BAB 12 - MENDAPATKAN KEKUATAN BARU

Sementara itu di dalam dungeon, Zeha masih disibukkan oleh keberadaan bola kristal aneh yang bisa berbicara. Bola kristal itu memanggil Zeha dengan sebutan master, tentu saja membuat sang empu mengernyit heran.

"Tu-tunggu! Kenapa kau memanggilku master?" tanya Zeha yang tampak sedikit frustrasi.

(Hanya orang terpilih yang bisa memanggilku dari kehampaan di dalam kristal ini, dan master adalah orang yang terpilih.)

Zeha semakin kebingungan. Ia sama sekali tidak paham oleh setiap kata yang Litch ucapkan.

(Yang terpenting master adalah orang terpilih. Para Dewa yang agung memercayai master untuk menggunakan kekuatan ini demi kedamaian dunia.)

Jean membuang napas pasrah. "Bahasamu sulit dimengerti..."

(...)

Tentu saja ini kali pertama ia bertemu dengan bola kristal yang bisa berbicara. Ia bahkan sudah tak terkejut lagi, karena fenomena kemunculan pusaran magis saja sudah membuatnya sangat terkejut. Tapi tetap saja Zeha masih tidak bisa mempercayai perkataan bola kristal itu sepenuhnya.

Di sisi lain, dia bingung karena tak ingin meninggalkan bola kristal itu di sini.

Karena penasaran, Zeha pun bertanya lagi, "Jadi, apa yang harus aku lakukan sekarang? Membawamu dan bola aneh ini pergi?"

(Tidak perlu master. Kristal ini hanyalah wadah. Jika master menyerap seluruh energi sihir yang ada pada kristal ini, maka secara otomatis saya juga akan tinggal di dalam diri tuan.)

“Menyerap energi sihir?” Untuk sesaat, kedua mata Zeha terlihat sedikit berbinar. “Apa itu bisa dilakukan?”

(Bisa, master.)

Zeha mengerjap beberapa kali karena terkejut. “Jika aku menyerap energi sihir dari kristal itu, apa yang akan terjadi padaku?”

Wajahnya dipenuhi harapan yang tinggi.

(Tentu saja sihir itu akan menjadi milik master. Esensi yang tertanam di dalam sini akan menyebar ke seluruh tubuh dan mengubahnya menjadi milik master.)

Zeha tercengang. Untuk pertama kalinya dia akhirnya bisa sedikit berharap kalau penyerapan energi sihir itu bisa membuka segel sihirnya. Untuk pertama kalinya, wajah Zeha dipenuhi oleh harapan yang nyata.

"Ka-kau ... Tidak berbohong, kan?”

(Saya telah bersumpah untuk tidak membohongi master saya.)

Zeha masih tidak percaya. Ia hidup dalam penghinaan orang-orang yang selalu merendahkannya. Semua orang yang berteman dengannya pun, pada akhirnya akan menusuknya dari belakang. Hal itu jelas membuat Zeha sulit untuk mempercayai orang lain, termasuk Litch.

Setelah bertahun-tahun dia hidup sebagai Swordsman Mage terlemah, akhirnya dia bisa menggunakan sihir. Kebahagiaan terpancar jelas di wajahnya.

(Master? Bagaimana keputusanmu?)

Sebenarnya tidak ada alasan bagi Zeha untuk menolak. Satu-satunya cara untuk bertambah kuat adalah melakukan seperti yang Litch katakan.

Zeha tersenyum, lalu menjawab dengan tegas, “Tentu saja akan aku lakukan!”

(Baiklah master, silahkan sentuh kembali bola kristal ini.)

Tanpa banyak berpikir, Zeha langsung menurutinya. Ia menempelkan telapak tangan kanannya pada permukaan bola kristal putih itu. "Begini?"

(Proses pemindahan sihir akan dilakukan.)

Tiba-tiba bola kristal itu bercahaya. Pada saat yang sama, aura putih-biru keluar dari dalam dan perlahan bergerak menyelimuti tangan kanan Zeha. Aura itu terus bergerak hingga menyelimuti seluruh tubuh Zeha.

Zeha menutup mata karena cahaya dari bola kristal itu terlalu menyilaukan. Aura putih-biru tadi semakin membesar dan mengalir deras. Zeha merasakan tubuhnya seolah diterpa oleh badai angin yang sangat kencang.

Rahangnya mengeras saat merasakan ada sesuatu seperti benda tajam yang menusuk-nusuk tubuhnya.

“Uukh ...!”

Aura itu semakin besar, seperti api yang baru disiram oleh minyak.

Proses penyerapan berlangsung sekitar lima menit. Setelah itu, aura putih-biru perlahan-lahan surut dan hilang sepenuhnya. Saat Zeha membuka mata, dirinya langsung mendapati bola kristal yang sudah menghilang.

Untuk sejenak, Zeha bingung apa yang telah terjadi. Hilangnya bola kristal itu, membuat dirinya kembali hampa, berpikir bahwa semua yang terjadi tadi hanyalah ilusi.

Namun, semua pemikiran itu seketika lenyap saat ia mendengar suara Litch kembali.

(Selamat, master.)

Zeha sedikit tersentak. Ia lantas tersenyum lega saat menyadari bahwa semua yang terjadi bukalah ilusi.

“Syukurlah, Litch.”

(Iya, master.)

"Omong-omong, suaramu jadi seperti bergema di kepalaku."

(Itu karena saya sudah tertanam di dalam diri master.)

“Aku tidak mengerti apa yang kau katakan, tapi ya sudahlah.” Zeha beralih menatap kedua tangannya. Ia ingin memeriksa apakah sekarang dirinya sudah bisa menggunakan sihir atau belum. Tapi dia tidak tahu bagaimana cara mengeceknya.

(Jumlah sihir master sekarang adalah 1.309.)

Zeha sukses terkejut, dan langsung menanggapi, “Kau bisa melihat jumlah energi sihir seseorang?!”

(Bisa, master.)

Sekali lagi Zeha sukses kagum akan kemampuan yang dimiliki oleh Litch. Ia ingin berbicara lagi, namun tiba-tiba seisi gua berguncang hebat. Terjadi sedikit reruntuhan pada dinding gua.

(Master, anda harus segera keluar dari gua.)

“Ta-tapi kakiku—” Zeha mengecek kondisi kakinya yang tadi terkena tusukan monster. Dirinya kembali terkejut saat melihat seluruh luka pada kakinya telah hilang sepenuhnya. Ia kemudian mengecek tangan dan seluruh area tubuhnya yang terkena sayatan. Seperti yang diduga, tak ada luka apa pun di sana.

Itu artinya, seluruh luka yang ia alami telah sembuh sepenuhnya. Zeha ingin bertanya pada Litch apa yang sebenarnya terjadi pada luka-lukanya itu, namun guncangan gua semakin kuat.

(Master!)

“Baiklah!”

Zeha berlari sekencang mungkin. Ia bersyukur karena tak ada satu pun monster laba-laba yang datang menyerang. Ia juga bersyukur karena jalan menuju pintu keluar hanya satu arah, sehingga ia tak perlu berputar-putar di dalam gua.

Guncangan semakin kuat. Batu-batu berukuran kecil hingga besar terus berjatuhan dari sisi gua.

Kedua mata Zeha membesar saat menyadari adanya eksistensi akrab di depan sana. Ia langsung menghunus pedang, dan mempercepat laju larinya.

[Kiyaaaak!]

Seekor laba-laba berukuran sedang, tengah berlari ke arahnya dan hendak menyerang. Aura biru keluar dan menyelimuti bilah White Sword. Zeha langsung menebas leher laba-laba itu dan lanjut berlari tanpa berniat berhenti.

Zeha ingin sekali menggunakan sihir, namun dia bisa dalam bahaya jika asal menggunakannya tanpa latihan terlebih dahulu. Karena itu dia memilih menyerang menggunakan mana sword.

“Itu dia!” Senyuman lebar terpampang di wajah Zeha. Reruntuhan batu yang menutupi portal sudah terlihat jelas.

Sebentar lagi ia akan keluar dari dalam gua. Zeha begitu bersemangat sampai melupakan suatu yang sangat penting.

Senyuman di wajah Zeha seketika lenyap, laju larinya juga semakin menurun, dan akhirnya berhenti. Di wajahnya, tergambar dengan jelas ekspresi kaget dan tidak percaya.

Langkah kaki Zeha juga terasa sangat jelas.

“Ne ... Nenek ...” Bibirnya pun kian bergetar.

Matanya memerah dan mulai berair.

Hatinya terasa sangat sakit, sakit sekali, seperti dililit oleh ranting berduri. Air mata yang tak terbendung, mulai turun dan semakin banyak.

Hanya ada satu hal di sana yang bisa membuat Zeha sesyok ini. Yaitu saat dirinya melihat jasad sang nenek yang terkapar tak bernyawa di tanah.

Tubuhnya yang terbelah, tenggelam di dalam genangan darah.

Satu-satunya hal yang sangat tak ingin Zeha percayai adalah kematian sang nenek. Saat jaraknya sudah semakin dekat, seluruh tubuhnya terasa lemas. Hatinya kian berguncang hebat saat melihat betapa kacaunya kondisi sang nenek.

Zeha merosot jatuh di dalam genangan darah.

“Ne, nenek ... Kenapa ... Kenapa ...!”

Zeha tak bisa mengucapkan kalimat dengan benar. Hatinya hancur ketika mengetahui kematian sang nenek.

[Manusia ...]

Seluruh tubuh Zeha membeku ketika telinganya mendengar erangan dari monster yang telah membunuh sang nenek. Emosinya meningkat tajam ketika monster itu melangkah mendekatinya.

Air muka Zeha berubah. Ada aura kebencian yang berkobar dari balik sorot matanya itu. Kedua tangannya juga sudah mengepal kuat, hingga urat-urat di tangannya terlihat jelas.

“Kau ...!”

(Master, tidak bisa. Kekuatan master sekarang sangat jauh dibawahnya. Master bisa mati jika melawannya.)

“Berapa jumlah energi sihirnya?”

(34.098.)

Zeha menggertakkan giginya. Ia sangat marah saat mengetahui jumlah yang sihir musuhnya, berkali-kali lipat lebih tinggi darinya.

(Saat ini, saya menggunakan sihir master dengan paksa untuk menutupi keberadaan kita. Gunakan kesempatan ini untuk keluar.)

Sorot mata Zeha yang tadinya dingin, seketika berubah sendu. “Pada akhirnya aku hanya bisa kabur, ya?”

(Tidak ada pilihan lain.)

Litch tidak salah. Zeha mengakuinya. Hanya saja, dia sangat kesal dan frustrasi karena tak bisa berbuat apa-apa pada kematian sang nenek.

“Apakah aku tidak bisa membawa jasad nenek?”

(Tidak bisa, master.)

“Begitu, ya?”

(Saya minta maaf, master.)

“Tidak, Litch. Kau tidak salah.”

Zean berusaha sekuat tenaga untuk mendinginkan kepalanya dan menetralisir perasannya. Setelah itu, ia pun bangkit berdiri. Matanya bergerak meneliti reruntuhan batu yang menutupi jalan keluar—berusaha mencari celah untuk keluar.

“Itu dia!”

Zeha menemukannya. Terletak di sebelah kanan, di paling ujung bawah, terdapat lubang kecil untuk dimasuki.

Zeha berpaling sebentar untuk melihat sosok monster raksasa itu. Monster itu tengah duduk bersila, seperti sedang bertapa. Jika boleh jujur, saat ini Zeha sangat ingin membunuh monster itu. Jika saja dia memiliki kekuatan, maka setidaknya dia akan bertarung dengannya.

Guncangan pada gua semakin kuat selagi Zeha masih terlarut dalam lamunannya. Sementara Litch sudah berkali-kali mendesaknya agar cepat keluar.

Zeha melangkah pergi. Di setiap langkah kakinya, tersimpan perasaan bersalah yang begitu mendalam. Semakin jauh, semakin berat juga langkah kakinya.

Sorot mata Zeha juga dipenuhi oleh tekad dan dendam yang kuat.

Tekad untuk menjadi yang terkuat dan membalaskan dendam untuk kematian sang nenek. Zeha bertekad akan melakukannya, tak peduli sesulit apa rintangan yang akan ia hadapi di masa depan!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!