Musim hujan masih berlangsung. Sekarang ini penduduk desa sudah menemukan cara yang tepat untuk bertahan dan tetap menjalani hidup mereka di desa hingga satu musim itu berakhir. Pelajaran dan pengalaman yang diambil dari masa-masa sebelumnya membuat mereka lebih tertata dan terorganisir. Di malam hari yang kerap turun hujan lebat kini mereka bisa dengan nyaman dan merasa aman menikmati malam mereka di dalam rumah dengan penuh kebersamaan dan kehangatan. Tidak perlu lagi cemas yang berlebihan jika semua peraturan sudah bisa dilaksanakan.
Malam hari itu warga dibuat menjerit. Tidak ada yang menduga para manusia lumpur berhasil masuk ke dalam rumah mereka melalui pintu depan. Seluruh rumah warga tanpa terkecuali disatroni oleh para penghuni embung yang datang untuk membawa mereka. Tangis dan jeritan ketakutan seluruh warga desa beradu dengan suara derasnya hujan dan kilatan petir yang sesekali menyambar. Perlawanan hanya dilakukan dengan menggunakan tongkat yang terbuat dari bambu kuning yang tersedia di rumah-rumah mereka yang jumlahnya terbatas. Ada yang berhasil bertahan dengan melawan mengusir manusia lumpur dari dalam rumah mereka. Naasnya ada juga yang harus merelakan kehilangan anggota keluarganya dibawa oleh manusia lumpur ke dalam embung.
Subuh datang bersamaan dengan berhentinya curah deras hujan yang mulai mereda. Pertempuran antara warga desa melawan para manusia lumpur penghuni embung berhenti dengan sendirinya. Orang-orang mempunyai tanda tanya besar bagaimana makhluk-makhluk itu bisa menerobos masuk ke dalam rumah-rumah mereka yang sudah begitu aman di malam-malam sebelumnya. Sinar yang muncul di pagi hari itu menuntun jawaban yang mereka cari tentang mengapa. Pintu utama rumah-rumah warga yang sudah dilapisi bambu kuning kehilangan ajinya setelah diketahui bahwa bambu kuning yang mereka tempelkan penuh menutupi pintu bagian luar rumah mereka sudah berganti warna menjadi hitam. Pintu-pintu itu sudah dicat dengan warna hitam.
Penduduk desa murka dengan perbuatan itu. Siapa dalang dari pengkhianatan ini? Sempat para warga menaruh rasa curiga kepada Yayan orang yang telah mereka abaikan di masyarakat. Apalagi beberapa hari belakangan ia terlihat beberapa kali masuk desa. Tapi kecurigaan itu terbantahkan setelah dilakukan penyelidikan lebih dalam. Hanya rumah Sukri si sekertaris desa yang pintu rumahnya tidak dicat dengan warna hitam. Di dalam rumahnya juga ditemukan bekas kaleng-kaleng cat yang masih terbuka terlihat habis digunakan. Terdapat pula kuas dan ceceran cat dengan warna hitam yang sama seperti warna cat hitam yang menutupi bambu kuning rumah-rumah warga. Dan di hari itu pula Sukri sudah tidak bisa ditemukan batang hidungnya di desa. Pengkhianat itu pergi dari desa dengan membawa uang dana desa bersamanya. Sungguh seluruh masyarakat mengutuk tindakan keji ini.
Bak sebuah peribahasa Sukri ini adalah orang yang tepat dengan sematan kalimat kacang lupa kulitnya. Beberapa tahun yang lalu ia datang ke desa ini untuk menumpang tinggal bersama mbah Kus. Ia yang bukan siapa-siapa diterima dengan baik oleh masyarakat desa dikarenakan ia juga merupakan cucu jauh mbah Kus salah seorang sesepuh yang begitu disegani oleh warga. Karena punya keterampilan dalam menulis dan berhitung akhirnya Sukri dipercaya menjadi sekretaris desa. Tapi inilah balasan yang diberikan oleh Sukri kepada desa yang sudah mengemongnya. Ia kabur dan meninggalkan luka hanya karena persoalan harta kekayaan semata.
Tujuh nyawa melayang di malam itu. Lima perempuan dan dua anak laki-laki raib dibawa manusia lumpur ke embung. Ketika seseorang sudah berhasil ditangkap dalam dekapan manusia lumpur akan sulit untuk kembali merebutnya. Ketika sudah mendapatkan buruannya makhluk-makhluk itu berjalan dengan lebih cepat dan bisa menutup diri dari pandangan orang-orang yang mengejarnya. Hanya jejak kaki mereka yang bisa dilacak dan diikuti. Sesekali mereka juga akan kembali terlihat jelas sebelum menghilang lagi. Ketika sampai di embung barulah wujud mereka kembali utuh. Mereka melepaskan hasil tangkapannya ke dalam embung hingga tenggelam dan tertelan dalamnya air embung tanpa bisa pernah keluar lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments