BAB 11 - PERTEMUAN PENTING

Ibu Kota Bern, Wilayah Selatan, Utara dan Barat.

Semua wilayah itu terlihat sangat kacau. Bahkan rasanya sudah bukan seperti kota lagi. Ada banyak sekali rumah yang roboh dan jalanan yang hancur. Syukurlah para warga sudah mengungsi ke tempat lain, sehingga tidak ada korban jiwa pada hari itu.

Sudah dua hari sejak fenomena monster raksasa yang keluar dari portal dan menyerang apa saja yang ada di depannya.

Di Ibu Kota, terdapat sekitar lima puluh Mage dan Swordsman Mage yang dikerahkan untuk membasmi para monster yang terus-menerus keluar dari dalam portal.

Di Wilayah Selatan, pasukan yang dikerahkan berjumlah 37 orang, termasuk Xavier. Di Wilayah Utara, pasukan yang dikerahkan sebanyak 46 orang, termasuk Riana. Dan di Wilayah Barat, jumlah pasukan yang dikerahkan sebanyak 24 orang, termasuk Kai Luant.

Pembasmian monster berhasil dilakukan dalam waktu sehari. Namun tak menutupi kerusakan yang dialami para warga. Tentunya ada banyak bangsawan yang memprotes soal kejadian hari itu. Mereka terus menyalahkan para Swordsman Mage yang dianggap tidak becus dalam menjaga wilayah masing-masing.

Namun pihak Kekaisaran langsung turun tangan, dan angkat bicara soal fenomena hari itu.

Tentunya kerusakan yang terjadi bisa dipulihkan menjadi sedia kala. Meskipun tak semua mage bisa melakukan sihir pemulihan, namun jumlahnya sudah lebih dari cukup untuk mengembalikan kota menjadi seperti semula.

Sementara itu di Istana Kekaisaran, Kastil The Great Hill.

Sang Kaisar duduk di sofa, meneguk tehnya sembari menunggu kedatangan seseorang. Di belakangnya, ada Felix yang berdiri tegak, bertugas sebagai pengawas pertemuan penting itu. Tak lama, suara ketukan pintu terdengar.

“Yang Mulia, Kepala Akademi sudah datang,” ucap seorang pelayan. Lalu tepat setelahnya, pintu ruangan terbuka, menampilkan seorang pria berseragam biru—masuk ke dalam ruangan.

“Salam kepada Matahari Kekaisaran.” Klaus memberikan penghormatan pada sang Kaisar sebelum duduk di hadapannya.

Matanya sedikit melirik ke arah Felix yang tengah menatapnya tajam. Klaus tersenyum simpul, lalu membuka suaranya, “Sepertinya kesatria anda sangat mewaspadai saya.”

Sang Kaisar sontak tertawa renyah. “Maaf, kalau kelihatannya begitu.”

“Tidak apa-apa, Yang Mulia.”

Klaus mengambil cangkir teh yang telah disuguhkan di atas meja, kemudian meminumnya. Keheningan yang menerpa dalam kurun waktu yang tak sampai lima detik itu, terasa menegangkan. Sebelum sang Kaisar membuka suara.

“Lalu, Sir Klaus, bagaimana pendapatmu mengenai insiden yang terjadi kemarin itu?”

"Pertama-tama, saya ingin mengucapkan terima kasih atas kepedulian Anda terhadap masalah yang terjadi di antara para bangsawan pada hari itu. Berkat kemurahan hati Anda, akademi sekarang dapat melakukan tugasnya dengan sangat baik," Klaus menjawab.

Kaisar tertawa kecil. "Itu bukan apa-apa. Sesekali, kebijakan itu penting agar tidak menimbulkan kekacauan."

Klaus kemudian tersenyum. "Anda benar."

"Jadi, bagaimana hasilnya?" Sang Kaisar bertanya.

Klaus terdiam sejenak setelah menenggak air tehnya. Ia meletakkan cangkir itu ke atas meja, lalu menjawab, “Sebelum itu, mari kita sebut bahwa portal yang bermunculan di wilayah kekaisaran itu adalah gate.”

Kening sang Kaisar sedikit berkerut. “Gate?”

“Iya. Saat selesai membasmi seluruh monster, saya masih bisa merasakan energi sihir dari dalam portal. Lalu saya mencoba untuk masuk ke dalam.”

Sang Kaisar yang terkejut, tampak sedikit lebih antusias dari sebelumnya.

“Yang saya temukan hanyalah sebuah gua yang tingginya melebihi ruangan ini. Gua yang sangat gelap dan dingin. Seperti namanya, portal itu adalah gerbang yang menjadi pintu masuk menuju gua itu.”

“Hm ...” Sang kaisar diam guna berpikir sebentar. Jari-jemarinya menempel perlahan pada dagu. Lalu setelahnya, ia kembali angkat bicara, “Seperti labirin, ya?”

“Tidak. Tempatnya lebih seperti dungeon (penjara bawah tanah),” ucap Klaus meralat.

“Jadi portal itu adalah gate yang membawa kita menuju dungeon para monster?” tanya Sang Kaisar.

“Iya. Kami masih ingin menelitinya lebih lanjut. Mungkin saja, dungeon di setiap wilayah itu berbeda-beda.”

Sang Kaisar kembali terdiam. Tak lama, ia menarik satu senyuman tipis, lantas berkata, “Sir Klaus, untuk masalah kali ini, aku percayakan kepadamu.”

Klaus tersenyum simpul. Dibalik senyuman itu, terdapat arti kepuasan penuh kemenangan. Klaus dengan senang hati memberi hormat, lalu membalas, “Seperti yang anda perintahkan, Yang Mulia.”

...****...

Klaus keluar dari ruangan, lalu melangkah pergi. Tak berselang lama, Felix tiba-tiba muncul dari belakang berniat menyusulnya.

“Grand Duke Sylstallone, aku ingin berbicara denganmu,” ucap Felix dengan nada yang terdengar dingin.

Klaus menghentikan langkahnya, terdiam selama beberapa detik sebelum berbalik menghadap Felix. Senyuman tipis terpancar di wajahnya ketika melihat tatapan dingin yang diberikan Felix kepadanya.

“Count Tropium, suatu hari nanti, saya ingin bertarung dengan anda.”

“Tolong jangan mengubah topik, Sir Klaus. Saya jadi tidak yakin bisa menahan diri atas sikap anda untuk ke depannya.”

Klaus tertawa pelan. Seolah menganggap perkataan Felix barusan adalah sebuah lelucon, dia pun membalas dengan santai, “Sejak kapan anda menahan diri pada saya? Apakah sejak insiden itu?”

Tatapan Felix semakin tajam dan dingin. “Tolong jangan melewati batas. Ini adalah istana.”

Klaus menyadari ekspresi pria itu sudah menjadi lebih serius dari sebelumnya. Hanya saja situasi sekarang ini terasa cukup menyenangkan baginya, sehingga ia masih ingin memancing Felix lebih lama lagi.

Senyuman di wajah Klaus juga semakin tampak bersemangat. Ia kemudian berbalik, lalu mengucapkan beberapa patah kata sebelum melangkah pergi.

“Count, apa anda tahu? Saat ini kelemahan kekaisaran ada padaku. Maksudku, aku akan dengan senang hati menerimamu jika kau memilih untuk berpindah kubu.”

Saat kaki Klaus hendak melangkah, lima buah batu muncul dari dasar lantai secara tiba-tiba. Batu-batu itu menjulang ke atas, ujungnya sangat runcing dan hampir menusuk leher Klaus.

Batu-batu itu terbuat dari sihir Felix. Tangannya dengan kuat mencengkeram gagang pedang. Dengan sekuat tenaga dia berusaha menahan diri untuk tidak menghunus pedangnya.

“Anda harus menjaga mulut anda, Grand Duke Sylstallone ...!” ucap Felix, tegas.

Sementara itu, Klaus masih bergeming di tempatnya. Batu-batu itu sangat besar dan membuatnya sulit bergerak. Namun dia tak merasa takut atau pun panik Justru dia merasa ini semakin menarik.

Senyuman panjang sekali lagi terpantri di wajahnya. Kemudian tiga detik setelahnya, aura warna merah berkobar menyelimuti seluruh tubuhnya. Batu-batu itu perlahan-lahan mulai retak, hingga akhirnya pecah.

Felix sudah bersiaga dan bersiap menarik pedangnya jika Klaus mulai menyerang. Namun yang terjadi berikutnya bukanlah pertarungan, melainkan teriakan seorang pria yang membuat Klaus menghilangkan auranya.

“Tuan!”

Joe berlari kencang menghampiri mereka berdua.

“Anda membuat masalah lagi, ya?!” Ekspresi Joe dipenuhi amarah dan kepanikan. Ia segera berpaling pada Felix dan menunduk guna meminta maaf.

“Sir Felix, mohon maaf atas sikap tuan saya yang tidak sopan!”

Felix melepaskan genggamannya dari gagang pedang saat merasa sudah tak ada lagi ancaman. “Tidak apa-apa.”

“Mari kita bertemu lagi dilain waktu!” Setelah itu Joe kembali beralih pada Klaus dan berteriak kesal, “Tuan! Ayo cepat kembali! Masih ada banyak pekerjaan yang harus anda selesaikan hari ini!”

Joe mendorong tubuh Klaus guna memaksanya pergi. Jika dia terlambat sedikit saja, maka istana ini sudah dipastikan akan menjadi medan perang. Joe bersyukur bisa datang tepat waktu sebelum kekacauan itu terjadi.

“Sampai jumpa lagi, Count,” ucap Klaus tanpa berbalik, sembari melambaikan tangan kanannya.

Felix bahkan sangat tidak ingin membalas lambaian tangan itu. Ia juga berbalik dan melangkahkan kakinya pergi dari sana.

-

-

-

Klaus dan Joe berada dalam kereta yang sama, sedang menuju Akademi Callister. Sedari tadi, Joe terus memandangi tuannya itu dengan tatapan tajam. Bahkan tanpa melihat secara langsung, Klaus bisa merasakan aura yang sangat membara dari dalam tubuh Joe. Aura itu seperti api yang berkobar besar.

Klaus menghembuskan napas jengah, lalu membuka suara, “Hentikan aksimu itu. Kau membuatku risih.”

“Habisnya anda selalu saja berbuat onar saat saya tidak ada!” Joe balas berteriak.

“Tapi kau tidak perlu melalukannya di sini, kan?”

“Tidak ada yang tahu, kan? Bisa saja anda tiba-tiba melompat dari jendela dan pergi menuju gate seorang diri lagi!”

Klaus cukup terkejut. Bahkan kejadian yang sudah ia lupakan, masih diingat dengan jelas oleh Joe. Untuk kali ini, Klaus tak bisa mengelak.

Joe lantas mendengus saat menyadari kalau Klaus sudah tak bisa lagi melawan ucapannya. Orang yang bisa menang melawan Klaus dalam segi perdebatan hanyalah Joe seorang.

Joe lalu kembali angkat bicara, “Kenapa anda selalu mengganggu keluarga Count Tropium, khususnya Sir Felix?”

Klaus yang tengah memandangi hutan dari balik jendela, menyunggingkan satu senyuman tipis sebelum menjawab, “Habisnya mereka sangat unik. Bagaimana bisa orang sekuat dia memilih menjadi anjing Kaisar?”

“Sejak dulu keluarga Count Tropium memang sudah mengabdi pada kekaisaran. Putra kedua mereka yang dijuluki sebagai healer terkuat saja bekerja sebagai dokter Kekaisaran,” imbuh Joe menambahi.

“Yah, meskipun begitu, mereka memiliki satu anak laki-laki yang tak berbakat. Dia juga healer seperti kakak keduanya, tapi kemampuannya sangat rendah,” sambung Joe.

“Iya. Anak itu, ya?” Klaus menimpali. “Aku sudah melihatnya beberapa kali karena penasaran. Memang benar kemampuannya sangat rendah. Sangat disayangkan, padahal dia memiliki mana yang besar.”

“Pasti dia memiliki banyak kesulitan selama di akademi,” ucap Joe.

Klaus membalas, “Iya. Omong-omong, anak itu mengingatkanku padanya. Dia juga memiliki kasus yang sama dengan anak itu.”

Joe tersentak. “Apa yang anda maksud itu adalah Zeha?”

Klaus tersenyum simpul, lalu menjawab, “Iya.”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!