Kamu Takut dengan Perubahanku?

Para pendemo Perusahaan Adidas kini sudah bisa terkendali, Zidan sedikit menggunakan ilmu sihirnya untuk menghapus ingatan mereka dan kurang setengah jam saja mereka telah membubarkan diri. Sempat bertanya juga untuk apa mereka semua berkumpul.

Melihat para pendemo sudah bubar, tuan Rasimoon merasa senang dan bisa bernafas dengan lega. Ia tidak perlu memanggil pihak polisi untuk membubarkan mereka. Hanya dengan sepatah kata, Zidan berhasil menenangkan mereka. Tidak salah tuan Rasimoon mengajak Zidan tadi. Sepertinya Zidan bukanlah orang biasa. Ia teramat jenius untuk menghadapi masalah yang baru saja dialami.

Dan untuk Joshua, tuan Rasimoon tidak memperkarakan kasusnya pada pihak polisi yang justru akan memperlebar masalah. Joshua cukup menjalani hukuman menjadi seorang bawahan sebagai tukang bersih - bersih. Bisa saja tuan Rasimoon memecatnya tapi ia juga pernah berhutang budi jadi itu sudah cukup.

Tuan Rasimoon langsung memberikan hadiah yang fantastis pada Zidan. Uang dan mobil mewah, serta jabatan CEO akan ia berikan padanya setelah resmi menjadi menantunya.

Mendengar kabar jika perusahaan Adidas bisa kembali normal, Rasuna mengubah pemikirannya mengenai Zidan. Dan mulai sekarang ia menjadi mendukung Zidan sebagai calon suami Zora.

Zora sendiri sepertinya belum menerima sepenuhnya keputusan Rasimoon. Ia terpaksa menjalani pernikahan dengan pria yang baru saja ia kenal.

Tepat pukul 10 siang di hari Selasa, 5 Maret 20024 pernikahan sederhana antara Zoraida Rasimoon dengan Zidan Tamis pun berlangsung.

Tidak banyak yang tahu kalau ada pernikahan di keluarga Rasimoon. Bisa saja Rasimoon melangsungkan pernikahan yang mewah untuk putrinya tapi Zidan telah mengajukan syarat karena ia tidak menyukai kerumunan seperti adanya resepsi pernikahan.

Zidan sudah belajar banyak tentang peradaban manusia di bumi hanya sekali baca.

Seseorang yang tidak menyukai pernikahan itu hanyalah Joshua, ia teramat benci dan akan membuat perhitungan dengan Zidan yang telah merebut calon istrinya.

...****************...

Di sebuah kamar dengan cahaya lampu yang temaram, sepasang pengantin sedang berargumen dengan benaknya masing - masing.

Zidan menguasai keadaan lebih dulu. Ia sekarang adalah pria normal yang tentu saja mempunyai hasrat mengenai lawan jenisnya. Zidan menghampiri Zora yang menjadi istrinya sekarang yang tengah bermain ponsel.

"Benda itu menggangguku." ucapnya lalu mengambil ponsel di tangan Zora dengan kekuatan sihirnya hingga ponsel Zora melayang.

"Hah, ponselku!" pekik Zora dan baru sadar kalau itu ulahnya Zidan.

Zidan menangkap ponsel Zora. "Kamu lebih memperhatikan benda ini ketimbang keberadaanku?" tegur Zidan.

Zora mendesah, sebenarnya ia canggung berdua di kamar seperti ini jadi ia melampiaskan dengan bermain ponsel.

Zidan tahu jika Zora belum siap. Lalu ia mengajak Zora berbicara mengenai kehidupan Zora setiap harinya. Zora pun mengimbangi hingga tercipta obrolan yang hangat. Zora sendiri juga menanyakan bagaimana kehidupan Zidan di dunianya. Zidan pun terbuka dan menceritakan kalau dirinya adalah siluman penjaga kubah matahari. Sebuah kubah yang dipercaya akan mampu mendatangkan kekuatan besar yang mampu menyerap energi matahari di bumi.

"Dan Xelon mengincar kubah matahari untuk bisa ia miliki."

"Xelon? Siapa dia, apa dia berbahaya?"

"Dia mengaku sebagai raja di negara Phantom. Padahal bangsa kami tidak setuju dia yang memimpin. Xelon sangat kejam. Dia berkuasa dengan menindas kaum yang lemah. Dia ingin menciptakan dunia baru tanpa matahari." jelas Zidan berapi - api.

"Itu tidak boleh terjadi, manusia dan kehidupan di bumi akan hancur. Lalu apa rencana Kak Zidan selanjutnya?"

Zidan mendesah, "Harus menunggu waktu yang tepat untuk menghancurkannya."

"Kapan itu?"

"Ketika terjadi gerhana matahari cincin."

Keduanya kembali saling diam. Zidan menatap wajah Zora yang begitu cantik.

Zidan meletakkan ponsel Zora di atas nakas lalu menangkup wajahnya. "Kamu sangat cantik Zora," pujinya dan langsung menyambar bibir ranum itu.

Zora membelalak kaget, Zidan memberikan serangan yang diluar dugaan. Zora bingung harus bagaimana. Ia pun bersikap tenang sambil merasakan sentuhan yang Zidan berikan. Zidan teramat rakus. Tak hentinya ia menyesap bibir itu hingga Zora mendesah merasakan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan.

Zidan tahu lawannya sudah takluk. Ia pun segera melucuti pakaian Zora dan dirinya.

Zora terperanjat dengan perubahan fisik yang dialami Zidan. Daun telinganya berubah seperti seekor serigala. Ekornya yang lebat pun juga muncul. Bergerak - gerak menyapu tubuh Zora hingga membuat Zora merasa geli.

"Kamu takut dengan perubahanku?" tanya Zidan memastikan sebelum ia memberikan serangan.

Zora mengulas senyum, ini sudah menjadi konsekuensi bagi dirinya menjadi istri seorang siluman. "Tidak. Kak Zidan terlihat menggemaskan jika sudah berubah. Apa ini wujud asli kamu?"

Zidan mengangguk dan ia sudah merasa tidak tahan lagi memandangi tubuh sang istri. Dan langsung saja, Zidan menuntaskan hasratnya. Zora merem melek dibuatnya. Sungguh kenikmatan dunia yang tiada tara.

Paginya setelah pasangan suami istri itu membersihkan diri, mereka berdiri saling menatap.

"Zora. Terimakasih untuk semalam."

Zora mengukir senyum, "Iya, sama - sama."

Zora tahu tugas seorang penjaga bukanlah mudah. Zidan harus menanggung beban untuk keselamatan manusia di bumi.

Zora berjanji pada dirinya sendiri akan membantu apa pun yang terjadi nanti kedepannya. Meski ia sudah merasakan ada energi besar yang masuk dalam tubuhnya. Mungkin itu terkait dengan pecahan kubah matahari yang tertanam di tubuhnya.

...****************...

Suara Nadin memenuhi ruangan keluarga. Ia berteriak memanggil nama Zora.

"Zora ...!" pekik Nadin. Ia teramat tak percaya jika Zora sudah menikah dan tak mengundang para keluarga yang lain.

Zora menoleh mendapati sepupunya datang.

Nadin langsung mencubit pipi Zora yang chubby itu. Zora memekik sangking kerasnya cubitan Nadin. Zidan yang berada di seberang menjadi geram melihat sang isteri diperlakukan kasar. Zidan bergegas datang.

"Ya Ampun, Zora! Kamu nikah kok nggak bilang - bilang sih. Ada apa kok main rahasia segala?" gerutu Nadin sebagai sepupu yang terabaikan.

Zidan datang membuat Nadin menoleh. "Siapa cowok ini, ganteng banget !" seru Nadin terkesima dengan perawakan Zidan yang tampan, tinggi dan kekar.

Zora tersenyum dan memperkenalkan Zidan. "Nah, ini suamiku !" Zora memberi kode agar suaminya memperkenalkan diri.

Zidan yang awalnya geram terpaksa memaksakan senyum, "Perkenalkan, namaku Zidan ." Zidan mengulurkan tangan.

Sementara Nadin masih bengong menatap wajah Zidan. Zora menyikut Nadin. "Ah, iya ! Aku Nadin. Sepupunya Zora." Nadin menerima uluran tangan Zidan.

Zidan menarik tangannya yang terlalu lama di jabat Nadin.

'Gila, suami Zora ganteng banget!'

Terbesit dalam benak Nadin untuk mendekati Zidan.

"Zora, kedatanganku ke sini untuk memastikan kebenaran tentang pernikahan kamu. Dan ternyata benar, kamu sudah menikah. Malah suami kamu ganteng banget. Kamu nemu dia di mana?" celetuk Nadin.

"Kak Zidan yang mengantarku pulang saat tersesat di hutan waktu itu." terang Zora.

"Lalu gimana dengan perasaan Joshua, yang kamu tinggal nikah duluan?"

"Dia buat kamu aja. Udah ah, aku mau ke dapur." Zora pamit undur diri.

Tinggallah Nadin bersama Zidan berdua.

Nadin mengerlingkan mata membuat Zidan ingin mencongkel mata itu dengan kuku - kukunya. Sayangnya Zidan baru teringat jika kemarin Zora sudah memotong semua kukunya.

"Zidan, kamu tinggal di mana?"

"Di sini."

"Eum, maksud aku sebelumnya kamu tinggal di mana."

'Zidan ini gemesin banget. Aku jadi mau yang kedua.'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!