R A I M A

R A I M A

KELUARGAKU

Aku Raima Ramadhani Rizwan... Tahun ini tepat berusia 22 tahun. Aku anak ketiga dari empat bersaudara.

Ayahku Muhammad Rizwan dan ibuku Renata. Mereka berdua asli Sumatera Barat Padang, tepatnya Kabupaten Solok yang terkenal sebagai penghasil beras.

Kakak pertamaku Muhammad Raihan, Aku memanggilnya dengan Uda Han. sekarang sudah menjadi dokter di kota Batam. Sudah menikah dengan Uni Viona, pacarnya Uda sewaktu SMA dan sudah memiliki seorang Putra yang berumur dua tahun.

Kakak keduaku Raisa Putri Rizwan. Sekarang menjadi Pramugari GARUDA untuk luar negeri terutama penerbangan Haji dan Umroh. Aku memanggilnya Uni Sa. Uni Raisa Lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Gajah Mada. Karena hobinya yang suka traveling, Uni melamar menjadi pramugari dan sudah dua tahun Uni Raisa menembus awan bersama GARUDA.

Yang ketiga adalah diriku. Raima Ramadhani Rizwan. Lahir tepat tanggal 17 Ramadhan. Aku sudah lulus dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta di Fakultas Seni rupa jurusan Desain. Dari kecil Aku memang senang menggambar. Aku selalu menang dalam setiap lomba menggambar yang ku ikuti. Dan sekarang aku sudah mendapat beasiswa untuk melanjutkan S2 di Universitas of the art london, Inggris. Untuk jurusan desain perhiasan.

Uni Raisa dan Aku terpaut tiga tahun. Uni Raisa dan Uda Raihan terpaut tiga tahun. Uda Raihan dan diriku terpaut enam tahun.

Ayah Rizwan dulunya bekerja sebagai pegawai BUMN di kota Padang. Dan Ibu Renata seorang ASN di Departeman Agama kota Padang. Kehidupan keluarga yang sederhana menjadi suram ketika ibu meninggal dunia setelah satu bulan melahirkanku. Ibu Renata di ketahui mengidap kanker payudara stadium lanjut ketika hamil diriku. Dokter meminta untuk tidak melanjutkan kehamilan, tapi ibu Renata bersikeras untuk terus mempertahankan kandungannya.

Ibu Renata melahirkan diriku secara prematur tujuh bulan. Aku lahir dalam kondisi lemah dan berat badan yang kurang. Aku terus berada di inkubator di rumah sakit selama tiga bulan. Bahkan, ketiga ibu Renata meninggal dunia, Aku masih berada di rumah sakit.

Aku selalu menangis jika ingat bagaimana ibu mempertahankanku untuk tetap dapat hidup di dalam rahim beliau. Walaupun ibu harus menolak semua pengobatan yang di sarankan dokter untuk penyakitnya.

Aku juga tidak menyangka, diriku yang dulu kecil, lemah dan kurang gizi. Sekarang tumbuh menjadi gadis yang kata Uda Raihan tu "Gapuak"

Uda Han dan dedek Yan juga suka memanggilku Bee. Sebenarnya waktu SMP aku suka mengejar tawon bersama Raiyan. Saat itu pipiku membengkak karena di sengat tawon. Akhirnya kedua saudara laki-lakiku itu mengejekku dengan Panggilan bee. Kata dedek Yan waktu tu artinya Ratu tawon. Karena memang aku senang sekali mengejar tawon walaupun berkali kali anggota tubuhku terutama pipi di sengat oleh tawon.

Waktu pernikahan Uda Han pun pipiku di sengat tawon dan membengkak. Untung saja saat itu ada sahabat Uda yang juga dokter membawa salap buat meredakan bengkak di pipiku.

Saat ku bayi dan baru keluar dari rumah sakit, Ayah Rizwan di nikahkan kembali dengan Mak etek. Atau adik Ibu Renata yang paling kecil, dan sekarang berubah panggilan menjadi Bunda Renita.

Pernikahan kedua Ayah Rizwan mendapatkan satu orang anak yang di beri nama Muhammad Raiyan. Aku dan dedek yan hanya terpaut satu tahun. Karena itu Aku dan Raiyan sangat dekat. Kami dari kecil selalu sekolah bersama. Terpisah ketika Raiyan memutuskan untuk mengambil sekolah militer. Sekarang Raiyan masih bertugas di ujung negara bagian timur Indonesia.

Rumah sederhana yang di tempati keluarga ku di kota Solok, Padang sangatlah sepi karena seluruh anak Ayah Rizwan merantau ke seluruh kota di Indonesia. Ayah sudah pensiun, Ayah memutuskan untuk kembali ke Solok dan menjual rumah yang di Padang.

Sekarang pun setelah menyelesaikan S1, Aku berencana untuk kembali pergi melanjutkan S2 ketempat yang lebih jauh lagi.

Malam ini,masih di kostan ku waktu kuliah. Aku baru sebulan di wisuda. Aku ingin menikmati hari hari bebasku sebelum aku kembali kuliah nantinya.

"Ayah tidak mau tahu. Ayah mau semua lebaran ini pulang. Usahakan bagaimana pun caranya"

itu kalimat yang di tulis ayah pada grup keluarga Rizwan.

Aku lah yang lebih dulu membalas.

"Baiklah Ayahanda tersayang. Ananda akan pulang"

Ayah kembali menulis di grup WA

"Yang pulang lebaran tahun ini, akan ayah beri THR yang tebal"

Tak lama Uda Raihan pun muncul di grup.

"Insya Allah, Uda juga akan pulang yah"

Ayah kembali menulis.

"Uni Sa dan dedek Yan?"

"Mungkin dedek Yan masih bertugas yah"

Aku yang membalas.

"Ayah sudah tua, bolehkah ayah melihat anak-anak Ayah berkumpul?"

"Ayah, Uni bolehkah pulang bersama seseorang?"

Akhirnya Uni Sa bergabung bersama kami di grup wa.

"Siapakah dia Uni??"

Aku meledek Uni Sa.

"Ade Ima lihat saja nanti siapa yang Uni bawa pulang"

"Kenapa Uni Sa membawanya pulang?" Ayah bertanya kepada Uni.

"Dia ingin mengenal keluarga Uni sebelum orang tuanya datang melamar"

Aku dan Uda Han.

"😍😍😍😍"

"Wow, adikku sudah mau di lamar orang"

"Jangan meledekku Uda, bee.. Ayah, bolehkah?"

"Datanglah. Lebih cepat lebih baik. Ada yang menjagamu. Ayah khawatir dengan dua gadis ayah yang jauh dari mata Ayah.

Ima, jika kau punya calon, cepatlah juwa melamar. Biar Ayah ni tenang"

"Kenapa jadi Ima, ayah? kan Uni yang mau dilamar"

"Ayah,mana ada yang mau dengan wajah bakpau"

Kali ini Uda mengejekku.

"Uda, jangan seperti itu dengan adikmu. Jika si pipi bakpau tidak menikah, maka kau harus memberinya nafkah sepanjang hidupnya jika nanti ayah meninggal"

Uda Han dan Uni Sa serempak tertawa.

"Hahahahaha. Aku ikhlas ayah menafkahinya"

"Hahahahaha Bee pasti akan dapat jodohnya juga ayah"

"Teruslah mengejekku. Aku akan mencari laki-laki tampan dan kaya raya nantinya"

"Sudah,sudah. Pokoknya Ayah dan Bunda tunggu lebaran ini. Ima, pulanglah lebih cepat. Kau masih menganggur kan?"

"Iya Ayah, Ima akan pulang sebelum puasa nanti"

"Ayah mau istirahat. Salam dari Bunda kalian. Hati-hati di perantauan ya nak. Uni, Ima, Jaga diri kalian nak. Jangan buat malu keluarga. Uda Han, salam buat Uni Vio dan Ravi. Dedek Yan, cepat beri habar ke kami. Salam sayang dari ayah dan bunda buat kalian semua. Assalamualaikum"

Aku, Uda dan Uni.

"Waalaikumsalam. Jaga kesehatan ya Ayah dan Bunda. Ima sayang kalian. muuaacchhhh"

"Waalaikumsalam. Cium jauh dari Ravi buat Aki dan Nini. Jaga kesehatan Ayah dan Bunda"

"Waalaikumsalam. Doa Uni selalu buat Ayah, Ibu, dan Bunda."

WA grup keluarga terhenti. Aku pun meletakkan Hape lalu beranjak menuju dapur kost untuk membuat mie instan.

Selesai membuat mie instan, aku kembali melihat hapeku. Ada chat kembali masuk di grup keluarga. Rupanya si bungsu baru saja bergabung.

"Assalamualaikum Ayah,Bunda, Uda dan Uni-uni yang cantik"

kemudian Raiyan mengirimkan fotonya yang sedang berada di dalam barak tentara bersama kawan-kawannya yang lain dengan caption

"bee, silahkan pilih salah satu dari mereka, yang bee suka akan dedek bawa pulang nanti"

Aku mengirim icon marah pada Raiyan.

Sambil terus melahap mie instan aku membaca setiap wa yang masuk di handphoneku. Jika mie instan ini ku posting di grup keluarga, pasti Uda Han akan memberikanku kuliah tujuh menit.

Tak lama Uda pun memposting fotonya bersama teman-teman dokternya dengan caption

"Bee, mereka lebih terjamin dari tentara. Pilih mereka saja. Mereka siap melamarmu kapan pun"

Aarrrggghhh kenapa aku lagi yang mereka pojokan. Aku baru 22 tahun. Uni Sa yang sudah 25 tahun saja tidak mereka perlakukan seperti ini ketika dulunya di umur 22 seperti aku sekarang ini.

"Kalian berdua tunggu saja. Aku akan membawa pemilik perusahaan besar pada kalian."

"Bapak-bapak dong bee hahahahha"

"Pemilik perusahaan kalo tidak bapak-bapak yang perutnya buncit, bisa juga kakek-kakek"

"Huh, maksud Ima tu pewaris perusahaan besar"

"Makanya dek Ima, kalo menulis tu di pikir dulu"

Uni Sa ikut menimpali.

"Uni, kenapa tidak membela Ima?"

"Karena dek Ima memang salah tulis hahahaha"

Itulah kami berempat. Karena jarak yang terpisah jauh. Komunikasi kami hanya lewat chat di grup WA atau video call bersama. Kami berempat sangatlah dekat dan akrab. Jadi, ketika kami semua merantau. Kami selalu saling merindukan.

Sejauh jauhnya aku pergi, yang paling aku rindukan adalah kalian Ayah, bunda, adik dan kakak.

I miss you my family.

----------------

Jangan lupa votenya ya

Terpopuler

Comments

Yani Hendrayani

Yani Hendrayani

lanjut thorr jangan lama2.donk up y

2020-08-09

0

Suri Surinah

Suri Surinah

lanjut thor

2020-08-08

0

Aiman Rahmat

Aiman Rahmat

lanjit

2020-07-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!