Mendengar ucapan sahabatnya, tentu saja membuat Zeze terharu, akan tetapi Zeze tidak ingin merepotkan sahabatnya di saat dirinya ada masalah. Apalagi masalah uang, tentu saja Zeze akan langsung menolaknya. "Tidak usah Nis, aku gak mau ngerepotin kamu, biar aku sendiri yang cari solusinya." Ucapnya membuat Danisa sedikit kecewa. "Aku akan membayarnya dengan cara di cicil, ya mungkin ini solusi terbaik, di bandingkan aku harus pinjam" Imbuhnya kembali.
"Hmm yasudah kalau begitu, aku tidak akan memaksa mu, karena walau pun aku memaksa mu, kamu tetap akan menolaknya. Yasudah ayo kita kembali" Ajak Danisa. Zeze hanya mengangguk pelan.
Danisa segera memanggil pramusaji untuk membayar makanannya. Setelah selesai membayar makanannya, mereka pun kembali lagi ke restauran, tempat dimana mereka bekerja
Di tempat lain....
Revan yang sudah selesai dengan pekerjaannya, bersiap_siap menuju restaurant tempat dimana dia akan bertemu dengan kliennya. Revan berjalan keluar meninggalkan ruangannya.
"Meta sudah kamu siapkan semuanya?" Tanya Revan sambil melihat jam di tangannya.
"Sudah pak, semuanya sudah ada disini." Balas Meta sambil memberikan berkas yang ada di tangannya.
"Bagus, kalau begitu kita berangkat sekarang" Perintah Revan sambil berjalan menuju tempat parkir mobilnya.
***
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam, akhirnya mereka pun sampai di tempat tujuannya. Revan turun dari mobilnya, ia segera masuk ke dalam restaurant xxx di susul oleh Bob dan juga Meta sekertaris nya.
Danisa yang melihat mereka masuk, langsung menyambutnya. "Selamat siang, selamat datang di restaurant kami, mari saya antarkan.." belum sempat Danisa menyelesaikan ucapannya, Revan sudah menyela ucapannya.
"Tidak perlu, saya sudah ada janji dengan klien saya, cukup kamu tunjukan ruang VIP restaurant ini." Ucap Revan datar.
"Ah silahkan pak, bapak lewat sini dan di sebelah sana adalah ruangannya." Jawab Danisa ramah.
"Hmm terima kasih." Ucap Revan tanpa menoleh ke arah lawan bicaranya. Revan segera bergegas melangkahkan kakinya menuju ruangan VIP tersebut, begitupun juga dengan Bob dan juga Meta. Mereka pergi meninggalkan Danisa yang tengah terpesona oleh ketampanan seorang Revano Alexander.
"Ahhh gilaaaa ganteng banget tuh orang, baru pertama kali aku melihatnya, pasti jodohku." Ucap Danisa sambil tersenyum sendirian seperti orang gila.
Zeze yang tidak sengaja melihat Danisa sedang senyum_senyum sendiri pun segera menghampirinya."Woooy kamu kenapa Nis senyam senyum sendiri begitu, kaya orang gila tau gak?" Ucap Zeze seketika membuat Danisa terkejut.
"Astaga Zezeeeee kamu bikin aku jantungan tau gak" Dengus Danisa kesal.
"Sorry lagian kamu tuh aku perhatiin senyam senyum sendirian kenapa sih? Kamu kesambet jin iprit apa?" Tanya Zeze penasaran.
"Astaga Ze aku baru saja bertemu dengan pangeran tampan tanpa kuda putihnya, yang membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama." Jawab Danisa dengan expresi lebaynya itu.
"Omg Danisa kamu terlalu lebay tau gak sih, dari pada kamu mikirin pangeran tanpa kudamu itu, lebih baik kamu bantuin aku." Ucap Zeze sambil menarik tangan Danisa.
"Aduh Ze kamu gak mau lihat sahabatnya bahagia apa?" Dengus Danisa sambil mengercutkan bibirnya kesal.
"Aku seneng kalau lihat sahabatku bahagia, tapi tidak dengan khayalannya, ahh sudahlah lebih baik kamu anterin pesanan meja nomor dua puluh tujuh ini." Ucap Zeze sambil memberikan pesanannya.
"Iya iya" Balas Danisa sambil berjalan menuju meja nomor dua puluh tujuh.
"Dasar tukang ngayal." Zeze tersenyum sambil menatap kepergian sahabatnya yang terlihat kesal itu.
"Ze tolong kamu antar pesanan ini ke ruang VIP ya." Ucap salah satu koki di restaurant itu sambil menyerahkan sebuah nampan yang berisi makanan.
"Ok siap bos." Jawab Zeze sambil tersenyum. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Zeze pun segera melangkahkan kakinya menuju ruangan VIP itu.
Di dalam ruangan
"Bagaimana pak Revan menurut anda?" Tanya pak Romi yang menunggu persetujuan Revan tentang kerja sama yang mereka bahas tadi.
"Baiklah saya terima." Jawab Revan datar.
"Ahh terimakasih pak Revan, saya tidak akan mengecewakan anda." Ucap pak Romi dengan bahagia sambil mengulurkan tangan kanannya.
"Sama_sama pak Romi." Balas Revan sambil menjabat tangan pak Romi.
"Permisi tuan ini pesanan anda." Ucap Zeze dengan senyuman manis di bibirnya. Ia segera
meletakan makanannya di atas meja, tanpa dia sadari, ada sepasang mata yang menatapnya penuh arti...
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Desi Solihat Fatimah Bungsu
semngt
2022-07-05
0
evi niman
kok gw yg berdebar debar ....aaahhh perasaan apa ini hahahaha
2021-12-05
2
Stivani Esika
lanjut KK
2020-10-03
0