" AYAHHHH....."! tangis cahayapun pecah suaranya mengisi seluruh ruangan.
mendengar teriakan cahaya bayu berhamburan masuk kedalam. bayu mendapati cahaya yang sedang memanggil manggil ayahnya dan mengguncang tubuh yang tak bereaksi apa apa.
cahaya tersungkur kelantai tubuhnya lunglai tatapannya padam pandangannyapun gelap.
pak bram merasa sangat terpukul didepan matanya melihat sahabat baiknya menghembuskan napas terakhirnya. tangisnyapun pecah tatapannya pilu tubuhnya bergetar berharap ini semua hanyalah sebuah mimpi.
*****
Para pelayat berdatangan silih berganti untuk memberikan rasa berbela sungkawa.
bayu ditemani intan sahabat cahaya yang tak lain sepupu bayu terus menerus menguatkan cahaya.
" Ca... kamu harus sabar dan ikhlasin ayahmu, jangan menjadikannya beban ca," ucap intan sambil mengusap punggung cahaya.
" selain ayah aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi tan..." isak tangis cahaya meratapi hidupnya yang kini hanya sebatang kara.
" Masih ada kita ca... aku dan intan pasti akan sllu ada untukmu" kata bayu berusaha menguatkan hati intan.
setelah dimandikan, dikafani lalu dsholatkan zenajah pak darmawanpun dikebumikan. sosoknya yang begitu ramah kesemua orang membuat banyak yang merasa sangat kehilangan.
Semua yang mengantar pak darmawan ketempat peristirahatan terakhir satu persatu pergi meninggalkan pusara yang bertabur bunga. hanya cahaya yang merasa sangat berat untuk bangkit meninggalkan pusara ayahnya.
Derap langkah menghampiri cahaya, kedua tangannya yang kekar memegang bahu cahaya membangunkan cahaya untuk berdiri.
" Nak cahaya... Izinkanlah om memenuhi keinginan terakhir ayahmu". dengan lembut suara pria paruh baya itu memecah kesunyian.
" Anggaplah om sebagai pengganti ayahmu, om tahu kau sangat terpukul dengan kepergian ayahmu tapi jika kau terus meratapi kepergiannya ayahmu disana pasti tidak akan tenang". ucapnya lagi.
" ayah..!" ucap cahaya lirih.
" Ayahmu ingin om menjagamu, maka tinggalah bersama om dan keluarga om." tuturnya lagi.
cahaya hanya terdiam. saat ini ia hanya ingin sendiri. baginya ini adalah hari yang berat untuk ia lewati. tepat dihari ulang tahunnya kenangan pahit akan terus terniang dalam ingatannya.
*********
Disebuah kamar yang tak begitu luas, cahaya merebahkan tubuhnya diatas kasur kecil miliknya.
matanya sendu menatap langit - langit, pikirannya entah berhamburan kemana. cahaya menghelakan napas panjang terasa begitu berat dan sesak didadaya mengingat semua kenangan bersama ayahnya.
Tokk tokk tokk...
cahaya tersontak dari lamunannya, ada seseorang mengetuk pintu kamar. perlahan dia berjalan membuka pintu tersebut.
" intan... !" betapa senangnya cahaya melihat sahabatnya berdiri didepan pintu kamarnya. sontak ia langsung memeluk tubuh intan yang sedikit berisi.
" Ca... malam ini aku akan menginap disini, bolehkan?" tanya intan dengan sedikit tatapan sendu.
" Tentu saja boleh... aku senang banget kamu ada disini. terima kasih ya intan." sahut cahaya sambil mengusap punggung tangan sahabatnya itu.
merekapun naik keatas kasur dan menyenderkan tubuh mereka ditempat tidur.
" Ca... apa benar kamu akan ikut pak Bram ke kota?" tanya intan pelan. tatapan matanya yang sendu mengisaratkan betapa sedih hatinya jika cahaya benar benar pergi.
cahaya beranjak dari tempat tidur berjalan kesudut jendela kamarnya yang terbuka lebar membiarkan hembusan angin mengusap lembut wajahnya yang sendu.
" Entahlah... Aku juga masih ragu". jawab cahaya dan membalikkan pandangannya ke intan.
" Aku pasti akan sangat kehilanganmu begitu juga bayu jika kamu benar- benar pergi ca.." intan berjalan menghampiri cahaya lalu mengedarkan pandangannya kelangit malam mengintip kecelah jendela.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments