Kalah Lagi

"Nadin!" panggil Zora begitu melihat sepupunya memasuki area kampus. Niatnya akan memberikan kotak berisi kue padanya.

Nadin menoleh tanpa reaksi. Wajahnya yang datar dan sikapnya yang dingin membuat Zora bertanya.

"Kenapa kamu, lagi dapet kah?" tebak Zora. Nadin pun segera mengkondisikan keadaan agar Zora tak mencurigainya. Nadin menggeleng samar.

"Sepertinya dosen udah masuk kelas, yuk kita masuk juga!" tunjuk Nadin ke arah seberang. Terlihat dosen pria dengan kepala tumbuh rambut separuh botak memasuki kelas. Nadin mengalihkan pembicaraan. Misi Nadin yang sekarang adalah mencelakai Zora sesuai dengan perintah Xelon. Nadin menarik lengan sepupunya pergi menuju kelas.

Ia akan melancarkan aksinya sepulang kuliah.

Zora mengabaikan perasaannya saat bertemu Nadin di awal tadi. Ia berpikir jika Nadin emang lagi berhalangan. Untuk menghilangkan kecurigaan Zora, Nadin bersikap biasa pada Zora sampai mata kuliah selesai.

Saat bubaran kampus, Zora memperlihatkan kue setengah hangus itu pada Nadin.

" Aku membuatnya dengan penuh cinta loh ...!" ujar Zora dengan gayanya yang imut.

Nadin mengambil satu lalu mencicipinya. Ia tak dapat menemukan rasa di lidahnya dan terpaksa berbohong. "Kue ini, enak!" seru Nadin yang berhasil membuat Zora mengembang.

"Benarkah? Kalau begitu ini satu kotak buat kamu." Zora memberikan kotak kue itu.

Nadin menerima dengan paksa lagi.

Sementara itu di lain sisi.

Zidan tengah berkutat dengan layar laptopnya. "Ini akan menyita banyak waktu. " gumamnya. Zidan pun mengalihkan pandangan Adam yang letaknya hanya terpisah 100 meter saja dari meja kerjanya.

"Kak Adam, bisakah kamu melipat gandakan file ini? Aku lagi nanggung nih." ujar Zidan berharap bisa mengalihkan Adam.

"Tentu saja, kamu butuh berapa lembar ?" tanya Adam.

Zidan mengembangkan senyum. Ia mengambil 1 lembar file dan memberikan pada Adam. "20 lembar." jawab Zidan singkat.

Adam menerima file lalu bergegas keluar ruangan.

Kesempatan tak datang untuk yang kedua kali. Zidan pun menggunakan sihirnya untuk meringankan pekerjaannya.

Adam kembali dan menyerahkan beberapa lembar kertas fotokopian.

"Hah!" seketika itu ia tercengang. Tumpukan berkas yang menggunung di atas meja Zidan sudah tak terlihat. Itu artinya Zidan sudah selesai memindahkan file - file menjadi satu folder.

"Zidan, nggak mungkin kan kamu bisa secepat ini?" tanya Adam ragu.

Zidan hanya nyengir kuda.

Di kampus.

Nadin mengajak Zora untuk datang ke atap gedung. Ada hal penting yang harus ia sampaikan.

"Nadin, ada hal penting apa yang ingin kamu katakan? Kalau pun serius tidak di tempat ini juga bisa kan ?" Zora mengedarkan pandang menatap sekitar. Atap gedung yang luas dan sepi.

Seketika itu juga Nadin membuka mulutnya lebar sambil tertawa. Tangannya mengeluarkan bilah pisau. "Rasakan ini!" teriak Nadin lalu mengarahkan pisau itu ke arah Zora.

Zora merasakan ada yang aneh dengan Nadin.

"Tunggu Nadin! Ada apa, ada yang salah denganku hingga kamu ingin menyerangku?"

Zora membola kedua matanya melihat Nadin berubah beringas. Ia bertanya perihal perubahan Nadin. Nadin tak menjawab dan memilih menyerang Zora.

Nadin berusaha menyerang Zora, tapi Zora menghindar dan tidak memberikan perlawanan apa pun. Ia takut jika nanti bisa melukai Nadin.

Ditengah pertempuran itu, Zora mengalami sayatan tipis di pergelangan tangannya.

Xelon muncul tepat di hadapan Zora. Mencekik kuat lehernya membuat Zora kesulitan untuk bernafas.

Zidan datang seketika itu dan menyerang Xelon.

"Hiya ...!" teriak Zidan.

Tangan Xelon terlepas, membuat Zora bisa lepas dari cengkeraman Xelon.

Zora terbatuk - batuk akibat cekikan Xelon yang begitu kuat.

"Zora, kamu nggak apa-apa kan?" tanya Zidan khawatir. Ia sedikit terlambat tadi karena Adam masih menahannya di ruangan CEO. Katanya akan ada klien yang datang jadi meminta Zidan untuk menunggu. Dan saat Adam pergi ke bagian pantri, Zidan langsung pergi. Ia merasakan aura gelap mengelilingi Zora. Jadi sudah sejak tadi ia merasa gelisah. Instingnya sangat kuat dan pendengarannya sangat tajam.

Zidan melirik lengan Zora yang berdarah akibat serangan Nadin.

"Tangan kamu?" imbuhnya cepat.

"Aku nggak apa - apa, Kak. Jangan perdulikan aku. Rupanya musuh telah mengetahui kedekatan ku dengan orang - orang sekitar. Makanya, Xelon mengelabuhi Nadin agar berpihak padanya." terang Zora yang segera mengambil kesimpulan hanya dengan sekali menerawang bahwa Xelon menggunakan Nadin untuk mencelakainya.

Zidan sangat geram mendengar penuturan Zora barusan. Lantas ia menyerang Xelon.

Pertempuran yang dahsyat pun terjadi lagi.

Xelon secara membabi buta menyerang Zidan.

Zora tak bisa tinggal diam. Ia pun mulai melakukan ketenangan batin.

Mulut Zora terbuka lebar sambil berteriak "Kekuatan Cahaya, datanglah!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!