Eps. 2: Idola Kaum Muda

“Aku dengar, Putri Danyang itu gemuk dan jelek. Wajahnya bulat, alisnya tipis, bibirnya tebal dan hidungnya agak pesek. Telapak tangannya sebesar piring, kakinya seperti bayi gajah. Tingginya tidak lebih tinggi dari satu meter. Dia juga bodoh dan sangat malas. Tuan, mengapa Kaisar mengirim seseorang yang begitu buruk untuk menjadi istrimu?”

Ning Ziyu menutup matanya sambil tetap duduk tenang di kursi roda ketika dia mendengar Ling Yun menceritakan tentang sosok Putri Danyang yang dikirim Kaisar untuk menjadi istrinya.

Entahlah, dia sendiri tidak tahu apa yang diinginkan oleh kakak sepupunya yang seorang Kaisar itu. Pernikahan keturunan keluarga kerajaan memang diputuskan oleh Kaisar, tetapi mengapa dia mengirim putrinya sendiri untuk menikah dengannya?

“Aku tidak tahu apa yang dipikirkan oleh kakak sepupu Kaisar. Kalau dia sudah datang, ya sudahlah.”

Saat ini, Ning Ziyu sedang berjemur di bawah cahaya matahari. Berita mengenai penurunan titah pernikahan untuknya sampai  jauh-jauh hari lalu.

Apa yang bisa dilakukan oleh seseorang yang menyandang gelar adipati sepertinya? Dia tentu saja tidak bisa melawan titah ketika dalam darahnya sendiri mengalir darah keluarga kekaisaran.

Ling Yun seperti kecewa dengan reaksi Ning Ziyu. Di Kota Feng yang sangat jauh dari ibukota ini, tuannya adalah pemuda nomor satu. Dia kekasih impian semua gadis di Kota Feng. Bahkan dia bisa memikat seseorang seperti Putri dari negara lain yang kebetulan berkunjung ke Kota Feng.

Kalau dia menikah, bukankah gadis-gadis di kota ini akan patah hati? Saat itu, Ling Yun tidak bisa lagi punya kesempatan untuk memanfaatkan kepolosan para gadis itu agar mau mengeluarkan uangnya untuk membeli informasi mengenai Adipati Ning.

Tuannya jarang keluar rumah kecuali untuk urusan resmi. Sejak Putri Wanxin dan Jenderal Agung Xian Zhou meninggal, semua urusan pemerintahan dan militer di kota perbatasan ini jatuh ke tangan Adipati Ning.

Adipati Ning adalah adipati yang cakap dan kompeten. Dia adalah sosok idola di kalangan pemuda-pemudi.

Sayang sekali, sosok sempurna ini harus duduk di kursi roda selama tiga hari di setiap bulannya. Bekas pertempuran lima tahun lalu membuat Adipati Ning harus menahan reaksi racun yang tertinggal di tubuhnya.

Setiap tanggal 15 sampai tanggal 18 di setiap bulannya, racunnya akan bekerja kembali. Pada saat itu, dia akan duduk di kursi roda sampai periode kambuhnya berlalu.

“Aku ingin keluar,” ucap Ning Ziyu. Menghabiskan waktu seharian di kediaman entah mengapa jadi membosankan akhir-akhir ini.

“Tapi, Tuan, bagaimana dengan matamu?”

“Tidak apa-apa. Ini bukan masalah besar.”

Ning Ziyu mengambil kain putih selebar tiga jari, menutupi matanya dengan kain dan mengikatnya. Penampilannya saat ini sangat kontras dengan citranya sebagai seorang perwira tinggi yang pernah berjuang di medan perang. Adipati Ning, saat ini seperti seorang tuan muda penyakitan yang tidak berdaya.

Satu-satunya kelebihan yang membuatnya terlihat berharga adalah penampilannya yang menawan.

Wajahnya tampan, rambutnya sehitam batu tinta diurai panjang dan matanya ditutupi kain putih. Duduk di kursi roda dengan balutan pakaian abu-abu muda dan putih, Ning Ziyu betul-betul punya pesonanya sendiri.

Ling Yun menghela napasnya. Dia mendorong kursi roda Ning Ziyu, mengabaikan para pelayan dan keluar dari pintu gerbang samping.

Setelah itu, dia memapah Ning Ziyu menuju kereta dan menutup tirainya. Kereta kuda melaju dengan kecepatan konstan menuju pusat kota.

Ling Yun mengelap tempat duduk di dalam kereta dengan saputangan yang selalu ia bawa ke manapun. Tuan agungnya adalah pria menawan yang cerdas dan sangat berbakat, tapi tidak ada yang bisa menandinginya soal kebersihan.

Adipati Ning ini alergi kotor, semua tempat harus selalu bersih. Setitik debu pun tidak boleh terlihat. Jika tidak, Adipati Ning akan bersin sepanjang hari dan marah-marah.

Yah, di dunia ini memang tidak ada orang yang benar-benar sempurna. Adipati Ning punya segala hal yang tidak dimiliki orang lain, tetapi dia juga merupakan orang yang sangat merepotkan ketika alergi dan penyakitnya kambuh.

Kediaman adipati adalah tempat yang besar, ada lebih dari lima puluh pelayan dipekerjakan di sana. Namun, hanya ada sedikit pelayan yang ditugaskan melayani kediaman utama. Itu karena Adipati Ning tidak menyukai orang asing menyentuh benda-benda miliknya dan dia benci orang yang berisik.

Di tengah kota, para penduduk perbatasan melakukan aktivitasnya seperti biasa. Kota Feng tidak semakmur ibukota, tetapi punya ciri khasnya sendiri.

Orang-orang di kota ini punya kecenderungan untuk bersikap ramah kepada orang lain. Di jalan-jalan, banyak ditemukan kios-kios pedagang mie dan bakpau, yang akan memberikan makanan gratis bagi setiap orang yang datang tanpa uang.

Walau terancam bahaya setiap saat, namun hidup mereka justru berjalan sangat baik. Ini karena mereka percaya dengan kemampuan Adipati Ning, perbatasan ini tidak akan mengalami gangguan yang serius. Bangsa Jin di negara tetangga tidak bisa menganggu kota ini secara langsung.

Prestasi yang dicapai olehnya dan juga oleh ayahnya, Jenderal Agung Ning Xian Zhou, telah menjadi fondasi dasar untuk kedamaian Kota Feng.

Ning Ziyu dan ayahnya telah berjuang keras untuk menjaga perbatasan ini selama hidup mereka. Jadi, para penduduk di Kota Feng sangat berterima kasih dan sering membagikan hasil bumi mereka untuk dinikmati bersama-sama.

Sayangnya, Adipati Ning ini jarang sekali keluar. Seperti yang diketahui, dia hanya keluar untuk urusan resmi atau saat ada hal penting yang harus dilakukan.

Gadis-gadis Kota Feng yang pernah melihatnya menjadi semakin tergila-gila. Terkadang, seseorang bisa lebih dirindukan ketika dia jarang bisa ditemui.

Kereta kuda tiba-tiba berhenti. Ning Ziyu mengernyit, lalu berteriak pada Ling Yun yang mengawalnya di luar kereta. “Mengapa berhenti?”

Dia punya sedikit urusan di Restoran Yunlai. Koki restoran itu punya hidangan baru. Sayangnya, hidangan baru tersebut hanya dimasak sekali dalam sebulan.

Dengan kualifikasi dan posisinya, Ning Ziyu bisa memanggil koki tersebut ke kediaman dan memasak untuknya.

Tapi, dia tidak suka melakukan hal-hal seperti itu. Kebetulan hari ini adalah hari ketika koki itu menyajikan hidangan barunya.

“Tuan, ada keributan di depan.”

“Oh?”

“Ada seorang pemuda sedang dikejar puluhan gadis. Sepertinya pemuda itu telah membuat mereka marah.”

Sepuluh meter di depan, seorang pemuda yang terlihat flamboyan berlari menerobos kerumunan dan memecah keriuhan pasar.

Pemuda itu bertubuh kecil, tingginya tidak lebih dari 170 sentimeter, memakai pakaian putih tulang dengan rambut disanggul dan diikat tali putih. Di bawah hidungnya tumbuh kumis tipis, yang lebih mirip seperti kumis palsu.

Dibandingkan dengan tampan, pemuda itu lebih cocok disebut cantik. Dia dikejar sepuluh gadis yang terus berteriak sambil melemparkan beberapa benda ke arahnya. Si pemuda terus berlari, menciptakan keributan yang tidak perlu dan menarik perhatian orang-orang.

Apa yang sudah dilakukan oleh pemuda itu hingga dia dikejar oleh gadis-gadis gila Kota Feng?

“Tuan, pemuda itu bergegas kemari!”

Belum sempat Ling Yun mencegah, pemuda flamboyan itu sudah melompat masuk ke dalam kereta. Sepuluh gadis yang mengejarnya merasa kehilangan barang buruan, mereka berhenti sambil mencari ke sana kemari.

Pemuda itu tertegun sesaat setelah dia masuk ke dalam kereta. Sosok pemilik kereta ini memakai pakaian hijau muda dan putih, tubuhnya bagus, mungkin tingginya sekitar 185 sentimeter lebih. Dia terlihat menawan meski memakai penutup mata.

“Siapa kamu?” Ning Ziyu bertanya saat merasakan seseorang yang asing masuk ke dalam keretanya, meski ia tidak dapat melihat seperti apa rupa orang itu.

Pemuda itu tersadar. “Ah, maaf, Tuan Muda, aku ingin meminta pertolonganmu. Pinjamkan aku keretamu sebentar, ya?”

Mengetahui seseorang yang tidak dikenal masuk tiba-tiba ke dalam kereta untuk bersembunyi, perasaan Ning Ziyu jadi tidak enak. Dia yang membenci kehadiran orang asing tiba-tiba merasa mual.

Pemuda ini sudah berlarian di tengah kota di bawah terik cahaya matahari. Ning Ziyu bisa mencium bau keringat di tubuh pemuda itu meskipun sangat samar. Dia langsung menutup hidungnya.

“Tidak! Keluar! Ling Yun, cepat usir orang ini!”

Ling Yun tidak bisa mendengar teriakannya karena ia malah sibuk memperhatikan para gadis

yang sedang mencari itu.

Ning Ziyu semakin merasa mual, dia berteriak dengan marah. Tahu bahwa orang ini akan menimbulkan masalah jika terus berteriak, pemuda tersebut langsung membekap mulutnya dengan tangan.

“Ssstttt… hanya sampai gadis-gadis itu pergi, aku mohon.”

Nadanya terdengar tulus. Ning Ziyu menelan kembali kemarahannya ke dalam perut. Saat para gadis itu sudah pergi, si pemuda menghela napasnya dan melepaskan tangannya. Dia duduk bersandar sambil mengipasi wajahnya.

“Ya ampun, tadi itu benar-benar mengerikan.”

Si pemuda menatap Ning Ziyu penuh rasa penasaran. Di Kota Feng yang jauh dari ibukota ini, ternyata masih ada seseorang yang begitu menawan meski matanya buta. Wajahnya itu sangat tampan dan kulitnya halus.

Dia menebak tuan muda buta ini adalah anak orang kaya yang rapuh. Dia seperti punya tubuh yang akan roboh ketika terkena angin.

“Mereka sudah pergi. Kamu bisa keluar!” Ning Ziyu kembali mengusir pemuda itu. Namun, alih-alih pergi, pemuda tersebut malah memperhatikannya lebih dari yang tadi.

“Tuan Muda, kamu sangat tampan.”

Sekarang perut Ning Ziyu lebih mual lagi. Tidak masalah jika gadis-gadis Kota Feng yang mengatakannya, tetapi jika seorang pemuda asing yang masuk ke dalam kereta yang mengatakannya, Ning Ziyu tidak sanggup menerimanya. Wajahnya ini ternyata tidak hanya memikat wanita, tapi juga pria!

“Keluar!”

Ning Ziyu sangat risih. Si pemuda malah tertawa terbahak-bahak. Dia tahu tuan muda menawan yang buta ini sangat risih dan tidak nyaman, bahkan merasa jijik mendengar pujian itu. Tapi, semakin tuan itu jijik dan risih, semakin menarik di matanya.

“Ling Yun, cepat keluarkan orang ini dari sini!”

Si pemuda tahu pengawal di luar itu sangat kuat, jadi dia buru-buru mengangkat tangannya tanda menyerah meski Ning Ziyu tidak bisa melihatnya.

“Oke-oke, aku akan keluar. Tapi, bisakah kamu membantuku untuk satu hal lagi?”

“Keluar!”

Terpopuler

Comments

Fajar Ayu Kurniawati

Fajar Ayu Kurniawati

.

2024-11-09

0

Ita Xiaomi

Ita Xiaomi

Aku malah berpikir klo ini Cheng Yao lg menyamar.

2024-11-06

0

Oi Min

Oi Min

apa pemuda ini Cheng Yao yg menyamar?? ato cast baru

2024-08-13

0

lihat semua
Episodes
1 Eps. 1: Ditipu Kaisar
2 Eps. 2: Idola Kaum Muda
3 Eps. 3: Tidak Ada Penyambutan
4 Eps. 4: Putri dalam Rumor
5 Eps. 5: Si Buta yang Tampan
6 Eps. 6: Silsilah Kelahiran Adipati Ning
7 Eps. 7: Jangan Bicara Soal Orang Lain
8 Eps. 8: Pernikahan Adipati dan Sang Putri
9 Eps. 9: Harus Mendapatkan Malam Pertama!
10 Eps. 10: Pemuda Flamboyan adalah Tuan Putri!
11 Eps. 11: Tidak Bisa Memaklumi
12 Eps. 12: Kunci Kelemahan Masing-Masing
13 Eps. 13: Adipati Sudah Lari
14 Eps. 14: Kursi Panas
15 Eps. 15: Bicara dengan Kenyataan
16 Eps. 16: Berhenti Pura-Pura
17 Eps. 17: Informasi Payah
18 Eps. 18: Paman Kecil, Mari Bersepakat Denganku!
19 Eps. 19: Perjanjian
20 Eps. 20: Sekarat
21 Eps. 21: Menawar Racun
22 Eps. 22: Ingkar Janji
23 Eps. 23: Melampiaskan Amarah
24 Eps. 24: Ambisi Tersembunyi
25 Eps. 25: Festival Perahu Naga
26 Eps. 26: Menjadi Umpan Meriam
27 Eps. 27: Penjelasan
28 Eps. 28: Mencari Tahu Rencana
29 Eps. 29: Akan Berkunjung
30 Eps. 30: Gagal
31 Eps. 31: Gangguan
32 Eps. 32: Titah Pengawalan
33 Eps. 33: Kebencian
34 Eps. 34: Pemberangkatan
35 Eps. 35: Sebuah Alasan
36 Eps. 36: Pembunuh Utusan
37 Eps. 37: Menuju Ibukota Jin
38 Eps. 38: Ada Orang Lain
39 Eps. 39: Ramah Tamah Ibukota Jin
40 Eps. 40: Jamuan Penyambutan
41 Eps. 41: Tidak Bisa Dibandingkan
42 Eps. 42: Hadiah Pertemuan
43 Eps. 43: Menjadi Sempurna
44 Eps. 44: Kekuatan untuk Chengjia
45 Eps. 45: Penculikan
46 Eps. 46: Pembakaran
47 Eps. 47: Pertolongan
48 Eps. 48: Tidak Mudah Ditindas
49 Eps. 49: Rindu
50 Eps. 50: Panggilan Mendadak
51 Eps. 51: Niat yang Sesungguhnya
52 Eps. 52: Sengaja Masuk Jebakan
53 Eps. 53: Pertemuan
54 Eps. 54: Tangan Jahat
55 Eps. 55: Apakah Kamu Ingin Menjadi Kaisar?
56 Eps. 56: Rencana demi Rencana
57 Eps. 57: Mengadu Siasat
58 Eps. 58: Menghajar Orang Sombong
59 Eps. 59: Menenangkan Istri
60 Eps. 60: Bermain Air
61 Eps. 61: Memulai Rencana
62 Eps. 62: Keagungan yang Jatuh
63 Eps. 63: Tempat Penahanan
64 Eps. 64: Bayangan
65 Eps. 65: Induk Serangga!
66 Eps. 66: Surat Kesepakatan
67 Eps. 67: Menjadi Pemberontak
68 Eps. 68: Memberi Makan
69 Eps. 69: Bagi Tugas
70 Eps. 70: Menangkap Imigran Asing
71 Eps. 71: Khawatir
72 Eps. 72: Memaksakan Takhta
73 Eps. 73: Pemberontak Harus Mati
74 Eps. 74: Pemikiran Lain
75 Eps. 75: Pulih
76 Eps. 76: Rencana Penebusan
77 Eps. 77: Dendam Kesumat
78 Eps. 78: Penundaan
79 Eps. 79: Gelagat Aneh
80 Eps. 80: Bertemu Kaisar Dayan
81 Eps. 81: Kediaman Baru
82 Eps. 82: Pembawa Kabar
83 Eps. 83: Keputusan Kaisar
84 Eps. 84: Perjalanan Kembali
85 Eps. 85: Arogan
86 Eps. 86: Secercah Cahaya Matahari
87 Eps. 87: Tak Tahan Rindu
88 Eps. 88: Kabar dari Perbatasan
89 Eps. 89: Bantuan Paviliun Zhanbai
90 Eps. 90: Kesal
91 Eps. 91: Penghinaan Besar
92 Eps. 92: Kabar untuk Istana
93 Eps. 93: Hadiah
94 Eps. 94: Puncak Pertarungan
95 Eps. 95: Sampai Akhir
96 Eps. 96: Pertanda
97 Eps. 97: Mencari Kabar
98 Eps. 98: Orang yang Kembali dari Kematian
99 Eps. 99: Kesulitan
100 Eps. 100: Keberuntungan
101 Eps. 101: Sayang Anak
102 Eps. 102: Menanyakan Pilihan
103 Eps. 103: Membayar Harga
104 Eps. 104: Mewariskan Takhta
105 Eps. 105: Persinggahan Terakhir
106 Episode Spesial 1: Warisan
107 Episode Spesial 2: Pulang
108 Episode Spesial 3: Keturunan
109 Pemberitahuan Karya Baru
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Eps. 1: Ditipu Kaisar
2
Eps. 2: Idola Kaum Muda
3
Eps. 3: Tidak Ada Penyambutan
4
Eps. 4: Putri dalam Rumor
5
Eps. 5: Si Buta yang Tampan
6
Eps. 6: Silsilah Kelahiran Adipati Ning
7
Eps. 7: Jangan Bicara Soal Orang Lain
8
Eps. 8: Pernikahan Adipati dan Sang Putri
9
Eps. 9: Harus Mendapatkan Malam Pertama!
10
Eps. 10: Pemuda Flamboyan adalah Tuan Putri!
11
Eps. 11: Tidak Bisa Memaklumi
12
Eps. 12: Kunci Kelemahan Masing-Masing
13
Eps. 13: Adipati Sudah Lari
14
Eps. 14: Kursi Panas
15
Eps. 15: Bicara dengan Kenyataan
16
Eps. 16: Berhenti Pura-Pura
17
Eps. 17: Informasi Payah
18
Eps. 18: Paman Kecil, Mari Bersepakat Denganku!
19
Eps. 19: Perjanjian
20
Eps. 20: Sekarat
21
Eps. 21: Menawar Racun
22
Eps. 22: Ingkar Janji
23
Eps. 23: Melampiaskan Amarah
24
Eps. 24: Ambisi Tersembunyi
25
Eps. 25: Festival Perahu Naga
26
Eps. 26: Menjadi Umpan Meriam
27
Eps. 27: Penjelasan
28
Eps. 28: Mencari Tahu Rencana
29
Eps. 29: Akan Berkunjung
30
Eps. 30: Gagal
31
Eps. 31: Gangguan
32
Eps. 32: Titah Pengawalan
33
Eps. 33: Kebencian
34
Eps. 34: Pemberangkatan
35
Eps. 35: Sebuah Alasan
36
Eps. 36: Pembunuh Utusan
37
Eps. 37: Menuju Ibukota Jin
38
Eps. 38: Ada Orang Lain
39
Eps. 39: Ramah Tamah Ibukota Jin
40
Eps. 40: Jamuan Penyambutan
41
Eps. 41: Tidak Bisa Dibandingkan
42
Eps. 42: Hadiah Pertemuan
43
Eps. 43: Menjadi Sempurna
44
Eps. 44: Kekuatan untuk Chengjia
45
Eps. 45: Penculikan
46
Eps. 46: Pembakaran
47
Eps. 47: Pertolongan
48
Eps. 48: Tidak Mudah Ditindas
49
Eps. 49: Rindu
50
Eps. 50: Panggilan Mendadak
51
Eps. 51: Niat yang Sesungguhnya
52
Eps. 52: Sengaja Masuk Jebakan
53
Eps. 53: Pertemuan
54
Eps. 54: Tangan Jahat
55
Eps. 55: Apakah Kamu Ingin Menjadi Kaisar?
56
Eps. 56: Rencana demi Rencana
57
Eps. 57: Mengadu Siasat
58
Eps. 58: Menghajar Orang Sombong
59
Eps. 59: Menenangkan Istri
60
Eps. 60: Bermain Air
61
Eps. 61: Memulai Rencana
62
Eps. 62: Keagungan yang Jatuh
63
Eps. 63: Tempat Penahanan
64
Eps. 64: Bayangan
65
Eps. 65: Induk Serangga!
66
Eps. 66: Surat Kesepakatan
67
Eps. 67: Menjadi Pemberontak
68
Eps. 68: Memberi Makan
69
Eps. 69: Bagi Tugas
70
Eps. 70: Menangkap Imigran Asing
71
Eps. 71: Khawatir
72
Eps. 72: Memaksakan Takhta
73
Eps. 73: Pemberontak Harus Mati
74
Eps. 74: Pemikiran Lain
75
Eps. 75: Pulih
76
Eps. 76: Rencana Penebusan
77
Eps. 77: Dendam Kesumat
78
Eps. 78: Penundaan
79
Eps. 79: Gelagat Aneh
80
Eps. 80: Bertemu Kaisar Dayan
81
Eps. 81: Kediaman Baru
82
Eps. 82: Pembawa Kabar
83
Eps. 83: Keputusan Kaisar
84
Eps. 84: Perjalanan Kembali
85
Eps. 85: Arogan
86
Eps. 86: Secercah Cahaya Matahari
87
Eps. 87: Tak Tahan Rindu
88
Eps. 88: Kabar dari Perbatasan
89
Eps. 89: Bantuan Paviliun Zhanbai
90
Eps. 90: Kesal
91
Eps. 91: Penghinaan Besar
92
Eps. 92: Kabar untuk Istana
93
Eps. 93: Hadiah
94
Eps. 94: Puncak Pertarungan
95
Eps. 95: Sampai Akhir
96
Eps. 96: Pertanda
97
Eps. 97: Mencari Kabar
98
Eps. 98: Orang yang Kembali dari Kematian
99
Eps. 99: Kesulitan
100
Eps. 100: Keberuntungan
101
Eps. 101: Sayang Anak
102
Eps. 102: Menanyakan Pilihan
103
Eps. 103: Membayar Harga
104
Eps. 104: Mewariskan Takhta
105
Eps. 105: Persinggahan Terakhir
106
Episode Spesial 1: Warisan
107
Episode Spesial 2: Pulang
108
Episode Spesial 3: Keturunan
109
Pemberitahuan Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!