Malam harinya, Cheng Yao keluar dari kamarnya. Dia berjalan-jalan di sekitar taman, berputar di dekat kolam. Sesekali berjongkok untuk mempermainkan ikan-ikan kecil yang sedang berenang.
Di bawah cahaya bulan yang keperakan, sosoknya terlihat seperti bayangan seorang dewi yang turun diam-diam. Para pelayan yang menyaksikan itu diam-diam bergosip tentangnya.
Tapi, mereka tidak tahu kalau sebenarnya Cheng Yao sedang tidak ada kerjaan dan sangat bosan. Selain duduk dan makan, dia tidak punya pekerjaan lain.
Dia ingin langsung tidur setelah makan malam, namun sialnya rasa kantuknya tidak kunjung datang. Lalu, dia memilih berjalan-jalan di sekitar halaman belakang.
Tiba-tiba dia berhenti di sebuah bangunan yang paling besar dan megah di antara yang lain. Strukturnya seperti Istana Zheying di istana kekaisaran.
Di depan bangunan, Ling Ren berdiri memangku pedangnya. Cheng Yao tersenyum misterius. Bangunan yang ini pasti adalah kediaman Ning Ziyu.
Ling Ren berjaga di depan pintu dengan waspada. Artinya, Ning Ziyu sudah pulang, atau dia mungkin tidak pernah keluar.
Pemikiran dan segala spekulasi tentang sosok Ning Ziyu yang tua dan terbaring sakit lalu mencari alasan sedang mengurus urusan penting telah membangunkan rasa penasaran Cheng Yao.
Dia melemparkan sebuah batu besar ke pohon hingga menimbulkan suara. Ling Ren yang berjaga langsung waspada, lalu melompat ke sumber suara.
Cheng Yao menggunakan kesempatan tersebut untuk menyelinap ke bangunan itu, lalu menutup pintunya seolah tidak ada siapapun yang masuk.
Untuk sesaat, Cheng Yao tertegun. Dekorasi ruangan ini sangat unik, tapi juga sangat elegan. Ada banyak lukisan indah yang langka digantung di dinding.
Layar lipat bermotif juga dipasang menjadi sekat di beberapa bagian. Aroma dupa cendana tercium, bercampur dengan aroma herbal obat-obatan.
“Sudah aku duga pria tua itu sedang sakit. Jika tidak, mana mungkin ada bau obat yang begitu pekat di sini!” Cheng Yao berbicara sendiri. Ia berjalan menuju tempat tidur, tapi dia tidak menemukan siapapun.
“Eh? Tidak ada? Apakah dia sungguh sedang mengurus urusan penting?”
Cheng Yao jadi ragu. Saat hendak keluar dari jendela, ia mendengar suara keciprat air dari ruangan samping. Ada orang di sini. Apakah itu adalah Adipati Ning, Ning Ziyu? Atau, dia menyembunyikan seorang selir di sini?
Akibat rasa penasarannya terlalu tinggi, kakinya tanpa sadar melangkah ke ruangan samping. Bau obat-obatan herbal semakin pekat.
Ini adalah kamar mandi. Di bak mandi di tengah ruangan, seseorang sedang mandi. Kabut tipis dari uap air mengambang di udara.
Orang itu laki-laki. Siluet belakang tubuhnya yang kekar dan lebar menandakan bahwa dia adalah pria yang masih muda.
Kulitnya putih seperti perempuan, namun bagian punggung atas hingga ke belakang lehernya memiliki beberapa bekas luka lama yang tertinggal. Ada kain putih yang melingkar dari arah mata hingga ke bagian belakang kepala.
“Astaga, apakah Adipati Ning yang tua itu menyimpan seorang pemuda buta untuk dipelihara?” tanpa sadar Cheng Yao bergumam. Dengan langkah pelan ia mendekati bak mandi untuk melihat seperti apa sosok pemuda piaraan Adipati Ning ini.
Karena dia buta, dia tidak mungkin bisa melihatnya. Namun, Cheng Yao sepenuhnya salah!
Setelah ia sampai di samping bak mandi dan memperhatikan wajah pria itu dari samping, dia tiba-tiba merasa tubuhnya melayang dan jatuh ke air.
Rupanya, pria itu memiliki refleks yang tinggi terhadap gerakan di sekitarnya meski dia buta. Dia bahkan bisa memprediksi dengan akurat letak Cheng Yao dan menariknya jatuh ke dalam air.
Cheng Yao menyembulkan kepalanya dari dalam air. Aroma obat sangat pekat. Ini adalah mandi obat. Setelah penglihatannya jelas, Cheng Yao langsung membelalakkan matanya.
Sulit dipercaya! Pria buta peliharaan Adipati Ning ini… adalah sosok tuan muda buta tampan yang kemarin bertemu dengannya di kereta!
“Ternyata kamu!”
Perempuan?
Ning Ziyu mengerutkan dahinya. Penyusup ini seorang perempuan? Tapi, mengapa dia mengatakan seolah mereka pernah bertemu sebelumnya?
“Siapa kamu?”
Cheng Yao menutup mulutnya. Ya Tuhan, dia ceroboh. Dia tidak mungkin memberitahukan padanya kalau dia adalah pria flamboyan yang kemarin memaksa masuk ke dalam keretanya untuk bersembunyi, bahkan memujinya tampan secara terang-terangan!
Tidak bisa, Cheng Yao tidak boleh mengatakan kalau dia telah menyamar menjadi pria dan bertemu dengannya kemarin.
“Jika kamu tidak bicara, aku akan membunuhmu!”
Ning Ziyu marah. Ia benci seseorang mengganggunya. Wanita ini bukan hanya berani menerobos masuk, bahkan mengintipnya mandi!
Ning Ziyu bersiap mencekiknya, namun Cheng Yao lebih dulu bergerak untuk menutup mulut Ning Ziyu dengan tangannya.
Pergesekan kulit tubuh Ning Ziyu dengan pakaian basah Cheng Yao menimbulkan sensasi yang aneh. Belum lagi dengan posisi canggung mereka saat ini.
Bak mandinya hanya muat satu orang, Ning Ziyu telah lebih dulu mengisinya. Cheng Yao hanya menumpang, jadi dia duduk di pangkuan pria itu.
“Sssttt…. Jangan berisik, oke?”
Ning Ziyu rasanya pernah mendengar kalimat yang hampir sama kemarin, namun ia tidak bisa mengingatnya. Walau matanya tertutup kain putih, tangannya masih bebas.
Ning Ziyu mencengkeram erat tangan Cheng Yao, lalu terjadilah keributan kecil dari pergerakan mereka.
“Wanita lancang!”
“Aku tidak akan lancang kalau kamu mau bekerja sama!”
“Lepaskan tanganku!”
“Lepaskan dulu tanganku!”
“Wanita sialan!”
“Si buta tampan yang sialan!”
Keributan mereka membuat air di dalam bak mandi tumpah ke sana kemari. Airnya menggenang di lantai.
Ling Ren merasa curiga karena suara air yang sepertinya tidak normal bagi seseorang yang sedang mandi. Adipati Ning biasanya sangat menghargai sesi mandi obatnya, lalu mengapa malam ini sepertinya tidak begitu tenang?
Ling Ren bergegas masuk, lalu berhenti di pinggir ruangan samping. Ia mengetuk dinding kayu dan bertanya, “Tuan Adipati, ada apa? Apakah kamu merasa kesakitan lagi?”
Pergerakan mereka berhenti. Cheng Yao seketika membelalak.
“Tuan Adipati?” Cheng Yao tanpa sadar bertanya, “Kamu…. Kamu adalah Adipati Ning?”
Ning Ziyu tidak memberinya jawaban, tapi itu juga sebuah jawaban. Ya Tuhan, ini adalah bencana besar! Bagaimana bisa pria muda tampan yang buta ini adalah Adipati Ning?
Mengapa dia bukan seorang pria tua dengan janggut putih dan rambut mulai beruban, bertubuh gendut penuh lemak dan jelek, berkulit keriput seperti Kaisar? Mengapa dia adalah seorang pemuda yang menawan?
“Tuan? Perlukah aku masuk?”
Saat Ning Ziyu hendak mengatakan sesuatu, Cheng Yao langsung membekapnya lagi.
Dia berbisik, “Jika kamu membiarkannya masuk dan melihatku di sini, kamu akan mendapat masalah besar dan Putri Danyang tidak akan memaafkanmu!”
Oh, sial! Wanita ini rupanya bagian dari mahar perkawinan Putri Danyang! Ning Ziyu terpaksa mengurungkan niatnya dan mengangguk.
Barulah saat itu Cheng Yao melepaskan tangannya untuk memberikan kesempatan agar pria ini mencegah Ling Ren masuk.
“Tidak perlu. Pergilah!”
“Oh, baiklah.”
Setelah Ling Ren keluar, Cheng Yao menghela napas lega. Kenyataan bahwa Adipati Ning sebenarnya masih sangat muda sudah sangat mengejutkannya. Selain itu, dia rupanya adalah pria yang terpaksa menolongnya kemarin dari kejaran sepuluh wanita gila.
Bukankah sangat memalukan kalau Ning Ziyu tahu Cheng Yao telah menyamar menjadi pria flamboyan untuk mencari informasi tentangnya dan malah berakhir dikejar oleh sepuluh gadis gila itu?
“Huh, menakutiku saja.”
Wanita ini sangat lancang dan kurang ajar. Ning Ziyu menggeram marah. Kelak ketika Ning Ziyu bisa melihat lagi, dia pasti akan menemukannya dan menghukumnya karena kelancangannya!
“Keluar!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Ita Xiaomi
Suka nak mengarang bebas Cheng Yao nih😁
2024-11-06
0
Oi Min
wkwkwkwkwkwkkwkwkwkw.......
2024-08-13
0
Suprasti Kristin
kereeen 👍
2024-05-26
3