14. Petualangan di Hutan Iblis Hitam 1.

Sesaat setelah Long Fu melihat penderitaan yang dialami oleh kedua orang bocah yang saat ini telah resmi menjadi pelayan Long Fu dan Long Ming ini, maka dengan rasa penuh tanggung jawab Long Fu sebagai pelindung dan pemimpin menghentikan kuda yang ditungganginya.

Melihat keduanya mengalami luka luka dan merasakan keadaan yang sangat menyakitkan, maka dengan sigap dan tanggap Long Fu pun segera memberikan serbuk kepada kedua pelayan kecilnya itu untuk dimasukkan sedemikian rupa kedalam sebotol kecil yang juga telah berisikan ramuan, setelah itu dapat segera digunakan oleh mereka dengan cara dioleskan ditubuh mereka, adapun ramuan itu berguna dan sangat memiliki khasiat untuk memulihkan luka tersebut seketika, keduanya yang awalnya kesakitan kini merasa nyaman disertai gelitik halus di tubuh mereka.

Keduanya pun merasakan perasaan takjub, dan tubuh mereka berdua seakan-akan membeku karena keduanya kini merasakan manfaat yang sangat mirip sebuah keajaiban dari khasiat yang dihasilkan oleh ramuan dalam botol kecil yang diberikan Majikan mereka.

Tang berkata :oh Tuan muda hebat sekali dan betaoa manjurnya efek menggunakan ramuan ini, terima kasih tuan muda", kata Tang dan kepada Long Fu. Tang juga melanjutkan berkata :"obat apa ini kenapa badanku terasa pulih seketika seakan-akan apa yang terjadi tadi adalah sebuah mimpi kosong belaka".

Tang tersenyum bahagia dan merasa sangat senang disertai rasa bangga akan kebaikan tuan muda mereka.

Namun kenyataan lain berbeda dengan perasaan yang dialami oleh Tang, perasaan hati Wang Mo saat ini membuat dia sedih, karena dirinya tidak jadi mati. Meskipun demikian tetap ada rasa syukur dalam hati kecil Wang Mo yang seolah-olah berbisik lembut menyatakan terimakasih dan rasa syukur atas pertolongan tuan muda mereka itu.

Long Ming dengan mengejek melalui suara telepati kepada Long Fu berujar dan berkata :" ciiih apaan, dasar pelayan gila, tadi menangis menjerit-jerit sekarang tersenyum menjilat", melihat sikap Tang kepada saudara tuanya bernama Long Fu itu, Long Ming pun berujar :"kecil kecil sudah gila menjilat, besarnya nanti bisa jadi penghianat". Long Fu hanya berdehem menyudahi percakapan telepati Long Ming , dan kemudian lanjut tersenyum sekilas dan melambaikan tangan kearah kedua pelayan kecilnya itu.

Long Fu kemudian berbicara :"Sudahlah itu masalah kecil, jangan dipikirkan adik Tang", dan kemudian Long Fu bertanya kepada Wang Mo :"kenapa kamu merasa sangat sedih hati adik kecil Mo?".

Wang Mo hanya mampu menjawab lirih :"sebenarnya tuan muda Long Fu, aku rela mati dimakan hewan buas dibandingkan hidup menderita", (sambil Wang Mo membayangkan saat dimana ibunya lebih memilih untuk meninggalkan Wang Mo seorang diri). Wang Mo kemudian menjelaskan tentang kehidupannya dengan detail sekali kepada Long Fu yang saat ini telah menjadi tuannya. Setelah mendengar Wang Mo maka Long Fu pun dapat membayangkan kesulitan yang dialami oleh Wang Mo yang telah diuraikan dengan penjelasan yang sangat terperinci yang dikatakan oleh Wang Mo, maka Long Fu pun hanya menghela nafas sambil menatap kearah langit, dan Long Fu berkata dengan suara pelan :"sudahlah semua ujian hidup harus dialami oleh setiap manusia dan juga makhluk hidup didunia ini, yakin dan berusahalah sekuat tenaga agar kamu dapat berdiri tegak diatas kakimu dan mampu menjalani badai kehidupan yang akan datang", sahutnya kemudian.

Long Fu juga berbicara :"adikku Wang Mo, sungguh tak baik hidup singkat ini dijalani dengan rasa putus-asa, tanpa ada keuntungan nyata yang dapat dihasilkan oleh pikiran putus asa itu, berputus asa itu hanya sia-sia belaka, hiduplah dengan rasa bahagia dan tabah seperti diriku yang ditimpa kemalangan lebih dahsyat dari kalian berdua".

Long Fu juga selanjutnya menjelaskan tentang kehidupannya meski ada juga yang beberapa hal yang masih dirahasiakannya kepada dua orang bocah yang menjadi pelayan kecil ini.

Setelah cukup lama melakukan percakapan, Tang maupun Wang Mo kini sudah mengerti bahwa tuan muda mereka ini lebih malang nasibnya dibandingkan mereka, keduanya kini bertekad untuk hidup demi melayani tuan muda mereka, meskipun keduanya berstatus pelayan tapi nyatanya mereka berdua seakan memiliki sosok kakak yang mampu menjaga dan melindungi mereka saat dibutuhkan tanpa mereka minta.

Tang dan Wang Mo secara bersamaan berkata :"Kami berdua Tang dan Wang Mo bersumpah setia kepada Tuan muda Long Fu".

Long Fu yang mendengarkan janji yang diucapkan kedua anak inipun kini merasakan sangat terharu akan sumpah yang dilontarkan kedua orang pelayannya ini.

Akan tetapi Long Ming malah melompat-lompat dengan liar dan jahat selayaknya seekor kera yang sangat nakal, dan Long Ming bahkan melempar ranting-ranting kayu kearah kepala keduanya (Tang dan Wang Mo). Long Ming seakan merasakan perasaan cemburu dan iri atas sikap yang diperlihatkan oleh kedua orang pelayan itu, dan juga Long Ming marah kepada Long Fu atas balasan perhatian yang ditunjukkan oleh sikap saudara tuanya bernama Long Fu ini kepada mereka.

Long Ming merasa jengkel terhadap kedua pelayan itu.

Long Fu kemudian bertanya melalui telepati suara :"kenapa kamu marah Aming pada mereka? Ada apa,?.

Long Ming dengan jujur menjawab kepada Long Fu bahwa dia tak Sudi menambah saudara dan menjadikan Tang dan Wang Mo menjadi saudara dengan mereka.

Tetapi Long Fu membalasnya:" sudahlah adikku, kamu akan tetap menjadi saudaraku, mereka tetap menjadi bawahan kita akan tetapi ingat jaga nyawa mereka seperti adik kita sendiri ", ujarnya tegas kepada kera itu.

Setelah itu Long Fu pun mulai berbicara singkat kepada Tang dan Wang Mo tentang kera itu yang diberikan nama Long Ming.

Tang dan Wang Mo mendengar terkejut akan penjelasan tuan muda mereka, bahwa kera itu merupakan adik yang telah dianggap seperti saudara kandung oleh Long Fu, keduanya kini akhirnya tahu bahwa kera itu ternyata adalah juga tuan muda mereka.

Tang dan Wang Mo akhirnya paham meski ngedumel dalam hati masing masih dasar kera jahat. Mereka menatap tajam ke arah kera tersebut, dan Long Ming hanya melirik sekilas terkesan sombong serta memukul dadanya sendiri, seakan menantang keduanya untuk berduel.

Menyadari hal ini Long Fu cepat berkata :"sudah mari kita lanjutkan perjalanan kita untuk menjelajahi hutan ini ", sambil diikuti gerakan tangan yang menepuk-nepuk punggung kuda hitam yang ditungganginya.

Long Fu berkata lagi :"Ingat tetap waspada dan tetap bergerak juga selalu berada dibelakangku adik Tang pesannya pada mereka". Melalui telepati suara Long Fu juga memesankan hal tersebut kepada kera kecil itu yang duduk dibahunya :" Aming tetap pantau dan jaga keselamatan mereka berdua". Long Ming:" baik saudaraku", sambil menatap mata Long Fu.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***