Eps. 4: Putri dalam Rumor

Itu bukan seorang gadis gendut dengan tangan dan kaki pendek yang besar seperti bayi gajah. Itu juga bukan seorang gadis berkepala besar dengan wajah bulat, pipi tembam, hidung pesek, dan mata sipit tanpa alis. Bukan pula gadis bertangan besar sebesar piring.

Gadis bergaun merah yang barusan turun dari kereta, adalah gadis dengan tubuh semampai yang tangan dan kakinya panjang. Itu adalah gadis dengan rambut hitam terurai mengkilap sehitam tinta, berwajah oriental dengan hidung bangir dan pipi yang sangat mulus.

Bagian matanya sangat cantik, bulu matanya lentik dan alis hitam yang melengkung sedikit kecokelatan itu diperindah dengan warna riasan mata yang berpadu sempurna.

Bibir gadis itu dipoles dengan pemerah bibir berwarna senada dengan gaun, sementara pipinya diolesi sedikit pemerah pipi. Di dahinya terdapat sebuah totem berbentuk teratai berwarna merah.

Melihat reaksi mereka yang sepertinya sangat terkejut membuat Cheng Yao menjatuhkan saputangannya dengan sengaja.

“Aiya, aku menakuti kalian rupanya,” ucap Cheng Yao, matanya lalu menatap sepotong kain yang jatuh di tanah dengan tatapan penuh penyesalan, “Xiuli, saputanganku terjatuh”

Xiuli hendak mengambilnya, namun, Jing Fu mendahuluinya mengambil saputangan tersebut. Dengan posisi berlututnya, dia menyerahkan saputangan tersebut kepada Cheng Yao.

“Putri, saputangan Anda.”

Xiuli mengambil saputangan tersebut dan menyimpannya di lengan baju.

“Oh, aku lupa kalau aku tidak pernah memungut barang yang sudah jatuh dari tanganku.”

Perkataan Cheng Yao barusan langsung membekukan senyum Jing Fu. Astaga, Putri Danyang ini sepertinya bukan orang yang mudah disinggung! Dia adalah orang yang tahu cara balas dendam paling mudah, yang dapat dipikirkan hanya dalam beberapa detik.

“Bangunlah. Aku juga bukannya tidak memahami kesibukan Adipati Ning kalian.”

Barulah pada saat itu mereka yang semula berlutut di tanah segera berdiri. Jing Fu menyeka keringat di dahinya, yang tanpa sadar mengucur akibat cuaca panas dan perasaan takut yang muncul tiba-tiba di hatinya saat pertama kali berhadapan dengan Putri Danyang.

Rumor itu salah. Putri Danyang yang tidak berguna dan tidak disayangi ini jelas-jelas adalah orang yang pintar!

Jing Fu sadar ini bukan saatnya mencocokkan rumor dengan kenyataan. Dia mengemban tugas dari Adipati Ning untuk menyambut sang Putri ke kediaman dan menjelaskan situasinya. Dengan kondisi Adipati Ning saat ini, mustahil baginya untuk menemui Putri Danyang.

“Terima kasih atas pengertian Putri. Adipati Ning telah memerintahkan agar aku melayani Putri. Putri bisa memanggilku Jing Fu, aku adalah kepala pengurus kediaman ini.”

Cheng Yao lalu bertanya, “Berapa jarak antara pintu gerbang dengan tempat peristirahatanku?”

Mendengar pertanyaan aneh itu, Jing Fu mendongak dan dahinya berkerut. “Sekitar lima menit jika ditempuh dari pintu masuk utama.”

“Apakah kediaman Adipati Ning kalian punya tandu? Kakiku kebas dan punggungku sakit setelah duduk lama di dalam kereta.”

Jing Fu dan Ling Ren saling pandang. Ya ampun, apakah mereka tidak salah dengar?

Dari pintu gerbang menuju kediaman utama hanya berjarak beberapa meter. Waktu yang dibutuhkan dengan berjalan kaki hanya sekitar lima menit.

Itu adalah jarak yang sangat dekat. Pelayan biasa bertubuh gendut bahkan bisa menempuhnya empat menit lebih cepat.

Tapi, Putri Danyang malah ingin ditandu!

“Kenapa kalian masih diam saja? Putri ingin naik tandu, siapkan tandunya!”

Jing Fu tersadar. Dia buru-buru memerintahkan pelayan mengambil tandu. Kepalanya menggeleng dengan heran saat sosok Putri Danyang yang mengejutkan masuk kediaman sambil ditandu empat pelayan laki-laki, diikuti oleh pelayannya. Ling Ren juga menatapnya dengan dahi yang sedikit berkerut.

“Apakah dia benar-benar Putri Danyang?” tanya Ling Ren.

“Kalau bukan, lalu siapa dia? Orang yang bisa memiliki sikap sembrono dan tidak terduga itu sudah pasti keturunan Kaisar.”

Sudut mulut Ling Ren berkedut. Rumor tentang Putri Danyang tidak bisa dipercaya sepenuhnya. Dari penampilan saja jelas sudah jauh berbeda, apalagi dengan sifat dan temperamennya.

Melihat dari cara dia memperlakukan mereka barusan, sudah jelas memberitahukan bahwa Putri Danyang ini punya cara yang elegan dan mengejutkan dalam melampiaskan kekesalannya. Itu jelas-jelas adalah balas dendam. Adipati Ning sepertinya akan menghadapi lawan yang sulit.

Cheng Yao diantar ke halaman belakang yang disediakan khusus untuk anggota keluarga Adipati Ning, terutama untuk istri dan keturunannya.

Bentuk bangunan di bagian halaman belakang ini hampir serupa dengan bangunan di Istana Dalam, tempat para keturunan dan selir Kaisar dibesarkan. Namun, bentuk ini sepertinya berasal dari struktur bangunan istana puluhan tahun lalu.

Kediaman ini mungkin dibangun sesuai dengan keinginan Putri Wanxin di masa lalu. Corak bangunannya sangat kental dengan Istana Dalam di istana kekaisaran.

Kalau bukan dia, tidak mungkin Jenderal Agung Xian Zhou yang melakukannya. Setidaknya, ini membuktikan bahwa Cheng Yao tidak memasuki kediaman yang salah.

“Putri, Tuan Jing datang untuk bertemu,” ucap Xiuli setelah pelayan itu selesai membereskan barang bawaan yang dibawa dari ibukota.

Cheng Yao menguap dan bersandar di sofa yang empuk. “Biarkan dia masuk.”

Jing Fu kembali dikejutkan dengan perilakunya. Cheng Yao duduk dengan postur yang sembarangan dengan kaki terangkat sebelah sementara kaki lainnya menggantung. Tangannya asyik memasukkan biji kuaci yang sudah dikupas ke dalam mulutnya, mengunyahnya tanpa memperhitungkan kecepatan.

“Apa lagi? Apakah kalian belum cukup membuatku kesal hari ini?”

“Mohon maafkan kelancanganku yang menganggu waktu istirahat Putri,” Jing Fu merendah dan meminta maaf dengan tulus.

“Karena sudah tahu menganggu, mengapa masih bertele-tele? Katakan saja secara langsung!”

“Oh, Putri, sebelum pergi, Adipati Ning memintaku untuk menyampaikan pesan. Pernikahan antara Putri dengan Raja akan dilaksanakan di tiga hari dari sekarang.”

Cheng Yao bangkit dan menatap Jing Fu dengan tajam. Sudahlah jika Adipati Ning tidak menyambutnya, tapi dia bahkan ingin memundurkan tanggal pernikahan?

“Jing Fu, jangan mengira karena aku adalah Putri terbuang yang tidak disayangi, adipati kalian lantas bisa memperlakukanku dengan semena-mena,” Cheng Yao mengambil gulungan dekrit pernikahan, membentangkannya dengan satu tangan dan lanjut berkata, “Apakah kamu tidak bisa membaca?”

Jing Fu tidak dipungkiri merasa ketakutan dalam hatinya. Dia terlalu meremehkan sosok Putri Danyang sebelumnya. Di istana dia mungkin dikenal bodoh dan tidak berguna, dan juga sangat nakal dan acuh.

Sekarang dia sudah keluar dari istana yang sumpek dan rumit, dia adalah dirinya yang lain. Hanya dengan mendengar kata-katanya saja, Jing Fu langsung bergidik. Setiap kata-katanya, meski dikatakan dengan gestur yang sembrono, rasanya lebih menakutkan.

“Putri, mohon redakan amarah. Adipati benar-benar tidak dapat melakukan pernikahan hari ini karena sedang menangani urusan yang sangat penting. Sebagai gantinya, Tuan Adipati sendiri yang akan menjelaskan situasinya jika Kaisar menanyakannya nanti.”

Cheng Yao mengangkat sebelah alisnya. Sebenarnya bukan karena dia marah Ning Ziyu memundurkan tanggal pernikahan atau tidak menyambutnya. Cheng Yao malas mengurus hal-hal yang ditimbulkan darinya setelahnya.

Titah kekaisaran menyuruh mereka menikah hari ini di tanggal 15, jika ternyata Kaisar tahu mereka menikah di tanggal 18, orang yang pertama kali akan dimintai penjelasan pastilah Cheng Yao. Ayahnya yang Kaisar itu tidak akan membiarkan Adipati Ning menanggungnya.

“Sungguh?”

“Itu benar, Putri. Putri dapat merasa tenang karena Adipati Ning yang akan menjelaskannya kepada Kaisar nanti.”

“Oke.”

Baguslah jika Ning Ziyu yang akan menanggungnya. Cheng Yao bisa bernapas lega sekarang karena konsekuensi dari memundurkan tanggal pernikahan yang sama artinya dengan melanggar titah akan ditanggung Adipati Ning sendiri. Cheng Yao tidak perlu mengurusnya lagi.

Jing Fu lagi-lagi terkejut. Putri Danyang yang barusan begitu menakutkan ini baru saja mengatakan dia setuju? Semudah itu? Tanpa syarat apapun?

“Aku sudah setuju, mengapa kamu masih di sini? Cepat pergi dan jangan ganggu aku lagi!” usir Cheng Yao. Jing Fu terperanjat, membungkuk memohon diri lalu pergi.

Xiuli menghampiri tuannya sambil menata camilan yang dibeli di pasar kota di atas piring. Kediaman Adipati Ning ini sungguh sangat aneh, orang-orangnya juga aneh.

Selain Adipati Ning yang pergi saat pengantinnya tiba, dia juga malah menyuruh kepala pengurusnya untuk menyampaikan pesan. Belum lagi pengawal bernama Ling Ren yang ekspresinya selalu datar dan tidak pernah melepas pedang dari tangannya itu.

Mereka lebih aneh daripada pelayan Putri Chengjia di istana kekaisaran.

“Putri, apakah sungguh tidak apa-apa memundurkan tanggal pernikahannya?”

“Bukankah si tua Jing Fu sudah berkata Adipati Ning yang akan menanggungnya? Ini bukan kesalahanku jika aku tidak bisa menikah hari ini.”

Cheng Yao sebelumnya sudah menduga kalau pernikahannya tidak akan berjalan lancar. Firasatnya mengatakan kalau ini tidak akan mudah.

Pantas saja kediaman ini tidak menyiapkan apapun jika pemiliknya tidak ada. Tapi, Cheng Yao justru merasa kalau Ning Ziyu sebenarnya hanya sedang beralasan.

Pria tua sepupu ayahnya itu sungguh merepotkan.

Terpopuler

Comments

Novi Yantisuherman

Novi Yantisuherman

Emng bahasa asing mulai abad keberapa ??? thor
OKE bukan bahasa Asing,

2024-05-03

1

lihat semua
Episodes
1 Eps. 1: Ditipu Kaisar
2 Eps. 2: Idola Kaum Muda
3 Eps. 3: Tidak Ada Penyambutan
4 Eps. 4: Putri dalam Rumor
5 Eps. 5: Si Buta yang Tampan
6 Eps. 6: Silsilah Kelahiran Adipati Ning
7 Eps. 7: Jangan Bicara Soal Orang Lain
8 Eps. 8: Pernikahan Adipati dan Sang Putri
9 Eps. 9: Harus Mendapatkan Malam Pertama!
10 Eps. 10: Pemuda Flamboyan adalah Tuan Putri!
11 Eps. 11: Tidak Bisa Memaklumi
12 Eps. 12: Kunci Kelemahan Masing-Masing
13 Eps. 13: Adipati Sudah Lari
14 Eps. 14: Kursi Panas
15 Eps. 15: Bicara dengan Kenyataan
16 Eps. 16: Berhenti Pura-Pura
17 Eps. 17: Informasi Payah
18 Eps. 18: Paman Kecil, Mari Bersepakat Denganku!
19 Eps. 19: Perjanjian
20 Eps. 20: Sekarat
21 Eps. 21: Menawar Racun
22 Eps. 22: Ingkar Janji
23 Eps. 23: Melampiaskan Amarah
24 Eps. 24: Ambisi Tersembunyi
25 Eps. 25: Festival Perahu Naga
26 Eps. 26: Menjadi Umpan Meriam
27 Eps. 27: Penjelasan
28 Eps. 28: Mencari Tahu Rencana
29 Eps. 29: Akan Berkunjung
30 Eps. 30: Gagal
31 Eps. 31: Gangguan
32 Eps. 32: Titah Pengawalan
33 Eps. 33: Kebencian
34 Eps. 34: Pemberangkatan
35 Eps. 35: Sebuah Alasan
36 Eps. 36: Pembunuh Utusan
37 Eps. 37: Menuju Ibukota Jin
38 Eps. 38: Ada Orang Lain
39 Eps. 39: Ramah Tamah Ibukota Jin
40 Eps. 40: Jamuan Penyambutan
41 Eps. 41: Tidak Bisa Dibandingkan
42 Eps. 42: Hadiah Pertemuan
43 Eps. 43: Menjadi Sempurna
44 Eps. 44: Kekuatan untuk Chengjia
45 Eps. 45: Penculikan
46 Eps. 46: Pembakaran
47 Eps. 47: Pertolongan
48 Eps. 48: Tidak Mudah Ditindas
49 Eps. 49: Rindu
50 Eps. 50: Panggilan Mendadak
51 Eps. 51: Niat yang Sesungguhnya
52 Eps. 52: Sengaja Masuk Jebakan
53 Eps. 53: Pertemuan
54 Eps. 54: Tangan Jahat
55 Eps. 55: Apakah Kamu Ingin Menjadi Kaisar?
56 Eps. 56: Rencana demi Rencana
57 Eps. 57: Mengadu Siasat
58 Eps. 58: Menghajar Orang Sombong
59 Eps. 59: Menenangkan Istri
60 Eps. 60: Bermain Air
61 Eps. 61: Memulai Rencana
62 Eps. 62: Keagungan yang Jatuh
63 Eps. 63: Tempat Penahanan
64 Eps. 64: Bayangan
65 Eps. 65: Induk Serangga!
66 Eps. 66: Surat Kesepakatan
67 Eps. 67: Menjadi Pemberontak
68 Eps. 68: Memberi Makan
69 Eps. 69: Bagi Tugas
70 Eps. 70: Menangkap Imigran Asing
71 Eps. 71: Khawatir
72 Eps. 72: Memaksakan Takhta
73 Eps. 73: Pemberontak Harus Mati
74 Eps. 74: Pemikiran Lain
75 Eps. 75: Pulih
76 Eps. 76: Rencana Penebusan
77 Eps. 77: Dendam Kesumat
78 Eps. 78: Penundaan
79 Eps. 79: Gelagat Aneh
80 Eps. 80: Bertemu Kaisar Dayan
81 Eps. 81: Kediaman Baru
82 Eps. 82: Pembawa Kabar
83 Eps. 83: Keputusan Kaisar
84 Eps. 84: Perjalanan Kembali
85 Eps. 85: Arogan
86 Eps. 86: Secercah Cahaya Matahari
87 Eps. 87: Tak Tahan Rindu
88 Eps. 88: Kabar dari Perbatasan
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Eps. 1: Ditipu Kaisar
2
Eps. 2: Idola Kaum Muda
3
Eps. 3: Tidak Ada Penyambutan
4
Eps. 4: Putri dalam Rumor
5
Eps. 5: Si Buta yang Tampan
6
Eps. 6: Silsilah Kelahiran Adipati Ning
7
Eps. 7: Jangan Bicara Soal Orang Lain
8
Eps. 8: Pernikahan Adipati dan Sang Putri
9
Eps. 9: Harus Mendapatkan Malam Pertama!
10
Eps. 10: Pemuda Flamboyan adalah Tuan Putri!
11
Eps. 11: Tidak Bisa Memaklumi
12
Eps. 12: Kunci Kelemahan Masing-Masing
13
Eps. 13: Adipati Sudah Lari
14
Eps. 14: Kursi Panas
15
Eps. 15: Bicara dengan Kenyataan
16
Eps. 16: Berhenti Pura-Pura
17
Eps. 17: Informasi Payah
18
Eps. 18: Paman Kecil, Mari Bersepakat Denganku!
19
Eps. 19: Perjanjian
20
Eps. 20: Sekarat
21
Eps. 21: Menawar Racun
22
Eps. 22: Ingkar Janji
23
Eps. 23: Melampiaskan Amarah
24
Eps. 24: Ambisi Tersembunyi
25
Eps. 25: Festival Perahu Naga
26
Eps. 26: Menjadi Umpan Meriam
27
Eps. 27: Penjelasan
28
Eps. 28: Mencari Tahu Rencana
29
Eps. 29: Akan Berkunjung
30
Eps. 30: Gagal
31
Eps. 31: Gangguan
32
Eps. 32: Titah Pengawalan
33
Eps. 33: Kebencian
34
Eps. 34: Pemberangkatan
35
Eps. 35: Sebuah Alasan
36
Eps. 36: Pembunuh Utusan
37
Eps. 37: Menuju Ibukota Jin
38
Eps. 38: Ada Orang Lain
39
Eps. 39: Ramah Tamah Ibukota Jin
40
Eps. 40: Jamuan Penyambutan
41
Eps. 41: Tidak Bisa Dibandingkan
42
Eps. 42: Hadiah Pertemuan
43
Eps. 43: Menjadi Sempurna
44
Eps. 44: Kekuatan untuk Chengjia
45
Eps. 45: Penculikan
46
Eps. 46: Pembakaran
47
Eps. 47: Pertolongan
48
Eps. 48: Tidak Mudah Ditindas
49
Eps. 49: Rindu
50
Eps. 50: Panggilan Mendadak
51
Eps. 51: Niat yang Sesungguhnya
52
Eps. 52: Sengaja Masuk Jebakan
53
Eps. 53: Pertemuan
54
Eps. 54: Tangan Jahat
55
Eps. 55: Apakah Kamu Ingin Menjadi Kaisar?
56
Eps. 56: Rencana demi Rencana
57
Eps. 57: Mengadu Siasat
58
Eps. 58: Menghajar Orang Sombong
59
Eps. 59: Menenangkan Istri
60
Eps. 60: Bermain Air
61
Eps. 61: Memulai Rencana
62
Eps. 62: Keagungan yang Jatuh
63
Eps. 63: Tempat Penahanan
64
Eps. 64: Bayangan
65
Eps. 65: Induk Serangga!
66
Eps. 66: Surat Kesepakatan
67
Eps. 67: Menjadi Pemberontak
68
Eps. 68: Memberi Makan
69
Eps. 69: Bagi Tugas
70
Eps. 70: Menangkap Imigran Asing
71
Eps. 71: Khawatir
72
Eps. 72: Memaksakan Takhta
73
Eps. 73: Pemberontak Harus Mati
74
Eps. 74: Pemikiran Lain
75
Eps. 75: Pulih
76
Eps. 76: Rencana Penebusan
77
Eps. 77: Dendam Kesumat
78
Eps. 78: Penundaan
79
Eps. 79: Gelagat Aneh
80
Eps. 80: Bertemu Kaisar Dayan
81
Eps. 81: Kediaman Baru
82
Eps. 82: Pembawa Kabar
83
Eps. 83: Keputusan Kaisar
84
Eps. 84: Perjalanan Kembali
85
Eps. 85: Arogan
86
Eps. 86: Secercah Cahaya Matahari
87
Eps. 87: Tak Tahan Rindu
88
Eps. 88: Kabar dari Perbatasan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!