Mendadak Baik

"Kenapa tadi aku gak kepikiran ya, untuk minta si Fahri atau Laura-Laura itu mengirimkan fotonya, biar aku bisa lihat wajahnya sekalian"

Racau Rinjani sembari duduk merenung di atas meja riasnya.

Penasaran juga wanita itu akan sosok orang ke tiga yang telah mengusik kehidupan rumah tangganya.

"Ternyata aku sangat tidak menarik sekarang"

Gumam Rinjani sembari memandangi pantulan dirinya sendiri lewat cermin.

Sejak hamil, Rinjani memang kehilangan minatnya untuk bersolek. Ditambah lagi, tubuhnya kini makin berisi.

"Seperti apa ya yang namanya Laura-Laura itu? Apa sangat cantik hingga membuat Mas Ryan tertarik?" Tanya Rinjani dalam hati.

Rinjani sudah sering mendengar cerita tentang perselingkuhan seorang suami saat istrinya tengah mengandung. Namun Rinjani tidak pernah menyangka, jika hal itu akan terjadi kepadanya juga.

***

***

Keesokan harinya..

"sayang, mas pulang"

Ucap Ryan ketika memasuki rumah.

"Tumben jam segini udah pulang, Mas?"

Tanya Rinjani keheranan, karna biasanya suaminya itu akan pulang ketika langit sudah berubah menjadi sangat gelap.

"Hari ini gak ada lemburan sayang, jadi mas pulang lebih cepat"

Jawab Ryan sembari mengecup puncak kepala Rinjani.

"Nih, Mas bawain bakso telur kesukaan kamu"

Ryan pulang tidak dengan tangan kosong. Tangan kanannya menenteng kresek hitam berisi bakso telur kesukaan sang istri.

Saat dalam perjalanan pulang tanpa sengaja Ia bertemu dengan penjual bakso keliling langganan Rinjani. Jadi Ryan membelinya.

"Tumben Mas, kamu perhatian banget sama aku? Biasanya kalau suami menjadi lebih perhatian itu karna ada sesuatu yang di tutup-tutupi. Kalau kamu gak kayak gitu kan Mas?"

Tanya Rinjani dengan sorot matanya yang tajam.

Uhuk...uhuk... Ryan sampai terbatuk saat mendengar ucapan istrinya itu.

"Gaklah Rin, mana ada Mas begitu"

Balas Ryan sembari menggaruk lehernya yang tak gatal.

"Kamu lagi apa Rin? Sini Mas Bantu"

"Gak usah mas, udah mau selesai kok"

Rinjani sedang sibuk memasukan perlengkapan bayi dan juga perlengkapan lainnya kedalam sebuah tas yang nantinya akan dia bawa ke rumah sakit.

HPLnya sudah semakin dekat, tinggal menghitung hari saja.

Rinjani juga sudah mengajukan cuti melahirkan di kantornya, jadi dia lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah saja.

"Ya udah kalau gitu, mas taruh bakso telurnya di mangkok ya jadi kamu tinggal makan saja nanti. Atau kamu mau mas suapi?"

Ucap Ryan sembari membelai lembut puncak kepala Rinjani.

"Gak usah Mas, aku udah kenyang. Kamu aja yang makan baksonya"

Jawab Rinjani sekenanya.

"Apa semua cowok yang berselingkuh itu akan mendadak baik dan pengertian pada pasangannya?" Batin Rinjani.

Ingatan Rinjani terlempar pada kejadian beberapa bulan lalu.

Saat itu Rinjani sedang ngidam ingin makan bakso telur, tapi Ryan tidak mau memenuhi ngidam Rinjani dengan alasan capek.

Ryan dan Rinjani sampai bertengkar hebat hanya karna hal sepele itu.

Sejak saat itulah Rinjani jadi tidak suka lagi dengan yang namanya bakso telur.

Tak hanya itu, untuk sekedar membeli perlengkapan bayi saja, Rinjani hanya di temani Mila dan Maya saja.

Ryan tidak pernah ada waktu untuk Rinjani, entah kenapa pria itu jadi mendadak baik dan perhatian sekarang?

Tapi Rinjani tak mau ambil pusing dengan perubahan suaminya saat ini.

Ia lebih memilih untuk fokus pada persiapan persalinannya saja, Rinjani tidak mau memikirkan sesuatu yang hanya akan membuatnya tertekan.

***

***

Malam harinya

Rinjani sedang duduk santai di depan televisi yang menayangkan acara sinetron favoritnya, tapi tiba-tiba saja Rinjani merasakan sakit yang luar biasa di bagian perutnya.

Berulang kali wanita hamil itu mondar-mandir ke kamar mandi, namun rasa sakitnya tak kunjung hilang. Malah dirasa semakin menjadi.

"Aduhh..angkat dong mas! Kamu dimana sih?

Rinjani mencoba menelpon suaminya berkali-kali, namun tak ada jawaban.

Wanita itu melirik kearah jam dinding, jarum jam sudah menunjukan pukul 21.00 malam, harusnya Ryan sudah pulang kerja dari tadi.

"Apa dia sedang bersama Laura?"

Lirih Rinjani, namun dia tidak punya waktu untuk memikirkan hal itu sekarang, karna rasa sakit semakin menyiksanya.

"Aku harus minta tolong pada siapa sekarang? Apa minta tolong pada Mila dan Maya lagi?"

Sebenarnya Rinjani merasa malu jika terus meminta tolong pada kedua sahabatnya itu, namun dia tidak punya pilihan lain.

Hanya mereka berdua yang bisa Rinjani mintai tolong saat ini.

Rinjani dan Ryan adalah pendatang di kota ini, mereka tidak punya kerabat dekat.

Jarak tempat tinggal orang tua Rinjani dan rumahnya cukup jauh, membutuhkan waktu sekitar satu jam di perjalanan.

Tidak akan sempat jika Ia harus menunggu orang tuanya datang.

"Ha-hallo, May"

Ucap Rinjani sembari menahan rasa sakitnya.

"Rin, kamu kenapa?" Tanya Maya dari ujung telepon.

"Sepertinya aku mau lahiran, tapi Mas Ryan gak ada di rumah. Di telepon juga gak diangkat-angkat. Kamu bisa tolong antar aku ke rumah sakit gak?"

Kata Rinjani setengah terisak. Air mata pun mengalir deras dari kedua sudut matanya.

"Astaga! Iya-iya Aku kesana sekarang ya"

Bergegas Maya mengambil kunci motornya dan segera meluncur ke rumah Rinjani.

"Hallo Mil, ke rumah Rinjani sekarang ya! Bawa mobil ajak suami kamu sekalian. Sepertinya Rinjani akan melahirkan. Kita harus segera membawanya ke rumah sakit"

Sebelum pergi, Maya menghubungi Mila agar dia datang dengan suaminya menggunakan mobil.

Karna sangat tidak mungkin jika Maya harus membawa Rinjani ke rumah sakit menggunakan sepeda motornya.

***

Tak sampai 5 menit. Maya, Mila dan suaminya sudah sampai di rumah Rinjani.

Jarak rumah ketiganya memang tidak terlalu jauh, mereka tinggal di kompleks yang sama hanya berbeda blok saja.

Merekapun bergegas membawa Rinjani kerumah sakit terdekat.

"Ryan dimana Rin?"

Tanya Mila penasaran, karna Ia tidak melihat sosok suami dari sahabatnya itu.

"Gak tau, Mil. Udah di telepon tapi gak di angkat-angkat"

Jawab Rinjani dengan suaranya yang lirih karna wanita itu sedang menahan rasa sakit yang tak kunjung hilang.

"Sabar Rin, bentar lagi kita sampai di rumah sakit"

Maya mencoba menenangkan Rinjani dengan cara mengusap punggung sahabatnya itu.

***

"Kalian tunggu di sini saja ya, percayakan Bu Rinjani pada kami"

Seorang perawat menahan langkah Maya dan Mila yang akan ikut masuk ke ruangan bersalin.

"Baik sus" Jawab mereka serempak.

Sesampainya di rumah sakit, Rinjani langsung dibawa masuk ke ruang bersalin oleh perawat disana.

Tapi mereka tak bisa berdiam diri saja saat menunggu Rinjani melahirkan.

Mila sibuk mengurus administrasi pendaftaran, sedangkan Maya menghubungi orang tua Rinjani.

Rinjani memang beruntung memiliki sahabat dekat seperti mereka.

***

***

Di sisi lain dan di waktu yang sama dengan Rinjani yang sedang berjuang antara hidup dan mati untuk melahirkan bayinya.

Ryan sedang menghabiskan malam hangatnya bersama Laura.

Berulang kali ponsel pria itu bergetar, namun tak Ryan sadari.

Karna pria itu tengah sibuk memanjakan Laura di atas ranjang hangatnya.

Ryan baru sempat melihat ponselnya saat aktifitas panas mereka telah usai.

"Kenapa banyak sekali panggilan tak terjawab dari Rinjani dan Maya?"

Tanya Ryan sembari mengerutkan dahinya. Perasaan pria itu mulai tidak enak.

Ryan memutuskan untuk menelpon balik Rinjani namun tidak ada jawaban.

Terpaksa lelaki itupun menghubungi Maya, demi mencari tahu apa yang sedang terjadi.

Ryan sudah menyiapkan mental, jika nanti Maya akan memaki dirinya saat mengangkat telepon darinya itu.

Tut... tut...

Telepon mulai tersambung.

"Hallo May, ada apa meneleponku sampai berkali-kali?"

Tanya Ryan ketika Maya sudah mengangkat telepon darinya.

"Ada alien menyerang bumi!!!"

Ketus Maya dari balik telepon.

"Hah, yang bener kamu?" Jawab Ryan terkekeh, pria itu tak tau saja kalau yang jadi lawan bicaranya sedang menahan amarah padanya.

"Rinjani akan melahirkan!"

Tuuut...

Usai mengatakan kalimat itu, Maya langsung memutus sambungan teleponnya secara sepihak, kemarahannya pada suami Rinjani itu sudah sampai di ubun-ubun, jadi ia tidak bisa bicara lebih lama lagi dengan pria itu.

"Apa? Rin akan melahirkan?"

Tanya Ryan namum sudah tak ada jawaban lagi dari Maya.

Ryan merasa kurang yakin dengan kabar yang di dengarnya barusan.

Namun pria itu langsung memakai semua pakaiannya kembali dan meninggalkan Laura yang tengah tertidur pulas begitu saja.

"kamu mau kemana sayang?"

Karna pergerakan Ryan yang tergesa, wanita itu akhirnya terbangun juga.

"Aku harus pergi sekarang, kamu bisa pulang sendirikan"

Ucap Ryan sembari menaruh beberapa lembar uang di atas nakas untuk ongkos Laura pulang.

"Sayang tunggu, kamu gak bisa ninggalin aku begitu aja dong. Kamu harus anterin aku pulang"

Teriak Laura namun tak di hiraukan oleh Ryan.

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

maya...the best ..aku suka kalau ryan di tonjok mukanya

2024-04-23

2

lihat semua
Episodes
1 Ujian Saat Hamil
2 Tujuh Bulanan
3 Ketahuan
4 Mendadak Baik
5 Melahirkan Tanpa Suami
6 pengertian
7 Susah Lepas
8 Dicampakan
9 Tetangga Kepo
10 Talak
11 Perempuan Gila
12 Pamit
13 Bertemu Sang Mantan
14 Menolak Lamaran
15 Arjuna Untuk Rinjani
16 Cinderella
17 Cincin Pernikahan
18 Aku Mencintaimu
19 Pesan Terakhir
20 Malam Pengantin
21 Salah Paham
22 Mobil Baru
23 Berpisah
24 Ryan After Divorce
25 Terlambat Datang Bulan
26 Hamil
27 Mengenalkan Dengan Seseorang
28 Tidak Pernah Jera
29 Air Susu Dibalas Air Tuba
30 Mual
31 Perhatian
32 Tak Tega
33 Laura Yang Jahat
34 Terbongkarnya Kejahatan
35 Memaafkan
36 Kado Ulang Tahun
37 Hunting Foto
38 Oleh-oleh
39 Cemburu
40 Takut Sendirian
41 Hari Pertama Berkerja
42 Rumit
43 Cemburuan
44 Oppa mengamuk
45 Mogok
46 Marah-marah tanpa sebab
47 Cemburuan
48 Canggung
49 Mengungkapkan Cinta
50 Jangan dekat-dekat!
51 Samar-samar
52 Nafkah 20 Juta Sehari
53 Peri kecil
54 Terasa manis
55 Tamu tak di undang
56 Kejutan
57 Mainan baru
58 Harus sedih atau bahagia?
59 Salah Paham
60 Kabar baik
61 Marah dan Kecewa
62 Berkembang pesat
63 Tumbuh Dengan Baik
64 Om maukan jadi papa aku?
65 Jangan egois
66 Trauma
67 Dewasa
68 Punya 2 ibu
69 Jaga Alena baik-baik
70 Menahan Rindu
71 Hanya anak-anak
72 Aku kembali
73 Alena berhak memilih
74 Pulang
75 pria kurang ajar
76 Ingin menghilang
77 Akhirnya Aku Menemukanmu
78 Apa dia anakku?
79 Istriku
80 Mulai Dari Awal
81 Rasa bersalah
82 Hari bahagia
83 Bukan sakit biasa
84 Dimana semua orang?
85 Sudah memaafkan
86 Keputusan terbaik
87 Sekolah baru Albian
88 Gadis nakal
89 Berbaikan
90 Khanza Yang Malang
91 Empat mata
92 Semua orang patut untuk dicurigai
93 Menyudahi semua kecurigaan
94 Kenyataan pahit
95 Orang ketiga
96 Khawatirkan dirimu sendiri
97 Tolong jaga Wily
98 Malam panjang
99 Harus sabar
100 Halusinasi
101 Melakukan segala cara
102 Membatin
103 Bungkusan putih
104 Ingin berpisah
105 Pulang kemana?
106 Rencana Angela
107 Sudah takdir
108 Gara-gara kamu
109 Last episode
110 Gadis Barbar Mengejar Cinta
111 Promo Karya Baru
112 Pengantin Berdarah
113 promo karya baru
114 Promo Karya Baru
115 Promo Karya Baru
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Ujian Saat Hamil
2
Tujuh Bulanan
3
Ketahuan
4
Mendadak Baik
5
Melahirkan Tanpa Suami
6
pengertian
7
Susah Lepas
8
Dicampakan
9
Tetangga Kepo
10
Talak
11
Perempuan Gila
12
Pamit
13
Bertemu Sang Mantan
14
Menolak Lamaran
15
Arjuna Untuk Rinjani
16
Cinderella
17
Cincin Pernikahan
18
Aku Mencintaimu
19
Pesan Terakhir
20
Malam Pengantin
21
Salah Paham
22
Mobil Baru
23
Berpisah
24
Ryan After Divorce
25
Terlambat Datang Bulan
26
Hamil
27
Mengenalkan Dengan Seseorang
28
Tidak Pernah Jera
29
Air Susu Dibalas Air Tuba
30
Mual
31
Perhatian
32
Tak Tega
33
Laura Yang Jahat
34
Terbongkarnya Kejahatan
35
Memaafkan
36
Kado Ulang Tahun
37
Hunting Foto
38
Oleh-oleh
39
Cemburu
40
Takut Sendirian
41
Hari Pertama Berkerja
42
Rumit
43
Cemburuan
44
Oppa mengamuk
45
Mogok
46
Marah-marah tanpa sebab
47
Cemburuan
48
Canggung
49
Mengungkapkan Cinta
50
Jangan dekat-dekat!
51
Samar-samar
52
Nafkah 20 Juta Sehari
53
Peri kecil
54
Terasa manis
55
Tamu tak di undang
56
Kejutan
57
Mainan baru
58
Harus sedih atau bahagia?
59
Salah Paham
60
Kabar baik
61
Marah dan Kecewa
62
Berkembang pesat
63
Tumbuh Dengan Baik
64
Om maukan jadi papa aku?
65
Jangan egois
66
Trauma
67
Dewasa
68
Punya 2 ibu
69
Jaga Alena baik-baik
70
Menahan Rindu
71
Hanya anak-anak
72
Aku kembali
73
Alena berhak memilih
74
Pulang
75
pria kurang ajar
76
Ingin menghilang
77
Akhirnya Aku Menemukanmu
78
Apa dia anakku?
79
Istriku
80
Mulai Dari Awal
81
Rasa bersalah
82
Hari bahagia
83
Bukan sakit biasa
84
Dimana semua orang?
85
Sudah memaafkan
86
Keputusan terbaik
87
Sekolah baru Albian
88
Gadis nakal
89
Berbaikan
90
Khanza Yang Malang
91
Empat mata
92
Semua orang patut untuk dicurigai
93
Menyudahi semua kecurigaan
94
Kenyataan pahit
95
Orang ketiga
96
Khawatirkan dirimu sendiri
97
Tolong jaga Wily
98
Malam panjang
99
Harus sabar
100
Halusinasi
101
Melakukan segala cara
102
Membatin
103
Bungkusan putih
104
Ingin berpisah
105
Pulang kemana?
106
Rencana Angela
107
Sudah takdir
108
Gara-gara kamu
109
Last episode
110
Gadis Barbar Mengejar Cinta
111
Promo Karya Baru
112
Pengantin Berdarah
113
promo karya baru
114
Promo Karya Baru
115
Promo Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!