Eps. 6: Silsilah Kelahiran Adipati Ning

Keesokan harinya, aktivitas di kediaman Adipati Ning berjalan normal seperti biasa. Kecuali, kecuali di kediaman tempat tinggal Putri Danyang. Sejak kembali dalam keadaan basah kuyup malam tadi, Cheng Yao bertingkah aneh.

Dia merenung selama berjam-jam, tidur dini hari lalu bangun lebih awal dari pelayan. Setelah bangun, dia terlihat sangat senang, bahkan tersenyum sendiri.

Pada saat itu, seorang pelayan datang melapor kepada Xiuli bahwa ada seorang pemuda yang mengaku merupakan bagian dari rombongan pernikahan datang pagi ini. Setelah Xiuli mengizinkannya masuk, si pelayan pergi untuk menjemput kembali pemuda itu.

“Putri! Aku datang untuk menyampaikan informasi yang kamu minta!”

Jun Heng berseru setelah tiba di halaman belakang. Urusan paviliun yang dipercayakan Cheng Yao kepadanya baru selesai dua hari lalu sehingga dia baru bisa menyusul Cheng Yao hari ini. Namun, dia justru terkejut melihat tuannya sedang menyirami bunga-bunga sambil tersenyum.

“Xiuli, apakah aku tidak salah lihat? Putri Danyang yang pemalas dan abai, sedang menyirami bunga? Ada apa dengan senyumnya itu?”

Jun Heng justru merasa takut. Ia lebih suka melihat Cheng Yao marah-marah padanya ketika dia tidak bekerja dengan benar.

“Jun Heng, Putri sepertinya sudah gila. Dia bertingkah aneh sejak semalam.”

“Ah?”

Cheng Yao tiba-tiba mendongak. Melihat sosok Jun Heng ada di kediaman, ekspresinya tiba-tiba berubah drastis. Suasana hatinya ikut berubah memburuk.

Jun Heng merinding, diam-diam merasa takut, “Sepertinya kamu benar. Putri sudah gila. Sekarang aku benar-benar takut dengan perubahan sikapnya.”

“Jun Heng sialan! Kamu masih tahu untuk kembali? Kemari kamu!”

Jun Heng mau kabur, tapi gayung tempurung kelapa yang dipakai menyirami tanaman lebih dulu menahannya dengan membentur punggungnya. Jun Heng terjatuh, tengkurap di taman sambil meringis. Putri Danyang masih saja kasar setiap kali marah!

Cheng Yao menjewer telinga Jun Heng dan menyeretnya masuk ke ruangan. Xiuli menutup pintu, lalu bergabung bersama mereka.

“Mana informasi yang aku inginkan?”

Jun Heng mengeluarkan beberapa berkas yang diambil dari Paviliun Zhanbai berisi informasi mendetail mengenai Adipati Ning.

Dari halaman awal saja Cheng Yao sudah mengerutkan kening dan merasa telah melakukan kesalahan besar. Lalu pada halaman-halaman selanjutnya, Cheng Yao malah merasa tertekan.

Semua dugaannya terhadap sosok Adipati Ning salah besar. Ia sudah tertekan setelah mengetahui kenyataannya semalam. Diam-diam Cheng Yao mengumpati ayahnya yang Kaisar dalam hati. Si rubah tua licik itu benar-benar pandai menyulitkan orang!

“Putri, kamu baik-baik saja?” Jun Heng bertanya khawatir.

Tuannya tiba-tiba diikat dan dikirim menikah ke Kota Feng yang jauh saat dia tidak ada. Beritanya sudah sampai ke Paviliun Zhanbai jauh-jauh hari, tapi karena paviliun sedang sangat sibuk, Jun Heng baru bisa datang hari ini. Tampaknya dia terlambat. Sesuatu telah terjadi pada Putri Danyang ini.

Cheng Yao menutup berkas tersebut. Tekanan di wajahnya sangat kentara. Ibu dari Adipati Ning adalah Putri Wanxin, Putri bungsu kakek buyut dan adik bungsu kakeknya. Artinya, Putri Wanxin adalah bibi dari ayah Cheng Yao. Adipati Ning adalah sepupu ayahnya.

“Putri Wanxin, Ye Yin, adalah adik bungsu dari kakekku, yang lahir dari selir termuda mendiang Kaisar atau buyutku sebelum meninggal dua bulan setelah kelahirannya. Dia lahir saat ayahku berusia 20 tahun. Saat itu, ayahku adalah seorang putra mahkota. Memiliki bibi kecil di usia 20 tahun tidak jauh berbeda rasanya seperti punya anak, sehingga dia membesarkannya dengan tangannya sendiri. Putri Wanxin dibesarkan di bawah asuhan ayahku dan sangat disayangi. Ayahku adalah keponakannya yang usianya 20 tahun lebih tua darinya, dan itu artinya Putri Wanxin adalah nenekku yang paling muda.”

“Ayahku naik takhta saat usianya 30 tahun. Artinya, usia Putri Wanxin saat itu sudah 10 tahun. Kemudian, delapan tahun setelahnya atau saat usia ayahku 38 tahun dan usia Putri Wanxin 18 tahun, ayahku menikahkannya kepada Jenderal Agung Ning Xian Zhou dan dua tahun setelah itu, Adipati Ning lahir. Dia dilahirkan saat Putri Wanxin berusia 20 tahun, dan ayahku yang menjadi sepupu Adipati Ning di usia 40 tahun.”

“Tiga tahun setelahnya atau saat Adipati Ning berusia tiga tahun, ayahku yang usianya sudah 43 tahun menikahi selir baru. Aku lahir dua tahun setelahnya, yakni saat ayahku berusia 45 tahun. Adipati Ning saat itu sudah berusia lima tahun, dan ibunya alias Putri Wanxin sudah berusia 25 tahun. Selisih kelahiranku dengan Adipati Ning adalah lima tahun, dan jarak usiaku dengan Putri Wanxin adalah 25 tahun, sama seperti selisih usianya dengan usia ayahku. Lalu, Putri Wanxin meninggal di usia 40 tahun, atau pada saat Adipati Ning berusia 20 tahun. Saat itu, aku baru berusia 15 tahun.  Sekarang, aku sudah berusia 18 tahun, Adipati Ning 23 tahun, dan ayahku berusia 63 tahun.”

Sampai bagian ini, wajah tertekan Cheng Yao masih terlihat. Dia lantas melanjutkan kata-katanya.

“Aku tidak menyangka pria tua itu akan memiliki umur yang panjang sampai 63 tahun. Bibi bungsunya saja bahkan hanya bisa hidup sampai usia 40 tahun. Memang, seorang Kaisar bisa memiliki umur lebih panjang dari orang lain. Mungkin, inilah yang disebut dengan berkah langit untuk putra langit. Aku menebak sebentar lagi, Putra Mahkota, kakakku yang usianya 25 tahun akan naik takhta menggantikan ayah. Oh, selisih umurku dengan kakakku juga hanya berbeda tujuh tahun. Kakakku lahir dua tahun lebih awal dari Adipati Ning, atau pada saat Putri Wanxin menikah dengan Jendeal Ning Xian Zhou.”

Cheng Yao mengambil satu berkas lagi dan membacanya. Keningnya berkerut sesekali begitu ia membaca isi dokumen tersebut. Ini benar-benar mengejutkan. Ia setidaknya telah menemukan alasan mengapa pria itu bisa jadi buta.

“Lima tahun lalu pada pertempuran dengan Negara Jin, Ning Ziyu terluka. Dia terkena racun bunga Hongluo yang aneh. Lukanya disembuhkan, tapi racunnya tertinggal di dalam tubuh. Itu membuatnya kehilangan kemampuan untuk bergerak, melumpuhkan otot kakinya, membuatnya lumpuh dan kehilangan penglihatan setiap pertengahan bulan. Setiap kali kambuh, maka butuh waktu tiga hari untuk sembuh.”

“Ning Ziyu tidak melaporkan kondisinya ke pengadilan dan tidak memberitahu Kaisar. Dia menyembunyikan penyakitnya dengan sangat baik. Aku tidak tahu apakah ayahku tidak tahu atau dia pura-pura tidak tahu. Ning Ziyu adalah adipati, dia juga sepupunya. Mustahil bagi seorang Kaisar seperti ayahku tidak mengetahui sesuatu tentang Ning Ziyu.”

Cheng Yao benar-benar mengerti. Itu sebabnya Ning Ziyu menutup matanya dengan kain putih. Rupanya, racun bunga Hongluo di tubuhnya sedang kambuh.

Pantas saja dia ingin memundurkan tanggal pernikahan. Menurut hitungan, seharusnya hari kambuhnya adalah kemarin di tanggal 15. Tetapi mengapa Cheng Yao melihat dia sudah menderita di tanggal 14?

“Apakah kondisinya sudah memburuk?” gumamnya.

Jun Heng yang telah membaca informasinya lebih awal hanya turut merasa sedih untuk tuannya. Tuannya sangat baik, tapi Kaisar malah menikahkannya kepada sepupunya yang sangat muda ke tempat yang jauh di Kota Feng ini. Tuannya paling malas bepergian. Dia pasti sudah menderita sepanjang perjalanan ini.

Xiuli ikut menghela napas. Mau bagaimana lagi, keputusan Kaisar tidak dapat ditentang. Tuannya sangat malang. Statusnya sebagai Putri membuatnya tidak memiliki kebebasan yang sesungguhnya. Dia bahkan dinikahkan dengan raja penyakitan yang aneh.

“Rubah tua licik itu tidak hanya menipuku untuk menikah ke tempat yang jauh, tapi juga ingin menjeratku dengan sepupu mudanya yang sangat tampan.”

“Lalu, apakah Putri masih akan menikah dengannya?”

Xiuli belum melihat sosok Adipati Ning, jadi dia tidak tahu apakah kata ‘muda’ yang dimaksud tuannya benar-benar asli atau tidak.

Begitu pula dengan Jun Heng yang baru tiba pagi ini. Mereka abu-abu terhadap sosok calon suami Putri yang katanya adalah legenda di Kota Feng ini.

Cheng Yao tiba-tiba mengukir senyumnya. Ning Ziyu adalah jenis manusia langka di dunia. Selain tampan, dia juga menawan.

Pria dengan ketampanan sempurna yang menawan, juga memiliki kualifikasi unggul dan prestasi besar mana boleh dilewatkan. Itu adalah pohon langka yang sangat cocok untuk menumbuhkan bibit unggul.

“Karena dia tampan, berprestasi, dan masih muda, aku tidak akan melewatkannya. Pernikahan ini tetap harus dilaksanakan.”

“Putri, kamu serius? Jika Putri keberatan, mari pikirkan cara untuk menghindarinya,” saran Jun Heng. Namun, Cheng Yao malah menggeleng.

“Xiuli, minta Jing Fu mempersiapkan pernikahannya. Jun Heng, carilah kesempatan untuk kembali ke paviliun dan temukan informasi mendetail tentang racun bunga Hongluo!”

Terpopuler

Comments

Oi Min

Oi Min

di nikahkan ma pria tampan kaya siapa yg g mau

2024-08-13

0

Fansco

Fansco

sukaaa lho thor aku sm cerita ini, beda sm novel2 lain yg langsung gede dan balas dendam...

2024-06-11

0

INdah🌹

INdah🌹

202

2024-05-18

1

lihat semua
Episodes
1 Eps. 1: Ditipu Kaisar
2 Eps. 2: Idola Kaum Muda
3 Eps. 3: Tidak Ada Penyambutan
4 Eps. 4: Putri dalam Rumor
5 Eps. 5: Si Buta yang Tampan
6 Eps. 6: Silsilah Kelahiran Adipati Ning
7 Eps. 7: Jangan Bicara Soal Orang Lain
8 Eps. 8: Pernikahan Adipati dan Sang Putri
9 Eps. 9: Harus Mendapatkan Malam Pertama!
10 Eps. 10: Pemuda Flamboyan adalah Tuan Putri!
11 Eps. 11: Tidak Bisa Memaklumi
12 Eps. 12: Kunci Kelemahan Masing-Masing
13 Eps. 13: Adipati Sudah Lari
14 Eps. 14: Kursi Panas
15 Eps. 15: Bicara dengan Kenyataan
16 Eps. 16: Berhenti Pura-Pura
17 Eps. 17: Informasi Payah
18 Eps. 18: Paman Kecil, Mari Bersepakat Denganku!
19 Eps. 19: Perjanjian
20 Eps. 20: Sekarat
21 Eps. 21: Menawar Racun
22 Eps. 22: Ingkar Janji
23 Eps. 23: Melampiaskan Amarah
24 Eps. 24: Ambisi Tersembunyi
25 Eps. 25: Festival Perahu Naga
26 Eps. 26: Menjadi Umpan Meriam
27 Eps. 27: Penjelasan
28 Eps. 28: Mencari Tahu Rencana
29 Eps. 29: Akan Berkunjung
30 Eps. 30: Gagal
31 Eps. 31: Gangguan
32 Eps. 32: Titah Pengawalan
33 Eps. 33: Kebencian
34 Eps. 34: Pemberangkatan
35 Eps. 35: Sebuah Alasan
36 Eps. 36: Pembunuh Utusan
37 Eps. 37: Menuju Ibukota Jin
38 Eps. 38: Ada Orang Lain
39 Eps. 39: Ramah Tamah Ibukota Jin
40 Eps. 40: Jamuan Penyambutan
41 Eps. 41: Tidak Bisa Dibandingkan
42 Eps. 42: Hadiah Pertemuan
43 Eps. 43: Menjadi Sempurna
44 Eps. 44: Kekuatan untuk Chengjia
45 Eps. 45: Penculikan
46 Eps. 46: Pembakaran
47 Eps. 47: Pertolongan
48 Eps. 48: Tidak Mudah Ditindas
49 Eps. 49: Rindu
50 Eps. 50: Panggilan Mendadak
51 Eps. 51: Niat yang Sesungguhnya
52 Eps. 52: Sengaja Masuk Jebakan
53 Eps. 53: Pertemuan
54 Eps. 54: Tangan Jahat
55 Eps. 55: Apakah Kamu Ingin Menjadi Kaisar?
56 Eps. 56: Rencana demi Rencana
57 Eps. 57: Mengadu Siasat
58 Eps. 58: Menghajar Orang Sombong
59 Eps. 59: Menenangkan Istri
60 Eps. 60: Bermain Air
61 Eps. 61: Memulai Rencana
62 Eps. 62: Keagungan yang Jatuh
63 Eps. 63: Tempat Penahanan
64 Eps. 64: Bayangan
65 Eps. 65: Induk Serangga!
66 Eps. 66: Surat Kesepakatan
67 Eps. 67: Menjadi Pemberontak
68 Eps. 68: Memberi Makan
69 Eps. 69: Bagi Tugas
70 Eps. 70: Menangkap Imigran Asing
71 Eps. 71: Khawatir
72 Eps. 72: Memaksakan Takhta
73 Eps. 73: Pemberontak Harus Mati
74 Eps. 74: Pemikiran Lain
75 Eps. 75: Pulih
76 Eps. 76: Rencana Penebusan
77 Eps. 77: Dendam Kesumat
78 Eps. 78: Penundaan
79 Eps. 79: Gelagat Aneh
80 Eps. 80: Bertemu Kaisar Dayan
81 Eps. 81: Kediaman Baru
82 Eps. 82: Pembawa Kabar
83 Eps. 83: Keputusan Kaisar
84 Eps. 84: Perjalanan Kembali
85 Eps. 85: Arogan
86 Eps. 86: Secercah Cahaya Matahari
87 Eps. 87: Tak Tahan Rindu
88 Eps. 88: Kabar dari Perbatasan
89 Eps. 89: Bantuan Paviliun Zhanbai
90 Eps. 90: Kesal
91 Eps. 91: Penghinaan Besar
92 Eps. 92: Kabar untuk Istana
93 Eps. 93: Hadiah
94 Eps. 94: Puncak Pertarungan
95 Eps. 95: Sampai Akhir
96 Eps. 96: Pertanda
97 Eps. 97: Mencari Kabar
98 Eps. 98: Orang yang Kembali dari Kematian
99 Eps. 99: Kesulitan
100 Eps. 100: Keberuntungan
101 Eps. 101: Sayang Anak
102 Eps. 102: Menanyakan Pilihan
103 Eps. 103: Membayar Harga
104 Eps. 104: Mewariskan Takhta
105 Eps. 105: Persinggahan Terakhir
106 Episode Spesial 1: Warisan
107 Episode Spesial 2: Pulang
108 Episode Spesial 3: Keturunan
109 Pemberitahuan Karya Baru
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Eps. 1: Ditipu Kaisar
2
Eps. 2: Idola Kaum Muda
3
Eps. 3: Tidak Ada Penyambutan
4
Eps. 4: Putri dalam Rumor
5
Eps. 5: Si Buta yang Tampan
6
Eps. 6: Silsilah Kelahiran Adipati Ning
7
Eps. 7: Jangan Bicara Soal Orang Lain
8
Eps. 8: Pernikahan Adipati dan Sang Putri
9
Eps. 9: Harus Mendapatkan Malam Pertama!
10
Eps. 10: Pemuda Flamboyan adalah Tuan Putri!
11
Eps. 11: Tidak Bisa Memaklumi
12
Eps. 12: Kunci Kelemahan Masing-Masing
13
Eps. 13: Adipati Sudah Lari
14
Eps. 14: Kursi Panas
15
Eps. 15: Bicara dengan Kenyataan
16
Eps. 16: Berhenti Pura-Pura
17
Eps. 17: Informasi Payah
18
Eps. 18: Paman Kecil, Mari Bersepakat Denganku!
19
Eps. 19: Perjanjian
20
Eps. 20: Sekarat
21
Eps. 21: Menawar Racun
22
Eps. 22: Ingkar Janji
23
Eps. 23: Melampiaskan Amarah
24
Eps. 24: Ambisi Tersembunyi
25
Eps. 25: Festival Perahu Naga
26
Eps. 26: Menjadi Umpan Meriam
27
Eps. 27: Penjelasan
28
Eps. 28: Mencari Tahu Rencana
29
Eps. 29: Akan Berkunjung
30
Eps. 30: Gagal
31
Eps. 31: Gangguan
32
Eps. 32: Titah Pengawalan
33
Eps. 33: Kebencian
34
Eps. 34: Pemberangkatan
35
Eps. 35: Sebuah Alasan
36
Eps. 36: Pembunuh Utusan
37
Eps. 37: Menuju Ibukota Jin
38
Eps. 38: Ada Orang Lain
39
Eps. 39: Ramah Tamah Ibukota Jin
40
Eps. 40: Jamuan Penyambutan
41
Eps. 41: Tidak Bisa Dibandingkan
42
Eps. 42: Hadiah Pertemuan
43
Eps. 43: Menjadi Sempurna
44
Eps. 44: Kekuatan untuk Chengjia
45
Eps. 45: Penculikan
46
Eps. 46: Pembakaran
47
Eps. 47: Pertolongan
48
Eps. 48: Tidak Mudah Ditindas
49
Eps. 49: Rindu
50
Eps. 50: Panggilan Mendadak
51
Eps. 51: Niat yang Sesungguhnya
52
Eps. 52: Sengaja Masuk Jebakan
53
Eps. 53: Pertemuan
54
Eps. 54: Tangan Jahat
55
Eps. 55: Apakah Kamu Ingin Menjadi Kaisar?
56
Eps. 56: Rencana demi Rencana
57
Eps. 57: Mengadu Siasat
58
Eps. 58: Menghajar Orang Sombong
59
Eps. 59: Menenangkan Istri
60
Eps. 60: Bermain Air
61
Eps. 61: Memulai Rencana
62
Eps. 62: Keagungan yang Jatuh
63
Eps. 63: Tempat Penahanan
64
Eps. 64: Bayangan
65
Eps. 65: Induk Serangga!
66
Eps. 66: Surat Kesepakatan
67
Eps. 67: Menjadi Pemberontak
68
Eps. 68: Memberi Makan
69
Eps. 69: Bagi Tugas
70
Eps. 70: Menangkap Imigran Asing
71
Eps. 71: Khawatir
72
Eps. 72: Memaksakan Takhta
73
Eps. 73: Pemberontak Harus Mati
74
Eps. 74: Pemikiran Lain
75
Eps. 75: Pulih
76
Eps. 76: Rencana Penebusan
77
Eps. 77: Dendam Kesumat
78
Eps. 78: Penundaan
79
Eps. 79: Gelagat Aneh
80
Eps. 80: Bertemu Kaisar Dayan
81
Eps. 81: Kediaman Baru
82
Eps. 82: Pembawa Kabar
83
Eps. 83: Keputusan Kaisar
84
Eps. 84: Perjalanan Kembali
85
Eps. 85: Arogan
86
Eps. 86: Secercah Cahaya Matahari
87
Eps. 87: Tak Tahan Rindu
88
Eps. 88: Kabar dari Perbatasan
89
Eps. 89: Bantuan Paviliun Zhanbai
90
Eps. 90: Kesal
91
Eps. 91: Penghinaan Besar
92
Eps. 92: Kabar untuk Istana
93
Eps. 93: Hadiah
94
Eps. 94: Puncak Pertarungan
95
Eps. 95: Sampai Akhir
96
Eps. 96: Pertanda
97
Eps. 97: Mencari Kabar
98
Eps. 98: Orang yang Kembali dari Kematian
99
Eps. 99: Kesulitan
100
Eps. 100: Keberuntungan
101
Eps. 101: Sayang Anak
102
Eps. 102: Menanyakan Pilihan
103
Eps. 103: Membayar Harga
104
Eps. 104: Mewariskan Takhta
105
Eps. 105: Persinggahan Terakhir
106
Episode Spesial 1: Warisan
107
Episode Spesial 2: Pulang
108
Episode Spesial 3: Keturunan
109
Pemberitahuan Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!