dua kejadian dalam satu waktu

Dara melepas sling bag nya dan meletakkan di sudut meja kerjanya.

Beberapa hari ini ia sangat sibuk mencari narasumber yang mau ia wawancara. Dan pilihan itu jatuh pada seorang designer muda namun karya-karyanya sudah banyak diminati oleh berbagai kalangan masyarakat.

Designer yang memilih pasar dari tiga kalangan yaitu bawah, menengah dan kalangan atas.

Tak banyak designer yang mau ambil resiko seperti itu.

Dara harus berterima kasih kepada sahabatnya Hanifa dan juga istri dari mas Bram, kak Lusi yang telah mengenalkan dirinya pada designer muda itu dikala ia benar-benar mati ide.

Dara optimis kali ini tulisannya pasti diterima.

"Ra... Kebetulan kamu udah datang. Bu Voni cariin kamu" ujar Asti rekan satu timnya.

"Aku" tunjuk Dara pada dirinya sendiri.

"Hmmmm..." angguk Asti.

"Ada apa ya? Kalau mengenai tulisan, kenapa nggak mbak Tami aja, dia kan ketua tim kita" sahut Dara heran.

Asti mengedikkan bahu.

"Tapi kemarin waktu kamu keluar, mbak Tami juga dipanggil Bu Voni... Wajahnya langsung ditekuk pas keluar dari ruangan Bu Voni" ucap Asti yang merendahkan nada suaranya diakhir kalimat seperti orang yang berbisik.

Dara tak bertanya lagi. Ia segera membereskan berkas dan naskah yang telah ia susun untuk masuk dalam proses audit.

Sekalian saja pikir nya. Mumpung ia mau keruangan Bu Voni.

Dara langsung masuk begitu ada perintah dari dalam saat ia mengetuk pintu.

"Duduk Dara.... Tunggu sebentar... Pimpinan pusat kita mau ketemu kamu. Karena dia terkesan akan tulisan kamu dibeberapa artikel majalah kita yang sebelumnya" ucap Bu Voni menatap Dara.

"Hah...." Dara masih belum paham akan situasi nya.

"Kok hah..."

"Asti nggak kasih tahu kamu ya, akan ada orang pusat yang mau ketemu kamu..." tanya Bu Voni yang ikut kaget dengan reaksi Dara.

Dara menggeleng lemah.

"Aku pikir ibu mau lihat tulisan ku, makanya aku bawa berkasnya" sahut Dara polos.

"Itu juga... Tapi yang lebih penting ya itu pertemuan dengan utusan pusat" sahut Bu Voni.

Tak lama berselang, utusan pusat yang dimaksud telah hadir disana di dampingi oleh dua orang yang seperti nya asisten atau mungkin sekretarisnya.

Dara mengernyit atau lebih tepatnya ia kaget bukan kepalang. Dara mengingat salah satu dari mereka.

Beberapa kali Dara menelan ludahnya. Karena pria berjas abu-abu yang dikatakan Bu Voni adalah asisten pribadi dari pimpinan pusat Star Komunikasi sejak tadi menatapnya dengan tatapan menyelidik.

Dara masih berfikiran positif.

Bukan dia, pasti bukan dia karena dia adalah pewaris perusahaan sawit. Bisik Dara dalam hati.

"Selamat siang, saya asisten Evan Hardiyata utusan dari Star Komunikasi karena Presdir tidak bisa hadir. Beliau ada kunjungan ke negeri Belanda jadi saya yang akan mewakili beliau" ujar pria berjas abu-abu itu dengan arah pandangan tak beralih dari Dara.

"Terima kasih pak Evan sudah berkunjung, saya Voni pimpinan majalah Corel dan ini salah satu penulis kami, Dara Jelita yang beberapa tulisannya pernah masuk dalam sepuluh artikel terbaik sepanjang Corel berdiri" sahut Bu Voni memperkenalkan dirinya dan juga Dara.

"Selamat siang nona Dara Jelita senang bertemu dengan anda" Evan mengulurkan tangannya.

Dara menatap tangan Evan tanpa ada niat menyambut uluran tangan itu sehingga Bu Voni menyenggol lengan Dara memberi kode.

"Saya.... Saya Dara Jelita. Terima kasih sudah berkunjung" sambut Dara.

Jabat tangan itu tak berlangsung lama karena Dara segera melepaskannya.

Dara berjalan dengan cepat, tujuannya adalah toilet. Ia ingin menenangkan diri karena sepanjang pertemuan yang berlangsung hampir satu jam itu mata Evan tak lepas darinya dan hal itu membuat Dara begitu risih. Ia tak suka ditatap begitu lama oleh lawan jenis. Ada ketakutan tersendiri baginya.

Hampir seperempat jam Dara berada di toilet. Ia keluar saat merasa dirinya sudah baik-baik saja.

Huft ..

Dara menghempaskan tubuhnya di kursi kerjanya.

Menelungkup kan kepala diatas lengan yang tertumpu pada meja.

"Ra.... Bagaimana? Pimpinan bilang apa? Ya ampun asisten nya cakep banget pasti bos nya lebih cakep kalau dilihat aslinya.... Sayang nggak bisa datang..." ujar rekan-rekan Dara kepo.

Dara mengintip dari balik lengannya. Ia melihat Asti diantara kerumunan rekannya.

"Kok kamu nggak bilang kalau ada orang pusat mau ketemu..." Dara tak menanggapi ucapan teman-temannya ia lebih tertarik untuk bertanya pada Asti.

"Aku pikir kamu tahu karena kemarin mbak Tami ada dengar rumor kalau pihak pusat akan berkunjung" sahut Asti takut.

Pasalnya Dara adalah rekan kerja yang paling pendiam dan berkomunikasi dengan mereka seperlunya saja tetapi Dara juga yang paling luwes saat bekerja dan selalu bisa diandalkan. Segala ide yang terlontar dari mulut Dara selalu brilian.

"Memangnya kamu nggak tahu desas-desus yang beredar, jika bukan pak Bambang lagi yang pegang Corel tapi sudah diambil alih oleh Star" ujar rekan Dara yang lain.

"Sesekali kamu harus update tentang kantor dong Ra.. Jangan narasumber terus yang dikejar..." ucap mbak Tami, ketua tim.

"Corel sekarang bukan lagi milik keluarga pak Bambang tapi sudah resmi jadi anak cabang dari perusahaan besar yaitu Star Komunikasi yang bergerak dalam bidang elektronik dan cetak serta juga memiliki stasiun TV yang berpusat di Jakarta Indonesia, dan itu tanah kelahiran kamu kan Ra...." jelas mbak Tami lagi.

Dara tertegun. Indonesia, tanah kelahirannya. Sudah lama Dara melupakan hal itu termasuk keluarga nya.

Lebih tepatnya ketika setahun kelahiran Ardiaz, Dara pernah kembali meminta bantuan mas Bram untuk melihat kondisi keluarga nya yang ada di Pekanbaru. Tapi berita yang ia dapatkan justru membuat hatinya menangis.

Orang tua Dara tak mengakui dirinya anak lagi akibat fitnah keji dari suami bibi nya yang menuduh Dara telah mencuri dan lari dengan laki-laki dan berita itu tersebar luas sehingga kedua orang tuanya malu.

Lamunan Dara terhenti kala sebuah pesan masuk ke dalam ponsel nya.

"Mbak Tami aku izin keluar dulu..." Dara lantas berdiri dan segera meninggalkan kantor diiringi tatapan heran rekan-rekannya.

...----------------...

"Bagaimana bisa tertabrak... Memangnya Diaz main kemana?" tangis Dara yang baru saja tiba di sebuah klinik tak jauh dari rumah Oma Dewi.

"Aku juga nggak tahu kronologi nya Ra... Tadi Diaz masih main sama aku kok" sahut Hanifa takut.

Dara memeluk sahabatnya. Ia tahu Hanifa sangat menyayangi Diaz putranya.

Hanifa tadi mengiriminya pesan jika Ardiaz tertabrak mobil dan sekarang di bawa ke klinik.

"Orang tua Ardiaz Raskha" panggil perawat yang keluar dari ruang pemeriksaan.

"Saya mommy nya... Putra saya baik-baik saja kan suster? Nggak ada yang luka yang parah?" tanya Dara bertubi-tubi.

"Pasien mengalami lecet-lecet di bagian tangan dan kakinya. Kondisinya juga baik kok, dia nggak nangis sama sekali..." jelas suster rawat tersenyum ramah.

Dara dan Hanifa menghela nafas lega.

"Mommy...." rengek Ardiaz begitu Dara masuk kedalam ruangan pemeriksaan.

"Mommy disini sayang... Iaz kenapa hmmm? Kok bisaa diserempet mobil.. Iaz nggak nurut aunty Ifa ya ..?" tanya Dara khawatir tapi tak terlalu menampakkannya karena putranya sangat sensitif jika melihat Dara menangis.

"Iaz lihat Daddy.." ucap Ardiaz yang membuat jantung Dara seketika berhenti berdetak sangking terkejutnya.

Hanifa yang paham kondisi Dara langsung menghampiri keponakan kesayangannya itu.

"Iaz mimpi lagi nak?" tanya Hanifa hati-hati.

Bocah empat tahun itu menggeleng.

"Ndak ... Iaz lihat langsung Daddy. Tapi waktu Iaz kejar Daddy pergi naik mobil" jelas Ardiaz dengan suara cadelnya.

Dara berpegangan pada besi ranjang pasien.

"Bobok ya sayang, sebentar lagi Iaz akan dipindahkan ke ruang rawat...." pinta Hanifa mengalihkan perhatian Ardiaz.

Bocah itu menurut, ia juga sepertinya memang mengantuk.

"Fa.... Diaz lihat dia Fa ... Aku takut mereka akan bertemu, aku takut dia akan mengambil Diaz ku..." tangis Dara pecah seketika.

Hanifa memeluk Dara guna menenangkan nya.

"Apa kamu pernah memperlihatkan foto Gara pada Diaz?" tanya Hanifa yang sudah sangat penasaran sejak Ardiaz bermimpi bertemu Gara beberapa waktu lalu.

"Nggak.... Aku bahkan nggak punya foto Gara satu pun" Dara menggeleng.

"Jangan-jangan... Dia lihat di televisi... Kita kan tahu jika Ardiaz memiliki otak yang cerdas diatas rata-rata anak seusianya dan dia juga punya ingatan yang kuat...." tebak Hanifa.

Dara mengurut keningnya. Dalam satu hari ia mendapatkan dua kejutan sekaligus. Pertama bertemu Evan yang tak lain adalah orang yang paling dekat dengan Gara dan Ardiaz yang tak sengaja melihat Gara.

to be continued....

Terpopuler

Comments

Saadah Rangkuti

Saadah Rangkuti

apa iya anak balita bisa tau seseorang itu ayahnya padahal belum pernah ketemu sekalipun fotonya

2024-12-18

0

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

gmn caranya, thor?
anak. kecil blm prnh lht foto ayahnya,
kok tetiba bs berfikir itu ayahnya?

2024-08-11

0

lihat semua
Episodes
1 pertemuan pertama
2 perpustakaan sekolah
3 thanks Ra
4 hujan dan petaka
5 maaf melukai mu
6 hancur hingga jadi abu
7 sebuah pengakuan
8 ketegaran Dara
9 tentang Sagara
10 bayi laki-laki
11 aku merasakannya
12 move on
13 mereka bahagia tapi aku hancur
14 enyahkan tanganmu
15 dua kejadian dalam satu waktu
16 restoran saung Oma Dewi
17 bertemu dengan mu
18 curhat sahabat
19 bicara Evan
20 Reva dan segala kegilaannya
21 Daddy nya Iaz
22 aku mencintaimu
23 sehari bersama Ardiaz
24 hinaan
25 hari yang berat
26 dilema
27 ternyata Papa penyebabnya
28 ayo putus
29 love and family
30 sekali lagi mengalah
31 kecelakaan dan rahasia
32 janji yang terlupakan
33 luka
34 melangkah maju
35 sebuah rasa
36 mencari ingatan yang hilang
37 tanpa sengaja bertemu
38 keluarga akan tetap jadi keluarga
39 terima kasih Dion
40 pertemuaan dan perpisahan
41 kecurigaan Sagara
42 sedikit tentang Mama
43 kembalinya ingatan yang hilang
44 tawaran cinta yang baru
45 aku menerimanya
46 luka Ardiaz
47 Tante Karin
48 apa yang dirahasiakan oleh Papa?
49 mencari kebenaran (1)
50 mencari kebenaran (2)
51 berani mengambil resiko
52 perselisihan kakak adik
53 ulah Reva
54 mengurai masalah
55 permintaan
56 bersama tapi tidak bersatu
57 membongkar kejahatan Reva dan Steve
58 cinta itu masih ada
59 terungkapnya rahasia
60 Vito dan kemarahannya
61 harusnya tak kembali dekat
62 rebut saja dia
63 sidang perdana
64 pria rapuh
65 terlihat seperti keluarga
66 we need to talk
67 kejutan tak terduga
68 tunangan dadakan
69 sebuah kebenaran
70 Salah menilai
71 seperti remaja kasmaran
72 jodoh Karin
73 deep talk
74 momen indah
75 menjelang pernikahan
76 menjadi lebih dekat
77 hari bahagia kita
78 akhir dari penantian panjang
79 jalani pelan-pelan
80 sedikit lebih berani (1)
81 sedikit lebih berani (2)
82 revisi panggilan
83 pilihan hidup
84 hukuman yang pantas
85 kabar duka
86 pelukan hangat
87 ikuti kata hati (Karin vs Rama)
88 menolak dengan tegas (Karin vs Rama)
89 sosok suami sempurna
90 memberimu banyak cinta
91 aku juga menderita
92 cinta yang menyakitkan
93 virus pengganggu
94 ujian pertama kita
95 cemburu pertama
96 menjebak si biang masalah
97 mantan belum move on
98 pembalasan untuk pria jahat
99 mencintai namun terlihat asing
100 mengikatmu (Karin vs Rama)
101 pergi untuk kembali (Karin vs Rama )
102 galau Hanifa
103 beri aku waktu
104 keputusan
105 jatuh cinta (Evan vs Hanifa)
106 meminta izin (Evan vs Hanifa)
107 lebih dekat (Hanifa vs Evan)
108 selamat ya...(Hanifa vs Evan)
109 sama-sama pemula (Evan vs Hanifa)
110 indah pada waktunya
111 ucapan Terima Kasih
112 ekstra part : Welcome my girl
113 Love is You ( Promo Novel )
Episodes

Updated 113 Episodes

1
pertemuan pertama
2
perpustakaan sekolah
3
thanks Ra
4
hujan dan petaka
5
maaf melukai mu
6
hancur hingga jadi abu
7
sebuah pengakuan
8
ketegaran Dara
9
tentang Sagara
10
bayi laki-laki
11
aku merasakannya
12
move on
13
mereka bahagia tapi aku hancur
14
enyahkan tanganmu
15
dua kejadian dalam satu waktu
16
restoran saung Oma Dewi
17
bertemu dengan mu
18
curhat sahabat
19
bicara Evan
20
Reva dan segala kegilaannya
21
Daddy nya Iaz
22
aku mencintaimu
23
sehari bersama Ardiaz
24
hinaan
25
hari yang berat
26
dilema
27
ternyata Papa penyebabnya
28
ayo putus
29
love and family
30
sekali lagi mengalah
31
kecelakaan dan rahasia
32
janji yang terlupakan
33
luka
34
melangkah maju
35
sebuah rasa
36
mencari ingatan yang hilang
37
tanpa sengaja bertemu
38
keluarga akan tetap jadi keluarga
39
terima kasih Dion
40
pertemuaan dan perpisahan
41
kecurigaan Sagara
42
sedikit tentang Mama
43
kembalinya ingatan yang hilang
44
tawaran cinta yang baru
45
aku menerimanya
46
luka Ardiaz
47
Tante Karin
48
apa yang dirahasiakan oleh Papa?
49
mencari kebenaran (1)
50
mencari kebenaran (2)
51
berani mengambil resiko
52
perselisihan kakak adik
53
ulah Reva
54
mengurai masalah
55
permintaan
56
bersama tapi tidak bersatu
57
membongkar kejahatan Reva dan Steve
58
cinta itu masih ada
59
terungkapnya rahasia
60
Vito dan kemarahannya
61
harusnya tak kembali dekat
62
rebut saja dia
63
sidang perdana
64
pria rapuh
65
terlihat seperti keluarga
66
we need to talk
67
kejutan tak terduga
68
tunangan dadakan
69
sebuah kebenaran
70
Salah menilai
71
seperti remaja kasmaran
72
jodoh Karin
73
deep talk
74
momen indah
75
menjelang pernikahan
76
menjadi lebih dekat
77
hari bahagia kita
78
akhir dari penantian panjang
79
jalani pelan-pelan
80
sedikit lebih berani (1)
81
sedikit lebih berani (2)
82
revisi panggilan
83
pilihan hidup
84
hukuman yang pantas
85
kabar duka
86
pelukan hangat
87
ikuti kata hati (Karin vs Rama)
88
menolak dengan tegas (Karin vs Rama)
89
sosok suami sempurna
90
memberimu banyak cinta
91
aku juga menderita
92
cinta yang menyakitkan
93
virus pengganggu
94
ujian pertama kita
95
cemburu pertama
96
menjebak si biang masalah
97
mantan belum move on
98
pembalasan untuk pria jahat
99
mencintai namun terlihat asing
100
mengikatmu (Karin vs Rama)
101
pergi untuk kembali (Karin vs Rama )
102
galau Hanifa
103
beri aku waktu
104
keputusan
105
jatuh cinta (Evan vs Hanifa)
106
meminta izin (Evan vs Hanifa)
107
lebih dekat (Hanifa vs Evan)
108
selamat ya...(Hanifa vs Evan)
109
sama-sama pemula (Evan vs Hanifa)
110
indah pada waktunya
111
ucapan Terima Kasih
112
ekstra part : Welcome my girl
113
Love is You ( Promo Novel )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!