KERAJAAN SAMUDRA

"Kalian mengapa masih berada di sini cepat pergilah,!" Ujar pemuda itu kepada perampok yang terkapar menghalangi jalan mereka,

Mereka pun membuka jalan yang menutupi jalan setapak itu,

'Juma mengapa dari tadi kamu tidak mengeluarkan suara, biasanya kamu yang paling banyak bicara,?' Tanya pemuda itu kepada juma,

"Aku hanya sedang memikirkan sesuatu saja, sudahlah itu tidak penting,!" Ucap juma kembali menggaruk kan kepala yang tidak gatal itu,

Ada 2 ciri orang yang suka menggaruk kan kepala saat bicara,

"Pertama, untuk menutupi kegelisahan karena berbohong dan Kedua ada makhluk kecil di kepalanya,!" Ucapan pemuda tampan itu sontak membuat juma terkejut,

Haha...

Aku hanya bercanda, tapi kedua pilihan itu benar, aku lihat dari raut wajahmu kamu berada di pilihan pertama,

Haha..

Keluarga yang berjalan bersama mereka pun tertawa mendengar candaan mereka berdua itu,

"Anak muda sebenarnya apa tujuan kalian datang ke dusun kami, dan dari mana asal kalian sebenarnya,?" Tanya paman itu kepada mereka berdua,

'Kami ada tugas di dusun itu yang harus kami selesaikan,!' Jawab juma pelan,

"Dan kami berasal dari kawasan bukit lembah huni,!" Jawab abi saka memotong,

'Oh baiklah terima kasih mau menjawab pertanyaan ku yang tidak penting itu,!' Ujar paman itu lagi walaupun tidak mengetahui bukit yang disebut itu berada dimana, tapi ia pernah mendengar nama bukit itu,

"Paman panggil saja aku abi saka dan ini temanku juma,!" Ucap abi saka memperkenalkan diri,

Baiklah...baiklah...

3 jam mereka berjalan, dan mereka memutuskan untuk istirahat terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan,

Sembari beristirahat mereka berbincang-bincang,

"Paman apa sebenarnya yang terjadi dengan dusun itu, dan mengapa kalian memutuskan untuk pergi dari dusun itu,!" Tanya pemuda itu kepada kepala keluarga yang bersamanya,

"Dusun tempat tinggal kami itu berada di kawasan kerajaan samudra, kerajaan samudra sedang berperang melawan kerajaan salemba, yang kami dengar raja samudra menghilang entah kemana, namun sebelum raja menghilang perang sudah terjadi, dan banyak penduduk dusun yang menjadi sasaran prajurit salemba, karena kami tidak mau menjadi korban makanya kami memilih pergi dari dusun,!" Ungkap paman itu sedih mengingat penduduk dusun banyak yang meregang nyawa itu,

Ini tidak bisa di biarkan,...

'Setahu kami kerajaan samudra dan kerajaan salemba itu bersaudara namun entah apa yang terjadi dengan mereka sehingga memutuskan perang ini,!' tambah paman itu lagi,

"Baiklah kalau begitu aku mengerti apa yang harus aku lakukan,!" Ucapnya dalam hati,

"Bagaimana kalau kita lanjutkan perjalanan,!" juma angkat bicara setelah diam beberapa lama,

'Ayo...lebih cepat kita sampai akan lebih baik,!' Tambah pemuda itu lagi,

hampir menjelang malam mereka sudah tiba di dusun itu, mereka melihat banyaknya mayat di dusun itu,

"Sebaiknya kita ke kediaman kami saja dulu anak muda, mari..sebelah sini..,!" ajak paman itu sembari menunjukkan arah kediamannya,

'Mari..paman..!' balas pemuda itu,

Setelah berada di depan kediaman paman itu, beberapa orang penduduk menghampiri mereka,

Jaya mengapa kamu kembali kesini lagi,! Tanya salah seorang dari penduduk yang datang,

'Sebaiknya kita masuk dulu, ayo cepat,!' ajak paman yang ternyata bernama jaya itu masuk kedalam rumahnya,

Setelah berada di dalam mereka berdiskusi,

"Paman-paman semua sebelumnya perkenalkan namaku abi saka dan ini temanku juma,!" Ucap pemuda itu kembali memperkenalkan diri,

"Pemuda-pemuda ini yang akan membantu kita jadi sebaiknya kita ikuti kata-katanya,!" Tambah paman jaya itu,

'Kami bertemu dengan mereka sewaktu kami sedang di rampok di hutan sana,!' Ungkap paman jaya menjelaskan kejadian pertemuan itu,

'Terus apa yang harus kami lakukan selanjutnya,?' Tanya salah satu penduduk yang ternyata adalah kepala dusun itu,

'Kepala dusun sebaiknya kumpulkan separuh wargamu untuk mengangkat mayat-mayat yang bergeletakan itu, dan separuhnya lagi untuk membersihkan bekas darah itu,!' pinta pemuda itu kepada kepala dusun,

"Terus siapa yang akan membuat kuburannya,!" Tanya kepala dusun bingung,

'Aku dan temanku yang akan membuat kuburannya, tunjukkan saja tempat yang akan aku jadikan kuburan,!' Pungkas pemuda itu lagi,

'Hanya berdua saja butuh waktu lama menggalinya,!' Juma memotong pembicaraan,

"Kamu jangan banyak mengeluh, kerjakan saja, belum kerja sudah menyerah,!" Pungkas pemuda itu membuat juma kembali terdiam,

"Sebaiknya buat kuburan di tanah kosong milik dusun ini saja, tanah itu tidak berfungsi apa-apa jadi kita manfaatkan saja untuk membuat kuburan,!" Ucap kepala dusun itu,

"Ya benar...aku setuju..Ya kami semua setuju...Ayo...sekarang...!" seru mereka serentak,

Mereka melaksanakan tugas masing-masing, sementara abi saka dan juma di antar kepala dusun ke tanah itu,

'Disini anak muda,!' Ucap kepala dusun itu,

'Tanah yang cukup luas,!' balas juma,

Menyingkir lah....

pemuda dan kepala dusun itu pun menyingkir,

Juma mencoba membuat lubang,!

"JURUS MACAN PEMBELAH BUMI....! "

ucapnya sembari memukul tanah itu,

Bam...

Bam...

Bam...

Tiga kali ia memukul tanah itu, kemudian tanah itu membentuk lubang yang sedikit dalam,

'Pemuda dan kepala dusun itu pun mendekat dan melihat,

Tanah itu sudah menjadi lubang lumayan besar,

"Ini masih belum cukup, besarkan lagi lubangnya dan tambahkan ke dalamannya,!" Ucap kepala dusun itu yang mengira-ngira,

'Mayat yang ada terlalu banyak, lubang ini tidak akan cukup meskipun mayat-mayat itu di tumpuk jadi satu,!' Tambahnya lagi,

'Sebentar...aku meditasi dulu untuk mengembalikan tenaga dalamku,!' Ucap juma sembari duduk,

"Kamu meditasi di sana saja juma, aku yang akan melanjutkannya, ini sudah bagus,!" Ungkap pemuda itu bangga,'

"kepala desa tolong menyingkir lah sebentar,!" Ucap pemuda itu,

Ia ingin membuat lubang seperti yang diinginkan kepala dusun itu, ia menarik energi es dan api sekaligus dan menyatukannya ke tangan kanannya,

wush...

Angin kencang pun datang seketika dengan menyatunya energi itu, pemuda itu menarik sedikit kekuatannya,

"JURUS PEMUSNAH JAGAD....! "

Blam...!

Boom...

Dengan cepat pemuda itu melepaskan pukulan ke lubang yang sudah juma buat itu, dan menarik energi itu dengan cepat, terlambat sedikit saja dusun itu akan musnah,'

Asap mengepul tempat itu, karena penasaran juma yang sudah selesai meditasi dan pulih itu pun mendekati lubang itu, kepala dusun pun mendekati lubang itu dan berdiri di sebelah pemuda itu,

I...ini...apa...

Kepala dusun itu terkejut bukan kepalang, ia hampir pingsan namun ia menahannya, bukan hanya kepala dusun yang terkejut juma pun sama terkejutnya, ia tidak menyangka pemuda itu baik-baik saja setelah mengeluarkan tenaga dalamnya yang besar itu,

"Apa ini cukup paman,!" Tanya pemuda itu kepada kepala dusun yang masih bengong,

Cukup...cukup..cukup..

I..ini sangat cukup..

Tak berapa lama mayat-mayat itu sudah berada di dekat mereka,

'Mereka yang melihat mayat-mayat itu sangat bersedih, begitu pun abi saka yang marah,sedih,kesal dan duka bercampur di hatinya,

Aku harus secepatnya menyelesaikan masalah ini, kalau tidak akan banyak korban yang berjatuhan,

Mereka kembali ke kediaman paman jaya,

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!