Dunia Siluman (Alam Kui)

Dia tidak pernah menyangka akan bertemu dengan monster yang sangat jelek dan memiliki kekuatan petir. Dia masih diam dan memperhatikan apa yang monster itu lakukan. Harusnya dia bisa dengan tinggi tubuhnya, mematahkan atau mencabut pohon dengan mudah tidak harus menggunakan kekuatan.

"Aaaa..." raungan monster itu terdengar menggelegar dan membuat semangat yang semakin tinggi untuk dirinya. Sudah seribu tahun dia menantikan hari ini. Dimana dia bisa melihat monster yang aneh secara langsung. Dia berjalan mendekat dengan perlahan. Tapi 'kekek...' kakinya menginjak ranting pohon yang sudah patah. Dia ingin mengutuk dirinya sendiri karena terlalu ceroboh dan selalu tidak bisa menyembunyikan dirinya dengan baik.

Tatapan monster itu langsung mengalihkan pandangan kearah pemuda yang tengah berusaha untuk menyembunyikan dirinya namun tidak bisa. Tatapan tajam dengan keganasan yang mulai terasa. Monster itu mengarahkan kekuatannya kearah pemuda yang berusaha untuk menyerang. 'Deeeekrkkkk...' suara petir yang menyambar setiap pepohonan yang di lalui pemuda itu. Monster itu semakin marah dan murka setiap kakutannya meleset dan tidak pernah mengenai pemuda kecil di hadapannya.

Pedang tipis dan tajam ia arahkan kedepan dengan kekuatan berwarna keunguna. Tapi hempasan pedangnya bahkan tidak melukai sedikit pun tubuh monster di hadapannya. Ini benar-benar gila, kekuatannya sudah terkuras dan tubuhnya sudah tidak kuat untuk terus melawan tanpa bisa melukai lawannya. Jika seperti ini terus semua sama saja. Dia hanya akan menemui ajalnya dengan cepat.

Di depannya petir mulai mendekat dan ia tahan dengan pedang yang mulai terasa panas dan terbakar. Keringat terus mengukur dengan deras. Ini tidak akan berhasil, dengan cepat dia memutar otak dan setalah dia berhasil menepis serangan itu. Dia kabur dengan cepat. Tapi monster itu mengikuti dengan sambaran petir yang selalu menuju kearah dirinya. Hingga tidak lama suara burung kecil terdengar nyaring di telinganya. Dia menoleh dan melihat burung yang selalu mengikutinya kali ini dia terbang jauh lebih dekat.

"Ikuti aku," teriak burung itu membuat pangeran keempat terkejut. Dia tidak pernah mengira jika burung itu bisa bersuara seperti manusia. Meski dia tahu jika burung itu siluman, tapi dia benar-benar tidak percaya jika burung itu bisa berbicara.

Tanpa keraguan dia mengikuti burung itu. Meski dia tidak tahu kemana burung itu menunjukkan arah padanya. Tapi lebih baik mengikuti burung itu dari pada mati karena monster jelek yang terus mengejar dan menyerangnya.

"Lompat," di ujung jurang yang dalam, burung itu berteriak dengan nyaring. Intruksi yang ia berikan membuat pemuda itu ragu sejenak.

"Apa maksud mu? Aku tidak bisa terbang," teriaknya dengan nafas memburu.

"Lompat," burung itu terus mengintruksikan untuk melompat. Tapi jurang di depannya bahkan tidak terlihat tanah datar. Bagaimana dia bisa melompat dan mengorbankan dirinya dengan mudah. Lebih baik dia mati karena telah menyerang monster dari pada mati karena melompat dengan bodohnya.

Pemuda itu menoleh kebelakang melihat monster yang tidak terlalu jauh dari dirinya. Masih berlari mendekat. Dan dia menoleh ke arah jurang yang dalam. Sekarang pikirannya sangat kosong dan tidak bisa memilih apa yang harus ia lakukan selanjutnya.

"Percaya pada ku. Lompat," teriakan itu semakin membuatnya binggung hingga dia tidak bisa lagi menahan dirinya.

"Ayahanda, ibunda andai ananda bisa hidup setelah ini ananda akan berbakti dan tidak akan menimbulkan masalah lagi," kata putus asa namun terdengar sedikit lucu. "Aaaaa..." dia melompat dengan memejamkan kedua matanya. Dia tidak ingin melihat akhir dari hidupnya karena mempercayai burung yang baru saja ia temui.

Sepertinya sudah lama dia melompat dari ketinggian namun kenapa tubuhnya masih terasa di udara. Dia membuka perlahan kedua matanya. Melihat kesekeliling, udara segar dengan awan putih mengepul melewati dirinya. Dia mengedipkan matanya tidak percaya. Dia selamat dan saat ini tubuhnya tengah berada di punggung burung kecil yang mengikutinya. Entah tubuhnya yang menjadi kecil atau tubuh burung itu yang berubah membesar. Tapi yang pasti dia saat ini terselamatkan.

"Kamu terlihat bodoh saat di atas jurang tadi," kata burung yang mulai terdengar mengejek.

"Apa maksud mu, aku pangeran dunia siluman kamu bisa aku hukum karena mengejek ku." Dia bahkan melupakan jika burung ini membantunya terlepas dari serangan monster mematikan.

"Pangeran, bagaiman mungkin kamu menyebut dirimu pangeran? Melawan monster saja tidak bisa."

Tawa ejekan terus terdengar dengan tidak terlalu jelas. Namun pangeran keempat tetap bisa mendengar dengan jelas jika dirinya tengah di remehkan seekor burung.

"Kurang ajar, kamu tidak tahu siapa aku? Siapapun yang mengetahui nama ku mereka akan ketakutan dan kabur dengan cepat."

Pemuda itu berkata dengan sombongnya, namun rasa tidak percaya diri saat mengatakan itu juga terdengar jelas.

"Benarkah? Tapi nyatanya aku yang menyelamatkan nyawa mu," senyum tipis burung itu menggambarkan banyak hal.

Pemuda itu diam setelah mendengar perkataan dari burung itu. Dia tidak bisa menanggapinya lagi. Memang kenyataannya seperti itu. Setalah cukup lama terbang burung itu turun dengan berubah wujud menjadi manusia. Wanita cantik dengan gaun hijau bercampur seperti warna bulu di tubuhnya. Sangat cantik dan indah.

Pangeran keempat mengedipkan matanya tidak percaya. Wanita di hadapannya sangat cantik. Burung yang meremehkan dirinya ternyata memiliki wajah yang tidak bisa ia banyangkan. Bahkan air liurnya hampir menetes. Setelah beberapa saat benggong dan terus menatap wanita di depannya dia tersadar setalah dia melihat ke sekeliling. "Ini dimana?" tempat yang sangat asing baginya. Bunga berwarna warni bermekaran dengan indah. Rerumputan sangat hijau dengan kesegaran yang nyata. Pohon pir dan apel terlihat di sepanjang mata memandang.

"Aku baru tahu jika ada pemuda bodoh yang berani masuk sendiri ke hutan Gui."

Wanita itu berjalan melewatinya dengan gumaman yang tentu saja ia dengar. Tapi dia tidak bisa menanggapinya lagi. Sepertinya dia menyukainya. Wanita cantik dengan karakter yang berbeda. Dia terlihat seperti pahlawan wanita yang sangat menawan.

"Iya," katanya dengan seadanya. Dan mulai berjalan mengikuti wanita di hadapannya. Dia sudah tidak perduli lagi apa yang akan terjadi kepada dirinya. Sekarang dia hanya ingin mengenal wanita di hadapannya dengan baik. Sepertinya dia terlalu mudah jatuh cinta.

"Ini alam Kui, seharunya kamu tahu dimana ini."

"Alam Kui," pangeran keempat berusaha untuk mengingat sesuatu dan dia mendapatkannya. Dia ingat jika di sebuah buku sejarah yang ia baca. Alam Kui masih berada di dunia siluman namun tersembunyi dengan sangat baik. Karena inti kekuatan bumi yang kuat ada di kolam yang terdapat di alam Kui. Di kolam itu menjadi tempat pemulihan jiwa yang terluka. Kabarnya hanya orang tertentu yang bisa datang dan melihat tempat ini. Dan dia tidak menyangka jika dia bisa ada di sini saat ini. "Aku tahu, tapi tempat ini sangat indah."

"Lepaskan pakaian mu," kata wanita itu setalah membalikkan tubuhnya dan menatap pemuda di hadapannya.

"Apa?" menyilangkan kedua tangannya dengan cepat di dadanya. "Ini terlalu cepat, aku masih belum siap," ujarnya dengan malu-malu.

Wanita itu mengernyitkan dahinya, "Luka mu harus segera di obati. Kolam itu bisa menyembuhkan luka yang ada di tubuh mu."

"Ah." kata canggung keluar dari mulutnya bibirnya berusaha menyembunyikan kegugupannya karena pikirannya yang salah menanggapi maksud wanita di hadapannya. "Baik. Kamu bisa menyingkir terlebih dulu. Aku malu jika ada wanita yang memperhatikan ku saat mandi," ujarnya dengan senyum memerah di pipinya.

"Kamu pikir aku mau melihatnya," wanita itu langsung pergi meninggalkan pemuda di hadapannya yang bertingkah aneh.

Pangeran keempat berendam cukup lama, air yang dingin dan sejuk membuat dia betah dan tidak ingin pergi. "Ini sangat nyaman."

Episodes
1 Dewi Mimpi
2 Seorang laki-laki di alam hampa
3 Tawanan raja iblis
4 Dunia Iblis (Istana raja iblis)
5 Dunia langit (kediaman Dewi Alkasia)
6 Bunga Yi
7 Dunia siluman (hutan Gui)
8 Dunia Siluman (Alam Kui)
9 Yun Xi
10 Dunia langit (Kota mati)
11 Batu permata hati
12 Kecantikan dan keindahan
13 Dunia langit (Zhou Ye)
14 Maukah kamu menikah dengan ku?
15 Dunia siluman (Tuan putri Zui Xin)
16 Dunia siluman (penguasa kegelapan)
17 Aku tidak bisa membiarkan mu pergi
18 Jangan bilang kamu menyukai ku?
19 Dia siapa?
20 Dia akan mati
21 Inti kekuatan
22 Aku memiliki tunangan
23 Tuan dan Nyonya
24 Sedari awal aku selalu mencintai mu
25 Penguasa dunia bawah
26 Hutang darah harus di bayar darah
27 Membiarkan dia menghilang atau menyelamatkannya
28 Benarkah dia melupakan ku?
29 Dunia langit (alam sunyi)
30 Anak kurang ajar
31 Aku merindukannya
32 Shen Jing
33 Retakan segel langit
34 Segel langit : bagian 02
35 Alam Berlapis (Dewa Lin Yin)
36 Surat lamaran
37 Jing Jing (pembunuhan bayaran)
38 Dunia bawah (Perang di perbatasan)
39 Dia masih tampan seperti sebelumnya
40 Mutiara pemikat
41 Dunia siluman (Dia wanita ku)
42 Dunia langit (Lamaran Zui Yuan untuk Zhou Ye)
43 Bunga Mali
44 Alam sunyi (Sebuah rahasia di dasar pohon)
45 Perubahan wujud Eci
46 Sebuah mimpi
47 Eci/Xian Nian
48 Dia masih hidup
49 Pelindung inti jiwa
50 Penghianat?
51 Keputusan pernikahan pangeran pertama
52 Kehadiran
53 Nama yang indah
54 Mimpi
55 Penyusup
56 Penyergapan
57 Kekuatan dari mutiara pemikat
58 Obsesi
59 Pemberontakan dunia siluman
60 Menerima takdir
61 Jurang kematian
62 Dia telah tiada
63 Tempat persemayaman terakhir
64 Satu bulan berlalu
65 Kegelapan abadi
66 Cermin masa lalu
67 Berjalannya waktu
68 Reinkarnasi 01 (Lahirnya tuan putri pertama)
69 Penantian yang sia-sia
70 Tahun ketujuh
71 Kehebohan di pagi hari
72 Dua puluh tahun kemudian
73 Pesta perayaan kemenangan
74 Sebuah rahasia
75 Garis takdir kedua
76 Garis takdir kehidupan
77 Pernikahan yang di takdirkan langit
78 Ketenangan di pagi hari
79 Aura kehidupan
80 Pengantin baru
81 Rencana
82 Kehidupan seorang istri
83 Kehangatan yang di rindukan
84 Ingatan di dua kehidupan
85 Buku takdir
86 Sebuah alasan
87 Hati yang terluka
88 Penyatuan dua jiwa
89 Takdir sang Dewa
90 Di tahun ke-30 (Dunia manusia)
91 Menanti kematian
92 Garis takdir bintang hampa
93 Reinkarnasi ke-2 (putri kecil walikota)
94 Nona keempat (Xin Yan)
95 Hal yang tidak terduga
96 Murid dan Guru
97 Kebersamaan
98 Perjodohan yang di tetapkan
99 Sebuah keputusan
100 Pertandingan tahunan
101 Perasaan terpendam
102 Terikat benang takdir
103 Pengaturan terbaik dalam takdir
104 Tidak ada perubahan dalam takdir
105 Pernikahan
106 Reinkarnasi terakhir sang Dewi
107 Pencarian belahan jiwa
108 Berakhirnya takdir bintang hampa
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Dewi Mimpi
2
Seorang laki-laki di alam hampa
3
Tawanan raja iblis
4
Dunia Iblis (Istana raja iblis)
5
Dunia langit (kediaman Dewi Alkasia)
6
Bunga Yi
7
Dunia siluman (hutan Gui)
8
Dunia Siluman (Alam Kui)
9
Yun Xi
10
Dunia langit (Kota mati)
11
Batu permata hati
12
Kecantikan dan keindahan
13
Dunia langit (Zhou Ye)
14
Maukah kamu menikah dengan ku?
15
Dunia siluman (Tuan putri Zui Xin)
16
Dunia siluman (penguasa kegelapan)
17
Aku tidak bisa membiarkan mu pergi
18
Jangan bilang kamu menyukai ku?
19
Dia siapa?
20
Dia akan mati
21
Inti kekuatan
22
Aku memiliki tunangan
23
Tuan dan Nyonya
24
Sedari awal aku selalu mencintai mu
25
Penguasa dunia bawah
26
Hutang darah harus di bayar darah
27
Membiarkan dia menghilang atau menyelamatkannya
28
Benarkah dia melupakan ku?
29
Dunia langit (alam sunyi)
30
Anak kurang ajar
31
Aku merindukannya
32
Shen Jing
33
Retakan segel langit
34
Segel langit : bagian 02
35
Alam Berlapis (Dewa Lin Yin)
36
Surat lamaran
37
Jing Jing (pembunuhan bayaran)
38
Dunia bawah (Perang di perbatasan)
39
Dia masih tampan seperti sebelumnya
40
Mutiara pemikat
41
Dunia siluman (Dia wanita ku)
42
Dunia langit (Lamaran Zui Yuan untuk Zhou Ye)
43
Bunga Mali
44
Alam sunyi (Sebuah rahasia di dasar pohon)
45
Perubahan wujud Eci
46
Sebuah mimpi
47
Eci/Xian Nian
48
Dia masih hidup
49
Pelindung inti jiwa
50
Penghianat?
51
Keputusan pernikahan pangeran pertama
52
Kehadiran
53
Nama yang indah
54
Mimpi
55
Penyusup
56
Penyergapan
57
Kekuatan dari mutiara pemikat
58
Obsesi
59
Pemberontakan dunia siluman
60
Menerima takdir
61
Jurang kematian
62
Dia telah tiada
63
Tempat persemayaman terakhir
64
Satu bulan berlalu
65
Kegelapan abadi
66
Cermin masa lalu
67
Berjalannya waktu
68
Reinkarnasi 01 (Lahirnya tuan putri pertama)
69
Penantian yang sia-sia
70
Tahun ketujuh
71
Kehebohan di pagi hari
72
Dua puluh tahun kemudian
73
Pesta perayaan kemenangan
74
Sebuah rahasia
75
Garis takdir kedua
76
Garis takdir kehidupan
77
Pernikahan yang di takdirkan langit
78
Ketenangan di pagi hari
79
Aura kehidupan
80
Pengantin baru
81
Rencana
82
Kehidupan seorang istri
83
Kehangatan yang di rindukan
84
Ingatan di dua kehidupan
85
Buku takdir
86
Sebuah alasan
87
Hati yang terluka
88
Penyatuan dua jiwa
89
Takdir sang Dewa
90
Di tahun ke-30 (Dunia manusia)
91
Menanti kematian
92
Garis takdir bintang hampa
93
Reinkarnasi ke-2 (putri kecil walikota)
94
Nona keempat (Xin Yan)
95
Hal yang tidak terduga
96
Murid dan Guru
97
Kebersamaan
98
Perjodohan yang di tetapkan
99
Sebuah keputusan
100
Pertandingan tahunan
101
Perasaan terpendam
102
Terikat benang takdir
103
Pengaturan terbaik dalam takdir
104
Tidak ada perubahan dalam takdir
105
Pernikahan
106
Reinkarnasi terakhir sang Dewi
107
Pencarian belahan jiwa
108
Berakhirnya takdir bintang hampa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!