Tante Cantik

Sampai di dalam Mall mereka langsung menuju sebuah pusat makanan cepat saji Hokben. Sesuai permintaan Fania. Bodyguard Zaki berjaga dari jarak yang cukup jauh.

"Maaf Nona, apa kalian tidak masalah makan di sini?"

"Tidak masalah Tuan."

Mereka pun duduk di kursi yang dekat dengan dinding kaca dengan view pemandangan jalan raya. Pesanan pun datang. Fania duduk di samping Papi Zaki. Ia minta makan sendiri, tidak usah disuapi. Saat makan, Fania agak berantakan. Maklum masih anak-anak. mulutnya pun belepotan.

"Pelan dong, ini gimana belepotan." Ujar Papi Zaki seraya mengelap mulut Fania dengan tisu.

Melihat pemandangan di depannya, Fatin teringat Abinya.

"Manis sekali mereka, jadi ingat masa kecilku. Sampai sekarang pun Abi masih seperti itu." Batin Fatin.

"Papi, setelah ini janji kita ke time zone ya?"

"Iya, Papi janji."

Setelah makan mereka berpencar. Fania dan Zaki pergi ke time zone. Sedangkan Mini dan Fatin mereka berkeliling melihat-lihat aksesoris, sepatu dan tas. Setelah mendapatkan yang diinginkan, Fatin dan Mini membeli minuman dan makanan ringan.

Tiba-tiba handphone Fatin berdering. Nomer baru di aplikasi hijau, tapi kalau dilihat dari profilnya, itu adalah Tuan Zaki. Fatin pun segera mengangkatnya.

"Hallo..."

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam, Nona apa kalian sudah selesai berbelanja?"

"Iya sudah Tuan."

"Bisa minta tolong?"

"Ada apa Tuan?"

"Fania ingin ke toilet, saya tidak mungkin masuk ke toilet wanita."

"Oh iya, di mana anda?"

"Lantai dasar, dekat toilet."

"Baik, kami akan ke sana."

Mereka pun segera naik lift turun ke lantai dasar. Tidak sulit untuk menemukan keberadaan Zaki dan Fania.

"Fania, pipis sama Tante ya?"

"Iya, Papi."

Mini dan Fatin masuk ke dalam toilet wanita.

"Nona kok saya sakit perut ya?"

"Ya sudah, sini Fania pipis sama Tante ya?"

Dengan telaten Fatin membukakan celana Fania. Meski awalnya Fania malu, namun Fatin bisa meyakinkannya.

Setelah selesai, Fania dan Fatin keluar.

"Sudah?"

"Sudah Papi."

"Ke mana Nona Mini?"

"Itu Tuan, masih di dalam."

"Apa anda sudah mau pulang?"

"Iya setelah ini kami akan pulang Tuan."

"Tante temani Fania beli jepit rambut dan bando dong! Fania pingin bando unicorn."

"Fania, Tante mau pulang."

"Tidak pa-pa Tuan, saya bisa kok temani Fania."

Fatin memang sangat senang melihat sesuatu yang lucu dan unik. Ia bahkan sering membelikan jepit dan bando untuk keponakannya.

Setelah Mini keluar dari toilet mereka pun menuju tempat aksesoris anak-anak. Fania sangat senang. Ia memilih sesuka hatinya.

" Yang ini lebih bagus Fania."

"Tante pinter milih, Fania juga lebih suka yang ini. Kalau sama Mama pasti dibelikan di online shop, Mama mana mau kalau diajak begini."

"Mungkin Mama Fania capek."

Zaki berdiri dan memperhatikan kedekatan mereka dari depan toko tersebut.

"Sepertinya dia juga suka anak-anak." Batin Zaki.

Fatin pun membeli beberapa aksesoris untuk keponakannya. Fania melambaikan tangannya memanggil Papinya untuk membayar karena ia sudah selesai memilih.

"Kenapa yang itu dipisah?"

"Ini belanjaan saya, Tuan."

"Mbak, bayarnya disatuin." Ujar Zaki kepada kasir.

"Baik Tuan."

"Tuan, tidak usah." Cegah Fatin.

Zaki tidak menggubrisnya.

"Total berapa?"

"Enam ratus lima belas ribu."

Zaki memberikan black card-nya. Setelah transaksi selesai, mereka pun keluar dari toko tersebut.

"Nanti saya ganti Tuan."

"Tidak usah, anggap saja itu komisi anda karena sudah menemani Fania hari ini. Ya meskipun saya tahu itu tidak seberapa."

"Terima kasih Tuan."

"Sama-sama."

"Papi gandeng tanganku!" Pinta Fania. Zaki pun menggandengnya. Kemudian dengan sebelah tangannya lagi Fania menggandeng tangan Fatin. Fatin yang terkejut pun menoleh kepada Fania. Fania tersenyum penuh arti. Fatin tidak mungkin tega menghapus senyum Fania.

"Nggak pa-pa ya Tante, Fania nggak pernah digandeng seperti ini."

Zaki terenyuh mendengar pernyataan Fania. Ia melihat ke arah Fatin.

"Aduh ini gimana kalau istrinya lihat bisa salah paham. Bisa-bisa dicap pelakor nih." Batin Fatin.

"Mereka tampak seperti keluarga yang harmonis, foto ah." Batin Mini.

Mereka pun berpisah di tempat parkiran. Fatin dan Mini sudah diantar oleh supir perusahaan untuk pulang ke rumah saudaranya. Sedangkan Zaki dan Fania dengan mobil lain pulang ke rumah.

Karena penasaran Fatin mencari profil tentang pemilik Abraham Grup. Sebelumnya ia tidak peduli. Dalam web dijelaskan bahwa Tuan Abraham memiliki dua anak laki-laki dan perempuan. Dan anak laki-lakinya adalah pewaris tahta. Disitu juga disebutkan kalau CEO Abraham Grup sudah berkeluarga.

"Ya ampun... ini akurat kan? Tapi kok seperti ada yang janggal ya?" Batin Fatin.

Sampai di rumah, Fania sangat antusias membawa barang belanjaannya. Zaki langsung naik ke kamarnya karena ia belum shalat Ashar.

"Fania dari mana? kok banyak oleh-olehnya?"

"Oma, Fania diajak Papi jalan-jalan tadi. Seru banget..."

"Jalan-jalan ke mana?"

"Ke Mall, Oma. Makan hokben, main, belanja.." Fania sangat antusias bercerita. Bu Wardah pun penasaran dan menguliknya.

"Cuma berdua saja sama Papi?"

"Berempat."

"Berempat? Sama siapa lagi, apa Om Beni dan istrinya?"

"Bukan Oma. Sama Tante cantik."

Mendengar ucapan Fania, Bu Wardah semakin penasaran.

"Tante cantik, siapa namanya?"

"Hem... siapa ya, lupa!"

"Tante Dinar?"

"Ih bukan... Tantenya pakai jilbab Oma. Orangnya cantik, lebih cantik dari Mama."

Bu Wardah tersenyum dalam hati.

"Apa jangan-jangan itu calonnya Zaki?" Batinnya.

"Udah ah Oma, Fania capek nih abis keliling. Fania mau nunjukin bando sama jepit Fania sama Mama. Ini yang milih Tante cantik. Lucu kan, Oma?"

"Eh iya, lucu."

"Aku tidak boleh gegabah, mungkin Zaki masih merahasiakannya. Waktunya masih kurang 10 hari lagi." Batinnya.

Setelah shalat Ashar Zaki pun turun ke bawah.

"Bu, jadi ya?"

"Oh iya jadi, nanti setelah Maghrib kita berangkat."

"Ajak Zahira juga Bu."

"Ibu sudah bilang, tapi dia tetap menolak."

"Ck... biar aku yang bilang."

Sementara di rumah Tante Kayla.

"Fatin, nanti malam ikut Tante ya? Itu pun kalau kamu nggak capek."

"Ke mana Tante?"

"Itu nemeni si Hilda lihat Fashion show."

"Wah di mana itu?"

"Di dekat kampusnya."

"Boleh deh, pasti seru."

"Alhamdulillah...besok kan kamu sudah balik ke Surabaya, nggak mau lebih lama lagi?"

"Kapan-kapan deh, Tante. Aku sudah dua hari ninggalin galery soalnya."

Malam harinya.

Fatin dan Mini benar-benar Ikut Tante Kayla mengantar Hilda melihat Fashion show. Kampus Hilda mengadakan acara tersebut untuk mendukung mahasiswa Tata Busana yang sudah semester akhir berkarya dengan bahan seadanya. Tentu saja Fatin sangat tertarik untuk hadir. Dan dalam acara tersebut, ternyata ada orang penting yang akan hadir. Yaitu seorang pengusaha yang sekaligus menjadi donatur di kampus tersebut.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam, mereka pun sampai. Om Iyan yang menjadi supir mereka. Cukup banyak yang hadir malam ini.

Bersambung..

...****************...

Happy reading, terima kasih supportnya kak

Semoga Tuhan yang membalas kebaikan kakak😇

Terpopuler

Comments

Lilis Eriska

Lilis Eriska

typo thor mungkin fania jadi tanya

2024-12-08

1

resia

resia

apakah bkln ktm fatin n zaki ?

2025-01-17

1

G** Bp

G** Bp

donaturnya pasti keluarga Abraham 🤭

2024-10-16

0

lihat semua
Episodes
1 Fatin
2 Manusia kutub
3 Bertemu lagi
4 The Winner
5 Jijik
6 tanda tangan
7 Perhiasan
8 Wanita gila
9 Oleh-oleh
10 Kedatangan Bos
11 Insiden
12 Merenung
13 Meresahkan
14 Bertemu Fania
15 Tante Cantik
16 Preman
17 KTP
18 Identitas Fatin
19 Sidang
20 Surabaya
21 Demi Fania
22 Gugur sebelum berperang
23 Soto ayam
24 Pernikahan spektakuler
25 Nyangkut
26 lucu
27 Nasehat Bunda
28 Ikut Suami
29 Tempat impian
30 Ombak saksi bisu
31 Dinner
32 Pulang
33 Virus
34 Ke makam
35 Salah paham
36 Ke kantor
37 Debu
38 Pisang Raja
39 Jalan-jalan
40 Keluarga heboh
41 Fania vs Om Arya
42 Serakah
43 Anti parfum
44 Rumah sakit
45 Posesif
46 Tamu tak diundang
47 Takut khilaf
48 Menaruh hati
49 Zahira vs Arya
50 Nasihat Zaki
51 Sholeh
52 Denada vs Fatin
53 Mimpi
54 Permintaan Fania
55 Mendadak nikah
56 Buka puasa
57 Persekongkolan
58 Cemburu
59 Perjuangan
60 Mak Lampir
61 Klarifikasi
62 Test Pack
63 Kebahagiaan
64 Aqiqah
65 Tanda merah
66 Gangguan
67 Mandi bersama
68 kemeja 1,2jt
69 Kontrol
70 Tidur berenam
71 Berubah
72 Pil kontrasepsi
73 Kotak hadiah
74 Villa
75 Pergulatan
76 Perkebunan
77 Pulang
78 Pesona Fatin
79 Baby Ken
80 Saingan Zaki
81 Ke Paris
82 Romantis
83 Pawang
84 Garis dua
85 Bersyukur
86 Ada polisi
87 Tinggal di Surabaya
88 Gelisah
89 Melepas rindu
90 Novel baru
91 7 tahun
92 Ending
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Fatin
2
Manusia kutub
3
Bertemu lagi
4
The Winner
5
Jijik
6
tanda tangan
7
Perhiasan
8
Wanita gila
9
Oleh-oleh
10
Kedatangan Bos
11
Insiden
12
Merenung
13
Meresahkan
14
Bertemu Fania
15
Tante Cantik
16
Preman
17
KTP
18
Identitas Fatin
19
Sidang
20
Surabaya
21
Demi Fania
22
Gugur sebelum berperang
23
Soto ayam
24
Pernikahan spektakuler
25
Nyangkut
26
lucu
27
Nasehat Bunda
28
Ikut Suami
29
Tempat impian
30
Ombak saksi bisu
31
Dinner
32
Pulang
33
Virus
34
Ke makam
35
Salah paham
36
Ke kantor
37
Debu
38
Pisang Raja
39
Jalan-jalan
40
Keluarga heboh
41
Fania vs Om Arya
42
Serakah
43
Anti parfum
44
Rumah sakit
45
Posesif
46
Tamu tak diundang
47
Takut khilaf
48
Menaruh hati
49
Zahira vs Arya
50
Nasihat Zaki
51
Sholeh
52
Denada vs Fatin
53
Mimpi
54
Permintaan Fania
55
Mendadak nikah
56
Buka puasa
57
Persekongkolan
58
Cemburu
59
Perjuangan
60
Mak Lampir
61
Klarifikasi
62
Test Pack
63
Kebahagiaan
64
Aqiqah
65
Tanda merah
66
Gangguan
67
Mandi bersama
68
kemeja 1,2jt
69
Kontrol
70
Tidur berenam
71
Berubah
72
Pil kontrasepsi
73
Kotak hadiah
74
Villa
75
Pergulatan
76
Perkebunan
77
Pulang
78
Pesona Fatin
79
Baby Ken
80
Saingan Zaki
81
Ke Paris
82
Romantis
83
Pawang
84
Garis dua
85
Bersyukur
86
Ada polisi
87
Tinggal di Surabaya
88
Gelisah
89
Melepas rindu
90
Novel baru
91
7 tahun
92
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!