BAB 16 - PENAKLUKKAN PERTAMA (3)

Sekitar lima belas menit yang lalu.

Zeha sedang mengumpulkan batu-batu mana yang tergeletak di tanah. Tak lama, sekelompok skeleton kembali muncul di hadapannya. Ekspresi wajahnya berubah masam seketika, lantaran batu-batu yang sudah ia kumpulkan terpaksa ia taruh kembali.

Zeha berdiri lantas menghunus pedangnya yang sudah diselimuti sihir api. Keningnya berkerut, saat melihat wujud skeleton yang berbeda dari sebelumnya.

Para skeleton itu memiliki senjata yang berbeda-beda. Ada pedang, belati, tombak, dan perisai.

“Ini jadi semakin rumit.” Zeha bergumam pelan. Kemudian ia berlari menuju para skeleton dan menebasnya satu persatu. Namun kali ini berbeda, para skeleton itu bisa memblokir serangan Zeha menggunakan senjata mereka.

Zeha tersenyum, ia sudah tahu ini akan terjadi. Salah satu skeleton di sana menyerang Zeha menggunakan tombak, dan Zeha bisa langsung memotong tombak itu berkat insting dan refleksnya yang cepat.

Para skeleton yang ia hadapi memang berbeda dari sebelumnya, tetapi serangan mereka terlalu lambat. Zeha menambah kecepatannya dan menebas sekitar sepuluh skeleton sekaligus dalam waktu tiga detik. Ia terus melancarkan serangan yang sama hingga semua skeleton yang ada di sana habis tak bersisa.

Zeha cukup kelelahan. Sejauh ini, dia belum menghadapi monster yang kuat. Entah karena kemampuannya yang sudah meningkat, ia bisa merasakan sebuah eksistensi yang cukup kuat di ujung sana.

Ia yakin kalau di sana terdapat monster yang kuat.

Zeha langsung berlari agar bisa menemukan monster itu dengan cepat. Beruntung sekali tidak ada skeleton lagi yang menghalangi jalan. Langkah kakinya terhenti ketika dirinya akhirnya menemukan sebuah lokasi monster itu.

Senyuman di wajah Zeha terpancar jelas. Itu adalah seekor ular raksasa yang sedang tertidur. Warnanya hitam pekat, dan memiliki dua buah taring. Bentuk kepalanya seperti ular kobra.

Tinggi gua-nya dua kali lipat lebih tinggi, begitu juga dengan luasnya. Mungkin itu adalah ruangan khusus untuk seekor ular raksasa.

“Dia sedang tertidur, ya? Ini kesempatan bagus!”

Zeha memalingkan wajahnya ke segala arah, sedang mencari sesuatu. Ia berlari pelan menelusuri setiap sisi gua dan langsung berhenti saat sudah berhasil menemukan benda yang ia cari, yaitu sebuah bola kristal berwarna putih.

Kristal itu sama persis seperti yang ia temui di dungeon waktu itu. Tanpa banyak berpikir, Zeha langsung menempelkan telapak tangannya pada permukaan kristal tersebut. Ia ingin menyelesaikannya dengan cepat sebelum ular raksasa itu terbangun.

Zeha menutup matanya, dan bersamaan dengan itu, bola kristal tiba-tiba bersinar terang. Sebuah energi sihir yang cukup besar mengalir keluar dan masuk ke dalam tubuhnya.

Rasanya sama seperti saat itu. Terasa seperti badai kencang yang menekan dirinya dari satu arah. Dadanya terasa sesak hingga kesulitan bernapas. Badai kecil muncul di sekitar tubuhnya, dan perlahan-lahan membesar.

Rasanya sangat sakit, seperti ditimpa oleh benda yang sangat berat. Namun tentu saja ia harus bisa menahannya.

(Master, bertahanlah.)

“Aku sudah melakukannya ...!”

Badai berangsur-angsur hilang, begitu juga dengan bola kristalnya. Saat Zeha membuka mata, bola kristal itu sudah sepenuhnya lenyap.

“Aku masih belum bisa mempercayainya. Aku baru saja mendapatkan kekuatan baru lagi.” Zeha mengepalkan tangannya kuat.

Zeha mencoba untuk merasakan energi sihir yang baru saja ia serap. Ini kali pertama ia melakukannya, tapi sepertinya tidak begitu sulit. Ia bisa merasakan energi sihir di dalam tubuhnya bertambah.

Ia mencoba mengalirkan energi sihir ke tangannya.  Tak berselang lama, angin-angin kecil muncul dan menyelimuti telapak tangannya.

“Elemen angin, ya? Keren ...” Zeha tersenyum senang. Setelah melenyapkan angin di tangannya, Zeha berbalik dan menatap ular raksasa yang berada di ujung sana.

“Litch, berapa jumlah energi sihirku sekarang?”

(4.240.)

“Bagaimana dengan monster itu?”

(4.200.)

“Ha, kami setara ternyata. Syukurlah aku memutuskan untuk menyerap pecahan sihirnya tadi.” Zeha berjalan beberapa langkah mendekati monster ular.

Tatapannya begitu tajam dan dingin. Pertama yang akan ia lakukan adalah memancing monster tersebut. Zeha mengalirkan seluruh energi sihirnya ke seluruh tubuh. Aura merah-biru berkobar dengan sangat besar.

Ia sengaja memancarkan aura yang sangat kuat agar monster itu terpancing. Tak lama, tubuh ular raksasa bergerak dan matanya tiba-tiba terbuka.

Ular raksasa itu menangkap sesosok musuh yang tengah berdiri di depannya. Ular raksasa pun terbangun dan berdesis dengan kencang.

Panjang tubuh ular raksasa sukses membuat Zeha tercengang. Panjangnya mungkin sekitar seratus meter, ditambah besar tubuhnya yang lima kali lipat dari tubuh Zeha.

Ular raksasa bergerak menghampiri Zeha dengan kecepatan tinggi. Zeha melompat ke atas untuk menghindar dan langsung menancapkan pedangnya pada tubuh ular raksasa.

“Sial!” Sayangnya, pedangnya hanya bisa menembus sekitar lima senti saja. Sisik ular raksasa jauh lebih keras dari yang ia perkirakan.

Ular raksasa terus bergerak, membuat keseimbangan Zeha goyah. Ia terpaksa menarik kembali pedangnya dan melompat menjauh agar tidak terhempas.

Ukuran tubuh ular raksasa begitu besar hingga membuatnya kesulitan. Zeha terlalu fokus mencari celah sampai tak menyadari bahwa ekor ular raksasa sedang mengarah padanya dengan kecepatan tinggi.

Zeha berhasil menahan ekor itu menggunakan pedangnya. Tapi dia terdorong mundur cukup jauh ke belakang.

“Kukh ...!”

Zeha segera berlari ke arah lain guna mencari titik lemah ular raksasa. Untuk sekarang, ia hanya bisa melakukan serangan jarak dekat. Tapi itu pun tak begitu mempan terhadap sisik ular raksasa yang sangat keras.

Zeha sudah mencoba menebas sisiknya beberapa kali, tapi bahkan sisik itu tidak tergores.

Zeha tidak punya pilihan lain selain menggunakan sihirnya untuk melakukan serangan jarak jauh. Tapi dia tak tahu bagaimana cara melakukannya. Dia juga sedang memutar otaknya dengan sangat keras untuk mengingat kembali pelajaran yang ia dengar dari sang nenek.

Tak butuh waktu lama, ia akhirnya berhasil menemukan ingatan yang ia cari-cari.

["Cara menggunakan sihir, katamu?"]

["Iya. Beri tahu aku bagaimana cara menggunakannya."]

Itu adalah ingatan percakapannya dengan sang nenek.

["Cara menggunakan sihir sebenarnya tidaklah sulit. Anak-anak zaman sekarang hanya mempedulikan teknik sihir mereka dibandingkan keefektifan sihir mereka."]

["Maksudnya?"]

["Sihir adalah perwujudan dari imajinasi. Daripada menciptakan bermacam-macam objek sihir dengan nama-nama yang aneh, lebih baik keluarkan saja sihirmu secara natural."]

Zeha tersentak kaget saat ular raksasa tiba-tiba menyerangnya secara langsung. Jika ia tak segera melompat, maka ia sudah berada di dalam perut ular raksasa itu.

Saat tubuh ular raksasa membentur dinding gua, Zeha langsung melompat ke atas tubuh ular raksasa dan menancapkan pedangnya.

["Buang pemikiran bahwa kau harus bisa merapalkan sihir jika ingin menciptakan objek sihir. Cukup keluarkan saja sihirmu. Maka sihir itu akan terbentuk dengan sendirinya mengikuti keinginan penggunanya."]

“Hiyaap!” Zeha mencengkeram erat-erat gagang pedangnya. Kemudian ia mencoba mengalirkan seluruh sihirnya ke sekujur tubuh ular raksasa melalui pedangnya.

"Meskipun aku masih belum bisa menciptakan berbagai macam sihir, tapi aku masih bisa melakukan ini!"

Ular raksasa menggeliat kasar, seolah sedang kesakitan. Tubuhnya bergerak ke sana kemari membuat Zeha kesulitan untuk bertahan.

“Uuukh ...!”

Aura merah-biru mengalir dengan cepat ke seluruh tubuh ular raksasa. Ular raksasa berulang kali membenturkan tubuhnya ke dinding gua. Zeha harus menahan rasa sakit yang tiada tara saat tubuhnya terhantam dinding gua dengan sangat kuat.

Darah segar keluar dari mulutnya setiap kali ia terbatuk. Meski begitu, ia tak berhenti mengalirkan sihirnya. Aura merah-biru seketika berubah menjadi api dan membakar seluruh tubuh ular raksasa.

Tubuh Zeha terasa sangat panas. Api itu hanya membakar tubuh ular raksasa, namun seluruh tubuh Zeha terasa sangat panas seolah terbakar. Mungkin itu adalah efek samping dari penggunaan sihir yang berlebihan.

“Kuakh!”

Pergerakan tubuh ular raksasa semakin brutal dan cepat. Terjadi reruntuhan kecil pada bagian dinding gua yang terkena benturan.

Zeha terus bertahan dengan sekuat tenaga meski tubuhnya sudah terhuyung ke sana kemari. Butuh beberapa menit hingga akhirnya pergerakan ular raksasa terhenti.

Zeha melepaskan cengkeramannya saat tubuh ular raksasa terjatuh ke dasar tanah. Meski Zeha sudah tak mengalirkan sihirnya, namun api yang membakar tubuh ular raksasa tidak menghilang. Malahan, api itu semakin membesar.

Zeha berjalan terpincang-pincang, dan menjatuhkan tubuhnya ke tanah begitu jaraknya sudah cukup jauh dari ular raksasa. Napasnya naik turun tak beraturan, seluruh tubuhnya basah karena keringat.

Seluruh tubuh ular raksasa sudah berubah menjadi abu. Yang tersisa di sana adalah pedang milik Zeha, yaitu artefak White Sword.

Zeha terkejut. Ia tak menyangka kalau pedang itu masih tetap utuh meski sudah terbakar oleh api. Ia tahu kalau artefak pemberian sang nenek memang luar biasa, tapi ini diluar pemikirannya.

Ia segera bangkit dan berjalan untuk mengambil pedang miliknya. Di sebelah pedang itu, terdapat sebuah batu mana berwarna merah yang ukurannya sebesar kepalan tangan. Ia lantas mengambil batu mana itu.

Zeha mengedarkan pandangannya selagi berusaha mengatur pernapasannya yang masih tak beraturan. Ia terdiam, tak menyangka kalau bekas pertarungannya akan separah ini.

Dulu, dia bahkan tidak bisa membayangkan pertarungannya dengan para Swordsman Mage. Ketidakmampuan yang ia miliki membuat dirinya begitu tak berdaya. Tapi sekarang, dia sudah bisa mengalahkan seekor monster yang setara dengannya.

"Jadi seperti ini rasanya ...?" Zeha sungguh merasa senang dan bangga.

“Pe-permisi ...”

Zeha tersentak, dan langsung berbalik. Ia terkejut ketika mendapati ada beberapa orang yang sedang berdiri di depannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!