Eps. 16: Berhenti Pura-Pura

Istana Kekaisaran, Aula Linde.

Kasim Cao sedang menggerus batang tinta di wadah tinta yang sudah mulai penuh, namun tetap tidak menghentikan aktivitasnya.

Di meja kerja yang luas dengan permukaan sehalus sutera dan mengkilap seperti es, beberapa berkas ditumpuk secara asal. Di tengah meja, selembar kertas dibentangkan, lalu sebuah karakter dituliskan dengan sapuan kuas yang tipis.

“Maksudmu, dia terus meminta Ning Ziyu memberinya seorang anak?” tanya Kaisar pada Kasim Cao. Kasim Cao mengangguk.

“Benar, Yang Mulia. Putri Danyang juga menghadiri acara pesta teh di sebuah tempat bernama Taman Ankang dan menindas beberapa gadis dengan penampilannya.”

“Oh? Apakah putri yang nakal itu akhirnya memutuskan untuk berhenti pura-pura dan menunjukkan warna aslinya?”

“Yang Mulia, Anda selalu mentoleransi Putri Danyang sejak kecil. Kali ini Yang Mulia mengirimnya menikah dengan Adipati Ning, sungguh merupakan berkah yang sangat besar untuknya.”

Kaisar lalu tertawa. Putrinya, yang dia abaikan namun selalu ia toleransi itu tampaknya sudah memutuskan untuk berhenti pura-pura.

Selama ini, Kaisar selalu tahu bahwa Cheng Yao tidaklah bodoh dan bukan tidak berguna. Putrinya itu hanya mencari cara dengan bermain aman untuk mengamankan hidupnya.

Alasan mengapa dia mengabaikannya selama ini juga untuk membantunya. Jika Kaisar menunjukkan kasih sayangnya pada Cheng Yao, maka putri-putri yang lain, terutama Putri Chengjia pasti akan menargetkan Cheng Yao. Ibu Cheng Yao sudah meninggal, di istana ini dia tidak punya fondasi.

Satu-satunya cara bertahan hidup adalah dengan bermain aman dengan menjadi tidak berguna dan bodoh. Kaisar juga mengerti alasan di baliknya.

Sejak dahulu, sejak dinasti ini didirikan, orang-orang yang terlalu menonjol tidak pernah berakhir baik. Hidup mereka menjadi berbahaya ketika perebutan kekuasaan dan pengaruh menjadi ajang pencarian jati diri.

Kaisar merasa sudah waktunya dia melepaskan Cheng Yao dari sangkar. Istana kekaisaran yang membesarkannya dalam 18 tahun terakhir tidak lagi cukup untuk menampung dirinya yang dianggap malas dan tidak berguna. Kaisar merasa dari semua putra-putrinya, hanya Cheng Yao yang terlahir dengan sifat tidak biasa.

Dia bisa menyembunyikan karakternya begitu dalam, tidak segan-segan membunuh sifat aslinya hanya untuk menyembunyikan diri. Tidak seperti yang lain yang justru mengandalkan kemampuan dan latar belakang keluarga untuk dipandang olehnya dan mendapat kasih sayangnya.

Jadi, istana kekaisaran sepertinya tidak cocok. Kalau dia membiarkan Cheng Yao tetap tinggal di istana, putrinya yang lain yang sudah dinikahkan bisa saja protes. Karena itulah dia memutuskan untuk menikahkan Cheng Yao.

Kaisar mulanya kebingungan karena pada saat yang sama, dia juga merasa bahwa sepupu mudanya yang ada di Kota Feng, Ning Ziyu, sudah melewati usia menikah tapi belum memiliki istri atau selir.

Melalui pertimbangan yang panjang dia akhirnya memilih Ning Ziyu sebagai suami untuk Cheng Yao. Kaisar tahu Cheng Yao tidak patuh, jadi dia menggunakan cara licik untuk menipunya pergi menikah ke Kota Feng. Dengan begini, dua beban pikirannya sudah teratasi dengan satu cara.

Tapi, siapa yang bisa menyangka kalau setelah Cheng Yao pergi ke Kota Feng, si pemalas yang tidak berguna itu akhirnya menunjukkan warna aslinya dan tidak ragu mengatakan dia ingin punya anak dengan Ning Ziyu. Mengingat ini, Kaisar hanya bisa tertawa.

“Ning Ziyu pasti kerepotan saat ini,” ucap Kaisar. Kasim Cao tersenyum wajar seperti biasa, “Yang Mulia, Adipati Ning telah pergi ke Kota Luo untuk menghindari Tuan Putri.”

“Oh? Dia meninggalkan gadis tengik itu?”

“Ya, Yang Mulia.”

Kaisar tertawa lagi. Sepupu kecilnya, Ning Ziyu itu begitu sulit bergaul dengan perempuan. Di masa lalu setiap kali diadakan perjamuan istana, dan ketika Putri Wanxin masih hidup, sosok Ning Ziyu kecil sudah banyak menarik perhatian.

Ning Ziyu sudah tampan dari lahir, dan banyak pejabat Kaisar yang ingin menjalin pernikahan dengan keluarga kekaisaran lewat Ning Ziyu.

Namun, saat itu Ning Ziyu justru berkata dia tidak suka pada wanita dan tidak akan memberikan perhatian selain kepada ibunya. Seisi aula tertawa, namun tidak ada yang benar-benar menyangka kalau kata-katanya jadi kenyataan.

Sekarang menghadapi Putri Danyang, Ning Ziyu tampaknya dalam kesulitan besar. Jika tidak, mengapa dia memilih Kota Luo yang jauh untuk melarikan diri?

“Hahahaha…. Mereka punya semangat muda dan belum mampu mengendalikan diri. Biarkan saja, tidak perlu ikut campur dalam urusan pernikahan mereka,” ucap Kaisar. Tawanya masih terdengar nyaring, membuat Kasim Cao dan beberapa pelayan yang melayani merasa tenang.

Kaisar sudah tua, tidak banyak hari yang bisa dilewati dengan tenang. Akhir-akhir ini suasana hati Kaisar juga lumayan buruk. Baru setelah mendengar kabar tentang Putri Danyang, dia merasa sedikit lega.

Para pelayan kemudian berpikir bahwa Kaisar mungkin tidak benar-benar mengabaikan Putri Danyang seperti yang diketahui banyak orang. Melihat senyum Kaisar yang langka adalah hal berharga.

Tapi kemudian, Kaisar mengendurkan senyumnya, lalu hilang dalam beberapa detik. Raut wajahnya berubah menjadi serius. Dia mengambil sebuah berkas, melihatnya sebentar lalu menyimpannya lagi.

“Cao Cen, panggilkan Chengia kemari!”

Kasim Cao mengangguk lalu mundur untuk melaksanakan perintah. Aula Linde seketika berubah sunyi.

Bahkan para pelayan yang sebelumnya merasa tenang sekarang jadi khawatir. Perubahan suasana hati Kaisar selalu tidak dapat diterka. Mereka kemudian diam-diam meninggalkan aula setelah tugas mereka selesai.

Setengah jam kemudian, Kasim Cao kembali bersama Putri Chengjia, lalu mereka bicara hal serius yang tidak dapat didengar oleh orang di luar aula.

Sementara itu di Kota Luo, Ning Ziyu baru kembali dari kamp militer. Wilayah perbatasan antara Negara Jin dan kekaisaran mencakup empat kota besar, Kota Luo, Kota Feng, Kota Yu, dan Kota Di.

Di setiap kota, Ning Ziyu menempatkan pasukan besar sebagai penjaga utama, kemudian menunjuk satu hakim daerah untuk mengurus urusan pemerintahan dalam kota.

Dia menggunakan Kota Feng yang dahulu dibangun dan dikembangkan oleh ayahnya sebagai pusat pemerintahan wilayah perbatasan. Jika ada urusan yang tidak dapat ditangani hakim daerah, maka urusan itu akan diselesaikan oleh Ning Ziyu.

Adipati muda memimpin empat kota perbatasan, prestasi ini sudah sangat gemilang. Orang-orang di pengadilan kekaisaran mungkin merasa tidak nyaman dan menganggapnya sebagai ancaman. Namun, Ning Ziyu selalu tahu bahwa Kaisar percaya pada hatinya dan ketulusannya sehingga Kaisar tidak pernah meragukan Ning Ziyu dalam hal apapun.

Hakim Kota Luo masuk sambil membawa sepucuk surat.

“Tuan Adipati, Tuan Jing mengirim surat untukmu,” ucap Hakim Kota Luo.

“Berikan padaku.”

Dalam surat itu dikatakan bahwa beberapa hari yang lalu, Cheng Yao marah karena Ning Ziyu pergi ke Kota Luo tanpa memberitahunya. Dia menghukum Jing Fu berlutut selama berjam-jam di luar. Kabar yang ini tidak terlalu mengejutkan. Ning Ziyu tidak heran jika Cheng Yao melakukan itu.

Namun, dia justru merasa heran saat membaca bagian lainnya. Katanya beberapa hari yang lalu pula, Cheng Yao pergi ke Taman Ankang untuk menghadiri jamuan pesta teh.

Di sana, dia sudah dipermalukan, tapi dia berhasil membungkam mulut semua orang setelah dia memainkan sebuah lagu kecapi. Aneh sekali, sosok Cheng Yao yang dikenal sebagai Putri Danyang ini benar-benar misterius.

“Apakah ada surat lain?” tanya Ning Ziyu. Dia ingin tahu apakah Ling Ren sudah mendapatkan informasi yang ia inginkan atau belum. Hakim Kota Luo menggelengkan kepalanya.

“Mungkin Tuan harus kembali ke Kota Feng jika ingin tahu kabar lainnya,” ucap hakim.

“Aku tahu. Hakim Pei, siapkan kuda. Aku akan kembali ke Kota Feng sore ini.”

Terpopuler

Comments

Oi Min

Oi Min

cara kaisar menunjukkan kasih sayang pada Cheng Yao mang beda

2024-08-13

1

_cloetffny

_cloetffny

syukur kaisarnya ga rese

2024-05-27

1

INdah🌹

INdah🌹

191

2024-05-18

1

lihat semua
Episodes
1 Eps. 1: Ditipu Kaisar
2 Eps. 2: Idola Kaum Muda
3 Eps. 3: Tidak Ada Penyambutan
4 Eps. 4: Putri dalam Rumor
5 Eps. 5: Si Buta yang Tampan
6 Eps. 6: Silsilah Kelahiran Adipati Ning
7 Eps. 7: Jangan Bicara Soal Orang Lain
8 Eps. 8: Pernikahan Adipati dan Sang Putri
9 Eps. 9: Harus Mendapatkan Malam Pertama!
10 Eps. 10: Pemuda Flamboyan adalah Tuan Putri!
11 Eps. 11: Tidak Bisa Memaklumi
12 Eps. 12: Kunci Kelemahan Masing-Masing
13 Eps. 13: Adipati Sudah Lari
14 Eps. 14: Kursi Panas
15 Eps. 15: Bicara dengan Kenyataan
16 Eps. 16: Berhenti Pura-Pura
17 Eps. 17: Informasi Payah
18 Eps. 18: Paman Kecil, Mari Bersepakat Denganku!
19 Eps. 19: Perjanjian
20 Eps. 20: Sekarat
21 Eps. 21: Menawar Racun
22 Eps. 22: Ingkar Janji
23 Eps. 23: Melampiaskan Amarah
24 Eps. 24: Ambisi Tersembunyi
25 Eps. 25: Festival Perahu Naga
26 Eps. 26: Menjadi Umpan Meriam
27 Eps. 27: Penjelasan
28 Eps. 28: Mencari Tahu Rencana
29 Eps. 29: Akan Berkunjung
30 Eps. 30: Gagal
31 Eps. 31: Gangguan
32 Eps. 32: Titah Pengawalan
33 Eps. 33: Kebencian
34 Eps. 34: Pemberangkatan
35 Eps. 35: Sebuah Alasan
36 Eps. 36: Pembunuh Utusan
37 Eps. 37: Menuju Ibukota Jin
38 Eps. 38: Ada Orang Lain
39 Eps. 39: Ramah Tamah Ibukota Jin
40 Eps. 40: Jamuan Penyambutan
41 Eps. 41: Tidak Bisa Dibandingkan
42 Eps. 42: Hadiah Pertemuan
43 Eps. 43: Menjadi Sempurna
44 Eps. 44: Kekuatan untuk Chengjia
45 Eps. 45: Penculikan
46 Eps. 46: Pembakaran
47 Eps. 47: Pertolongan
48 Eps. 48: Tidak Mudah Ditindas
49 Eps. 49: Rindu
50 Eps. 50: Panggilan Mendadak
51 Eps. 51: Niat yang Sesungguhnya
52 Eps. 52: Sengaja Masuk Jebakan
53 Eps. 53: Pertemuan
54 Eps. 54: Tangan Jahat
55 Eps. 55: Apakah Kamu Ingin Menjadi Kaisar?
56 Eps. 56: Rencana demi Rencana
57 Eps. 57: Mengadu Siasat
58 Eps. 58: Menghajar Orang Sombong
59 Eps. 59: Menenangkan Istri
60 Eps. 60: Bermain Air
61 Eps. 61: Memulai Rencana
62 Eps. 62: Keagungan yang Jatuh
63 Eps. 63: Tempat Penahanan
64 Eps. 64: Bayangan
65 Eps. 65: Induk Serangga!
66 Eps. 66: Surat Kesepakatan
67 Eps. 67: Menjadi Pemberontak
68 Eps. 68: Memberi Makan
69 Eps. 69: Bagi Tugas
70 Eps. 70: Menangkap Imigran Asing
71 Eps. 71: Khawatir
72 Eps. 72: Memaksakan Takhta
73 Eps. 73: Pemberontak Harus Mati
74 Eps. 74: Pemikiran Lain
75 Eps. 75: Pulih
76 Eps. 76: Rencana Penebusan
77 Eps. 77: Dendam Kesumat
78 Eps. 78: Penundaan
79 Eps. 79: Gelagat Aneh
80 Eps. 80: Bertemu Kaisar Dayan
81 Eps. 81: Kediaman Baru
82 Eps. 82: Pembawa Kabar
83 Eps. 83: Keputusan Kaisar
84 Eps. 84: Perjalanan Kembali
85 Eps. 85: Arogan
86 Eps. 86: Secercah Cahaya Matahari
87 Eps. 87: Tak Tahan Rindu
88 Eps. 88: Kabar dari Perbatasan
89 Eps. 89: Bantuan Paviliun Zhanbai
90 Eps. 90: Kesal
91 Eps. 91: Penghinaan Besar
92 Eps. 92: Kabar untuk Istana
93 Eps. 93: Hadiah
94 Eps. 94: Puncak Pertarungan
95 Eps. 95: Sampai Akhir
96 Eps. 96: Pertanda
97 Eps. 97: Mencari Kabar
98 Eps. 98: Orang yang Kembali dari Kematian
99 Eps. 99: Kesulitan
100 Eps. 100: Keberuntungan
101 Eps. 101: Sayang Anak
102 Eps. 102: Menanyakan Pilihan
103 Eps. 103: Membayar Harga
104 Eps. 104: Mewariskan Takhta
105 Eps. 105: Persinggahan Terakhir
106 Episode Spesial 1: Warisan
107 Episode Spesial 2: Pulang
108 Episode Spesial 3: Keturunan
109 Pemberitahuan Karya Baru
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Eps. 1: Ditipu Kaisar
2
Eps. 2: Idola Kaum Muda
3
Eps. 3: Tidak Ada Penyambutan
4
Eps. 4: Putri dalam Rumor
5
Eps. 5: Si Buta yang Tampan
6
Eps. 6: Silsilah Kelahiran Adipati Ning
7
Eps. 7: Jangan Bicara Soal Orang Lain
8
Eps. 8: Pernikahan Adipati dan Sang Putri
9
Eps. 9: Harus Mendapatkan Malam Pertama!
10
Eps. 10: Pemuda Flamboyan adalah Tuan Putri!
11
Eps. 11: Tidak Bisa Memaklumi
12
Eps. 12: Kunci Kelemahan Masing-Masing
13
Eps. 13: Adipati Sudah Lari
14
Eps. 14: Kursi Panas
15
Eps. 15: Bicara dengan Kenyataan
16
Eps. 16: Berhenti Pura-Pura
17
Eps. 17: Informasi Payah
18
Eps. 18: Paman Kecil, Mari Bersepakat Denganku!
19
Eps. 19: Perjanjian
20
Eps. 20: Sekarat
21
Eps. 21: Menawar Racun
22
Eps. 22: Ingkar Janji
23
Eps. 23: Melampiaskan Amarah
24
Eps. 24: Ambisi Tersembunyi
25
Eps. 25: Festival Perahu Naga
26
Eps. 26: Menjadi Umpan Meriam
27
Eps. 27: Penjelasan
28
Eps. 28: Mencari Tahu Rencana
29
Eps. 29: Akan Berkunjung
30
Eps. 30: Gagal
31
Eps. 31: Gangguan
32
Eps. 32: Titah Pengawalan
33
Eps. 33: Kebencian
34
Eps. 34: Pemberangkatan
35
Eps. 35: Sebuah Alasan
36
Eps. 36: Pembunuh Utusan
37
Eps. 37: Menuju Ibukota Jin
38
Eps. 38: Ada Orang Lain
39
Eps. 39: Ramah Tamah Ibukota Jin
40
Eps. 40: Jamuan Penyambutan
41
Eps. 41: Tidak Bisa Dibandingkan
42
Eps. 42: Hadiah Pertemuan
43
Eps. 43: Menjadi Sempurna
44
Eps. 44: Kekuatan untuk Chengjia
45
Eps. 45: Penculikan
46
Eps. 46: Pembakaran
47
Eps. 47: Pertolongan
48
Eps. 48: Tidak Mudah Ditindas
49
Eps. 49: Rindu
50
Eps. 50: Panggilan Mendadak
51
Eps. 51: Niat yang Sesungguhnya
52
Eps. 52: Sengaja Masuk Jebakan
53
Eps. 53: Pertemuan
54
Eps. 54: Tangan Jahat
55
Eps. 55: Apakah Kamu Ingin Menjadi Kaisar?
56
Eps. 56: Rencana demi Rencana
57
Eps. 57: Mengadu Siasat
58
Eps. 58: Menghajar Orang Sombong
59
Eps. 59: Menenangkan Istri
60
Eps. 60: Bermain Air
61
Eps. 61: Memulai Rencana
62
Eps. 62: Keagungan yang Jatuh
63
Eps. 63: Tempat Penahanan
64
Eps. 64: Bayangan
65
Eps. 65: Induk Serangga!
66
Eps. 66: Surat Kesepakatan
67
Eps. 67: Menjadi Pemberontak
68
Eps. 68: Memberi Makan
69
Eps. 69: Bagi Tugas
70
Eps. 70: Menangkap Imigran Asing
71
Eps. 71: Khawatir
72
Eps. 72: Memaksakan Takhta
73
Eps. 73: Pemberontak Harus Mati
74
Eps. 74: Pemikiran Lain
75
Eps. 75: Pulih
76
Eps. 76: Rencana Penebusan
77
Eps. 77: Dendam Kesumat
78
Eps. 78: Penundaan
79
Eps. 79: Gelagat Aneh
80
Eps. 80: Bertemu Kaisar Dayan
81
Eps. 81: Kediaman Baru
82
Eps. 82: Pembawa Kabar
83
Eps. 83: Keputusan Kaisar
84
Eps. 84: Perjalanan Kembali
85
Eps. 85: Arogan
86
Eps. 86: Secercah Cahaya Matahari
87
Eps. 87: Tak Tahan Rindu
88
Eps. 88: Kabar dari Perbatasan
89
Eps. 89: Bantuan Paviliun Zhanbai
90
Eps. 90: Kesal
91
Eps. 91: Penghinaan Besar
92
Eps. 92: Kabar untuk Istana
93
Eps. 93: Hadiah
94
Eps. 94: Puncak Pertarungan
95
Eps. 95: Sampai Akhir
96
Eps. 96: Pertanda
97
Eps. 97: Mencari Kabar
98
Eps. 98: Orang yang Kembali dari Kematian
99
Eps. 99: Kesulitan
100
Eps. 100: Keberuntungan
101
Eps. 101: Sayang Anak
102
Eps. 102: Menanyakan Pilihan
103
Eps. 103: Membayar Harga
104
Eps. 104: Mewariskan Takhta
105
Eps. 105: Persinggahan Terakhir
106
Episode Spesial 1: Warisan
107
Episode Spesial 2: Pulang
108
Episode Spesial 3: Keturunan
109
Pemberitahuan Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!