Zeze mulai sadar dari keterkejutannya, ia mulai merutuki kebodohannya sendiri."What seratus juta!!! sial duit darimana aku? Ah kerja
pun baru satu minggu, oh **** aku hampir
lupa kerja, sudah jam berapa ini? Ahh sumpah kenapa aku sial banget hari ini." Gerutu Zeze dengan wajah kesalnya, ia menaruh catatan biaya ganti rugi dan juga nomor telpon yang di berikan oleh Bob tadi ke dalam tas kecil miliknya. Kemudian ia menaiki sepeda motornya, lalu ia kembali melajukannya dengan hati-hati.
***
Revan memerintahkan asistennya untuk mencari tahu tentang perempuan cantik yang menabraknya tadi. Ntah mengapa ia sangat tertarik dengan perempuan cantik itu, padahal selama ini ia sama sekali tidak tertarik dengan perempuan cantik atau pun sexy. Selama ini Revan hanya memikirkan gadis kecil yang dulu pernah menyelamatkan dirinya.
"Bob cari tahu tentang gadis yang menabrak mobilku tadi." Perintah Revan dingin, ia kembali mengingat tentang kejadian tadi, kejadian di saat jantungnya berdetak dengan sangat cepat di saat dirinya menatap gadia cantik itu.
"Siap bos." Balas Bob sambil fokus dengan setir kemudinya. Bob sangat penasaran, mengapa bos dinginnya itu memerintahkan dirinya untuk mencari tahu tentang gadis tadi.
"Ada apa dengan si bos? tidak biasanya si bos menyuruhku untuk mencari tahu tentang perempuan?" Batin Bob. "Ah sepertinya si bos tertarik dengan gadis itu, mungkin sudah saatnya bos jatuh cinta. "Bob kembali membatin sambil tetap fokus dengan setir kemudinya.
Flashback Off
Setelah bergulat dengan pikirannya, Revan kembali memanggil asistennya dan menyuruhnya untuk datang ke ruangan miliknya.
"Bob ke ruanganku sekarang." Perintah Revan datar. Setelah itu, Revan kembali menaruh telponnya di atas meja. Bob yang mendapat perintah dari sang bos pun langsung bergegas menuju ruangan bos dinginnya tersebut.
"Astaga bukankah baru saja si bos menyuruhku keluar? Aish kenapa sekarang di suruh masuk lagi." Gumam Bob pelan sambil mempercepat langkah kakinya.
Setelah tiba di depan pintu ruangan sang bos, Bob pun langsung mengetuk pintu tersebut.
Tok..tok..tok..
"masuk." Perintah Revan dari dalam.
Bob pun langsung membuka pintu tersebut, kemudian ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam, setelah tiba di hadapan bosnya, ia berniat untuk membuka mulutnya dan bertanya ada apa gerangan bosnya itu memanggilnya kembali? padahal baru beberapa menit ia di suruh keluar oleh bosnya itu. Namun belum sempat Bob bertanya, Revan sudah membuka mulutnya terlebih dahulu.
"Bob bukankah Perusahaan Nugraha mengajukan kerja sama dengan perusahaan kita?" Tanya Revan sambil bersedikap menatap datar asistennya itu.
"Iya bos, beberapa hari yang lalu pak Arifin selaku pemilik perusahaan Nugraha memberitahukan saya, bahwa perusahaan dia ingin bekerja sama dengan perusahaan kita." Bob menjawab dengan hati_hati.
Revan menyunggingkan senyumannya sekilas, bahkan Bob saja tidak dapat melihatnya. "Ok kalau begitu kau atur pertemuanku dengan pak Arifin besok malam." Perintah Revan yang masih dengan nada suaranya yang datar.
"Siap bos. Saya akan segera menghubungi beliau. Ada lagi bos?" Tanya Bob sopan.
"Tidak ada, kau keluarlah."Perintah Revan tanpa mengubah nada suaranya.
"Baik bos, kalau begitu saya permisi dulu." Pamit Bob sopan, Revan hanya menganggukkan kepalanya, setelah itu Bob pun langsung memutar tubuhnya, kemudian ia melangkahkan kakinya keluar.
Setelah kepergian, Bob. Revan kembali menyunggingkan senyumannya, ia mulai merasa bahwa Zevania adalah gadis kecil yang menyelamatkan dirinya sepuluh tahun yang lalu. Zevania Putri benarkah dia gadis kecil yang menyelamatkannya dari para penjahat yang ingin membunuhnya sepuluh tahun yang lalu?
"Tidak salah lagi. Pasti dia gadis kecil itu, dia bertambah cantik sekarang, bahkan sangat cantik." Ucap Revan pelan sambil mengingat kembali pertemuannya dengan Zeze. "Sial kenapa jantungku jadi deg_degan begini? Mungkinkah aku sudah jatuh cinta kepadanya?"Revan kembali berucap pelan, detak jantungnya kembali berpacu dengan sangat cepat ketika wajah cantik itu memenuhi isi kepalanya.
Senyuman tampan itu terus tersungging dari bibirnya, ia benar-benar merasa sangat beruntung atas kejadian kemarin, kecelakaan yang tidak di sengaja itu mempertemukan dirinya dengan gadis kecil penyelamat hidupnya dulu.
Revan sudah berjanji pada dirinya sendiri, jika dia di pertemukan kembali dengan gadis kecil penyelematnya, maka dia akan menjadikan gadis itu sebagai miliknya, hanya miliknya, apapun caranya, dia harus membuat gadis itu menjadi miliknya.
"Aku harus menjadikanmu sebagai milikku, apa pun caranya." Revan kembali berucap pelan. Isi kepalanya kembali di penuhi oleh bayangan gadis cantik itu."Argh sial, aku harus fokus dulu dengan pekerjaanku sekarang." Revan mulai menyingkirkan bayangan wajah cantik itu, ia kembali memfokuskan dirinya dengan pekerjaan yang ada di hadapannya. Namun bayangan wajah cantik itu terus menetap di kepalanya sehingga membuat konsentrasinya hilang.
Revan mulai mengusap wajahnya frustasi, bayangan wajah cantik yang ia yakini gadis penyelamatnya itu tidak mau hilang dari kepalanya."Zevania!!!" Lirih Revan dengan mata tertutup berusaha untuk menghilangkan bayangan wajah cantik Zeze.
Tidak bisa di pungkiri bahwa Revan sudah jatuh cinta dengan gadis cantik itu, tepat pada hari pertama mereka bertemu. Apalagi Revan sangat yakin bahwa Zeze adalah gadis kecil yang menyelamatkannya sepuluh tahun yang lalu.
Keyakinannya sangat kuat ketika Revan mengetahui nama panjang Zeze, nama yang selalu ia rindukan selama ini, Zevania Putri nama gadis kecil yang menyelamatkannya sepuluh tahun yang lalu.
Flashback On
Sepuluh tahun yang lalu, seorang pemuda tengah lari_lari di kejar oleh beberapa penjahat yang ingin membunuhnya. Sampai di sebuah gang, dia melihat gadis kecil yang sedang asik bermain dengan balon tiupnya. Lalu pemuda itu pun datang dan menghampiri gadis kecil tersebut.
"Gadis kecil jika ada yang nanyain kakak, jangan bilang kakak ada di dalam sini ya."Kata pemuda itu sambil masuk kedalam tong yang ukurannya lumayan cukup besar dan muat untuk ukuran tubuh pemuda tampan itu. Gadis kecil itu hanya melihatnya sekilas kemudian ia kembali lagi bermain dengan balon tiupnya. Setelah beberapa menit, para penjahat yang mengejar pemuda tampan itu pun tiba di tempat gadis kecil itu bermain.
"Hey bocah apakah kau melihat orang ini?" Tanya salah satu penjahat sambil memperlihatkan sebuah photo pemuda tampan tadi. Gadis kecil itu hanya menganggukkan kepalanya.
"Lalu dia pergi ke arah mana?"Tanyanya lagi.
Gadis kecil itu hanya menunjukkan jari telunjuknya lurus.
Setelah mendapat petunjuk dari gadis kecil itu, penjahat itu pun mengajak teman-temannya untuk pergi. "Ayo kita cabut, kita harus menemukannya dan membunuhnya secepat mungkin, agar tugas kita cepat selesai."Ucapnya pelan, teman-teman penjahat itu pun menganggukkan kepalanya berbarengan. Lalu setelah itu, mereka pun pergi ke arah yang di tunjukkan gadis kecil tadi.
Setelah beberapa menit para penjahat itu pergi, pemuda tampan itu keluar dari tempat persembunyiannya. Kemudian ia berjalan dan menghampiri gadis kecil yang kembali asik dengan balon tiupnya.
"Terima kasih sudah menyelamatkan kakak dari para penjahat itu."Ucap pemuda tampan itu sambil memperlihatkan senyumannya yang tampan. Gadis kecil itu hanya mengangguk, lalu ia kembali lagi bermain dengan balon tiupnya.
"Siapa namamu gadis manis?" Tanya pemuda tampan itu penasaran.
Gadis kecil itu menatapnya. "Namaku Zevania Putri om."Balas gadis kecil itu sambil memperlihatkan senyuman manisnya.
"Huuuh sial apakah aku setua itu, aku baru dua puluh tahun dasar bocah kecil, untung kamu sudah menyelematkanku,"Gumam Pemuda tampan itu dalam hatinya, sungguh ia tidak suka mendengar panggilan om yang keluar dari mulut gadis kecil penyelematnya itu.
Pemuda tampan itu mengeluarkan sebuah permen lolypop kemudian ia memberikannya kepada Zevania. "Ok Zevania Putri ini permen buatmu, karena sudah menyelematkan kakak dari orang-orang tadi." Pemuda itu menghembuskan nafasnya kasar kemudian ia kembali bersuara dengan lembut." Ingat panggil aku kakak bukan om, namaku Revan, kamu panggil aku kakak Revan. Mengerti."
Zevania mengambil permen lolypop yang di berikan oleh Revan. "Terima kasih kak." Zevania tersenyum manis, ia memang sangat suka dengan permen lolypop.
"Yasudah kalau begitu kakak pergi dulu, sampai bertemu lagi gadis kecil." Revan tersenyum, namun sebelum ia pergi, ia mencubit pipi Zevania gemas, senyuman gadis kecil itu langsung tersimpan di dalam kepalanya." Zevania Putri, semoga kita dapat bertemu kembali, gadis kecil yang manis." Revan berucap dalam hatinya, setelah itu ia pun melangkakan kakinya pergi meninggalkan Zevania yang kembali memainkan balon tiupnya.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Yhu Nitha
hdir yah
like1
2020-09-06
0
exoxback
dulu revan waktu mau di culik usian20th, zevana masih kecil, sekarang revan udah usia berapa thor, tulisanya di baca bikin muter, sebenarnya ceritanya menarik.... semangat thor, perbaiki lg tulisanya, supaya di baca lebih faham
2020-09-05
7
Ev-
like like😊
2020-09-02
0