Terluka

Dena dengan setia menjaga dan merawat Daniel, dia juga sudah menghubungi keluarganya, dan terpaksa berbohong agar semua orang tidak khawatir.

Dena mengatakan jika Daniel mengantarnya berlibur bersama teman-teman kampusnya.

Dia sama sekali tidak mengeluh meski Daniel terkadang sangat mengesalkan menjadi mudah marah.

Bahkan Dena dengan tidak merasa jijik membantu Daniel setiap kali pria itu memuntahkan isi perutnya.

Sebenarnya Daniel sendiri merasa kasihan pada Dena dan memintanya untuk pulang, tapi gadis itu bahkan tidak meninggalkan dirinya walaupun hanya sebentar.

Dena selalu mengatakan padanya jika janji yang dia buat, tidak akan pernah dia ingkari. Dia berjanji akan menemani perjuangan Daniel untuk sembuh maka Dena akan melakukan apapun untuk Daniel.

Hari ini adalah hari ke enam mereka di rumah sakit, dokter Adrian sudah mengijinkan Daniel untuk pulang.

"aku keluar sebentar kak, ada telepon. permisi dokter..." Dena meninggalkan dokter Adrian dan Daniel di dalam ruangan.

Dokter Adrian tersenyum menatap Daniel.

"apa?" ketus Daniel. "kenapa kau tersenyum seperti itu."

"aku benar-benar kagum pada adik kakak ipar, dia menjaga dan merawat mu dengan sangat baik."

"jangan coba-coba mendekatinya,"

"hahaha..." dokter Adrian tertawa mengejek. "kamu cemburu Daniel?"

"eh..." Daniel melihat bayangan Dena dibalik pintu menguping pembicaraan mereka. "tidak, untuk apa aku cemburu dia itu masih kecil dan dia juga bukan tipe ku." jawabnya dengan suara kencang.

"kau yakin? lalu kenapa aku tidak boleh mendekatinya?"

"yah tentu saja karena dia itu adik dari kakak ipar,"

"hanya itu?"

"hmm..."

"aku tidak yakin dengan jawaban mu tuan." Adrian bisa melihat jika Daniel menaruh hati pada Dena.

"Ck.... aku hanya ingin menjaganya, dia itu masih kecil. Kau tahu bagaimana tipe wanita yang aku inginkan, wanita dewasa yang hmm kau tahu lah." suara Daniel bisa terdengar jelas diluar ruangan.

"ya...ya...ya... kau memang Casanova aku tidak meragukan itu." berjalan menuju pintu, "kamu bisa pulang sekarang tuan, jangan lupa minum obat mu, nanti aku akan kirimkan jadwal kapan harus datang lagi kemari."

"hmm..."

Diluar ruangan Dena berpura-pura menelepon saat tahu Dokter Adrian berjalan keluar.

Dokter Adrian berhenti sejenak menunggu hingga Dena memutuskan sambungan telepon.

"nona.." panggil Adrian.

"ah... dokter, bagaimana apa kak Daniel boleh pulang sekarang?" jawab Dena dengan senyum hangat.

"ya nona, nanti aku akan mengirimkan jadwal kontrol dan kemo berikutnya, jangan lupa mengingatkan tuan Daniel untuk minum obatnya." Adrian meraih tangan Dena dan menepuknya.

Aku tahu Daniel menaruh hati pada nona Dena. batin Adrian.

"baiklah dokter terimakasih..."

Dokter Adrian pergi, Dena terduduk di kursi tunggu, hatinya terasa sakit saat mendengar percakapan Daniel dan Adrian tadi.

apa sedalam ini aku menyayangi kak Daniel. ini sakit sekali. gumam Dena.

Tidak terasa air mata mulai menetes di pipinya. Namun dengan cepat Dena menghapusnya dan segera beranjak masuk kedalam ruangan.

"kak, yuk pulang..." menarik kursi roda untuk Daniel.

"aku bisa jalan, tidak perlu kursi roda." ucap Daniel tegas.

"baiklah..." Dena tersenyum. Tapi Daniel tahu itu hanya senyuman palsu. Dia bisa melihat sisa air mata disudut mata indah Dena.

......................

Sudah di rumah.

Mereka disambut oleh Dery dan Ramon, setelah sedikit menjelaskan Dena langsung menghambur masuk kedalam kamarnya.

Tidak memperdulikan kebingungan Dery.

"ada apa dengan Dena, Niel?" tanya Dery.

"dia lelah kak, aku juga masuk ke kamar dulu ya kak, aku ngantuk." Daniel bangkit dari duduknya.

"ya baiklah istirahat lah dulu..." Dery kembali fokus pada Ramon yang sedang sibuk menyelesaikan tugas sekolahnya.

Didalam kamar Dena tengah terisak seorang diri. Dena menyembunyikan tubuhnya dibalik selimut tebal. Saking lamanya menangis hingga ia tertidur.

Cukup lama, akhirnya Dena menggeliat ia mulai mengerjapkan mata. Melirik jam disudut kamarnya, sudah waktunya makan malam.

Dena membersihkan diri, lalu bergegas keluar kamar. Bukan untuk makan, Dena ingat jika obat-obatan Daniel ada didalam tasnya.

Dena mencari keberadaan pria itu, mengetuk kamarnya beberapa kali tapi tidak ada jawaban. Akhirnya ia putuskan untuk ke lantai bawah.

Saat ia mengambil air di dapur ia melihat Daniel berjalan menuju taman belakang.

"kak..." seru Dena. Tapi tidak membuat Daniel menghentikan langkahnya.

Dena mengikuti langkah Daniel ke taman, ia juga membawa obat-obatan Daniel dan segelas air.

"sayang....ayolah aku merindukan mu..." suara Daniel terdengar sangat manis dan manja.

"...."

"bisakah kita bertemu di hotel X besok sore hmm..."

"....."

"baiklah... love you..." Daniel menutup sambungan telepon.

Dena berdiri mematung menatap punggung Daniel.

"Dena kau disini?" tanya Daniel.

"ehh... kak...i..ini obat mu, minumlah." suara Dena terdengar sedikit bergetar.

"terima kasih," Daniel meraih obat dan mulai meminumnya. Dai pura-pura tidak melihat Dena yang masih menunduk dengan mata yang berkaca-kaca.

Setelah Daniel minum obatnya, Dena pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Daniel terduduk dia memegangi dadanya sendiri, entah kenapa melihat kekecewaan dimata Dena membuat hatinya berdenyut nyeri.

Tidak bisa dipungkiri, setelah ciumannya dengan Dena di mobil waktu itu membuat hatinya mulai bertaut pada gadis itu.

"maafkan aku Dena..." ucap Daniel lirih.

....

Didalam kamar, Dena menangis tergugu, hatinya sangat sakit, dadanya terasa sesak.

Siapa wanita beruntung yang bisa dicintai Daniel, pria dingin itu bahkan bisa mengucapkan kata-kata mesra pada wanita itu.

I Love you...

Seandainya kalimat itu keluar dari mulut Daniel untuknya mungkin Dena akan menjadi orang paling bahagia sekarang.

Tapi kalimat itu untuk wanita lain, kekasih Daniel yang bahkan dia tidak tahu seperti apa rupa wanita itu.

"mereka akan bertemu di hotel..." gumam Dena.

Suara Daniel seolah berdengung ditelinga Dena terus menerus.

Entah berapa lama Dena menangis, hingga ia terlelap jatuh kealam mimpi.

.....

Dengan hati gelisah, Daniel mengendap-endap masuk kedalam kamar Dena tengah malam.

Lampu kamar Dena sudah padam, hanya lampu tidur yang masih menyala remang-remang. Daniel perlahan mendekati ranjang Dena.

Menyingkap sedikit selimut yang menutupi wajah cantik gadis itu.

Daniel terduduk di lantai, ia menatap wajah cantik gadisnya sangat dalam. Ia bisa melihat mata Dena bengkak dengan sisa air mata di sudut matanya.

"maafkan aku Dena..." mengusap lembut pipi Dena. "maaf karena sudah banyak merepotkan dan sekarang aku justru menyakiti mu."

"hiks...hiks... kak Daniel....hiks...hiks..." Dena menangis didalam tidurnya.

Isakan Dena menyayat hati Daniel. "aku berjanji akan membuat mu menemukan kebahagiaan mu sebelum aku pergi." bisiknya lalu mengecup kening Dena lembut sebelum meninggalkan kamar itu.

.....

Daniel baru saja menutup pintu kamar Dena.

"tuan..." suara Joe mengejutkannya.

"Joe..." Daniel mencoba menetralkan ekspresi wajahnya.

"kenapa tuan keluar dari kamar nona Dena?" tanya Joe.

"emm aku ada perlu dengan Dena, tapi dia sudah tidur ternyata." jawab Daniel asal.

"oh.." mengangguk.

Daniel melangkah santai tapi tangannya dicekal oleh Joe. "tunggu tuan, aku ingin bicara."

"apa?" tanpa menoleh.

"bisakah kita bicara diruang kerja tuan saja.."

"hmm..." melangkah menuju ruang kerja Daniel yang berada tepat disampingnya kamarnya.

Joe menutup pintu saat mereka sudah di dalam ruang kerja.

...****************...

Next....

Episodes
1 Dena Daniel
2 Bercanda Tapi Mendebarkan
3 Gadis Kecil Pemarah
4 Menjadi Lebih Dekat
5 Rahasia Daniel
6 Maxim
7 Kemoterapi
8 Terluka
9 Akhirnya Joe Tahu
10 Pesta
11 Memanfaatkan Fia
12 Rasa Yang Rumit
13 Menipu Hati
14 Terbongkar
15 Bukan Pesakitan
16 Maxim Lagi
17 Teror
18 Kecelakaan Kecil
19 Penyerangan
20 Pria Misterius
21 Kebucinan Kakak Beradik
22 Dena, Will You Marry Me?
23 Bercocok Tanam
24 Ms.R
25 Penculikan
26 Hutan Perkemahan
27 Kecerdikan Ramon
28 Dena
29 Keberanian Dena
30 Riana
31 Kedatangan Maxim
32 Dena Daniel Maxim
33 Kedatangan Marco
34 Permintaan Maxim
35 Kebenaran tentang Riana
36 Permintaan Maxim 2
37 Mimpi Dena
38 Surat Dari Maxim
39 Menghindar
40 Kepergian Dena
41 Sikap Dingin Daniel
42 Kecurigaan Rizal
43 Pesta
44 Pesta 2
45 Insiden 3 kamar
46 Insiden
47 Kemarahan Dery
48 Rencana Pernikahan Joe
49 Kemarahan Dery 2
50 Pernikahan Joe
51 Couvade Syndrome
52 Joe Pulang
53 Joe Pelakunya!!!
54 Pencarian Dena
55 Pencarian Dena 2
56 Pencarian Dena 3
57 Alice & Dena
58 Lamaran Zyan
59 Pernikahan Zyan
60 Pernikahan Zyan 2
61 Pertemuan Dena & Daniel (menikah di rumah sakit)
62 Pulang
63 Alasan Dena
64 Alasan Dena 2
65 Pembelaan Joe
66 Penyelidikan Joe dan Juii
67 Penyelidikan Joe dan Juii 2
68 Rencana Joe dan Juii
69 Terbongkar
70 Michael
71 Permintaan Ramon
72 Pernikahan Fia.
73 Rencana Pernikahan Dena Daniel
74 Hari pernikahan
75 Masih mengidam
76 Uwuu
77 Mulai Awal Yang Baru
78 Rencana Joe!
79 Amarah Joe.
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Dena Daniel
2
Bercanda Tapi Mendebarkan
3
Gadis Kecil Pemarah
4
Menjadi Lebih Dekat
5
Rahasia Daniel
6
Maxim
7
Kemoterapi
8
Terluka
9
Akhirnya Joe Tahu
10
Pesta
11
Memanfaatkan Fia
12
Rasa Yang Rumit
13
Menipu Hati
14
Terbongkar
15
Bukan Pesakitan
16
Maxim Lagi
17
Teror
18
Kecelakaan Kecil
19
Penyerangan
20
Pria Misterius
21
Kebucinan Kakak Beradik
22
Dena, Will You Marry Me?
23
Bercocok Tanam
24
Ms.R
25
Penculikan
26
Hutan Perkemahan
27
Kecerdikan Ramon
28
Dena
29
Keberanian Dena
30
Riana
31
Kedatangan Maxim
32
Dena Daniel Maxim
33
Kedatangan Marco
34
Permintaan Maxim
35
Kebenaran tentang Riana
36
Permintaan Maxim 2
37
Mimpi Dena
38
Surat Dari Maxim
39
Menghindar
40
Kepergian Dena
41
Sikap Dingin Daniel
42
Kecurigaan Rizal
43
Pesta
44
Pesta 2
45
Insiden 3 kamar
46
Insiden
47
Kemarahan Dery
48
Rencana Pernikahan Joe
49
Kemarahan Dery 2
50
Pernikahan Joe
51
Couvade Syndrome
52
Joe Pulang
53
Joe Pelakunya!!!
54
Pencarian Dena
55
Pencarian Dena 2
56
Pencarian Dena 3
57
Alice & Dena
58
Lamaran Zyan
59
Pernikahan Zyan
60
Pernikahan Zyan 2
61
Pertemuan Dena & Daniel (menikah di rumah sakit)
62
Pulang
63
Alasan Dena
64
Alasan Dena 2
65
Pembelaan Joe
66
Penyelidikan Joe dan Juii
67
Penyelidikan Joe dan Juii 2
68
Rencana Joe dan Juii
69
Terbongkar
70
Michael
71
Permintaan Ramon
72
Pernikahan Fia.
73
Rencana Pernikahan Dena Daniel
74
Hari pernikahan
75
Masih mengidam
76
Uwuu
77
Mulai Awal Yang Baru
78
Rencana Joe!
79
Amarah Joe.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!