Melahirkan Tanpa Suami

Oa oa oa

"Bayinya Rinjani sudah lahir"

Teriak Maya antusias setelah mendengar suara tangis bayi dari ruang bersalin.

"Akhirnya setelah lama menunggu terdengar juga suara tangisan bayi dari ruang bersalin itu."

Ucap Mila pula sembari menghembuskan napas lega.

***

Seorang perawat menggendong bayi yang baru saja lahir itu seraya membawanya ke arah Rinjani.

"Selamat ya Bu Rinjani. Bayi anda perempuan, alhamdulillah bayi anda sehat dan lengkap tanpa kekurangan suatu apapun"

Ujar perawat itu sembari meletakan bayi Rinjani di pangkuan ibunya.

Bayi itu menangis dengan begitu kencangnya, membuat Rinjani ikut menangis pula karna bahagia.

Rasa sakit yang Rinjani rasakan pasca melahirkan seakan hilang begitu saja, tergantikan dengan rasa bahagia saat melihat sosok malaikat kecil di pangkuannya itu.

Namun rasa bahagia itu sedikit terkoyak karna ketidakhadiran Ryan di antara mereka.

Rinjani masih terkulai lemas di ruang bersalin yang dingin itu, bukanlah hal yang mudah melahirkan seorang diri tanpa di dampingi suami.

Berbagai macam emosi berkecamuk di dalam hati ibu satu anak itu. Rasa sedih, marah, kecewa, malu, Bercampur menjadi satu.

Kenapa sosok yang menjadi ayah dari anaknya itu tidak ada saat dirinya dibutuhkan?

***

***

"Permisi, keluarga ibu Rinjani Aulya"

Ucap seorang perawat yang baru saja keluar dari ruang bersalin.

"Iya kami sus.."

Maya dan Milapun sedikit berlari untuk menghampiri perawat itu.

"Dimana ayah dari bayinya ibu Rinjani? bayinya harus segera diadzankan"

Tanya perawat itu, sembari mengedarkan pandangannya ke sekitar. Mencari sosok yang Ia cari.

Maya dan Mila hanya bisa saling melirik dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.

"Suaminya Rinjani tidak ada di sini sus"

Jawab Maya dengan nada yang lirih, sedangkan hatinya sibuk merutuki suami dari sahabatnya itu.

"Bagaimana, kalau kamu saja gus, yang mengadzankan bayinya Rinjani?"

Maya menunjuk ke arah Bagus suaminya Mila.

"T-tapi...Mas Bagus bukan ayah dari bayinya Rinjani"

Tukas Mila. Walaupun Ia dan Rinjani bersahabat tapi ada rasa tidak rela di hati wanita itu, jika suaminya yang harus mengadzankan bayinya Rinjani.

"Gapapa kali Mil, daripada gak ada yang ngadzanin, kasian bayinya Rinjani"

Maya mencoba meyakinkan.

"Kamu gak keberatankan Gus?"

Tanya Maya pada satu-satunya pria di tempat itu.

"Sama sekali gak keberatan Kok"

Balas Bagus. Pria itu merasa tidak tega melihat bayi Rinjani terlantar.

Apalagi Bagus sudah lama menantikan kehadiran seorang anak dalam rumah tangganya bersama Mila.

"Kalau begitu Bapak bisa ikut saya"

Ajak seorang wanita berpakaian serba putih itu, Baguspun mengangguk tanda setuju.

"Maya, Mila, bagaimana keadaan Rinjani? apa bayinya sudah lahir?"

Teriak Bu Dewi dari kejauhan, seraya menghampiri mereka dengan napas terengah-engah.

Bu Dewi tak sendirian, Wanita paruh baya itu datang bersama pak Sarif ayahnya Rinjani.

Kedatangan orang tua Rinjani membuat Bagus mengurungkan niatnya untuk mengadzankan bayi Rinjani.

Karna ada yang lebih berhak untuk mengadzankan bayi Rinjani, yaitu pak Sarif ayahnya Rinjani.

***

Setelah melewati kesakitannya seorang diri di ruang bersalin, akhirnya Rinjani dipindahkan keruang rawat inap.

Maya, Mila, dan Bu Dewi sudah lebih dulu berada di dalam kamar rawat inap tersebut.

Rinjani di rawat di sebuah ruangan sederhana, ada empat ranjang di ruangan itu. Namun semuanya kosong, jadi hanya ada Rinjani dan keluarganya yang mengisi ruangan itu.

"Rin selamat ya...Akhirnya kamu jadi seorang ibu?" Ucap Maya, sembari memeluk erat Rinjani.

"Iya makasih, maaf ya aku sudah banyak merepotkan kalian berdua"

Jawab Rinjani dengan senyum getirnya.

Di tengah kebahagian atas kelahiran sang putri, terselip pula rasa sedih karna tidak ada sosok sang suami yang mendampingi.

"Rin, suami kamu dimana nak?"

Tanya Bu Dewi penasaran, karna sedari tadi Ia tidak melihat batang hidung menantunya itu.

"Sibuk dengan Laura mungkin bu"

Lirih Rinjani, namun cukup terdengar jelas di telinga Maya yang berdiri tepat disebelahnya.

"Apa! Kamu bilang apa sih Rin, ibu gak denger?"

Tanya Bu Dewi lagi karna tidak mendengar perkataan putrinya itu dengan jelas.

"Mas Ryan mungkin sedang sibuk bu, banyak kerjaan"

Jawab Rinjani akhirnya.

Maya terus memperhatikan Rinjani penuh selidik.

Maya ingin bertanya, apa maksud dari perkataan Rinjani barusan "sibuk dengan Laura?" perkataan Rinjani ini terus saja berputar-putar di kepala Maya.

"Apa si Laura-Laura itu wanita yang berboncengan dengan Ryan tempo hari?"

Tebak Maya dalam hatinya.

"Tapi ini bukan saat yang tepat untuk membahas tentang Wanita itu pada Rinjani"

Ucap Maya lagi masih di dalam hatinya.

"Permisi Bu Rinjani, ini waktunya untuk memberi Asi pada si kecil"

Seorang perawat datang membawa bayi merah itu untuk diberi ASI.

Kedatangan Bayi Rinjani sekses mengalihkan atensi Maya dari si Laura-Laura itu.

Bayi Rinjani langsung menjadi rebutan kedua Auntynya.

"Masya Allah, cantiknya, anak syapa ini..?"

Mila menggendong bayi Rinjani dengan gemas.

"Gantian dong Mil, aku juga mau gendong! sini cayang, cama Aunty Maya dulu ya"

Maya mengambil paksa bayi merah itu dari pangkuan Mila.

"Iihh Maya..aku baru juga gendong sebentar"

Umpat Mila kesal. Namun Maya tidak peduli.

"Jangan rebutan gitu nak, nanti bayinya sakit"

Tegur Bu Dewi saat melihat tingkah Maya dan Mila yang seperti anak kecil sedang rebutan mainan saja.

"Rin. Maaf mas baru datang"

Semua keceriaan itu sirna, ketika Ryan datang.

Semua orang menatap kehadiran pria itu dengan tatapan tajamnya.

"Maaf ya sayang, tadi Mas..."

"Iya gakpapa Mas" belum juga Ryan menyelesaikan ucapannya, Rinjani sudah menyela ucapan pria itu.

"Sini sayang, sama Mama ya.."

Rinjani mengambil bayinya yang masih merah dari tangan Maya dan mendekapnya erat dalam pelukanya.

"Boleh Mas gendong bayi kita?"

Ucap Ryan sembari menatap lekat pada sosok bayi cantik dalam pangkuan istrinya.

"Jangan! tulang-tulang bayi Rin masih rawan" Cegah Maya.

"Lagipula memangnya kamu bisa gendong bayi baru lahir" Lanjut Maya lagi.

Ryanpun hanya bisa menelan ludahnya sendiri sembari terus menatapi bayinya sendiri tanpa bisa menyentuhnya.

"Sialan si Maya ini! aku ayahnya tapi malah di larang mengendong bayiku sendiri"

Rutuk Ryan pada Maya di dalam hatinya.

"Kamu dari mana saja nak? kok baru datang?"

Tanya Bu Dewi. Hanya wanita paruh baya itu yang masih bersikap ramah kepada Ryan.

"Tadi ada urusan Bu"

Jawab Ryan sembari menggaruk lehernya yang tak gatal.

Setelah itu hening. Tak ada yang bicara lagi.

Merasa kehadirannya tak diharapkan sama sekali, Ryan memilih keluar saja dari ruangan itu. Ia hendak menghirup udara segar di koridor rumah sakit.

Di koridor itu juga terlihat Bagus dan pak Sarif yang sedang asik mengobrol. Saking asiknya mengobrol mereka jadi tidak sadar dengan kehadiran Ryan.

Allahu akbar...Allahu akbar..

Sayup-sayup terdengar suara adzan subuh dari kejauhan. Bagus dan pak Sarifpun menghentikan aktifitas mengobrolnya dan hendak pergi ke musola yang tersedia di rumah sakit tersebut.

"Eh Nak Ryan? Sejak kapan kamu datang nak?"

Pak Sarif menyapa menantunya itu dengan ramah.

"Baru saja pak, belum lama kok" Jawab Ryan.

"Mari ikut kami ke musola. Kita sholat subuh berjamaah"

Ajak pak Sarif kepada menantunya itu.

Ryan terdiam, bingung harus menjawab apa.

Karna Ryan masih dalam keadaan junub usai menghabiskan malam hangat bersama Laura. Tidak mungkin Ia sholat tanpa membersihkan diri terlebih dahulu.

"Silahkan duluan saja pak. Nanti saya menyusul"

Ryan menolak ajakan mertuanya itu sembari tersenyum, Ryan berharap mertuanya itu segera pergi ke musola tanpa banyak bertanya lagi pada dirinya.

"Iya tak apa, kami duluan ya"

Pamit pria itu dengan senyuman, langkahnya diikuti pula oleh Bagus.

Huhf...

Ryan menghembuskan napas lega saat melihat Bagus dan pak Sarif pergi meninggalkannya.

"Lebih baik aku pulang dulu saja"

***

Langit sudah nampak terang bersemu jingga, pertanda sang mentari akan segera terbit.

Setelah selesai membersihkan diri, Ryan memutuskan untuk kembali ke rumah sakit untuk menemui anak dan istrinya.

Tak dihiraukannya panggilan telepon dari Laura yang terus menghubunginya sedari tadi.

Sesampainya di rumah sakit, Ryan berpapasan dengan Maya, Mila dan juga bagus.

Rupanya mereka sudah bersiap untuk pulang, setelah semalaman menemani Rinjani di rumah sakit.

"Mas Ryan, kami pulang dulu ya"

Ucap Bagus pada pria itu, sedangkan Maya dan Mila asik mengobrol sendiri seakan tak perduli dengan keberadaan Ryan.

"Iya, hati-hati di jalan Mas. Terima kasih sudah menolong Rinjani"

Jawab Ryan diiringi senyuman.

"Ayo mas! Kita bisa terlambat masuk kerja jika kamu terus mengobrol"

Mila menarik tangan bagus menuju mobilnya.

Ryan baru melanjutkan langkahnya, setelah mobil mereka pergi.

***

"Assalamualaikum Bu?" Sapa Ryan kepada Bu Dewi mertuanya.

Sedangkan Rinjani dan Bayinya masih tertidur pulas.

"Kebetulan kamu datang nak, ibu sama bapak mau beli sarapan dulu di depan, kamu jagain Rin dan bayinya dulu ya"

Pinta Bu Dewi sembari merapikan kerudungnya.

"Oh, iya bu. Silahkan"

Jawab pria itu.

Ryan berjalan mendekat kearah box bayi dimana bayinya sedang tertidur pulas, sangat menggemaskan persis seperti Rinjani.

Ryan sampai tergoda untuk mengambil beberapa foto bayinya yang sedang tertidur pulas itu.

Puas memandangi bayinya, pandangan Ryan beralih pada Rinjani.

Wajah Rinjani sudah nampak tirus, walaupun baru satu malam saja menginap di rumah sakit.

Mungkin karna bergadang semalaman dan sibuk memberi ASI untuk bayinya.

"Mas? Kamu mau apa?"

Rinjani terbangun saat Ryan hendak mengecup keningnya.

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

bagaimana mau sholat.ikerjaanya hanya berjina saja. gak mbgkn dia bisa masuk mushalla

2024-12-26

0

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

setan..lu dasar pezina

2024-04-23

2

lihat semua
Episodes
1 Ujian Saat Hamil
2 Tujuh Bulanan
3 Ketahuan
4 Mendadak Baik
5 Melahirkan Tanpa Suami
6 pengertian
7 Susah Lepas
8 Dicampakan
9 Tetangga Kepo
10 Talak
11 Perempuan Gila
12 Pamit
13 Bertemu Sang Mantan
14 Menolak Lamaran
15 Arjuna Untuk Rinjani
16 Cinderella
17 Cincin Pernikahan
18 Aku Mencintaimu
19 Pesan Terakhir
20 Malam Pengantin
21 Salah Paham
22 Mobil Baru
23 Berpisah
24 Ryan After Divorce
25 Terlambat Datang Bulan
26 Hamil
27 Mengenalkan Dengan Seseorang
28 Tidak Pernah Jera
29 Air Susu Dibalas Air Tuba
30 Mual
31 Perhatian
32 Tak Tega
33 Laura Yang Jahat
34 Terbongkarnya Kejahatan
35 Memaafkan
36 Kado Ulang Tahun
37 Hunting Foto
38 Oleh-oleh
39 Cemburu
40 Takut Sendirian
41 Hari Pertama Berkerja
42 Rumit
43 Cemburuan
44 Oppa mengamuk
45 Mogok
46 Marah-marah tanpa sebab
47 Cemburuan
48 Canggung
49 Mengungkapkan Cinta
50 Jangan dekat-dekat!
51 Samar-samar
52 Nafkah 20 Juta Sehari
53 Peri kecil
54 Terasa manis
55 Tamu tak di undang
56 Kejutan
57 Mainan baru
58 Harus sedih atau bahagia?
59 Salah Paham
60 Kabar baik
61 Marah dan Kecewa
62 Berkembang pesat
63 Tumbuh Dengan Baik
64 Om maukan jadi papa aku?
65 Jangan egois
66 Trauma
67 Dewasa
68 Punya 2 ibu
69 Jaga Alena baik-baik
70 Menahan Rindu
71 Hanya anak-anak
72 Aku kembali
73 Alena berhak memilih
74 Pulang
75 pria kurang ajar
76 Ingin menghilang
77 Akhirnya Aku Menemukanmu
78 Apa dia anakku?
79 Istriku
80 Mulai Dari Awal
81 Rasa bersalah
82 Hari bahagia
83 Bukan sakit biasa
84 Dimana semua orang?
85 Sudah memaafkan
86 Keputusan terbaik
87 Sekolah baru Albian
88 Gadis nakal
89 Berbaikan
90 Khanza Yang Malang
91 Empat mata
92 Semua orang patut untuk dicurigai
93 Menyudahi semua kecurigaan
94 Kenyataan pahit
95 Orang ketiga
96 Khawatirkan dirimu sendiri
97 Tolong jaga Wily
98 Malam panjang
99 Harus sabar
100 Halusinasi
101 Melakukan segala cara
102 Membatin
103 Bungkusan putih
104 Ingin berpisah
105 Pulang kemana?
106 Rencana Angela
107 Sudah takdir
108 Gara-gara kamu
109 Last episode
110 Gadis Barbar Mengejar Cinta
111 Promo Karya Baru
112 Pengantin Berdarah
113 promo karya baru
114 Promo Karya Baru
115 Promo Karya Baru
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Ujian Saat Hamil
2
Tujuh Bulanan
3
Ketahuan
4
Mendadak Baik
5
Melahirkan Tanpa Suami
6
pengertian
7
Susah Lepas
8
Dicampakan
9
Tetangga Kepo
10
Talak
11
Perempuan Gila
12
Pamit
13
Bertemu Sang Mantan
14
Menolak Lamaran
15
Arjuna Untuk Rinjani
16
Cinderella
17
Cincin Pernikahan
18
Aku Mencintaimu
19
Pesan Terakhir
20
Malam Pengantin
21
Salah Paham
22
Mobil Baru
23
Berpisah
24
Ryan After Divorce
25
Terlambat Datang Bulan
26
Hamil
27
Mengenalkan Dengan Seseorang
28
Tidak Pernah Jera
29
Air Susu Dibalas Air Tuba
30
Mual
31
Perhatian
32
Tak Tega
33
Laura Yang Jahat
34
Terbongkarnya Kejahatan
35
Memaafkan
36
Kado Ulang Tahun
37
Hunting Foto
38
Oleh-oleh
39
Cemburu
40
Takut Sendirian
41
Hari Pertama Berkerja
42
Rumit
43
Cemburuan
44
Oppa mengamuk
45
Mogok
46
Marah-marah tanpa sebab
47
Cemburuan
48
Canggung
49
Mengungkapkan Cinta
50
Jangan dekat-dekat!
51
Samar-samar
52
Nafkah 20 Juta Sehari
53
Peri kecil
54
Terasa manis
55
Tamu tak di undang
56
Kejutan
57
Mainan baru
58
Harus sedih atau bahagia?
59
Salah Paham
60
Kabar baik
61
Marah dan Kecewa
62
Berkembang pesat
63
Tumbuh Dengan Baik
64
Om maukan jadi papa aku?
65
Jangan egois
66
Trauma
67
Dewasa
68
Punya 2 ibu
69
Jaga Alena baik-baik
70
Menahan Rindu
71
Hanya anak-anak
72
Aku kembali
73
Alena berhak memilih
74
Pulang
75
pria kurang ajar
76
Ingin menghilang
77
Akhirnya Aku Menemukanmu
78
Apa dia anakku?
79
Istriku
80
Mulai Dari Awal
81
Rasa bersalah
82
Hari bahagia
83
Bukan sakit biasa
84
Dimana semua orang?
85
Sudah memaafkan
86
Keputusan terbaik
87
Sekolah baru Albian
88
Gadis nakal
89
Berbaikan
90
Khanza Yang Malang
91
Empat mata
92
Semua orang patut untuk dicurigai
93
Menyudahi semua kecurigaan
94
Kenyataan pahit
95
Orang ketiga
96
Khawatirkan dirimu sendiri
97
Tolong jaga Wily
98
Malam panjang
99
Harus sabar
100
Halusinasi
101
Melakukan segala cara
102
Membatin
103
Bungkusan putih
104
Ingin berpisah
105
Pulang kemana?
106
Rencana Angela
107
Sudah takdir
108
Gara-gara kamu
109
Last episode
110
Gadis Barbar Mengejar Cinta
111
Promo Karya Baru
112
Pengantin Berdarah
113
promo karya baru
114
Promo Karya Baru
115
Promo Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!