Eps. 17: Informasi Payah

“Tuan, ini adalah informasi yang dapat aku temukan perihal Putri Danyang,” Ling Ren menyerahkan sebuah gulungan berkas yang ia dapat dari Paviliun Zhanbai kepada Ning Ziyu.

Gulungan berkasnya begitu tipis. Hanya ada sedikit informasi mengenai Putri Danyang yang tertulis di sana. Selain tanggal lahir, orang tua, kebiasaan dan perilaku serta rumor terkait, tidak ada informasi penting lain yang diinginkan Ning Ziyu. Ini seperti informasi umum yang sudah diketahui banyak orang.

“Tidak ada lagi?”

“Tidak ada, Tuan.”

Ning Ziyu tiba-tiba merasa kesal. Informasi umum seperti ini, siapa yang tidak mengetahuinya? Apakah Paviliun Zhanbai begitu bodoh hingga tidak mendapatkan informasi detail mengenai seperti apa sifat asli Putri Danyang itu?

“Kamu menghabiskan lebih dari seribu tael hanya untuk membeli informasi tidak berguna ini?” tanya Ning Ziyu pada Ling Ren.

“Bukankah Tuan sendiri yang bilang kalau aku harus mencari informasinya?”

Ling Ren tidak mau disalahkan. Sejak awal dia sudah bilang kalau membeli informasi tentang Putri Danyang dari Paviliun Zhanbai sangat tidak sepadan. Sekarang bagus, setelah menghabiskan banyak uang, informasi yang didapat justru merupakan hal sepele.

Pantas saja Master Qiheng dari Paviliun Zhanbai berkata bahwa orang yang membeli informasi tentang Putri Danyang pasti orang bodoh. Ternyata ucapannya itu ditujukan untuk mengejek betapa tidak pentingnya seseorang mencari tahu hal tentang Putri Danyang.

Ning Ziyu menggeram. Sungguh, dia kesulitan menghadapi Cheng Yao. Sejak kembali ke Kota Feng, dia selalu bersembunyi dan menghindari kontak dengan Cheng Yao. Ning Ziyu belum punya cara menghadapi Cheng Yao dan keinginannya yang gila itu. Jika bisa, dia ingin melarikan diri lagi.

“Baiklah. Pergi ke ibukota, cari tahu informasi tentangnya lewat mulut orang-orang ibukota!”

Ling Ren hanya bisa pasrah saat dirinya kembali ditugaskan melakukan pekerjaan yang segalanya terkait dengan sang putri. Dalam beberapa hari ke depan, dia tidak terlihat di kediaman. Hanya ada Ling Yun yang pergi ke mana-mana menjalankan perintah Ning Ziyu di kediaman ini.

Cheng Yao, mengetahui suaminya telah kembali ke kediaman namun selalu bersembunyi di ruang bacanya jadi gemas. Menurutnya, Ning Ziyu itu agak pengecut. Ya sudahlah kalau dia tidak ingin membicarakan soal permintaan Cheng Yao, tapi bisakah dia bersikap jantan dan tetap menemui istrinya?

Cheng Yao sudah berkali-kali mencoba menemui Ning Ziyu, tapi setiap kali dia datang, Ling Yun selalu mengatakan kalau adipati sedang sibuk dan tidak mau diganggu. Atau misalnya saat dia menyelinap, Ning Ziyu tidak pernah ada. Entah ke mana pria itu bersembunyi.

Seperti hari ini, Cheng Yao kembali mendatangi ruang kerja Ning Ziyu. Tidak ada Ling Yun yang biasanya berjaga.

Cheng Yao kemudian masuk, namun dia tidak melihat siapapun ada di sana. Dia hanya melihat tinta di wadah baru digerus dan selembar kertas terbentang di meja.

Karakter ‘Jin’ di kertas tersebut berhasil menarik perhatiannya. Ah, jadi selain menghindarinya, alasan utama pria itu pergi ke Kota Luo adalah untuk menyelidiki mata-mata Negara Jin yang diam-diam kembali menyusup ke wilayah perbatasan. Cheng Yao sudah mengetahuinya sejak Ling Yun menghilang saat dia tiba di kediaman ini sebelum hari pernikahan tiba.

Tapi, Cheng Yao lebih tertarik pada gulungan berkas yang ada di samping kertas tersebut. Tulisan ‘Putri Danyang’ yang ada di atasnya benar-benar membuat Cheng Yao ingin sekali mengambilnya.

Ia tahu gulungan tersebut adalah informasi yang dikemas dengan gaya Paviliun Zhanbai. Seketika otaknya melayang memikirkan beragam spekulasi.

Saat Cheng Yao sedang membacanya sambil menahan tawa, Ning Ziyu tiba-tiba muncul dan merebut berkasnya. Ekspresi pria itu persis seperti anak kecil yang ketahuan menyembunyikan permen. Ning Ziyu menahan emosinya, bersikap  setenang mungkin agar dia bisa menyembunyikan keterkejutannya.

“Tidak sopan menyentuh barang orang lain tanpa izin,” sindir Ning Ziyu.

“Aku istrimu, bukan orang lain.”

“Meski begitu, tetap tidak sopan.”

“Cih, berlagak sangat angkuh. Kalau bukan karena kamu yang sembarangan menyimpannya, aku juga tidak akan membacanya. Jadi, Adipati, apa yang sudah kamu ketahui tentangku dari ini?”

Ning Ziyu tidak menjawab. Sial, dia seharusnya menyembunyikan berkasnya. Cheng Yao ini sangat sembarangan, ke manapun dia pergi tidak ada yang akan berjalan lancar. Sekarang bagus, dia justru harus menjelaskan mengenai tindakannya ini. Ning Ziyu diam-diam berkedut sudut bibirnya.

“Pppffttt…. Hahaha… Ning Ziyu, kamu membayar mahal untuk membeli informasi tentangku yang tidak berguna ini?”

Cheng Yao tidak mampu menahan tawanya. Mengapa ada orang sebodoh Ning Ziyu di dunia ini?

Cheng Yao sudah memerintahkan orang-orangnya di Paviliun Zhanbai untuk tidak menyebarkan informasi tentangnya. Anggaplah itu sebagai siasat penyembunyian jati diri. Dia setuju informasi tentangnya disebarkan, tapi hanya terbatas pada informasi umum yang sudah diketahui banyak orang.

Ning Ziyu memalingkan wajahnya. Dia juga menyesal sudah menyuruh Ling Ren membeli informasi Cheng Yao.

“Bagaimana jika kamu bersepakat denganku? Jika kamu setuju memberiku anak, aku akan memberitahumu seperti apa aku sebenarnya, dan kamu bisa pelan-pelan memahami aku. Kamu tidak perlu membayar mahal, kamu hanya perlu membayar dengan sedikit darahmu saja.”

“Dalam mimpimu. Berikan padaku!”

Ning Ziyu mencoba merebut gulungan di tangan Cheng Yao. Namun, Cheng Yao nyatanya lebih lincah dari yang terlihat. Wanita itu dengan sigap menghindar, melompat ke samping menjauhi Ning Ziyu. Ekspresinya terlihat sangat puas. Dia senang mengejek Ning Ziyu seperti ini.

“Oh, ayolah, Adipatiku yang tampan, bisakah kamu bekerja sama denganku sekali saja?”

“Tidak mau. Berikan padaku!”

Kedua orang itu bermain kejar-kejaran demi gulungan informasi yang tidak berguna. Ruang kerja begitu gaduh, beberapa rak buku terguling akibat ulah Cheng Yao. Dia tahu Ning Ziyu tidak suka kotor dan sangat menyukai kerapihan, jadi dia ingin memberi pria ini pelajaran karena sudah kabur ke Kota Luo dengan membuatnya kesal.

Siapa suruh Ning Ziyu begitu sulit ditaklukan? Padahal, Cheng Yao hanya ingin punya anak dengannya, tidak menuntutnya untuk mencintainya. Dasar pria, kalau bukan mata keranjang, ya pasti seorang pengecut yang lebih suka melarikan diri dibanding menghadapi istri sendiri.

“Cheng Yao, berikan gulungannya!”

“Tidak mau, kecuali kamu mengabulkan permintaanku!”

“Jangan bercanda! Berhenti merobohkan rak bukuku!”

“Sebenarnya apa yang membuatmu begitu sulit menerima keinginanku?”

“Bukankah aku sudah memberitahumu?”

“Tidak masuk akal! Ning Ziyu, aku akan mengadu pada Kaisar!”

“Coba saja kalau berani!”

Sekarang malah Cheng Yao yang jadi kesal sendiri. Ning Ziyu tidak mau menyerah dan terus mengejarnya meski seluruh ruang baca sudah porak poranda.

Rak buku roboh, gulungan buku berjatuhan, kertas-kertas berisi surat-surat penting berserakan di lantai. Ruang baca yang semula sangat rapi sekarang tidak lebih baik dari kapal pecah. Meski begitu, Cheng Yao sama sekali tidak menyesal.

Tepat ketika dia berlari ke depan pintu, Cheng Yao berhenti. Dia dan Ning Ziyu hanya terpisah dua rak buku roboh, dan mereka berdiri berhadap-hadapan.

Ekspresi Ning Ziyu begitu jelek, tersirat kemarahan di dalam matanya yang gelap. Cheng Yao tidak menganggapnya, sebelah sudut bibirnya terangkat.

Cheng Yao melemparkan gulungan informasi tersebut dan berhasil ditangkap kedua tangan Ning Ziyu. “Aku sudah cukup bermain-main. Ning Ziyu, aku pasti akan membuatmu memenuhi keinginanku. Tunggu saja! Aku akan datang lagi!”

Ning Ziyu mengubah ekspresinya. Dia terkekeh kecil, dengan nada menantang dia berkata, “Coba saja kalau bisa!”

“Kamu! Astaga, Kaisar licik itu benar-benar membuatku kesulitan!”

Malas berdebat, Ning Ziyu membalikkan badan dan berjalan ke meja kerjanya yang berantakan. Saat Cheng Yao sudah pergi, dia menatap nanar ruangan bacanya yang difungsikan sebagai ruang kerja adipati.

Semuanya hancur. Rak-rak dan buku-buku yang sudah disusun rapi hingga sedemikian rupa kini sudah tidak berbentuk.

Bahkan, dia tidak tahu apakah buku-buku tersebut masih satu kategori atau tidak. Ning Ziyu menggeram kesal, kemudian berteriak kencang, “Ling Yun! Panggil pelayan dan suruh mereka membereskan ruangan ini segera! Lakukan dalam satu jam!”

Terpopuler

Comments

Asasa Hope

Asasa Hope

lanjut kak..ceritany bagus...

2024-03-20

1

alqayusi

alqayusi

thorrr...😭😭😭 kenapa up nya sedikit ×.ok 💪💪💪 trus..di tunggu bab selanjutnya.

2024-03-20

2

lihat semua
Episodes
1 Eps. 1: Ditipu Kaisar
2 Eps. 2: Idola Kaum Muda
3 Eps. 3: Tidak Ada Penyambutan
4 Eps. 4: Putri dalam Rumor
5 Eps. 5: Si Buta yang Tampan
6 Eps. 6: Silsilah Kelahiran Adipati Ning
7 Eps. 7: Jangan Bicara Soal Orang Lain
8 Eps. 8: Pernikahan Adipati dan Sang Putri
9 Eps. 9: Harus Mendapatkan Malam Pertama!
10 Eps. 10: Pemuda Flamboyan adalah Tuan Putri!
11 Eps. 11: Tidak Bisa Memaklumi
12 Eps. 12: Kunci Kelemahan Masing-Masing
13 Eps. 13: Adipati Sudah Lari
14 Eps. 14: Kursi Panas
15 Eps. 15: Bicara dengan Kenyataan
16 Eps. 16: Berhenti Pura-Pura
17 Eps. 17: Informasi Payah
18 Eps. 18: Paman Kecil, Mari Bersepakat Denganku!
19 Eps. 19: Perjanjian
20 Eps. 20: Sekarat
21 Eps. 21: Menawar Racun
22 Eps. 22: Ingkar Janji
23 Eps. 23: Melampiaskan Amarah
24 Eps. 24: Ambisi Tersembunyi
25 Eps. 25: Festival Perahu Naga
26 Eps. 26: Menjadi Umpan Meriam
27 Eps. 27: Penjelasan
28 Eps. 28: Mencari Tahu Rencana
29 Eps. 29: Akan Berkunjung
30 Eps. 30: Gagal
31 Eps. 31: Gangguan
32 Eps. 32: Titah Pengawalan
33 Eps. 33: Kebencian
34 Eps. 34: Pemberangkatan
35 Eps. 35: Sebuah Alasan
36 Eps. 36: Pembunuh Utusan
37 Eps. 37: Menuju Ibukota Jin
38 Eps. 38: Ada Orang Lain
39 Eps. 39: Ramah Tamah Ibukota Jin
40 Eps. 40: Jamuan Penyambutan
41 Eps. 41: Tidak Bisa Dibandingkan
42 Eps. 42: Hadiah Pertemuan
43 Eps. 43: Menjadi Sempurna
44 Eps. 44: Kekuatan untuk Chengjia
45 Eps. 45: Penculikan
46 Eps. 46: Pembakaran
47 Eps. 47: Pertolongan
48 Eps. 48: Tidak Mudah Ditindas
49 Eps. 49: Rindu
50 Eps. 50: Panggilan Mendadak
51 Eps. 51: Niat yang Sesungguhnya
52 Eps. 52: Sengaja Masuk Jebakan
53 Eps. 53: Pertemuan
54 Eps. 54: Tangan Jahat
55 Eps. 55: Apakah Kamu Ingin Menjadi Kaisar?
56 Eps. 56: Rencana demi Rencana
57 Eps. 57: Mengadu Siasat
58 Eps. 58: Menghajar Orang Sombong
59 Eps. 59: Menenangkan Istri
60 Eps. 60: Bermain Air
61 Eps. 61: Memulai Rencana
62 Eps. 62: Keagungan yang Jatuh
63 Eps. 63: Tempat Penahanan
64 Eps. 64: Bayangan
65 Eps. 65: Induk Serangga!
66 Eps. 66: Surat Kesepakatan
67 Eps. 67: Menjadi Pemberontak
68 Eps. 68: Memberi Makan
69 Eps. 69: Bagi Tugas
70 Eps. 70: Menangkap Imigran Asing
71 Eps. 71: Khawatir
72 Eps. 72: Memaksakan Takhta
73 Eps. 73: Pemberontak Harus Mati
74 Eps. 74: Pemikiran Lain
75 Eps. 75: Pulih
76 Eps. 76: Rencana Penebusan
77 Eps. 77: Dendam Kesumat
78 Eps. 78: Penundaan
79 Eps. 79: Gelagat Aneh
80 Eps. 80: Bertemu Kaisar Dayan
81 Eps. 81: Kediaman Baru
82 Eps. 82: Pembawa Kabar
83 Eps. 83: Keputusan Kaisar
84 Eps. 84: Perjalanan Kembali
85 Eps. 85: Arogan
86 Eps. 86: Secercah Cahaya Matahari
87 Eps. 87: Tak Tahan Rindu
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Eps. 1: Ditipu Kaisar
2
Eps. 2: Idola Kaum Muda
3
Eps. 3: Tidak Ada Penyambutan
4
Eps. 4: Putri dalam Rumor
5
Eps. 5: Si Buta yang Tampan
6
Eps. 6: Silsilah Kelahiran Adipati Ning
7
Eps. 7: Jangan Bicara Soal Orang Lain
8
Eps. 8: Pernikahan Adipati dan Sang Putri
9
Eps. 9: Harus Mendapatkan Malam Pertama!
10
Eps. 10: Pemuda Flamboyan adalah Tuan Putri!
11
Eps. 11: Tidak Bisa Memaklumi
12
Eps. 12: Kunci Kelemahan Masing-Masing
13
Eps. 13: Adipati Sudah Lari
14
Eps. 14: Kursi Panas
15
Eps. 15: Bicara dengan Kenyataan
16
Eps. 16: Berhenti Pura-Pura
17
Eps. 17: Informasi Payah
18
Eps. 18: Paman Kecil, Mari Bersepakat Denganku!
19
Eps. 19: Perjanjian
20
Eps. 20: Sekarat
21
Eps. 21: Menawar Racun
22
Eps. 22: Ingkar Janji
23
Eps. 23: Melampiaskan Amarah
24
Eps. 24: Ambisi Tersembunyi
25
Eps. 25: Festival Perahu Naga
26
Eps. 26: Menjadi Umpan Meriam
27
Eps. 27: Penjelasan
28
Eps. 28: Mencari Tahu Rencana
29
Eps. 29: Akan Berkunjung
30
Eps. 30: Gagal
31
Eps. 31: Gangguan
32
Eps. 32: Titah Pengawalan
33
Eps. 33: Kebencian
34
Eps. 34: Pemberangkatan
35
Eps. 35: Sebuah Alasan
36
Eps. 36: Pembunuh Utusan
37
Eps. 37: Menuju Ibukota Jin
38
Eps. 38: Ada Orang Lain
39
Eps. 39: Ramah Tamah Ibukota Jin
40
Eps. 40: Jamuan Penyambutan
41
Eps. 41: Tidak Bisa Dibandingkan
42
Eps. 42: Hadiah Pertemuan
43
Eps. 43: Menjadi Sempurna
44
Eps. 44: Kekuatan untuk Chengjia
45
Eps. 45: Penculikan
46
Eps. 46: Pembakaran
47
Eps. 47: Pertolongan
48
Eps. 48: Tidak Mudah Ditindas
49
Eps. 49: Rindu
50
Eps. 50: Panggilan Mendadak
51
Eps. 51: Niat yang Sesungguhnya
52
Eps. 52: Sengaja Masuk Jebakan
53
Eps. 53: Pertemuan
54
Eps. 54: Tangan Jahat
55
Eps. 55: Apakah Kamu Ingin Menjadi Kaisar?
56
Eps. 56: Rencana demi Rencana
57
Eps. 57: Mengadu Siasat
58
Eps. 58: Menghajar Orang Sombong
59
Eps. 59: Menenangkan Istri
60
Eps. 60: Bermain Air
61
Eps. 61: Memulai Rencana
62
Eps. 62: Keagungan yang Jatuh
63
Eps. 63: Tempat Penahanan
64
Eps. 64: Bayangan
65
Eps. 65: Induk Serangga!
66
Eps. 66: Surat Kesepakatan
67
Eps. 67: Menjadi Pemberontak
68
Eps. 68: Memberi Makan
69
Eps. 69: Bagi Tugas
70
Eps. 70: Menangkap Imigran Asing
71
Eps. 71: Khawatir
72
Eps. 72: Memaksakan Takhta
73
Eps. 73: Pemberontak Harus Mati
74
Eps. 74: Pemikiran Lain
75
Eps. 75: Pulih
76
Eps. 76: Rencana Penebusan
77
Eps. 77: Dendam Kesumat
78
Eps. 78: Penundaan
79
Eps. 79: Gelagat Aneh
80
Eps. 80: Bertemu Kaisar Dayan
81
Eps. 81: Kediaman Baru
82
Eps. 82: Pembawa Kabar
83
Eps. 83: Keputusan Kaisar
84
Eps. 84: Perjalanan Kembali
85
Eps. 85: Arogan
86
Eps. 86: Secercah Cahaya Matahari
87
Eps. 87: Tak Tahan Rindu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!