Eps.03

Menjelang pagi hari.

Zain pun sudah muncul kembali di pintu rumahnya dengan hanya membawa satu benda kecil di tangan nya tanpa ada lagi peralatan sebelum nya.

Kemudian setelah ia sampai di dalam rumah nya, Zain pun mengeluarkan satu peti mati lagi dan di letakkan nya di tengah tengah peti mati kedua orang tuanya itu.

Selesai dengan itu secara mengejutkan rupanya Zain malah masuk ke dalam peti mati tersebut dan menguncinya dari dalam.

Setelah itu Zain pun nampak mengeluarkan ponsel nya untuk mengirimkan pesan pada seseorang kemudian terlihat senyum kepuasan di bibir nya saat ini sebelum kemudian Zain menekan benda pipih yang ada di tangan nya saat ini dan ....

"BOOOOM!!!!!"

Ledakan memekikkan telinga tiba tiba terjadi di rumah itu yang mana itu adalah ledakan dari bom bom yang Zain tanam di setiap sudut rumahnya dan juga di ketiga peti yang ada di dalam rumah nya itu.

Sehingga kini rumah itu menjadi puing-puing dengan kobaran api yang terus melahap setiap bagian dari rumah itu, sementara untuk ketiga tubuh yang ada di dalam peti itu jangan di tanya lagi.

Karena saat ini ketiganya sudah hancur menjadi serpihan kecil akibat ledakan bom yang tertanam di dalam peti tersebut.

Karena Zain sudah berencana terkubur bersama kedua orang tuannya di dalam rumahnya itu setelah balas dendam nya itu selesai, dan itu kini ia tunaikan sudah, serta janjinya pada kedua orangtuanya pun sudah ia lakukan juga dengan membunuh semua nya yang terlibat dalam kematian mereka.

...

Pagi harinya.

Kota itu di hebohkan dengan terbakar nya beberapa rumah dalam waktu yang hampir bersamaan dan yang paling menggemparkan adalah salah satu dari korban kebakaran rumah itu adalah keluarga William yang merupakan salah satu keluarga penting di negara ini.

Banyak polisi dan berbagai media yang datang ke tempat kejadian untuk memberitakan hal tersebut membuat kejadian itu tersebar ke seluruh penjuru negri.

Mansion keluarga Alexander.

Rina yang baru saja terbangun dari tidurnya itupun terlihat terpaku di tempat nya setelah membaca pesan yang masuk ke ponsel nya.

Dimana pesan itu berbunyi

'Terimakasih untuk semua nya, aku sangat bersyukur bisa mengenal sosok sepertimu di kehidupan ini, tapi sayang sekali aku tidak bisa membalas apa yang Ibu berikan dan lakukan untuk ku selama ini karena setelah ini aku akan menemani kedua orang tuaku ke surga.

Tolong maafkan aku Bu, karena pergi tanpa pamit secara langsung padamu. Aku berharap semoga di kehidupan selanjutnya aku bisa membalas semua kebaikan Ibu itu dan semoga itu benar benar bisa terjadi agar aku tidak memiliki hutang apapun lagi padamu.

Selamat tinggal Bu, Terimakasih.

Setelah membaca pesan tersebut Rina langsung menangis sejadi jadinya membuat mansion itu heboh di buatnya.

Bahkan tak sampai di sana saja, karena Rina terlihat menghancurkan setiap barang yang ada di kamarnya itu hingga membuat kedua tangan mulus nya itu harus mengeluarkan darah akibat aksinya itu.

Yang mana hal tersebut langsung membuat kedua orang tuanya langsung panik dengan hal itu karena melihat keadaan putri tercinta mereka berada dalam ke adaan seperti itu.

Dengan sigap ayah Rina langsung memeluk putrinya itu agar tidak lagi melukai dirinya seperti sebelum nya seperti tadi, sementara Ibu dari dari Rina hanya bisa menangis di samping sang suami yang tengah memeluk putrinya itu.

Kemudian dengan hati hati keduanya mulai mengajak Rina berbicara namun tidak ada jawaban apapun yang keluar dari mulut gadis cantik itu selain suara tangisannya yang terus keluar dari bibir kecil nya itu.

Hal itu terjadi seharian penuh sebelum kemudian tubuh Rina perlahan melemah dan jatuh pingsan akibat tidak makan ataupun minum sebelum nya.

Yang langsung di larikan ke rumah sakit oleh kedua orang tuannya karena keadaan putrinya itu benar benar menghawatirkan saat ini.

Dan belakangan ini penyebab dari hal itu sudah mereka berdua ketahui setelah sebelum nya mereka tidak sengaja memeriksa ponsel Rina yang tergeletak di samping putrinya itu.

Kemudian ayah Rina pun meminta anak buahnya untuk memeriksa Iokasi dari sinyal terakhir yang menjadi pengirim pesan yang membuat Rina jadi seperti saat ini.

Yang kemudian mereka mendapati jika lokasi sinyal itu berada kini sudah menjadi reruntuhan dengan asap yang masih mengepul dari tempat itu, membuat Ayah Rina mulai paham dengan apa yang terjadi pada putrinya itu.

Di rumah sakit.

"Bisakah ayah mengantarkan aku ke suatu tempat,"

ucap Rina membuka mulut nya secara mengejutkan setelah sebelum nya hanya menangis saja setelah bangun dari pingsannya.

Membuat ayah dan ibunya langsung tersenyum senang dengan hal itu.

"Kamu mau ayah antarkan kemana sayang?" tanya David Alexander ayah dari Rina.

Tidak menjawab itu, Rina yang masih terlihat lemah itupun hanya menunjukkan alamat yang tertera di ponsel nya itu pada David.

Membuat David hanya bisa mematung di tempat nya saat melihat alamat yang di tunjukkan oleh putrinya itu.

"Sayang, apakah kamu benar benar ingin kesana?" tanya David dengan hati hati.

"Ayah, ada apa?" tanya Rina dengan suara lemah nya pada David.

"Tidak sayang, ayo Ayah akan membawa kamu ke tempat itu."

Tidak tahu harus menjawab seperti apa, akhir nya mau tak mau David pun yang bisa membawa Rina ketempat tersebut meski saat ini ia tengah di tatap dengan penuh intimidasi oleh sang istri yang tidak mau terjadi apa apa pada putrinya itu.

Mengingat saat ini ke adaan Rina sangatlah lemah untuk melakukan perjalan keluar dari rumah sakit.

"Bu, aku mohon," ucap Rina pada sang ibu yang nampak tidak memberikan izin untuk ia melakukan hal itu.

"Baiklah sayang, tapi kamu harus bersama dokter selama perjalanan tersebut dan kamu tidak boleh membuka selang infus yang ada di tangan kamu ini." jawab Ibu Rina pada akhirnya mengalah.

Kemudian setelah itu, Rina dan keluarganya pun keluar dari rumah sakit itu menggunakan mobil mewah milik David yang memiliki ruang yang cukup besar untuk menampung mereka semua di tambah alat alat medis yang melekat di tubuh Rina saat ini.

Se sampainya di lokasi yang mereka tuju, Rina hanya bisa mematung di dalam mobilnya setelah melihat rumah yang sangat ia kenali itu kini sudah menjadi puing puing seperti itu.