bicara Evan

Dara hari ini baru saja selesai mengantarkan putranya ke sebuah kindergarten tak jauh dari rumah Oma Dewi. Ini hari pertamanya bersekolah setelah beberapa hari lalu Diaz merengek ingin bersekolah, dan seperti yang terlihat, bocah laki-laki berusia empat tahun itu begitu bersemangat dan ceria.

Setelah mengantarkan Ardiaz, Dara langsung mengarahkan mobilnya menuju kantor yang berlawanan arah dengan sekolah Ardiaz.

Sebelum menuju gedung perkantoran, Dara menyempatkan diri untuk mampir ke sebuah coffe shop tak jauh dari kantor Corel karena ia yang tadi belum sempat sarapan meski Oma sudah menyiapkan bekal untuknya. Bau aroma kopi bercampur dengan wangi kue-kue yang baru saja keluar dari pemanggangan menyambut siapa saja yang memasuki coffe shop tersebut.

"Banana cake nya satu dan caramel macchiato" pinta Dara pada seorang barista.

"Saya juga pesan seperti nona ini pesan" tiba-tiba Evan muncul dibelakang Dara.

Dara terkejut dan mendelik.

"Jangan menatapku seperti itu. Aku tak ingin bersaing dengan Gara" canda Evan yang ditanggapi biasa saja oleh Dara.

Pesanan mereka telah siap dan Evan juga telah membayar pesanan tersebut meski ada sedikit perdebatan diantara mereka sebelumnya. Tapi Dara segera mengalah karena tak ingin memancing keributan dan antrian panjang.

"Aku akan membayarnya" ucap Dara dan segera berlalu dari hadapan Evan.

"Ra ... Bisa kita bicara sebentar? Jangan berlagak kamu tak mengenal saya" Evan terus berjalan disamping Dara.

Dara menghentikan langkahnya. Ini memang harus dibicarakan karena ia tak ingin seluruh orang kantor berfikir macam-macam tentangnya. Dan disini lah mereka berdua berada. Dara dan Evan duduk disebuah bangku disekitar coffe shop.

"Bagaimana keadaan mu dan keponakan ku?" Evan memulai pembicaraan.

"Seperti yang terlihat, aku baik-baik saja dan begitu juga putra ku" sahut Dara sedikit ketus.

Evan tersenyum. Sejak pertama kali mengenal Dara, Evan sudah terbiasa dengan sikap ketus gadis ini.

"Kamu nggak berniat mengenalkan Gara dan anaknya? Walau bagaimanapun darah Adyaksa mengalir di dalam tubuhnya" ucap Evan hati-hati.

Kembali Dara mendelik kesal.

"Cepat atau lambat, putra kalian akan bertanya perihal keberadaan ayahnya" gumam Evan diiringi nafas berat.

Dara menelan ludahnya kasar. Tanpa Evan berbicara seperti itupun, Diaz putranya juga tak henti-hentinya menanyakan keberadaan sang ayah. Apalagi sekarang Diaz sudah bersekolah, pasti pertanyaan itu akan lebih sering muncul karena melihat teman sebayanya yang ke sekolah diantar oleh orang tua yang lengkap.

"Ra... Aku bukan ingin membela perbuatan Gara. Aku tahu dia salah. Tapi seperti yang kamu tahu, malam saat kejadian itu , Gara dijebak dan yang menjebak nya adalah Reva yang ingin menikah dengan Gara secara instan. Tetapi Gara lebih memilih melampiaskannya padamu. Karena Gara juga memiliki perasaan terhadap mu. Dia bukan pria yang asal dan kamu adalah yang pertama untuknya" ucap Evan sedikit membuka sosok Sagara Adyaksa.

"Lalu kenapa dia pergi jika dia pernah berjanji akan bertanggungjawab? Apa kalian tahu apa saja yang aku lalui selama lima tahun ini? Apa kalian tahu rasa sakit yang aku lewati bersama putra ku?" Dara sedikit emosional akan tetapi ia berusaha menahan air matanya.

"Dia juga menderita Ra... bukan kamu saja. Dia juga menahan semuanya demi keselamatan kalian berdua. Gara bahkan bekerja keras selama pendidikannya di London itu semata-mata karena jika ia kembali dia ingin melindungi kalian berdua. Dia juga tidak baik-baik saja Ra " Evan sedikit terpancing jika berbicara perihal Sagara meski pria itu tak pernah memintanya.

Dara terdiam. Entah mengapa hatinya juga sakit mendengar hal itu tapi ego dan ketakutannya lebih menguasai dirinya saat ini.

"Pikirkan lah" Evan kemudian berdiri dan meninggalkan Dara yang masih duduk diam di sana dengan pikirannya sendiri.

...----------------...

"Br***sek.... Ternyata dia ingin bermain-main dengan ku. Baik, aku akan meladeninya" ucap Reva saat ia menerima sebuah email yang berisikan informasi perihal Sagara selama di Singapura.

"Kamu ini kenapa sih sejak tadi marah-marah terus. Nggak baik untuk kesehatan kamu sayang..." ucap pria yang kini sedang mengendus-endus leher dan mengeksplor pundak Reva yang terbuka.

"Kamu diamlah... Dan cepat selesaikan urusan kita" perintah Reva.

Pria itu menurut dan tak bicara apapun lagi. Dia sadar jika dia hanya lah pria bayaran yang harus memuaskan tuannya dan setelah itu ia akan pergi.

Reva menghisap rokoknya dalam-dalam.

Setelah menerima laporan dari orang suruhannya yang ia minta untuk memata-matai kehidupan Sagara, hatinya benar-benar kacau.

Entah berapa gelas wine yang ia sesap. Dan entah berapa bungkus rokok yang ia hisap. Reva tak perduli.

"Mau sampai kapan kamu akan menyiksa diri sendiri? Meski kamu telah menikahi Gara tapi nyatanya dia tak pernah ada disisi mu selama ini dan publik juga tidak bodoh Reva. Mereka bisa mencium aroma tidak beres dalam pernikahan kalian" ujar wanita yang menjadi manager Reva.

"Kamu diamlah Ana!!!!!... Aku ini sedang pusing dan kamu bukannya membantu justru membuat aku bertambah pusing" umpat Reva kesal.

"Terserah padamu. Aku juga lelah tiap kamu kacau aku selalu mencarikan pria untuk mu. Kamu nggak takut terkena penyakit memangnya?" kesal Ana pada artis nya itu.

"Pesankan tiket pesawat, aku ingin menyusul suami ku " ucap Reva yang kini telah berlalu kekamar mandi.

Sekali lagi Ana menarik nafas panjang dan membuang kasar.

Ini yang tak ia sukai dari Reva, gadis itu suka seenaknya. Akan tetapi Reva adalah model papan atas dengan bayaran termahal sehingga Ana menahan diri untuk tidak mengundurkan diri dari pekerjaannya.

...----------------...

Seperti yang diminta Reva, kini ia telah berada di depan pintu apartemen milik Sagara. Hanya sendiri sedangkan Ana dimintanya menunggu di hotel.

Hampir tengah malam, Reva memencet bel apartemen dengan tak sabaran.

"Mau apa kau kemari? Bukankah kita sudah sepakat untuk tidak pernah mengusik kehidupan masing-masing" sambut Gara kesal begitu ia membuka pintu apartemennya.

Reva yang tidak pernah perduli dengan amarah pria itu langsung memeluknya.

"Gara ... Aku merindukanmu. Apa kurangnya aku di matamu sehingga sudah bertahun-tahun kamu nggak pernah menoleh padaku. Kenapa harus gadis kampung itu? Kenapa??" racau Reva yang dalam pengaruh minuman karena sebelum tiba di depan unit Gara, Reva singgah ke sebuah bar dekat hotel ia menginap.

Gara menghempaskan tubuh Reva pada sebuah sofa di ruang tamu.

Meski terkesan kasar, tapi ini belum cukup dengan apa yang pernah gadis itu perbuat.

Belakangan Gara baru tahu jika ia juga bermain api dengan Papanya, tuan Robi Adyaksa.

Entah kesepakatan apa yang mereka lakukan sehingga Gara lah yang menjadi korbannya dan harus menikah dengan gadis itu.

Sebelum Gara membuka pintu apartemen, Gara baru saja mendapatkan laporan dari Evan jika tuan Robi Adyaksa terlihat selalu bersama dengan Reva bahkan sehari sebelum pernikahan pun mereka selalu terlihat bersama-sama.

Dan hal itulah yang semakin membuat Gara semakin tidak menyukai Reva.

"Gara ... aku benar-benar mencintaimu. Tapi kenapa kamu nggak pernah bersikap lembut sedikit pun sama aku. Kenapa??" teriak Reva.

"Sejak awal aku nggak pernah menyukai mu. Hanya kau yang selalu mengejar ku dan mengancam akan melakukan sesuatu yang buruk pada Dara karena orang tua mu yang memiliki kekuasaan " balas Gara tak kalah marahnya.

Reva tersenyum miring.

"Dara ..... Ah apa kabar j***ng itu? Apa dia sudah melahirkan? aku rindu padanya... Atau aku temui dia ya di kantor nya dan bilang kalau aku istri kamu...." racau Reva semakin melantur.

Gara mengepalkan tangannya kuat. Jika tak ingat ia memiliki misi untuk putranya mungkin saat ini Gara akan melempar Reva keluar gedung apartemennya.

Evan datang setengah jam kemudian.

"Dia tidur atau ma*i? Kamu nggak melakukan nya kan??" tanya Evan begitu ia melihat Reva yang sudah terkulai di sofa.

Gara mendelik ke arah pria yang memakai hoodie dan celana pendek karena ia baru pulang nge-gym.

"Meski ingin tapi aku masih waras. Urus dia, aku tak ingin dia tidur disini?" ucap Sagara dan langsung meninggalkan Evan dengan segala kebingungannya.

"Nggak istri nggak suaminya sama-sama bikin kesal" ucap Evan kesal dan menghubungi manager Reva agar dia membawa gadis itu keluar dari apartemen Gara.

to be continued....

Terpopuler

Comments

ning_86

ning_86

/Kiss/

2024-08-15

0

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

sabar, Van...
org sabar disayang Hanifa..., 😃🤣

2024-08-11

0

lihat semua
Episodes
1 pertemuan pertama
2 perpustakaan sekolah
3 thanks Ra
4 hujan dan petaka
5 maaf melukai mu
6 hancur hingga jadi abu
7 sebuah pengakuan
8 ketegaran Dara
9 tentang Sagara
10 bayi laki-laki
11 aku merasakannya
12 move on
13 mereka bahagia tapi aku hancur
14 enyahkan tanganmu
15 dua kejadian dalam satu waktu
16 restoran saung Oma Dewi
17 bertemu dengan mu
18 curhat sahabat
19 bicara Evan
20 Reva dan segala kegilaannya
21 Daddy nya Iaz
22 aku mencintaimu
23 sehari bersama Ardiaz
24 hinaan
25 hari yang berat
26 dilema
27 ternyata Papa penyebabnya
28 ayo putus
29 love and family
30 sekali lagi mengalah
31 kecelakaan dan rahasia
32 janji yang terlupakan
33 luka
34 melangkah maju
35 sebuah rasa
36 mencari ingatan yang hilang
37 tanpa sengaja bertemu
38 keluarga akan tetap jadi keluarga
39 terima kasih Dion
40 pertemuaan dan perpisahan
41 kecurigaan Sagara
42 sedikit tentang Mama
43 kembalinya ingatan yang hilang
44 tawaran cinta yang baru
45 aku menerimanya
46 luka Ardiaz
47 Tante Karin
48 apa yang dirahasiakan oleh Papa?
49 mencari kebenaran (1)
50 mencari kebenaran (2)
51 berani mengambil resiko
52 perselisihan kakak adik
53 ulah Reva
54 mengurai masalah
55 permintaan
56 bersama tapi tidak bersatu
57 membongkar kejahatan Reva dan Steve
58 cinta itu masih ada
59 terungkapnya rahasia
60 Vito dan kemarahannya
61 harusnya tak kembali dekat
62 rebut saja dia
63 sidang perdana
64 pria rapuh
65 terlihat seperti keluarga
66 we need to talk
67 kejutan tak terduga
68 tunangan dadakan
69 sebuah kebenaran
70 Salah menilai
71 seperti remaja kasmaran
72 jodoh Karin
73 deep talk
74 momen indah
75 menjelang pernikahan
76 menjadi lebih dekat
77 hari bahagia kita
78 akhir dari penantian panjang
79 jalani pelan-pelan
80 sedikit lebih berani (1)
81 sedikit lebih berani (2)
82 revisi panggilan
83 pilihan hidup
84 hukuman yang pantas
85 kabar duka
86 pelukan hangat
87 ikuti kata hati (Karin vs Rama)
88 menolak dengan tegas (Karin vs Rama)
89 sosok suami sempurna
90 memberimu banyak cinta
91 aku juga menderita
92 cinta yang menyakitkan
93 virus pengganggu
94 ujian pertama kita
95 cemburu pertama
96 menjebak si biang masalah
97 mantan belum move on
98 pembalasan untuk pria jahat
99 mencintai namun terlihat asing
100 mengikatmu (Karin vs Rama)
101 pergi untuk kembali (Karin vs Rama )
102 galau Hanifa
103 beri aku waktu
104 keputusan
105 jatuh cinta (Evan vs Hanifa)
106 meminta izin (Evan vs Hanifa)
107 lebih dekat (Hanifa vs Evan)
108 selamat ya...(Hanifa vs Evan)
109 sama-sama pemula (Evan vs Hanifa)
110 indah pada waktunya
111 ucapan Terima Kasih
112 ekstra part : Welcome my girl
113 Love is You ( Promo Novel )
Episodes

Updated 113 Episodes

1
pertemuan pertama
2
perpustakaan sekolah
3
thanks Ra
4
hujan dan petaka
5
maaf melukai mu
6
hancur hingga jadi abu
7
sebuah pengakuan
8
ketegaran Dara
9
tentang Sagara
10
bayi laki-laki
11
aku merasakannya
12
move on
13
mereka bahagia tapi aku hancur
14
enyahkan tanganmu
15
dua kejadian dalam satu waktu
16
restoran saung Oma Dewi
17
bertemu dengan mu
18
curhat sahabat
19
bicara Evan
20
Reva dan segala kegilaannya
21
Daddy nya Iaz
22
aku mencintaimu
23
sehari bersama Ardiaz
24
hinaan
25
hari yang berat
26
dilema
27
ternyata Papa penyebabnya
28
ayo putus
29
love and family
30
sekali lagi mengalah
31
kecelakaan dan rahasia
32
janji yang terlupakan
33
luka
34
melangkah maju
35
sebuah rasa
36
mencari ingatan yang hilang
37
tanpa sengaja bertemu
38
keluarga akan tetap jadi keluarga
39
terima kasih Dion
40
pertemuaan dan perpisahan
41
kecurigaan Sagara
42
sedikit tentang Mama
43
kembalinya ingatan yang hilang
44
tawaran cinta yang baru
45
aku menerimanya
46
luka Ardiaz
47
Tante Karin
48
apa yang dirahasiakan oleh Papa?
49
mencari kebenaran (1)
50
mencari kebenaran (2)
51
berani mengambil resiko
52
perselisihan kakak adik
53
ulah Reva
54
mengurai masalah
55
permintaan
56
bersama tapi tidak bersatu
57
membongkar kejahatan Reva dan Steve
58
cinta itu masih ada
59
terungkapnya rahasia
60
Vito dan kemarahannya
61
harusnya tak kembali dekat
62
rebut saja dia
63
sidang perdana
64
pria rapuh
65
terlihat seperti keluarga
66
we need to talk
67
kejutan tak terduga
68
tunangan dadakan
69
sebuah kebenaran
70
Salah menilai
71
seperti remaja kasmaran
72
jodoh Karin
73
deep talk
74
momen indah
75
menjelang pernikahan
76
menjadi lebih dekat
77
hari bahagia kita
78
akhir dari penantian panjang
79
jalani pelan-pelan
80
sedikit lebih berani (1)
81
sedikit lebih berani (2)
82
revisi panggilan
83
pilihan hidup
84
hukuman yang pantas
85
kabar duka
86
pelukan hangat
87
ikuti kata hati (Karin vs Rama)
88
menolak dengan tegas (Karin vs Rama)
89
sosok suami sempurna
90
memberimu banyak cinta
91
aku juga menderita
92
cinta yang menyakitkan
93
virus pengganggu
94
ujian pertama kita
95
cemburu pertama
96
menjebak si biang masalah
97
mantan belum move on
98
pembalasan untuk pria jahat
99
mencintai namun terlihat asing
100
mengikatmu (Karin vs Rama)
101
pergi untuk kembali (Karin vs Rama )
102
galau Hanifa
103
beri aku waktu
104
keputusan
105
jatuh cinta (Evan vs Hanifa)
106
meminta izin (Evan vs Hanifa)
107
lebih dekat (Hanifa vs Evan)
108
selamat ya...(Hanifa vs Evan)
109
sama-sama pemula (Evan vs Hanifa)
110
indah pada waktunya
111
ucapan Terima Kasih
112
ekstra part : Welcome my girl
113
Love is You ( Promo Novel )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!