pengertian

"Kamu gak kerja Mas?"

Rinjani terbangun saat Ryan hendak mengecup keningnya.

"Gak Rin, mas udah ambil cuti kerja kok. Mas mau jagain kamu dan bayi kita disini"

Jawab Ryan di akhiri dengan senyuman.

Mata Ryan menatap wanita yang telah melahirkan anaknya itu dengan penuh cinta, seperti saat awal mereka menikah dulu.

Tapi Rinjani merasa tidak nyaman dengan tatapan itu.

Apalagi jika mengingat perlakuan pria itu pada dirinya selama mengandung.

"Gak usah Mas, kan ada ibu sama bapak yang jagain kami" Tepis Rinjani.

Jujur saja saat ini Rinjani merasa canggung berdekatan dengan suaminya sendiri.

"Mereka pasti repot kalau cuma berdua saja mengurus kalian berdua sayang"

Balas Ryan sembari membelai rambut panjang Istrinya. Rinjani pun terdiam, karna tak lagi ingin melanjutkan perdebatan di antara mereka.

"Seandainya kamu tidak pernah berubah dan selalu pengertian seperti ini. Mungkin sekarang kita akan menjadi keluarga yang paling bahagia mas"

Batin Rinjani dengan wajah pilunya.

***

Pagi itu Ryan merasa sangat bahagia. Ryan masih tak percaya jika kini ia sudah menjadi seorang ayah. Seakan tak pernah bosan pria itu terus memandangi wajah menggemaskan bayi kecilnya.

Bahkan Ryan sudah berani menggendong bayi yang belum genap satu hari itu sekarang.

"Pegang bagian leher belakang dan kepalanya dengan benar, Iya begitu"

Beritahu Bu Dewi. Ryan sedang diajarkan cara menggendong bayi baru lahir oleh ibu mertuanya sendiri.

"Oh iya bu, terima kasih sudah mengajarkan. Ternyata gampang-gampang susah ya"

Ucap Ryan sembari menimang bayi itu dengan sangat hati-hati.

"Iya sama-sama. Tapi jangan di gendong terlalu lama ya, takut bau tangan bayinya. Kalau sudah bau tangan nanti bayi kalian minta di gendong seharian. Bisa repot kita"

Beritahu Bu dewi lagi, merekapun terkekeh bersama.

"Oh ya sayang, Bayi kita mau di beri nama siapa?"

Tanya Ryan pada Rinjani.

"Alena Nada Anjani. aku sudah mempersiapkan nama itu dari jauh-jauh hari" Balas Rinjani.

"Aku juga udah minta pendapat kamu sebelumnya, tapi saat itu kamu selalu sibuk mas. Mana ada waktu untuk membahasnya"

Rinjani menumpahkan semua gundah di hatinya.

Deg!

Hati Ryan terasa seperti dicubit saat mendengar pengakuan dari Rinjani.

"Maafin mas ya Rin. Mas janji, mulai sekarang akan selalu ada buat kalian berdua?"

Ujar Ryan penuh rasa sesal.

Ryan sadar jika akhir-akhir ini, Ia lebih sering menghabiskan waktunya dengan Laura daripada Rinjani.

***

***

"Kamu kenapa gak angkat telepon dari aku Ryan?!"

Laura membanting ponselnya dengan kasar di atas Ranjang. Rajang yang sama dengan semalam, ketika Laura melebur bersama suami orang itu.

Ranjang yang berantakan itu menjadi saksi, betapa panas pelepasan mereka semalam.

Tok tok tok

Laura menghapus air matanya dengan kasar ketika pintu kamar hotel itu di ketuk.

"Ryan? Pasti dia datang untuk menjemputku"

Ucapnya sumringah sembari berlari kecil untuk membukakan pintu.

Ceklek

Senyum di wajah Laura meremang saat menyadari yang mengetuk pintu itu ternyata bukanlah Ryan. Melainkan salah satu pelayan hotel.

"Selamat pagi mbak, Maaf waktu sewa kamar ini sudah habis. Anda harus cek out sekarang"

Beritahu pelayan itu dengan ramah.

"Atau anda bisa memperpanjang sewa kamarnya? kalau iya silahkan urus dulu administrasinya di meja resepsionis"

Kata pelayan itu lagi, dia bertindak sesuai SOP hotel.

"Tidak usah, saya akan cek out sekarang juga"

Jawab Laura dengan muka masamnya.

Jam sudah menunjukan pukul 10.00 pagi, Laura belum beranjak dari kamar hotel itu karna berharap Ryan akan kembali untuk menjemputnya.

Namun sepertinya itu tidak mungkin terjadi sekarang.

"Aku tidak terima diperlakukan seperti ini, awas kamu Ryan!" Rutuk Laura sembari mengepalkan tangannya.

Sudut mata wanita itu bahkan mulai mengeluarkan cairan bening.

***

Tak kehabisan akal, Laura mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi seseorang.

"Hallo? Kamu tau dimana Ryan sekarang?"

Laura mencari informasi tentang Ryan dari Bobby teman kerja pria itu.

Laura tidak peduli lagi jika hubungan rahasia diantara dirinya dan Ryan akan diketahui oleh semua orang nantinya.

Selain rekan kerja Ryan, Bobby juga salah satu pengunjung yang sering datang ke bar tempat Laura bekerja, jadi mereka sudah saling mengenal.

"Ryan?" Untuk sejenak Bobby merasa bingung, "untuk apa Laura menanyakan pria itu?" Tanya Bobby dalam hatinya.

"Kenapa diam saja Bob, jawab!" Desak Laura.

"Istrinya baru saja melahirkan. Mungkin dia dirumah sakit sekarang" Jawab Bobby akhirnya.

"Kamu tahu rumah sakit mana?" Tanya wanita itu lagi.

"Gak tau, emang kenapa? ada perlu apa kamu dengan Ryan?"

Bobby menodong Laura dengan begitu banyak pertanyaan.

"Gapapa kok"

Tuuut!

Laura memutuskan sambungan telponnya dengan Bobby begitu saja.

"Hem. Jadi Ryan sedang sibuk mengurus istrinya yang baru melahirkan, tidak apa. Aku akan menunggu" Lirih laura.

***

Tiga hari berlalu, tak sekalipun Ryan menghubungi Laura lagi.

Dengan nekat Laura pun mendatangi Rumah Sakit tempat Rinjani di rawat, ia mendapatkan informasi tentang rumah sakit itu dari Bobby. Walaupun tidak secara langsung.

Kebetulan Laura melihat unggahan IG Bobby di akun sosial medianya.

Ketika pria itu dan teman-teman kerjanya yang lain menjenguk Rinjani di rumah sakit. Bobby menandai nama rumah sakit itu  di foto unggahannya. Jadilah Laura tahu, dimana rumah sakit tempat Rinjani di rawat sekarang.

Laura memperhatikan kamar rawat inap tempat Rinjani di rawat dari kejauhan, wanita itu duduk di kursi tunggu yang memang sudah di sediakan pihak rumah sakit di setiap koridor depan kamar rawat inap disana.

Sudah berjam-jam Laura duduk di kursi berbahan besi itu, hingga bokongnya terasa panas seperti akan terbakar saja.

Namun dia tak juga melihat sosok Ryan yang telah di tunggunya sedari tadi.

"Itu dia si Ryan, akhirnya dia muncul juga"

Senyum bahagia mengembang dari wajah cantik Laura ketika melihat Ryan berjalan ke arahnya.

"Laura? Sedang apa kamu disini? Apa kamu sudah gila? Bagaimana jika ada yang melihat!" Hardik Ryan pada kekasih gelapnya itu.

Grep

Wanita berpakaian sexy itu memeluk Ryan dengan begitu erat. Namun Ryan segera melerai pelukan mereka dan membawa wanita itu ke tempat yang lebih sepi.

"Laura, sedang apa kamu disini?!"

Ryan mengulang pertanyaannya dengan suara yang lirih, berharap tak ada yang akan mendengar percakapan mereka.

"Kamu kenapa ninggalin aku gitu aja sih sayang?"

Tanya Laura dengan raut muka sedihnya, kedua netranya juga mulai berkaca-kaca.

"Semua telepon aku juga gak ada yang kamu angkat!" umpat wanita itu lagi.

"Maaf Laura, aku sibuk mengurus Rinjani, dia baru saja melahirkan, jadi tolong mengertilah!"

Ryan menarik pinggang wanita itu dan membawanya ke dalam dekapannya.

"Aku bisa mengerti, asalkan kamu tetap mengabariku dan tidak menghilang begitu saja!"

Ucap Laura sembari terisak. Tangisnya pecah begitu saja.

"Maafkan aku, tapi untuk sekarang kamu pulang saja dulu. Pasti aku menemui kamu nanti, kalau keadaan sudah memungkinkan"

Ucap Pria itu seraya menenangkan kekasih gelapnya.

"Benarkah, kamu tidak sedang berdustakan sayang?"

Tanya Laura ragu.

"Tentu saja tidak, potong telingaku jika aku berdusta."

Ryan mencoba meyakinkan Laura.

Wanita cantik nan sexy itu pun tersenyum puas mendengar penuturan dari sang kekasih.

***

***

Hari ini Rinjani sudah diizinkan untuk pulang ke rumah oleh dokter yang menanganinya.

Bu dewi sibuk berkemas, memastikan tak ada barang yang tertinggal. Maya dan Mila juga sudah ada disana, mereka sengaja minta izin pulang kerja lebih awal hari ini agar bisa ikut menjemput Rinjani.

"Bu, aku mau pulang ke rumah ibu saja"

Ucapan Rinjani yang tiba-tiba itu cukup mengagetkan semua orang yang mendengarnya, termasuk Ryan.

"Kenapa sayang? Kenapa tidak pulang ke rumah kita sendiri?"

Tanya Ryan sembari mengerutkan dahinya.

"Iya nak, kenapa tiba-tiba mau pulang kerumah ibu?"

Bu Dewi tak kalah herannya dari Ryan.

"Masa cuti kerja aku masih panjang bu, aku belum terbiasa mengurus Alena sendirian"

Rinjani memberi alasan.

"Kalau di rumah ibukan aku tidak sendirian, ada ibu dan bapak yang selalu siap membantu Rinjani merawat Alena nantinya, iyakan mas?"

Ucap Rinjani lagi, Ia mencoba meyakinkan semua orang.

"I-iya"

Ryan mengangguk saja walau hatinya tak setuju.

"Rencananya aku juga mau mengadakan syukuran kelahiran Alena di rumah ibu nanti" tambahnya lagi.

"Ibu sih gak keberatan, malah senang kalau benar kamu mau pulang kerumah ibu. Tapi bagaimana dengan kamu Ryan? Apa kamu setuju Rin pulang ke rumah ibu?"

Tanya Bu Dewi pada menantunya.

"I-iya bu, saya setuju" Ryan menyetujui keputusan Rinjani walau dengan terpaksa.

***

Sesuai dengan keinginan Rinjani, Rinjani dan bayinya pulang kerumah Bu Dewi.

Mereka terbagi menjadi 2 rombongan.

Rinjani, Alena, Ryan, Bu Dewi dan Pak Sarif berada dalam satu mobil.

Sedangkan Maya, Mila dan Bagus mengekori dari belakang.

Setelah 1 jam perjalanan, akhirnya mereka tiba juga di rumah Bu Dewi.

Udara sejuk menyambut kehadiran mereka, pemandangannya juga masih asri disana.

Sejauh mata memandang yang terlihat hanya pemandangan yang menghijau. Membuat siapapun betah berlama-lama berada disana.

Terpopuler

Comments

Elok Pratiwi

Elok Pratiwi

dari awal cerita kok tidak menarik walo judul cerita nya cukup menarik .. karakter perempuan utama nya juga tidak menarik

2024-04-21

1

lihat semua
Episodes
1 Ujian Saat Hamil
2 Tujuh Bulanan
3 Ketahuan
4 Mendadak Baik
5 Melahirkan Tanpa Suami
6 pengertian
7 Susah Lepas
8 Dicampakan
9 Tetangga Kepo
10 Talak
11 Perempuan Gila
12 Pamit
13 Bertemu Sang Mantan
14 Menolak Lamaran
15 Arjuna Untuk Rinjani
16 Cinderella
17 Cincin Pernikahan
18 Aku Mencintaimu
19 Pesan Terakhir
20 Malam Pengantin
21 Salah Paham
22 Mobil Baru
23 Berpisah
24 Ryan After Divorce
25 Terlambat Datang Bulan
26 Hamil
27 Mengenalkan Dengan Seseorang
28 Tidak Pernah Jera
29 Air Susu Dibalas Air Tuba
30 Mual
31 Perhatian
32 Tak Tega
33 Laura Yang Jahat
34 Terbongkarnya Kejahatan
35 Memaafkan
36 Kado Ulang Tahun
37 Hunting Foto
38 Oleh-oleh
39 Cemburu
40 Takut Sendirian
41 Hari Pertama Berkerja
42 Rumit
43 Cemburuan
44 Oppa mengamuk
45 Mogok
46 Marah-marah tanpa sebab
47 Cemburuan
48 Canggung
49 Mengungkapkan Cinta
50 Jangan dekat-dekat!
51 Samar-samar
52 Nafkah 20 Juta Sehari
53 Peri kecil
54 Terasa manis
55 Tamu tak di undang
56 Kejutan
57 Mainan baru
58 Harus sedih atau bahagia?
59 Salah Paham
60 Kabar baik
61 Marah dan Kecewa
62 Berkembang pesat
63 Tumbuh Dengan Baik
64 Om maukan jadi papa aku?
65 Jangan egois
66 Trauma
67 Dewasa
68 Punya 2 ibu
69 Jaga Alena baik-baik
70 Menahan Rindu
71 Hanya anak-anak
72 Aku kembali
73 Alena berhak memilih
74 Pulang
75 pria kurang ajar
76 Ingin menghilang
77 Akhirnya Aku Menemukanmu
78 Apa dia anakku?
79 Istriku
80 Mulai Dari Awal
81 Rasa bersalah
82 Hari bahagia
83 Bukan sakit biasa
84 Dimana semua orang?
85 Sudah memaafkan
86 Keputusan terbaik
87 Sekolah baru Albian
88 Gadis nakal
89 Berbaikan
90 Khanza Yang Malang
91 Empat mata
92 Semua orang patut untuk dicurigai
93 Menyudahi semua kecurigaan
94 Kenyataan pahit
95 Orang ketiga
96 Khawatirkan dirimu sendiri
97 Tolong jaga Wily
98 Malam panjang
99 Harus sabar
100 Halusinasi
101 Melakukan segala cara
102 Membatin
103 Bungkusan putih
104 Ingin berpisah
105 Pulang kemana?
106 Rencana Angela
107 Sudah takdir
108 Gara-gara kamu
109 Last episode
110 Gadis Barbar Mengejar Cinta
111 Promo Karya Baru
112 Pengantin Berdarah
113 promo karya baru
114 Promo Karya Baru
115 Promo Karya Baru
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Ujian Saat Hamil
2
Tujuh Bulanan
3
Ketahuan
4
Mendadak Baik
5
Melahirkan Tanpa Suami
6
pengertian
7
Susah Lepas
8
Dicampakan
9
Tetangga Kepo
10
Talak
11
Perempuan Gila
12
Pamit
13
Bertemu Sang Mantan
14
Menolak Lamaran
15
Arjuna Untuk Rinjani
16
Cinderella
17
Cincin Pernikahan
18
Aku Mencintaimu
19
Pesan Terakhir
20
Malam Pengantin
21
Salah Paham
22
Mobil Baru
23
Berpisah
24
Ryan After Divorce
25
Terlambat Datang Bulan
26
Hamil
27
Mengenalkan Dengan Seseorang
28
Tidak Pernah Jera
29
Air Susu Dibalas Air Tuba
30
Mual
31
Perhatian
32
Tak Tega
33
Laura Yang Jahat
34
Terbongkarnya Kejahatan
35
Memaafkan
36
Kado Ulang Tahun
37
Hunting Foto
38
Oleh-oleh
39
Cemburu
40
Takut Sendirian
41
Hari Pertama Berkerja
42
Rumit
43
Cemburuan
44
Oppa mengamuk
45
Mogok
46
Marah-marah tanpa sebab
47
Cemburuan
48
Canggung
49
Mengungkapkan Cinta
50
Jangan dekat-dekat!
51
Samar-samar
52
Nafkah 20 Juta Sehari
53
Peri kecil
54
Terasa manis
55
Tamu tak di undang
56
Kejutan
57
Mainan baru
58
Harus sedih atau bahagia?
59
Salah Paham
60
Kabar baik
61
Marah dan Kecewa
62
Berkembang pesat
63
Tumbuh Dengan Baik
64
Om maukan jadi papa aku?
65
Jangan egois
66
Trauma
67
Dewasa
68
Punya 2 ibu
69
Jaga Alena baik-baik
70
Menahan Rindu
71
Hanya anak-anak
72
Aku kembali
73
Alena berhak memilih
74
Pulang
75
pria kurang ajar
76
Ingin menghilang
77
Akhirnya Aku Menemukanmu
78
Apa dia anakku?
79
Istriku
80
Mulai Dari Awal
81
Rasa bersalah
82
Hari bahagia
83
Bukan sakit biasa
84
Dimana semua orang?
85
Sudah memaafkan
86
Keputusan terbaik
87
Sekolah baru Albian
88
Gadis nakal
89
Berbaikan
90
Khanza Yang Malang
91
Empat mata
92
Semua orang patut untuk dicurigai
93
Menyudahi semua kecurigaan
94
Kenyataan pahit
95
Orang ketiga
96
Khawatirkan dirimu sendiri
97
Tolong jaga Wily
98
Malam panjang
99
Harus sabar
100
Halusinasi
101
Melakukan segala cara
102
Membatin
103
Bungkusan putih
104
Ingin berpisah
105
Pulang kemana?
106
Rencana Angela
107
Sudah takdir
108
Gara-gara kamu
109
Last episode
110
Gadis Barbar Mengejar Cinta
111
Promo Karya Baru
112
Pengantin Berdarah
113
promo karya baru
114
Promo Karya Baru
115
Promo Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!