
Susah Lepas
8
Dicampakan
9
Tetangga Kepo
10
Talak
11
Perempuan Gila
12
Pamit
13
Bertemu Sang Mantan
14
Menolak Lamaran
15
Arjuna Untuk Rinjani
16
Cinderella
17
Cincin Pernikahan
18
Aku Mencintaimu
19
Pesan Terakhir
20
Malam Pengantin
21
Salah Paham
22
Mobil Baru
23
Berpisah
24
Ryan After Divorce
25
Terlambat Datang Bulan
26
Hamil
27
Mengenalkan Dengan Seseorang
28
Tidak Pernah Jera
29
Air Susu Dibalas Air Tuba
30
Mual
31
Perhatian
32
Tak Tega
33
Laura Yang Jahat
34
Terbongkarnya Kejahatan
35
Memaafkan
36
Kado Ulang Tahun
37
Hunting Foto
38
Oleh-oleh
39
Cemburu
40
Takut Sendirian
41
Hari Pertama Berkerja
42
Rumit
43
Cemburuan
44
Oppa mengamuk
45
Mogok
46
Marah-marah tanpa sebab
47
Cemburuan
48
Canggung
49
Mengungkapkan Cinta
50
Jangan dekat-dekat!
51
Samar-samar
52
Nafkah 20 Juta Sehari
53
Peri kecil
54
Terasa manis
55
Tamu tak di undang
56
Kejutan
57
Mainan baru
58
Harus sedih atau bahagia?
59
Salah Paham
60
Kabar baik
61
Marah dan Kecewa
62
Berkembang pesat
63
Tumbuh Dengan Baik
64
Om maukan jadi papa aku?
65
Jangan egois
66
Trauma
67
Dewasa
68
Punya 2 ibu
69
Jaga Alena baik-baik
70
Menahan Rindu
71
Hanya anak-anak
72
Aku kembali
73
Alena berhak memilih
74
Pulang
75
pria kurang ajar
76
Ingin menghilang
77
Akhirnya Aku Menemukanmu
78
Apa dia anakku?
79
Istriku
80
Mulai Dari Awal
81
Rasa bersalah
82
Hari bahagia
83
Bukan sakit biasa
84
Dimana semua orang?
85
Sudah memaafkan
86
Keputusan terbaik
87
Sekolah baru Albian
88
Gadis nakal
89
Berbaikan
90
Khanza Yang Malang
91
Empat mata
92
Semua orang patut untuk dicurigai
93
Menyudahi semua kecurigaan
94
Kenyataan pahit
95
Orang ketiga
96
Khawatirkan dirimu sendiri
97
Tolong jaga Wily
98
Malam panjang
99
Harus sabar
100
Halusinasi
101
Melakukan segala cara
102
Membatin
103
Bungkusan putih
104
Ingin berpisah
105
Pulang kemana?
106
Rencana Angela
107
Sudah takdir
108
Gara-gara kamu
109
Last episode
110
Gadis Barbar Mengejar Cinta
111
Promo Karya Baru
112
Pengantin Berdarah
113
promo karya baru
114
Promo Karya Baru
115
Promo Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!