MACAN PUTIH JUMA

"Juma, kamu sudah di tugaskan untuk menemaniku, jadi kamu jangan segan padaku, anggap aku sebagai sahabatmu, apa kamu mau menjadi sahabatku,?" Tanyanya lagi,

'Dengan senang hati kaisar, langit maksudku, aku sangat senang kamu mau menjadikan ku sahabatmu,!' Ungkapnya senang,

"Baiklah...sekarang kita istirahat besok pagi kita lanjutkan perjalanan,!" Serunya karena sudah mengantuk,

'Silahkan kamu duluan saja, aku akan berjaga-jaga terlebih dahulu,!' Tegasnya sembari memastikan tidak ada yang akan mengusik tidur mereka,

"Kalau begitu baiklah, aku tidur terlebih dahulu dan jangan terlalu lama, disini tempat yang aman, tenang saja,!" Serunya sambil membaringkan tubuh,

Tidak berapa lama juma pun ikut berbaring, mereka pun tertidur, walaupun di hutan mereka tidak kedinginan karena tubuh mereka bisa mengikuti cuaca,

mentari pagi yang menyinari hutan sudah terlihat menampakkan wajahnya,

Mereka yang terlelap dalam tidur pun terbangun dengan badan yang segar,

'Kita bersiap melanjutkan perjalanan juma,!' Ucapnya itu semangat,

"Aku sudah siap, ayo kita lanjutkan perjalanan,!" Jawabnya pun semangat.

Mereka pun berjalan mengikuti jalan setapak, di perjalanan matahari sudah di atas kepala, mereka yang merasa belum mengisi perutnya pun mencari buah-buahan untuk di makan,

'Aku mencari buruan saja,!' Ucap juma sembari melangkah cepat,

Tak berapa lama juma sudah kembali dengan membawa 2 ekor kelinci yang sudah ia bersihkan,

"Aku sudah membuat perapian tinggal di bakar saja,!" ucap abi saka tak sabar untuk mengisi perutnya yang keroncongan,

Mereka pun membakar hasil buruannya dan menyantapnya cepat,

'Juma, bukankah kamu bisa memakan mangsamu itu hidup-hidup,!' tanyanya ingin tau,

"Dahulu iya, tetapi semenjak aku di istana kayangan aku sudah tidak bisa memakan mangsaku dalam keadaan belum di masak,!" ungkap juma sembari mengingatnya,

'Maafkan pertanyaanku kalau membuatmu mengingat masa lalu juma,!' ungkapnya lagi,

"Tidak apa-apa, itu bukan masa lalu yang menyedihkan tapi masa lalu yang membahagiakan,!" tambah juma lagi,

'Ayo kita lanjutkan perjalanan yang tertunda,!' ucap juma mengajak,

Ayo...

Sudah 2 hari mereka berjalan, saat berada di hutan berikutnya mereka menghentikan perjalanan karena hari sudah hampir menjelang malam,

Sepertinya kita akan bermalam di hutan ini juma,! serunya menghentikan langkah,

Sepertinya begitu...

"Aku mencari ranting dulu,!" ucap abi saka berlalu pergi,

Setelah cukup banyak ranting yang di kumpulkan ia pun kembali ke tempat semula dan membuat perapian,

'Kemana juma,!' tanyanya dalam hati,

Tak berapa lama pun juma kembali dengan membawa 2 ekor ayam hutan yang telah ia bersihkan itu di tangannya,

"Kita makan ayam hutan malam ini,!" pungkas juma semangat,

Mereka membakar ayam itu dan kemudian menyantapnya hingga menyisakan tulangnya saja, baru selesai makan malam mereka kaget,

Tolong... tolong... tolong...

"Dimana suara itu, mengapa malam-malam begini ada suara wanita minta tolong,!" ujar juma bingung,

Jangan banyak berpikir kita lihat saja,! ucap pemuda itu segera,

'Melihat dari kejauhan ada 2 wanita, 2 anak kecil, dan 1 lelaki, sepertinya mereka satu keluarga, dan mereka sedang di rampok,!' ucap abi saka kepada juma,

"Kamu bisa melihat jelas dalam kegelapan malam dan dari kejauhan,!" ucap juma penasaran,

haha...

"Hanya kebetulan saja,!" serunya merendah

Mereka bicara sembari berlari, walaupun cukup jauh namun mereka mendengar sangat jelas teriakan itu,

Juma melihat pemuda di sampingnya itu memegang sebuah ranting,

'Untuk apa ranting itu,!' tanyanya dalam hati,

"Cepat serahkan harta benda kalian, atau akan kami bunuh,!" ucap perampok bertopeng itu menakuti,

Tolong.. tolong...

haha... teriak lah sekeras mungkin... tidak akan ada yang mendengar teriakan mu itu di hutan ini,! ucapnya sedikit kesal.

"Pak, aku takut pak,!" gumam anak kecil itu,

perampok itu mengangkat pedangnya dan...

tring...

Aw...

Pedang itu tiba-tiba terlempar dari tangannya karena seperti beradu pedang dan tangannya tiba-tiba bergetar,

"Hanya sekumpulan pecundang yang berani mengangkat senjata kepada yang lemah,!" Ucap abi saka dari jauh,

Juma yang masih terkejut melihat potongan ranting sekecil jari telunjuk itu menyerang perampok itu mengeluarkan suara seperti beradu pedang tetap terdiam,

'Sungguh hebat,!' Ucap juma dalam hati,

Abi saka sudah berada di hadapan perampok-perampok itu,

"Siapa kamu...mengapa ikut campur dengan urusan kami,!" Ucap salah satu perampok yang berjumlah 10 orang itu,

'Aku hakim yang akan menghukum kalian, bersiaplah,!' seru Abi saka mengancam,

Bam...

Aw...

Suara pukulan dan jeritan yang terdengar sangat cepat itu membuat suasana tegang,

Dengan sekejap semua perampok itu tersungkur tak berdaya,

"Bangun...aku tidak akan memaafkan pecundang-pecundang seperti kalian,!" Ucapnya dengan suara menggema,

Perampok-perampok itu sangat ketakutan,

Ampun...

Ampun...

Ampuni kami...

"Kami berjanji tidak akan merampok lagi,!" ucap salah seorang perampok yang masih bisa bicara itu,

'Aku akan mengampuni kalian kali ini, jika suatu saat aku melihat kalian merampok atau melakukan kejahatan lagi aku berjanji akan membunuh kalian tanpa menyisakan tulang sedikitpun,!' tegas pemuda tampan itu menakuti,

Terima kasih...

"Pendekar sudah bermurah hati mau mengampuni kami,!" Ucap perampok itu lagi,

Juma yang masih penasaran dengan ranting kecil tadi, di buat bertambah bingung, satu pukulan fisik bisa membuat 9 orang perampok tidak bisa bicara,

'Apa yang aku lihat ini ilusi, kalau buka ilusi sungguh anak muda di depannya itu sangatlah hebat,!' Ungkapnya dalam hati,

'Pantas pemuda itu terpilih menjadi kaisar langit tertinggi,!' Ungkapnya lagi,

"Aku sempat meremehkan nya karena penampilannya masih sangat muda, ternyata aku salah,!" Ungkap juma kembali,

"Juma kemari lah, dari tadi melamun saja, apa yang sedang kamu pikirkan,!" Tanya pemuda itu membuatnya terkejut,

'Tidak...tidak...aku hanya kagum saja dengan kehebatanmu itu,!' Terangnya sembari menggaruk kepala yang tidak gatal itu,

"Terima kasih anak muda...Kamu sudah menyelamatkan kami,!" Ucap lelaki keluarga yang di rampok itu,

'Sekali lagi kami ucapkan terima kasih,!' Tambah lelaki itu lagi,

'Sudah lah paman...Kami kebetulan mendengar teriakan minta tolong, jadi kami kemari melihat,!' Ungkapnya jelas.

'Sebenarnya paman dari mana dan tujuan paman kemana,!' Tanya abi saka kembali,

"Sebenarnya kami berasal dari dusun setelah hutan ini, dan kami belum mempunyai tujuan,!" Ucapnya sedih,

"Kalau belum punya tujuan mengapa paman dan keluarga pergi dari dusun itu, paman 3 hari dari sini paman baru akan menemukan dusun lagi, itu pun kalau kejadian seperti ini tidak terjadi, saranku sebaiknya paman kembali ke dusun itu,!" ungkapnya tegas,

'Kami juga mengetahui resiko yang akan kami hadapi anak muda, namun kejadiannya akan sama saja, di perjalanan kami akan mati, di dusun pun sama,!' Ungkapnya tertunduk sedih,

"Apakah paman akan ikut denganku menuju dusun paman kembali, dan aku yang akan menjamin keselamatan semua orang yang ada di dusun itu, bagaimana..!" Pungkasnya tidak mau berlama-lama,

Setelah memikirkannya mereka pun ingin ikut kembali ke dusunnya,

'Baiklah kita jalan sekarang,!' Ucap pemuda itu sembari berjalan,

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!