Eps. 8: Pernikahan Adipati dan Sang Putri

Pagi ini di tanggal 18, kediaman Adipati Ning sudah sangat sibuk. Pasalnya, pernikahan adipati mereka dengan sang Putri akan dilangsungkan.

Belum sempat pintu dibuka, puluhan penduduk kota dan pejabat setempat yang mengenal baik Adipati Ning sudah berkumpul di depan gerbang, membawa banyak hadiah dan memakai pakaian yang sangat bagus.

Adipati Ning, pahlawan Kota Feng yang agung akan menikah. Bagaimana bisa mereka tidak merayakannya?

Selain itu, meski istrinya adalah Putri Danyang, status kebangsawanan yang disandangnya cukup memukau banyak orang. Itu sudah cukup menjadi alasan bagi mereka datang berbondong-bondong mendatangi kediaman Adipati Ning untuk memberi selamat.

Ning Ziyu keluar dari kediamannya dengan mengenakan pakaian pengantin yang sudah disiapkan sebelumnya. Kondisi tubuhnya sudah pulih seperti sedia kala, sehingga orang lain tidak akan menyadari bahwa dia adalah pemuda buta dan lumpuh yang tidak dapat bergerak tanpa bantuan.

“Apakah Putri Danyang sudah siap?” tanyanya pada Ling Ren. Ling Ren tidak yakin apakah Putri Danyang sudah siap atau tidak. Meskipun siap, ia ragu Adipati Ning akan memercayainya.

“Seseorang akan mengantarkannya ke aula, Tuan.”

“Baiklah kalau begitu.”

Ning Ziyu kemudian pergi ke aula. Ia terkejut melihat dekorasi yang disiapkan di aula tersebut. Gayanya cukup aneh, tapi tidak membuang kesan tradisional yang mematuhi hukum adat dinasti. Dia berdiri membelakangi pintu masuk untuk menunggu pengantin wanitanya datang.

“Pengantin wanita sudah tiba!” petugas lalu berteriak.

Sontak, semua mata tertuju pada sosok gadis dengan gaun pengantin hijau tua dan merah yang sedang berjalan memasuki aula sambil menutup wajahnya dengan kipas.

Ning Ziyu berbalik, mematung selama beberapa detik. Ning Ziyu mengedipkan matanya beberapa kali untuk memastikan kalau matanya sudah bisa melihat dengan jelas.

Apakah racunnya masih belum terkendali hingga matanya masih bermasalah?

Yang dilihatnya saat ini bukanlah gadis gendut dengan kaki seperti gajah dan tubuh bulat seperti babi. Juga bukan sosok wanita pendek yang tidak bisa melangkah jauh.

Sosok pengantin yang memasuki aula adalah sosok gadis dengan tubuh ideal seperti wanita kebanyakan! Bahkan dia memiliki tinggi dan bentuk tubuh yang proporsional!

Ning Ziyu belum bertemu dengannya sejak dia datang, jadi dia hanya mengira penampilannya sama seperti yang dirumorkan. Nyatanya, itu salah besar. Sekarang dia penasaran seperti apa wajah di balik kipas itu. Apakah benar berwajah bulat?

Cheng Yao tiba di sisi Ning Ziyu. Ia menoleh untuk melihat rupa pria buta dan lumpuh yang sudah sembuh ini. Lalu, dia tersenyum seraya berkata, “Senang bertemu denganmu, Adipati Ning. Apakah kamu cukup terkejut?”

Ning Ziyu terdiam. Cheng Yao terkekeh.

“Oh, aku benar-benar berbakat dalam mengejutkan orang. Tuan Adipati, terkadang kamu tidak boleh sepenuhnya mempercayai rumor di luar sana,” ucap Cheng Yao sambil mengedipkan sebelah matanya.

Ning Ziyu hampir percaya gadis itu adalah gadis gendut dan jelek yang dirumorkan. Dia hampir dibuat percaya oleh kata-kata Ling Yun saat itu.

Cheng Yao jelas sangat cantik. Keindahannya tidak bisa dibandingkan dengan keindahan bunga-bunga muda di Kota Feng yang selalu mengejarnya!

Ning Ziyu berdehem untuk mengendalikan diri. Dia kembali memfokuskan dirinya ke depan. Jing Fu memimpin upacara, memandu Cheng Yao dan Ning Ziyu melakukan ritual pernikahan sesuai dengan adat yang berlaku di Dayan. Setelah selesai, pesta dilangsungkan dan hidangan-hidangan dihidangkan di meja-meja tamu.

Musik yang gembira ditabuh oleh para petugas pendamping. Kediaman Adipati Ning yang biasanya tenang jadi riuh dan ramai.

Karena Adipati Ning adalah adipati di Kota Feng dan sangat terhormat, orang-orang yang datang juga begitu menjaga etika. Mereka tidak melakukan hal berlebihan yang memalukan diri sendiri.

Cheng Yao sebenarnya masih ingin melihat keramaian, tapi bibi pengurus mengatakan banyak aturan yang harus ditaati dalam pernikahan.

Dia diantar kembali ke kamar setelah upacara dan ditinggalkan begitu saja. Padahal, dia sangat penasaran seperti apa keriuhan di kediaman utama.

“Xiuli, apakah kamu di sana?” tanya Cheng Yao.

Xiuli masuk. “Ada apa, Putri?”

“Aku ingin keluar. Aku ingin melihat keramaian!”

“Tidak boleh! Putri sudah cukup membuat banyak orang terkejut hari ini. Kasihanilah mereka!”

Ah, benar. Kemunculan Cheng Yao sebagai pengantin wanita Adipati Ning hari ini sangat mengejutkan. Selain para pelayan kediaman dan para petugas pernikahan yang datang dari ibukota bersamanya, sisanya tidak tahu seperti apa dia.

Jadi ketika dia muncul, rumor buruk tentang bentuk fisiknya seketika ditumpas seperti kapas yang dituangkan air di atasnya.

“Oh aku benci aturan seperti ini! Siapa yang membuat undang-undang agar pengantin wanita masuk ke kamar setelah upacara?”

Di zaman modern, itu tidak berlaku. Setelah akad, pengantin akan berbincang dengan para tamu undangan atau berfoto. Tapi, di sini tidak berlaku.

Rasanya sudah lama sekali Cheng Yao tidak melihat pemandangan seperti itu. Di usianya yang ke-18 tahun di zaman ini, ia justru menikah tanpa bisa berekspresi dengan bebas.

“Putri, jangan berisik. Masih ada dua bibi pengurus di depan pintu. Mereka bisa bergosip tentangmu jika kamu bicara terlalu keras.”

“Apakah gossip tentangku belum cukup menyebar di luar sana? Apa yang perlu aku khawatirkan?”

“Putri, ini hari pernikahanmu. Setidaknya kamu harus terlihat anggun dan elegan untuk suami yang baru kamu nikahi.”

Xiuli benar. Meski kata anggun dan elegan tidak cocok untuknya, tapi demi Ning Ziyu, Cheng Yao harus menahannya.

Keputusan Cheng Yao untuk menerima Ning Ziyu sebagai suaminya sudah bulat, dan ia harus menjaga nama baiknya. Jika tidak, dia tidak bisa mendapatkan kesempatan melahirkan bibit unggul darinya.

“Baiklah, hanya hari ini saja.”

Di aula, Ning Ziyu menjamu beberapa tamu penting. Sebenarnya dia agak tidak nyaman karena banyak orang berarti banyak kuman.

Debu, kotoran, terbang dan bercampur di antara orang-orang itu. Ia ingin bersin beberapa kali, tapi Ling Ren memberinya saputangan dan sachet berisi obat herbal.

Matanya tanpa sengaja melihat sosok seorang gadis dengan penampilan yang tidak kalah luar biasa dari Cheng Yao duduk di salah satu kursi tamu penting. Gadis itu memakai pakaian berwarna merah muda yang cerah, yang membuatnya tampak menonjol dari tamu perempuan lainnya.

Kebetulan, gadis itu juga menatapnya. Tidak ingin menciptakan suasana canggung, si gadis berdiri memegang gelas berisi minuman. Mau tidak mau Ning Ziyu menghampirinya.

“Song Hua, mengucapkan selamat atas pernikahan Adipati Ning dan Putri Danyang,” ucap gadis itu.

Ning Ziyu hanya mengangguk ringan tanpa ekspresi berlebihan. Gadis itu adalah Song Hua, gadis yang dibicarakan oleh Ling Ren semalam yang katanya adalah pasangan sempurna untuk Adipati Ning. Meski Ning Ziyu tidak ingin menanggapinya, dia juga tidak bisa mengabaikannya sepenuhnya.

Song Hua lalu duduk lagi. Tatapannya agak lain. Ada maksud dan perasaan yang tidak semestinya dari tatapan itu. Sekarang, idola nomor satu di Kota Feng yang sangat agung itu sudah menikah.

Dia, kandidat yang sering disebutkan oleh orang lain, bukanlah pengantin wanitanya. Dia merasa sedih tanpa alasan.

Beberapa orang lalu meminta bersulang dengan Ning Ziyu. Setelah habis beberapa teguk, Ning Ziyu agak mabuk. Ling Ren buru-buru menahannya di sisinya agar tidak ambruk.

“Tuan, sudah saatnya kamu kembali,” ucapnya. Lalu, dia berbisik, “Racunmu baru dikendalikan. Mabuk berlebihan hanya akan membuat tubuhmu kehilangan kendali lebih cepat.”

Ning Ziyu hanya pura-pura. Ia lalu berpamitan dengan alasan tidak ingin membuat istrinya menunggu. Setelah menjauh dari aula dan tempat pesta, dia menyegarkan dirinya dan kembali sadar. Ning Ziyu bahkan berjalan tegak seperti sebelumnya.

“Kapan Ling Yun kembali?” tanyanya pada Ling Ren.

“Mungkin dua hari lagi. Apakah Tuan memiliki perintah lain untuknya?”

“Aku ingin dia mengawasi gerak-gerik mata-mata Negara Jin. Pernikahanku dengan Putri Danyang mungkin sudah membuat mereka menjadi sangat waspada.”

Ling Ren mengangguk. Dia mengerutkan kening saat melihat Ning Ziyu hendak memasuki kediaman di halaman belakang, memasuki kediaman yang ditinggali Cheng Yao.

“Tuan, untuk apa kamu masuk ke halaman belakang?”

Sekarang giliran Ning Ziyu yang mengernyit.

“Ini hari pernikahanku, dan halaman belakang adalah tempat tinggal istriku. Kenapa kamu masih bertanya alasannya?”

Ling Ren seperti hendak berkata, tapi dia menelan kembali kata-katanya ke dalam perut.

Terpopuler

Comments

Hasna 💙

Hasna 💙

lanjut ka kalu bisa up 2 bab , ttep semangat berkarya😁😁

2024-03-16

3

alqayusi

alqayusi

lanjut thor....dan tetap💪💪💪

2024-03-16

1

lihat semua
Episodes
1 Eps. 1: Ditipu Kaisar
2 Eps. 2: Idola Kaum Muda
3 Eps. 3: Tidak Ada Penyambutan
4 Eps. 4: Putri dalam Rumor
5 Eps. 5: Si Buta yang Tampan
6 Eps. 6: Silsilah Kelahiran Adipati Ning
7 Eps. 7: Jangan Bicara Soal Orang Lain
8 Eps. 8: Pernikahan Adipati dan Sang Putri
9 Eps. 9: Harus Mendapatkan Malam Pertama!
10 Eps. 10: Pemuda Flamboyan adalah Tuan Putri!
11 Eps. 11: Tidak Bisa Memaklumi
12 Eps. 12: Kunci Kelemahan Masing-Masing
13 Eps. 13: Adipati Sudah Lari
14 Eps. 14: Kursi Panas
15 Eps. 15: Bicara dengan Kenyataan
16 Eps. 16: Berhenti Pura-Pura
17 Eps. 17: Informasi Payah
18 Eps. 18: Paman Kecil, Mari Bersepakat Denganku!
19 Eps. 19: Perjanjian
20 Eps. 20: Sekarat
21 Eps. 21: Menawar Racun
22 Eps. 22: Ingkar Janji
23 Eps. 23: Melampiaskan Amarah
24 Eps. 24: Ambisi Tersembunyi
25 Eps. 25: Festival Perahu Naga
26 Eps. 26: Menjadi Umpan Meriam
27 Eps. 27: Penjelasan
28 Eps. 28: Mencari Tahu Rencana
29 Eps. 29: Akan Berkunjung
30 Eps. 30: Gagal
31 Eps. 31: Gangguan
32 Eps. 32: Titah Pengawalan
33 Eps. 33: Kebencian
34 Eps. 34: Pemberangkatan
35 Eps. 35: Sebuah Alasan
36 Eps. 36: Pembunuh Utusan
37 Eps. 37: Menuju Ibukota Jin
38 Eps. 38: Ada Orang Lain
39 Eps. 39: Ramah Tamah Ibukota Jin
40 Eps. 40: Jamuan Penyambutan
41 Eps. 41: Tidak Bisa Dibandingkan
42 Eps. 42: Hadiah Pertemuan
43 Eps. 43: Menjadi Sempurna
44 Eps. 44: Kekuatan untuk Chengjia
45 Eps. 45: Penculikan
46 Eps. 46: Pembakaran
47 Eps. 47: Pertolongan
48 Eps. 48: Tidak Mudah Ditindas
49 Eps. 49: Rindu
50 Eps. 50: Panggilan Mendadak
51 Eps. 51: Niat yang Sesungguhnya
52 Eps. 52: Sengaja Masuk Jebakan
53 Eps. 53: Pertemuan
54 Eps. 54: Tangan Jahat
55 Eps. 55: Apakah Kamu Ingin Menjadi Kaisar?
56 Eps. 56: Rencana demi Rencana
57 Eps. 57: Mengadu Siasat
58 Eps. 58: Menghajar Orang Sombong
59 Eps. 59: Menenangkan Istri
60 Eps. 60: Bermain Air
61 Eps. 61: Memulai Rencana
62 Eps. 62: Keagungan yang Jatuh
63 Eps. 63: Tempat Penahanan
64 Eps. 64: Bayangan
65 Eps. 65: Induk Serangga!
66 Eps. 66: Surat Kesepakatan
67 Eps. 67: Menjadi Pemberontak
68 Eps. 68: Memberi Makan
69 Eps. 69: Bagi Tugas
70 Eps. 70: Menangkap Imigran Asing
71 Eps. 71: Khawatir
72 Eps. 72: Memaksakan Takhta
73 Eps. 73: Pemberontak Harus Mati
74 Eps. 74: Pemikiran Lain
75 Eps. 75: Pulih
76 Eps. 76: Rencana Penebusan
77 Eps. 77: Dendam Kesumat
78 Eps. 78: Penundaan
79 Eps. 79: Gelagat Aneh
80 Eps. 80: Bertemu Kaisar Dayan
81 Eps. 81: Kediaman Baru
82 Eps. 82: Pembawa Kabar
83 Eps. 83: Keputusan Kaisar
84 Eps. 84: Perjalanan Kembali
85 Eps. 85: Arogan
86 Eps. 86: Secercah Cahaya Matahari
87 Eps. 87: Tak Tahan Rindu
88 Eps. 88: Kabar dari Perbatasan
89 Eps. 89: Bantuan Paviliun Zhanbai
90 Eps. 90: Kesal
91 Eps. 91: Penghinaan Besar
92 Eps. 92: Kabar untuk Istana
93 Eps. 93: Hadiah
94 Eps. 94: Puncak Pertarungan
95 Eps. 95: Sampai Akhir
96 Eps. 96: Pertanda
97 Eps. 97: Mencari Kabar
98 Eps. 98: Orang yang Kembali dari Kematian
99 Eps. 99: Kesulitan
100 Eps. 100: Keberuntungan
101 Eps. 101: Sayang Anak
102 Eps. 102: Menanyakan Pilihan
103 Eps. 103: Membayar Harga
104 Eps. 104: Mewariskan Takhta
105 Eps. 105: Persinggahan Terakhir
106 Episode Spesial 1: Warisan
107 Episode Spesial 2: Pulang
108 Episode Spesial 3: Keturunan
109 Pemberitahuan Karya Baru
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Eps. 1: Ditipu Kaisar
2
Eps. 2: Idola Kaum Muda
3
Eps. 3: Tidak Ada Penyambutan
4
Eps. 4: Putri dalam Rumor
5
Eps. 5: Si Buta yang Tampan
6
Eps. 6: Silsilah Kelahiran Adipati Ning
7
Eps. 7: Jangan Bicara Soal Orang Lain
8
Eps. 8: Pernikahan Adipati dan Sang Putri
9
Eps. 9: Harus Mendapatkan Malam Pertama!
10
Eps. 10: Pemuda Flamboyan adalah Tuan Putri!
11
Eps. 11: Tidak Bisa Memaklumi
12
Eps. 12: Kunci Kelemahan Masing-Masing
13
Eps. 13: Adipati Sudah Lari
14
Eps. 14: Kursi Panas
15
Eps. 15: Bicara dengan Kenyataan
16
Eps. 16: Berhenti Pura-Pura
17
Eps. 17: Informasi Payah
18
Eps. 18: Paman Kecil, Mari Bersepakat Denganku!
19
Eps. 19: Perjanjian
20
Eps. 20: Sekarat
21
Eps. 21: Menawar Racun
22
Eps. 22: Ingkar Janji
23
Eps. 23: Melampiaskan Amarah
24
Eps. 24: Ambisi Tersembunyi
25
Eps. 25: Festival Perahu Naga
26
Eps. 26: Menjadi Umpan Meriam
27
Eps. 27: Penjelasan
28
Eps. 28: Mencari Tahu Rencana
29
Eps. 29: Akan Berkunjung
30
Eps. 30: Gagal
31
Eps. 31: Gangguan
32
Eps. 32: Titah Pengawalan
33
Eps. 33: Kebencian
34
Eps. 34: Pemberangkatan
35
Eps. 35: Sebuah Alasan
36
Eps. 36: Pembunuh Utusan
37
Eps. 37: Menuju Ibukota Jin
38
Eps. 38: Ada Orang Lain
39
Eps. 39: Ramah Tamah Ibukota Jin
40
Eps. 40: Jamuan Penyambutan
41
Eps. 41: Tidak Bisa Dibandingkan
42
Eps. 42: Hadiah Pertemuan
43
Eps. 43: Menjadi Sempurna
44
Eps. 44: Kekuatan untuk Chengjia
45
Eps. 45: Penculikan
46
Eps. 46: Pembakaran
47
Eps. 47: Pertolongan
48
Eps. 48: Tidak Mudah Ditindas
49
Eps. 49: Rindu
50
Eps. 50: Panggilan Mendadak
51
Eps. 51: Niat yang Sesungguhnya
52
Eps. 52: Sengaja Masuk Jebakan
53
Eps. 53: Pertemuan
54
Eps. 54: Tangan Jahat
55
Eps. 55: Apakah Kamu Ingin Menjadi Kaisar?
56
Eps. 56: Rencana demi Rencana
57
Eps. 57: Mengadu Siasat
58
Eps. 58: Menghajar Orang Sombong
59
Eps. 59: Menenangkan Istri
60
Eps. 60: Bermain Air
61
Eps. 61: Memulai Rencana
62
Eps. 62: Keagungan yang Jatuh
63
Eps. 63: Tempat Penahanan
64
Eps. 64: Bayangan
65
Eps. 65: Induk Serangga!
66
Eps. 66: Surat Kesepakatan
67
Eps. 67: Menjadi Pemberontak
68
Eps. 68: Memberi Makan
69
Eps. 69: Bagi Tugas
70
Eps. 70: Menangkap Imigran Asing
71
Eps. 71: Khawatir
72
Eps. 72: Memaksakan Takhta
73
Eps. 73: Pemberontak Harus Mati
74
Eps. 74: Pemikiran Lain
75
Eps. 75: Pulih
76
Eps. 76: Rencana Penebusan
77
Eps. 77: Dendam Kesumat
78
Eps. 78: Penundaan
79
Eps. 79: Gelagat Aneh
80
Eps. 80: Bertemu Kaisar Dayan
81
Eps. 81: Kediaman Baru
82
Eps. 82: Pembawa Kabar
83
Eps. 83: Keputusan Kaisar
84
Eps. 84: Perjalanan Kembali
85
Eps. 85: Arogan
86
Eps. 86: Secercah Cahaya Matahari
87
Eps. 87: Tak Tahan Rindu
88
Eps. 88: Kabar dari Perbatasan
89
Eps. 89: Bantuan Paviliun Zhanbai
90
Eps. 90: Kesal
91
Eps. 91: Penghinaan Besar
92
Eps. 92: Kabar untuk Istana
93
Eps. 93: Hadiah
94
Eps. 94: Puncak Pertarungan
95
Eps. 95: Sampai Akhir
96
Eps. 96: Pertanda
97
Eps. 97: Mencari Kabar
98
Eps. 98: Orang yang Kembali dari Kematian
99
Eps. 99: Kesulitan
100
Eps. 100: Keberuntungan
101
Eps. 101: Sayang Anak
102
Eps. 102: Menanyakan Pilihan
103
Eps. 103: Membayar Harga
104
Eps. 104: Mewariskan Takhta
105
Eps. 105: Persinggahan Terakhir
106
Episode Spesial 1: Warisan
107
Episode Spesial 2: Pulang
108
Episode Spesial 3: Keturunan
109
Pemberitahuan Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!