Eps. 12: Kunci Kelemahan Masing-Masing

“Seperti yang Tuan perkirakan, ada pergerakan aneh di belakang Gunung Mali. Belakangan ini ada banyak pemburu bermunculan, tapi mereka sama sekali tidak terlihat seperti pemburu,” lapor Ling Yun kepada Ning Ziyu.

Beberapa hari ini dia diutus pergi ke bagian barat Kota Feng, ke daerah Gunung Mali yang berhadapan langsung dengan perbatasan Negara Jin.

Ada pergerakan aneh yang dilaporkan mata-mata ke kediaman. Setelah diperiksa, rupanya pergerakan aneh itu berasal dari mobilisasi sejumlah pemburu asing yang tidak terlihat seperti pemburu.

“Apakah mereka adalah orang-orang Negara Jin?”

“Tidak dapat diketahui pasti, Tuan. Tetapi, mereka punya ciri khas berupa gantungan tulang berbentuk peluit yang tergantung di pinggang mereka.”

“Gantungan tulang adalah aksesoris khusus untuk pasukan mata-mata Negara Jin. Perketat keamanan kota, jangan biarkan mereka masuk atau mengacau!”

“Baik, Tuan.”

Selesai mendengarkan laporan, Ning Ziyu menyandarkan punggungnya di sofa. Lelah sekali rasanya hari ini. Setelah berdebat dengan Cheng Yao, dia masih harus mengurusi urusan keamanan Kota Feng dan sejumlah kota lain di perbatasan ini. Dulu sebelum menikah, dia bisa menyelesaikan urusan dengan cepat, tapi lain lagi ceritanya saat ini.

Kehadiran Cheng Yao yang dinikahinya telah mengubah jam kerjanya yang terasa jadi lebih panjang. Ning Ziyu menarik napas, menenangkan dirinya sendiri. Dia memejamkan matanya pelan-pelan, menikmati waktu luang yang tersisa tidak banyak ini.

Racun bunga Hongluo tidak akan kambuh untuk dua minggu ke depan. Ning Ziyu berencana pergi ke Kota Luo di selatan untuk memantau keamanan sekaligus melakukan patroli militer. Selain bisa menjalankan tugas, dia juga bisa melarikan diri dari kejaran Cheng Yao dengan dalih urusan resmi.

Jika Cheng Yao masih tidak melepaskannya, maka wanita itu akan dicap sebagai orang yang menghalangi pekerjaan pejabat. Dia tidak akan melakukan sesuatu yang berisiko, kan?

Tepat saat Ning Ziyu benar-benar hampir terlelap, pintu ruang baca tiba-tiba terbuka. Xiuli masuk sambil berjalan tergopoh-gopoh, wajahnya terlihat sangat cemas.

“Tuan, pelayan ini tidak bisa menemukan Putri,” ucap Xiuli cemas.

“Bukankah dia pergi jalan-jalan?”

“Itu benar. Putri menyuruhku menjemputnya di Restoran Yunlai sore ini, tapi dia tidak ada di sana. Setelah menanyakan kepada pengurus restoran, mereka bilang Putri sudah pergi sejak satu jam sebelumnya. Tuan, tolong bantu temukan Putri.”

Xiuli cemas. Majikannya itu buta arah, kalau sampai dia tersesat, urusannya bisa gawat. Rahasianya mengenai kebutaannya terhadap arah itu bisa-bisa terbongkar. Tapi, Xiuli juga tidak bisa mencarinya seorang diri.

Jun Heng tidak ada di sini, dan Chai Meng, pengawal lainnya juga masih berada di ibukota. Xiuli harus mengandalkan bantuan Adipati Ning untuk menemukan Cheng Yao.

“Apakah dia tidak bisa pulang sendiri?”

“Tuan, Putri baru sampai kemari. Dia tidak tahu tata letak Kota Feng, akan sulit baginya menemukan jalan pulang.”

Ning Ziyu menghela napas, mencoba menenangkan diri. Cheng Yao sudah dewasa, tidak bisakah dia bertanya pada orang jalan menuju kediaman adipati?

“Aku akan menyuruh orang untuk membantu mencarinya,” ujar Ning Ziyu. Pada akhirnya, dia mengutus beberapa orang bawahannya untuk mencari keberadaan Putri Danyang di Kota Feng.

Cheng Yao baru kembali ke kediaman setelah larut malam. Tadi di tengah kota, dia mengunjungi Paviliun Guochun dan menikmati suguhan pertunjukkan musik dan tarian dari para musisi ternama Kota Feng.

Kemudian, dia pergi ke Taman Ankang untuk menyaksikan pertunjukkan lakon teater yang sangat digemari akhir-akhir ini di kota ini.

Terakhir, dia mengunjungi stand-stand penjual makanan pasar sebelum akhirnya ditemukan oleh bawahan yang diutus dari kediaman adipati.

Dia bersenang-senang hari ini. Cheng Yao belum pernah merasa sebebas itu sejak dia bertransmigrasi ke dunia ini. Di istana kekaisaran, dia sering menyelinap keluar, tapi selalu kembali ke istana tanpa merasa puas.

Xiuli selalu memperingatkannya agar jangan terlalu lama meninggalkan istana atau para putri dan pangeran yang lain akan menemukan kesalahannya dan mengadukannya kepada Kaisar.

“Hoam… aku benar-benar lelah. Xiuli, simpan saja makan malamku. Aku mau tidur!”

“Putri, lain kali kamu jangan berkeliaran sembarangan lagi. Bagaimana jika orang jahat mencelakaimu atau menculikmu?”

Cheng Yao malah terbahak.

“Bodoh, memangnya siapa yang akan menculik putri tidak berguna sepertiku? Reputasiku sudah buruk, jadi, siapa yang akan memanfaatkannya?”

“Oh, benar juga.”

“Kamu yang melapor pada Ning Ziyu kalau aku tidak bisa ditemukan?”

Xiuli mengangguk cepat.

“Tanpa bantuan Tuan Adipati, akan sulit menemukanmu dalam waktu sesingkat ini.”

“Kamu tidak memberitahunya soal kelemahanku, kan?”

“Tentu saja tidak. Xiuli setia, Xiuli tidak akan memberitahu orang lain soal kelemahanmu.”

“Anak pintar.”

Cheng Yao merebahkan tubuh di atas tempat tidur. Ning Ziyu sudah menolak menyempurnakan pernikahan mereka, jadi, dia tidak akan datang kemari.

Syukurlah, Cheng Yao ingin beristirahat dengan tenang malam ini. Besok, dia masih harus mencari cara untuk membujuk pria itu dan meluluhkan hatinya.

Pintu kamar tiba-tiba terbuka. Sosok tegap nan gagah Ning Ziyu dalam balutan busana tidur berwarna putih muncul seperti bayangan, memecah sinar dari nyala api lilin yang bergoyang tak karuan.

Wajahnya tampak lelah dan tidak bersemangat. Dia berjalan mendekati tempat tidur, mengambil selimut dan bantal lalu membentangkannya di lantai.

Cheng Yao tertegun. Pria ini, bukankah dia menolaknya mentah-mentah?

“Untuk apa kamu menyusahkan diri sendiri dengan tidur di lantai seperti ini? Kamu jelas-jelas punya kamar yang lebih bagus dan lebih nyaman untuk ditinggali.”

Ning Ziyu yang sudah berbaring langsung membalikkan tubuh untuk memunggungi Cheng Yao. Dia lelah, dia ingin istirahat. Dia tidak mau berdebat dengan wanita itu lagi.

“Jangan berisik. Aku melakukannya untuk kebaikanmu.”

Cheng Yao seketika melirik pintu yang tertutup. Di balik pintu, bayangan dua bibi masih terlihat samar-samar. Ah, rupanya mereka kembali menungguinya seperti malam tadi.

Bibi-bibi itu sungguh tidak tahu malu. Beraninya mereka mencampuri urusan internal adipati dan istrinya!

Tanpa mengenakan alas kaki, Cheng Yao berjongkok di belakang pria itu. Ia mengintip tampilan wajah tampan Ning Ziyu dari samping. Oh ya ampun, pria ini masih saja tampan meski hanya dilihat dari samping!

“Karena kamu sudah di sini, mengapa kamu tidak mempertimbangkan untuk menyempurnakan pernikahan kita?”

Mendengar hal itu, Ning Ziyu langsung menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya. Bahkan kepalanya juga sudah dibungkus seperti kepompong. “Jangan mimpi.”

“Oh ayolah, berkompromilah sekali ini saja. Aku hanya memintamu melahirkan anak denganku dari penyempurnaan pernikahan, aku tidak menyuruhmu melakukannya setiap hari!”

Ning Ziyu menutup kedua telinganya dengan tangan. Tidak, dia tidak mau melakukannya. Menyempurnakan pernikahan tidak akan terjadi, apalagi sampai melahirkan anak.

“Ning Ziyu…” Cheng Yao mulai merengek. Ning Ziyu semakin menyembunyikan dirinya lebih dalam.

“Hei, aku tidak main-main!”

“Tidak. Putri, sebaiknya kamu segera tidur.”

“Aku tidak akan tidur sebelum kamu menyetujuiku.”

“Terserah.”

Ning Ziyu tidak akan terbujuk oleh kata-kata Cheng Yao. Wanita biasanya hanya tahu mengancam agar pria bisa mengabulkan keinginannya.

Dia menganggap Cheng Yao hanya sedang tertarik padanya sesaat. Kalau dia adalah pria yang brengsek, dia sudah memanfaatkan kesempatan ini untuk mengambil keuntungan. Tidak, dia bukan seorag bajingan.

“Ning Ziyu, berikan aku anak satu saja, oke?”

Ning Ziyu bergeming. Cheng Yao belum menyerah dan masih merengek.

“Jika kamu tidak memberikannya, aku akan menangis.”

“Menangis saja.”

Cheng Yao tidak bisa menangis. Selain saat bayi, dia tidak pernah menangis lagi. Bagaimana dia akan menangis sekarang? Haruskah dia mengambil bawang merah lalu mengoleskannya ke matanya agar menangis?

“Ning Ziyu…”

Cheng Yao menarik-narik selimut yang menutupi seluruh tubuh Ning Ziyu sekuat tenaga. Cekalan tangan Ning Ziyu pada selimutnya lalu dilepaskan, dan seketika Cheng Yao langsung terhuyung ke belakang.

Punggungnya beradu dengan lantai sementara kedua kakinya agak mengangkang di udara. Selimut yang ditariknya dari Ning Ziyu mendarat di atas kepalanya.

Dia tidak tahu kalau pada Ning Ziyu melihatnya jatuh seperti itu, pria itu sedikit tersenyum meski tidak lama. Seandainya Cheng Yao melihatnya, dia pasti sudah memukulnya.

“Bisakah kamu berhenti bertingkah kekanak-kanakan?”

“Apakah seorang wanita yang menginginkan anak bisa disebut kekanak-kanakan?”

Ning Ziyu menggelengkan kepalanya. Percuma bicara serius dengan wanita ini. Dia lanjut merebahkan diri, kali ini dia menempati tempat tidur Cheng Yao dan menguasainya.

“Hei, Ning Ziyu, jika kamu tidak mau, aku akan memberitahu Kaisar perihal penyakitmu!”

Seketika pria itu langsung bangun dan menatapnya dengan tajam. “Kamu berani?”

“Mengapa aku tidak berani?”

Penyakit Ning Ziyu sengaja disembunyikan dari orang-orang termasuk Kaisar. Setelah orang-orang kediaman adipati, Cheng Yao jadi satu-satunya orang yang tahu penyakit Ning Ziyu, tentu saja setelah mengecualikan Paviliun Zhanbai.

Ning Ziyu menatap jengah Cheng Yao yang masih duduk di lantai, lalu berkata, “Coba saja kalau kamu bisa.”

“Aku bisa. Kamu menyembunyikan penyakitmu dari Kaisar dan orang-orang luar. Kamu menyembunyikannya, dan aku bisa memberitahukannya kepada orang-orang. Bagaimana menurutmu?”

“Kamu mengancamku?”

“Kalau kamu menganggapnya sebagai ancaman, maka anggap saja begitu.”

Ning Ziyu tidak menemukan keraguan di dalam sorot mata jernih Cheng Yao. Wanita ini sungguh-sungguh dengan ucapannya. Dia tidak main-main soal perkataannya tentang menyebarluaskan informasi terkait penyakitnya.

Kalau dia sampai melakukannya, Kota Feng dan beberapa kota perbatasan lain akan kacau. Negara Jin juga akan memanfaatkan kesempatan untuk menyerang.

“Jangan berpikir hanya kamu saja yang memegang kelemahanku,” ujar Ning Ziyu. “Aku tahu kamu buta arah, dan itu adalah kelemahan terbesarmu.”

Senyum di wajah Cheng Yao langsung hilang.

“Dari mana kamu tahu?” keningnya mengernyit dan tatapannya jadi tajam. Mungkinkah Xiuli tanpa sengaja membocorkannya? Atau apakah dia sudah mencari tahu tentangnya ke Paviliun Zhanbai?

Tapi, Cheng Yao sudah mengatur agar informasi tentang Putri Danyang di Paviliun Zhanbai dibuat sesedikit mungkin. Dia juga meminta Jun Heng untuk tidak memasukkan kelemahannya ke dalam informasi.

“Kamu terlambat pulang dan pelayanmu mencariku untuk meminta bantuan. Berdasarkan logika, kamu seharusnya bertanya kepada orang jika kamu tidak ingat jalan menuju kediaman adipati, tapi kamu tidak melakukannya. Putri Danyang, kamu adalah penderita buta arah.”

Cheng Yao memberengut. Sial, Ning Ziyu lebih sulit dihadapi setelah menikah!

“Jadi, kita impas. Kamu boleh menyebarkan informasi tentang penyakitku, dan aku juga bisa memberitahu orang lain bahwa Putri Danyang sebenarnya buta arah,” Ning Ziyu mengakhiri kalimatnya dengan ringan. Lalu, dia merebahkan dirinya, membelakangi Cheng Yao lagi.

Di lantai, Cheng Yao mengumpat kesal, “Dasar licik!”

Cheng Yao tidak terima. Ia menarik Ning Ziyu dari tempat tidur dan menjatuhkannya di lantai. Ning Ziyu meringis saat tubuhnya beradu dengan lantai. Ya ampun, tenaga wanita ini benar-benar besar!

“Jangan mengambil tempat tidurku! Tidur kembali di lantai atau kamu pergi!”

Terpopuler

Comments

dori

dori

duh kesannya gimana ya, cewe terlalu agresif cowo malah ilfil. justru kl km jual mahal, adipati mgkin aja tertarik

2024-12-02

0

Ita Xiaomi

Ita Xiaomi

🤣🤣🤣

2024-11-06

0

Novi Yantisuherman

Novi Yantisuherman

gantungan tas Gw malah tengkorak manusia plastik,

2024-05-03

3

lihat semua
Episodes
1 Eps. 1: Ditipu Kaisar
2 Eps. 2: Idola Kaum Muda
3 Eps. 3: Tidak Ada Penyambutan
4 Eps. 4: Putri dalam Rumor
5 Eps. 5: Si Buta yang Tampan
6 Eps. 6: Silsilah Kelahiran Adipati Ning
7 Eps. 7: Jangan Bicara Soal Orang Lain
8 Eps. 8: Pernikahan Adipati dan Sang Putri
9 Eps. 9: Harus Mendapatkan Malam Pertama!
10 Eps. 10: Pemuda Flamboyan adalah Tuan Putri!
11 Eps. 11: Tidak Bisa Memaklumi
12 Eps. 12: Kunci Kelemahan Masing-Masing
13 Eps. 13: Adipati Sudah Lari
14 Eps. 14: Kursi Panas
15 Eps. 15: Bicara dengan Kenyataan
16 Eps. 16: Berhenti Pura-Pura
17 Eps. 17: Informasi Payah
18 Eps. 18: Paman Kecil, Mari Bersepakat Denganku!
19 Eps. 19: Perjanjian
20 Eps. 20: Sekarat
21 Eps. 21: Menawar Racun
22 Eps. 22: Ingkar Janji
23 Eps. 23: Melampiaskan Amarah
24 Eps. 24: Ambisi Tersembunyi
25 Eps. 25: Festival Perahu Naga
26 Eps. 26: Menjadi Umpan Meriam
27 Eps. 27: Penjelasan
28 Eps. 28: Mencari Tahu Rencana
29 Eps. 29: Akan Berkunjung
30 Eps. 30: Gagal
31 Eps. 31: Gangguan
32 Eps. 32: Titah Pengawalan
33 Eps. 33: Kebencian
34 Eps. 34: Pemberangkatan
35 Eps. 35: Sebuah Alasan
36 Eps. 36: Pembunuh Utusan
37 Eps. 37: Menuju Ibukota Jin
38 Eps. 38: Ada Orang Lain
39 Eps. 39: Ramah Tamah Ibukota Jin
40 Eps. 40: Jamuan Penyambutan
41 Eps. 41: Tidak Bisa Dibandingkan
42 Eps. 42: Hadiah Pertemuan
43 Eps. 43: Menjadi Sempurna
44 Eps. 44: Kekuatan untuk Chengjia
45 Eps. 45: Penculikan
46 Eps. 46: Pembakaran
47 Eps. 47: Pertolongan
48 Eps. 48: Tidak Mudah Ditindas
49 Eps. 49: Rindu
50 Eps. 50: Panggilan Mendadak
51 Eps. 51: Niat yang Sesungguhnya
52 Eps. 52: Sengaja Masuk Jebakan
53 Eps. 53: Pertemuan
54 Eps. 54: Tangan Jahat
55 Eps. 55: Apakah Kamu Ingin Menjadi Kaisar?
56 Eps. 56: Rencana demi Rencana
57 Eps. 57: Mengadu Siasat
58 Eps. 58: Menghajar Orang Sombong
59 Eps. 59: Menenangkan Istri
60 Eps. 60: Bermain Air
61 Eps. 61: Memulai Rencana
62 Eps. 62: Keagungan yang Jatuh
63 Eps. 63: Tempat Penahanan
64 Eps. 64: Bayangan
65 Eps. 65: Induk Serangga!
66 Eps. 66: Surat Kesepakatan
67 Eps. 67: Menjadi Pemberontak
68 Eps. 68: Memberi Makan
69 Eps. 69: Bagi Tugas
70 Eps. 70: Menangkap Imigran Asing
71 Eps. 71: Khawatir
72 Eps. 72: Memaksakan Takhta
73 Eps. 73: Pemberontak Harus Mati
74 Eps. 74: Pemikiran Lain
75 Eps. 75: Pulih
76 Eps. 76: Rencana Penebusan
77 Eps. 77: Dendam Kesumat
78 Eps. 78: Penundaan
79 Eps. 79: Gelagat Aneh
80 Eps. 80: Bertemu Kaisar Dayan
81 Eps. 81: Kediaman Baru
82 Eps. 82: Pembawa Kabar
83 Eps. 83: Keputusan Kaisar
84 Eps. 84: Perjalanan Kembali
85 Eps. 85: Arogan
86 Eps. 86: Secercah Cahaya Matahari
87 Eps. 87: Tak Tahan Rindu
88 Eps. 88: Kabar dari Perbatasan
89 Eps. 89: Bantuan Paviliun Zhanbai
90 Eps. 90: Kesal
91 Eps. 91: Penghinaan Besar
92 Eps. 92: Kabar untuk Istana
93 Eps. 93: Hadiah
94 Eps. 94: Puncak Pertarungan
95 Eps. 95: Sampai Akhir
96 Eps. 96: Pertanda
97 Eps. 97: Mencari Kabar
98 Eps. 98: Orang yang Kembali dari Kematian
99 Eps. 99: Kesulitan
100 Eps. 100: Keberuntungan
101 Eps. 101: Sayang Anak
102 Eps. 102: Menanyakan Pilihan
103 Eps. 103: Membayar Harga
104 Eps. 104: Mewariskan Takhta
105 Eps. 105: Persinggahan Terakhir
106 Episode Spesial 1: Warisan
107 Episode Spesial 2: Pulang
108 Episode Spesial 3: Keturunan
109 Pemberitahuan Karya Baru
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Eps. 1: Ditipu Kaisar
2
Eps. 2: Idola Kaum Muda
3
Eps. 3: Tidak Ada Penyambutan
4
Eps. 4: Putri dalam Rumor
5
Eps. 5: Si Buta yang Tampan
6
Eps. 6: Silsilah Kelahiran Adipati Ning
7
Eps. 7: Jangan Bicara Soal Orang Lain
8
Eps. 8: Pernikahan Adipati dan Sang Putri
9
Eps. 9: Harus Mendapatkan Malam Pertama!
10
Eps. 10: Pemuda Flamboyan adalah Tuan Putri!
11
Eps. 11: Tidak Bisa Memaklumi
12
Eps. 12: Kunci Kelemahan Masing-Masing
13
Eps. 13: Adipati Sudah Lari
14
Eps. 14: Kursi Panas
15
Eps. 15: Bicara dengan Kenyataan
16
Eps. 16: Berhenti Pura-Pura
17
Eps. 17: Informasi Payah
18
Eps. 18: Paman Kecil, Mari Bersepakat Denganku!
19
Eps. 19: Perjanjian
20
Eps. 20: Sekarat
21
Eps. 21: Menawar Racun
22
Eps. 22: Ingkar Janji
23
Eps. 23: Melampiaskan Amarah
24
Eps. 24: Ambisi Tersembunyi
25
Eps. 25: Festival Perahu Naga
26
Eps. 26: Menjadi Umpan Meriam
27
Eps. 27: Penjelasan
28
Eps. 28: Mencari Tahu Rencana
29
Eps. 29: Akan Berkunjung
30
Eps. 30: Gagal
31
Eps. 31: Gangguan
32
Eps. 32: Titah Pengawalan
33
Eps. 33: Kebencian
34
Eps. 34: Pemberangkatan
35
Eps. 35: Sebuah Alasan
36
Eps. 36: Pembunuh Utusan
37
Eps. 37: Menuju Ibukota Jin
38
Eps. 38: Ada Orang Lain
39
Eps. 39: Ramah Tamah Ibukota Jin
40
Eps. 40: Jamuan Penyambutan
41
Eps. 41: Tidak Bisa Dibandingkan
42
Eps. 42: Hadiah Pertemuan
43
Eps. 43: Menjadi Sempurna
44
Eps. 44: Kekuatan untuk Chengjia
45
Eps. 45: Penculikan
46
Eps. 46: Pembakaran
47
Eps. 47: Pertolongan
48
Eps. 48: Tidak Mudah Ditindas
49
Eps. 49: Rindu
50
Eps. 50: Panggilan Mendadak
51
Eps. 51: Niat yang Sesungguhnya
52
Eps. 52: Sengaja Masuk Jebakan
53
Eps. 53: Pertemuan
54
Eps. 54: Tangan Jahat
55
Eps. 55: Apakah Kamu Ingin Menjadi Kaisar?
56
Eps. 56: Rencana demi Rencana
57
Eps. 57: Mengadu Siasat
58
Eps. 58: Menghajar Orang Sombong
59
Eps. 59: Menenangkan Istri
60
Eps. 60: Bermain Air
61
Eps. 61: Memulai Rencana
62
Eps. 62: Keagungan yang Jatuh
63
Eps. 63: Tempat Penahanan
64
Eps. 64: Bayangan
65
Eps. 65: Induk Serangga!
66
Eps. 66: Surat Kesepakatan
67
Eps. 67: Menjadi Pemberontak
68
Eps. 68: Memberi Makan
69
Eps. 69: Bagi Tugas
70
Eps. 70: Menangkap Imigran Asing
71
Eps. 71: Khawatir
72
Eps. 72: Memaksakan Takhta
73
Eps. 73: Pemberontak Harus Mati
74
Eps. 74: Pemikiran Lain
75
Eps. 75: Pulih
76
Eps. 76: Rencana Penebusan
77
Eps. 77: Dendam Kesumat
78
Eps. 78: Penundaan
79
Eps. 79: Gelagat Aneh
80
Eps. 80: Bertemu Kaisar Dayan
81
Eps. 81: Kediaman Baru
82
Eps. 82: Pembawa Kabar
83
Eps. 83: Keputusan Kaisar
84
Eps. 84: Perjalanan Kembali
85
Eps. 85: Arogan
86
Eps. 86: Secercah Cahaya Matahari
87
Eps. 87: Tak Tahan Rindu
88
Eps. 88: Kabar dari Perbatasan
89
Eps. 89: Bantuan Paviliun Zhanbai
90
Eps. 90: Kesal
91
Eps. 91: Penghinaan Besar
92
Eps. 92: Kabar untuk Istana
93
Eps. 93: Hadiah
94
Eps. 94: Puncak Pertarungan
95
Eps. 95: Sampai Akhir
96
Eps. 96: Pertanda
97
Eps. 97: Mencari Kabar
98
Eps. 98: Orang yang Kembali dari Kematian
99
Eps. 99: Kesulitan
100
Eps. 100: Keberuntungan
101
Eps. 101: Sayang Anak
102
Eps. 102: Menanyakan Pilihan
103
Eps. 103: Membayar Harga
104
Eps. 104: Mewariskan Takhta
105
Eps. 105: Persinggahan Terakhir
106
Episode Spesial 1: Warisan
107
Episode Spesial 2: Pulang
108
Episode Spesial 3: Keturunan
109
Pemberitahuan Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!