4.lanjut

  "Kok abang zar bisa tau kalau aku kecebur got sih," ucap hilya heran pasalnya kan abang nya ini masih ada di pesantren.

"Yaa tau lah, karna abi yang cerita ke abang." ucap nizar sambil tertawa.

"Ih abi kok abang zar dikasih tau, kan jadi diledek terus. udah ahh males aku mau ke kamar dulu mau siap siap," kesel hilya sambil pergi ke kamar nya.

Malam pun tiba keluarga Ridwan sedang berkumpul di ruang keluarga sambil santai menikmati kebersamaan setelah melaksanakan makan malam tadi.

"Ohh iya ilya sekolah mau di terusin kemana?" ucap sang abi.

"Aku mau ke pesantren abang bii," sahur hilya.

"Ehh ehh gak boleh satu pesantren sama abang yah," ucap nizar.

"Tapi aku pengen ke sana. karna di sana kakak kakak nya pada baik semua," ucap hilya yang lagi memeluk sang ummah.

"Abang kenapa gak mau adek ke sana?" ucap ummah kepada putra sulung nya itu.

"Gak mau nanti dia malu maluin ummah," ucap abang nya.

"Abi liat abang kaya gitu, aku tuh malu malu buka malu maluin tau" ucap hilya sambil cemberut.

"Yeh malu malu gimana jajan pakai uang receh juga gak malu kamu," ucap nizar sambil tertawa.

"Mana ada yah," sahur hilya sambil bibir nya maju 5 centi.

"Udah udah malah berantem abi ini lagi bicara serius," ucap abi.

"Tuh bi marahin bang zar," ucap hilya

"Sekarang jawab dulu pertanyaan abi ilya nanti debat capres nya lanjut lagi," ucap ummah sambil terkekeh.

"Ilya pengen sama abang," ucap ilya.

"Gak mau sekolah ke boarding koll," ucap abi.

"Emang ada boarding koll bii?" tanya hilya keheranan.

"Iya yah emang ada boarding koll" ucap nizar sambil berpikir.

"Iya ada yang sekolah nya besar besar itu dan santri nya sampai ribuan itu," ucap abii.

"Oalahhh abi salah bukan boarding koll tapi boarding school," ucap ummah sambil tertawa.

"Nah itu umma abi lupa nama nya," ucap abi sambil terkekeh.

"Ohh boarding school kirain emang ada sekolah koll," ucap nizar.

"Emang kalau ada sekolah koll sekolah nya kaya gimana?" ucap hilya sambil fokus menatap nizar.

"Mungkin belajar cara menanam koll, memasak koll, memakan koll dan terus belajar tentang koll" ucap nizar sambil tertawa terbahak bahkan.

"Kamu ada ada zar mana ada sekolah koll," ucap ridwan.

"Kan barusan abi yang bilang boarding koll," ucap nizar.

"Abi sih ada ada saja," ucap ummah sambil terkekeh.

"Emang abi ini kalau bicara suka salak," ucap hilya.

"Salah ilya salah bukan salak dodol," ucap nizar.

"Aaahh sama saja cuman beda ujung nya doang juga," ucap hilya.

"Kamu juga sama ilya sama kaya abi kalau ngomong tuh suka terganti hirup nya," ucap abi ridwan.

"Astagfirullah abi... huruf bukan hirup," ucap ummah sambil terkekeh.

"Sebelas dua belah abi sama ilya ummah, kalau bicara suka ada yang tergantikan," ucap nizar

"Mana ada," ucap ilya sama ridwan kompak.

"Tuh kan ummah bapak sama anak sama aja," ucap nizar.

"Udah udah jangan debat mulu jadi ilya satu pesantren sama abang yah supaya ada yang jagain adek nya," ucap ummah.

"Iya ummah/tidak ummah",sahur nizar sama ilya jawab secara bersamaan tapi beda jawaban.

"Abang udah ngalah aja sama adek sekalian jagain adek kalau ada yang jagain abi tidak akan terlalu khawatir," ucap ridwan.

"Iya abi" ucap nizar.

"Huh tuh dengerin abi," ledek ilya sambil tertawa.

"Berati besok pagi ilya siap siap kita belanja buat keperluan pesantren yah," ucap ridwan sedangkan ilya hanya menganguk saja.

"Yaudah sekarang waktunya istirahat jangan lupa sikat gigi baca doa sebelum tidur," ucap ummah.

"Siap ummah," sahut adik kakak itu dengan kompak.

Merekapun meninggalkan ruang tamu dan pergi ke kamar masing masing untuk mengistirahatkan badan nya.

Hilya pun merebahkan badan nya di kasur nya yang empuk berwarna pink.

"Yaa alloh semoga keputusan ku yang terbaik," batin hilya.

Sambil memejamkan mata nya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***