Manusia kutub

Satu minggu kemudian

Fatin sudah siap dengan segala perlengkapan. Ia juga membawa tiga baju yang akan ia ikutkan dalam event lomba muslim Fashion di Dubai. Kali ini fatin menggunakan setelan rok dan coat warna kulit sapi dipadu dengan jilbab segi empat motif aka Turki.

"Sudah siap?"

"Sudah Bi."

Fatin masih setia dengan kacamata gelap dan maskernya.

"Kenapa sih tidak mau ikut jet saja? Itu akan lebih cepat daripada kamu harus transit dan mengikuti prosedur yang ribet."

"Abi, sudah Fatin bilang, Fatin ingin menikmati perjuangan dalam meniti karir. Jadi Fatin harus mau ribet."

"Hem, ya sudah terserah kamu! Sepertinya kamu memang titisan Opamu!"

Bunda Salwa hanya bisa gendeng-geleng kepala menanggapi suaminya.

"Mbak, jangan lupa bawakan kami oleh-oleh!" Ujar Winda.

"Baiklah adikku yang cantik Do'akan Mbak berhasil ya?"

"Amin..."

"Abi sendiri yang akan mengantarmu ke Bandara." Ujar Abi Tristan, titahnya harus didengarkan dan dipatuhi.

Mereka pun berangkat ke Bandara. Abi Tristan benar-benar menyupir sendiri mobilnya. Bunda Salwa ikut serta mengantarkan juga.

Tidak lama kemudian, mereka sampai. Tiga koper milik Fatin dan satu koper milik Mini sudah dikeluarkan.

"Mini, jaga Fatin baik-baik! Laporkan seperti apa yang aku perintahkan."

"Baik Tuan."

"Jaga makanmu, istirahat yang cukup."

"Bunda aku di Dubai cuma tiga hari. Kenapa pesan kalian seperti aku mau pergi satu bulan?"

"Karena Bunda sayang sama kamu."

"Ah...so sweet. Ya sudah, Fatin berangkat dulu ya. Do'akan Fatin sukses."

"Amin..."

Fatin pun pamit dan mencium punggung tangan kedua orang tuanya. Mereka pun naik ke dan masuk ke dalam pesawat.

"Ingat Mini, kali ini kamu sebagai asistenku, bukan bodyguardku! Jangan terlalu kaku, mengerti?"

"Mengerti Nona!"

Pesawat pun berangkat ke Singapur karena mereka akan transit di sana nanti. Mereka masih harus mengecek lagi kopernya.

Saat mereka menunggu pesawat, Fatin hendak ke kamar mandi.

"Tidak usah ikut, tunggu di sini Mini, aku hanya akan ke toilet."

"Baik Nona."

Saat menuju toilet, karena terburu-buru ia menabrak seorang pria. Fatin kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Orang yang Fatin tabrak hanya menoleh tanpa membuka kacamatanya. Hanya menoleh saja dan mengabaikan Fatin.

"Pasti perempuan ini seperti yang lainnya, hanya ingin mencari perhatianku. memalukan!" Batin pria tersebut.

"Nona, anda tidak apa-apa?" Ujar laki-laki lain yang bersama pria yang Fatin tabrak.

Fatin berdiri sendiri.

"Tidak apa-apa, saya yang ceroboh. Permisi...." Ia segera berlari kecil masuk ke toilet.

"Ish ceroboh! Kenapa akhir-akhir ini aku sering jatuh? Lagian sombong banget sih tuh orang! Nggak ada simpati sama sekali! Sok ganteng!" Gerutu Fatin.

Mereka pun melanjutkan perjalanan ke Dubai. Di dalam pesawat, Fatin memasang headset dan mendengarkan murottal Al-Qur'an sambil mengikuti melafalkannya. Walaupun bagaimana pun Fatin pernah menghafalkan Al-Qur'an meski hanya lima juz saja.

"Mini saat turun nanti pakai hijab ini!"

Mini memang tidak menggunakan hijab, namun ia berpakaian sopan. Celana jeans dan kaos oblong menjadi baju ternyaman untuknya. Namun kali ini ia memakai kemeja motif kotak, ditambah lagi harus pakai hijab.

"Tapi Non, ini susah."

"Sini aku pakaikan."

Fatin memakaikan hijab segi empat di kepala Mini dengan telaten.

"Nah, cantik kan? Maaf Mini, bukannya aku ingin memaksamu tapi kita akan berkunjung ke Negara yang mayoritasnya Islam. Alangkah lebih baik kita sedia payung sebelum hujan."

"Saya sangat mengerti, Nona. Siapa tahu setelah ini saya dapat hidayah."

"Amin..."

Delapan jam kemudian, pesawat mereka sampai di Bandara Internasional Dubai.Namun saat mengambil koper, ada yang beda. Fatin membawa satu koper yang bukan miliknya. Memang hampir sama sehingga Fatin tidak dapat membedakannya.

Fatin melihat seseorang membawa koper yang dipastikan miliknya.

"Tuan... Tuan..."

Orang itu pun menoleh.

"Astaga, orang sombong ini lagi!"

"Maaf, ada apa anda memanggil kami, Nona?" Tanya sang asisten.

"Eh itu, maaf koper kita sepertinya tertukar."

Asisten pun memeriksa tag yang nempel.

"Ah iya, benar tertukar Tuan." Ujar sang Asisten.

Pria tersebut bersedekap.

"Cepat tukar! Jangan buang-buang waktu."

"Baik Tuan.

Di balik maskernya Fatin mengerucutkan bibirnya.

"Ini, Nona lain kali lebih hati-hati."

"Hem, iya terima kasih."

Fatin pun berlalu dari hadapan mereka. Pria yang disebut kutub oleh Fatin pun hanya bisa menggeleng kepala.

"Dasar gadis ceroboh!Dia lagi, dia lagi. Tapi kalau dilihat dari koper yang sama denganku, dia bukan perempuan biasa. Ah masa bodoh!" Batinnya.

Mereka berjalan dengan arah yang berlawanan.

"Dasar manusia kutub! Astagfirullah... percuma ganteng kalau sombong! Ish amit-amit ketemu dia lagi. Ya Allah, jauhkan aku dari manusia sombong itu" Gerutu Fatin. Mini hanya bisa menahan tawanya mendengar gerutuan Nonanya.

Mereka dijemput oleh supir hotel dari pihak penyelenggara event. Fatin menunjukkan ID card-nya.

Anggap saja mereka sedang berbahasa Inggris.

"Mari Nona, biar saya bawakan koper anda."

"Terima kasih."

Mereka menikmati pemandangan yang mereka lewati. Sebelumnya Fatin pernah ke Dubai satu kali saat dulu dirinya umroh bersama keluarnya. Tapi saat itu ia masih kelas 3 SMP.

Mereka pun sampai di hotel. Di sana mereka mendapatkan dua kamar. Sampai di kamar, Fatin langsung mandi dan shalat Shubuh. Setelah itu ia beristirahat karena sangat lelah. Meski ia bisa tidur di dalam pesawat, namun tidak senyuman di kasur.

Saat tidur, handphone-nya bergetar berkaki-kali. Rupanya sang Bunda menghubunginya. Karena tidak ada jawaban, Bunda Salwa pun menghubungi Mini. Beruntung Mini belum tidur lagi.

"Assalamu'alaikum, Bu."

"Wa'alaikum sala, Mini mana Fatin?"

"Mungkin Non Fatin sedang tidur Bu."

"Apa kalian sudah sampai? Kenapa Fatin tidak memberitahuku?"

"Iya Bu kami sudah sampai jam 4 tadi."

"Kamu tidak sekamar dengan Fatin?"

"Tidak Bu, kamar kami bersampingan."

"Ya sudah, istirahatlah! Mini jangan lupa jaga Fatin!"

"Siap Bu."

Jam 8 waktu Dubai, Fatin terbangun. Ia memeriksa handphone-nya yang ternyata ada 20 notif panggilan dari Bunda dan Abinya. Sebelum mereka murka, Fatin menghubungi Sang Bunda. Setelah beristirahat, ia merasa lebih segar dibandingkan tadi. Ia pun kembali mandi dan tidak lupa melaksanakan shalat Dhuha. Setelah itu, ia menghubungi Mini dan mengajaknya makan di restoran hotel.

Acara muslim Fashion juga akan diadakan diadakan di hotel tersebut. Fatin akan bertemu dengan teman baru di tempat itu.

Fatin dan Mini sudah berada di restoran. Mereka memesan makanan. Ada nasi briyani dan susu segar. Tentu saja saat makan Fatin membuka maskernya namun tidak dengan kacamatanya. Ia sangat menikmati makanan tersebut.

Bersambung....

...****************...

Maaf belum bisa crazy up kakak, otakku lagi ngebleng gegara kedinginan tiga hari ini hujan terus bahkan di daerah kabupatenku kebanjiran. Mohon do'anya ya kak.

Terpopuler

Comments

⛱ᵃᵞᵘ🏝

⛱ᵃᵞᵘ🏝

Btw Siapa Yg Cowok ...?

2025-01-13

2

Aira Azzahra Humaira

Aira Azzahra Humaira

lanjut

2024-09-25

1

Cah Dangsambuh

Cah Dangsambuh

aiiihhh anak sultan toh fatin tapi dia mandiri uuuh salut

2024-07-31

2

lihat semua
Episodes
1 Fatin
2 Manusia kutub
3 Bertemu lagi
4 The Winner
5 Jijik
6 tanda tangan
7 Perhiasan
8 Wanita gila
9 Oleh-oleh
10 Kedatangan Bos
11 Insiden
12 Merenung
13 Meresahkan
14 Bertemu Fania
15 Tante Cantik
16 Preman
17 KTP
18 Identitas Fatin
19 Sidang
20 Surabaya
21 Demi Fania
22 Gugur sebelum berperang
23 Soto ayam
24 Pernikahan spektakuler
25 Nyangkut
26 lucu
27 Nasehat Bunda
28 Ikut Suami
29 Tempat impian
30 Ombak saksi bisu
31 Dinner
32 Pulang
33 Virus
34 Ke makam
35 Salah paham
36 Ke kantor
37 Debu
38 Pisang Raja
39 Jalan-jalan
40 Keluarga heboh
41 Fania vs Om Arya
42 Serakah
43 Anti parfum
44 Rumah sakit
45 Posesif
46 Tamu tak diundang
47 Takut khilaf
48 Menaruh hati
49 Zahira vs Arya
50 Nasihat Zaki
51 Sholeh
52 Denada vs Fatin
53 Mimpi
54 Permintaan Fania
55 Mendadak nikah
56 Buka puasa
57 Persekongkolan
58 Cemburu
59 Perjuangan
60 Mak Lampir
61 Klarifikasi
62 Test Pack
63 Kebahagiaan
64 Aqiqah
65 Tanda merah
66 Gangguan
67 Mandi bersama
68 kemeja 1,2jt
69 Kontrol
70 Tidur berenam
71 Berubah
72 Pil kontrasepsi
73 Kotak hadiah
74 Villa
75 Pergulatan
76 Perkebunan
77 Pulang
78 Pesona Fatin
79 Baby Ken
80 Saingan Zaki
81 Ke Paris
82 Romantis
83 Pawang
84 Garis dua
85 Bersyukur
86 Ada polisi
87 Tinggal di Surabaya
88 Gelisah
89 Melepas rindu
90 Novel baru
91 7 tahun
92 Ending
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Fatin
2
Manusia kutub
3
Bertemu lagi
4
The Winner
5
Jijik
6
tanda tangan
7
Perhiasan
8
Wanita gila
9
Oleh-oleh
10
Kedatangan Bos
11
Insiden
12
Merenung
13
Meresahkan
14
Bertemu Fania
15
Tante Cantik
16
Preman
17
KTP
18
Identitas Fatin
19
Sidang
20
Surabaya
21
Demi Fania
22
Gugur sebelum berperang
23
Soto ayam
24
Pernikahan spektakuler
25
Nyangkut
26
lucu
27
Nasehat Bunda
28
Ikut Suami
29
Tempat impian
30
Ombak saksi bisu
31
Dinner
32
Pulang
33
Virus
34
Ke makam
35
Salah paham
36
Ke kantor
37
Debu
38
Pisang Raja
39
Jalan-jalan
40
Keluarga heboh
41
Fania vs Om Arya
42
Serakah
43
Anti parfum
44
Rumah sakit
45
Posesif
46
Tamu tak diundang
47
Takut khilaf
48
Menaruh hati
49
Zahira vs Arya
50
Nasihat Zaki
51
Sholeh
52
Denada vs Fatin
53
Mimpi
54
Permintaan Fania
55
Mendadak nikah
56
Buka puasa
57
Persekongkolan
58
Cemburu
59
Perjuangan
60
Mak Lampir
61
Klarifikasi
62
Test Pack
63
Kebahagiaan
64
Aqiqah
65
Tanda merah
66
Gangguan
67
Mandi bersama
68
kemeja 1,2jt
69
Kontrol
70
Tidur berenam
71
Berubah
72
Pil kontrasepsi
73
Kotak hadiah
74
Villa
75
Pergulatan
76
Perkebunan
77
Pulang
78
Pesona Fatin
79
Baby Ken
80
Saingan Zaki
81
Ke Paris
82
Romantis
83
Pawang
84
Garis dua
85
Bersyukur
86
Ada polisi
87
Tinggal di Surabaya
88
Gelisah
89
Melepas rindu
90
Novel baru
91
7 tahun
92
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!