Anin memegang tangan dingin sosok itu, sampai tanpa terasa air mata sosok itu menetes.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Flashback
14 tahun yang lalu, dimana saat sosok itu naik ke gunung ini bersama teman-temannya. Sosok yang bernama Cahyo tersebut, seperti biasa naik dengan perasaan senang. Apalagi sekarang ia pergi dengan wanita, yang belum lama menjadi kekasihnya. Namun tanpa sepengetahuan Cahyo, ternyata ada temannya yang tidak suka dengan hubungan tersebut.
Teman lelaki Cahyo, yang juga suka pada kekasih Cahyo. Menatap tidak suka pada pasangan kekasih tersebut, ia pun merencanakan sesuatu yang tidak terpikirkan oleh siapapun.
Cahyo yang pikirannya selalu lurus, tidak pernah berprasangka buruk pada siapa pun. Tidak menyangka, bila hari ini adalah hari terakhirnya untuk menghirup udara.
"Yo, ikut gue nyari ranting buat jadi bahan bakar yuk." ajak teman Cahyo, yang bernama Roni. Pria yang juga menyukai kekasih Cahyo, Cahyo menoleh pada kekasihnya.
"Ga papa, pergi aja. Lagian juga ga jauh-jauh, masih sekitaran sini kan? Aku ga akan kemana-mana kok, aku gabung sama Tania ya." ucap Bunga lembut, Cahyo pun tersenyum dan mengusap sayang kepala Bunga. Roni mengeratkan dagunya, ia benar-benar merasa sangat panas.
'Rencana hari ini harus berhasil' ucap Roni dalam hati
Cahyo membawa tas gendongnya, ia memang tidak pernah meninggalkan tas tersebut. Tas yang di berikan sang ayah padanya, dulu sebelum beliau meninggal dunia.
"Hati-hati ya, Ron titip pacar gue." ucap Bunga
"Ok sip" jawab Roni
'Gue bakal anter dia ketemu ma bokapnya.' lanjut Roni dalam hati
Kedua pria itu pun pergi, meninggalkan Bunga. Bunga pun bergabung bersama temannya, yang bernama Tania.
"Cieee... yang udah punya pacar mah, kita di lupain ya guys." ucap Tania
"Ishhh... apaan sih lo, lo kan tau kalo gue udah lama banget mendem perasaan ini. Ga nyangka aja, kalo ternyata dia juga punya perasaan yang sama ma gue. Lu pada tau dong, senengnya gue kaya apa?" jawab Bunga dengan wajah penuh binar kebahagiaan
"Iya deh, yang cintanya terbalaskan. Semoga hubungan kalian langgeng ya, seneng banget kalo punya pasangan yang hobinya sama. Bisa naik gunung juga, nanti ma anak-anak." ucap Sara
"Lu mah kejauhan, baru aja kita jadian. Masa udah ngomongin masalah anak" ucap Bunga tersipu malu
"Halaaahhh... lu mah gitu, tapi ngarep." mereka pun tertawa
"Tapi gue dan anak-anak, bener-bener do'ain kalo lu ma Cahyo bisa langgeng sampe nikah, punya anak dan sampe kakek nenek." ucap Tania, sahabat Bunga
"Aamiin" ucap Bunga dengan perasaan penuh, ia pun menatap ke arah dimana tadi kekasihnya pergi.
Perasaannya merasakan tidak enak, tapi ia tepis pikiran tersebut.
.
.
"Kita cari ranting kemana Ron, kayanya kita udah terlalu jauh deh." tanya Cahyo
"Lu kan liat sendiri tadi, ga ada ranting sepanjang jalan kita jalan. Kalo ga salah, agak kesana ada Yo." jawab Roni, Cahyo mengangguk. Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka, tanpa Cahyo tau. Sebelum mereka pergi tadi, Roni sudah menyembunyikan ranting-ranting sepanjang jalan yang mereka tapaki.
"Wuaaahhh... ga nyangka pemandangan di sini bagus Ron, gue nanti bakal ajak Bunga buat liat ini." ucap Cahyo tersenyum, ia menghirup udara segar di gunung tersebut.
Posisi Cahyo yang berdiri, tak jauh dari pinggiran jurang. Roni yang berdiri di belakang Cahyo, tersenyum smirk.
'Dasar bodoh, tanpa harus susah payah mengajakmu ke pinggir jurang. Kamu malah mendekat sendiri' ucap Roni dalam hati. ia berjalan mendekati Cahyo
"Kamu benar, kamu bisa mengajak Bunga ke sini. Dan kamu juga bisa mengambil foto bersamanya di sini, tapi...."
BUGH
Cahyo yang sedang menutup mata, seraya menghirup udara tak tau bila Roni mendorongnya.
"Tapi, gue yang bakal bawa Bunga nanti." lanjut Roni tersenyum jahat
Cahyo pun jatuh terjun bebas ke bawah, sampai tubuhnya terbentur dengan sangat keras di batu besar yang ada di bawah. Batu yang ada di antara celah kecil, sehingga takkan ada yang menyangka bila tubuh Cahyo masuk ke celah tersebut. Cahyo pun, tewas seketika.
Caranya meninggal secara tiba-tiba, membuat dirinya tidak menyadari bila ia sudah meninggal dunia. Rohnya melanglang buana di gunung tersebut, waktu pun berhenti dan Cahyo terus mengulang hari sampai 14 tahun lamanya.
Roni berpura-pura pulang dengan panik dan meneteskan air mata, sampai Bunga tak sadarkan diri setelah mendapatkan kabar sang kekasih jatuh ke jurang.
"BUNGA" teriak Tania, semua orang panik.
Tim SAR di panggil untuk mencari Cahyo, namun mereka tidak menemukan jenazah tersebut. Keluarga Cahyo sangat terpukul mendengar kabar tersebut, terutama sang ibu. Jujur saja, beberapa teman Cahyo tak percaya bila Cahyo bisa terperosok jatuh ke jurang semudah itu. Karena mereka sangat tau, bagaimana teliti dan juga Cahyo tipe pria yang sangat berhati-hati.
Bunga benar-benar menyesal, mengabaikan perasaan tak enaknya saat itu. Seandainya ia melarang sang kekasih pergi, saat ini mereka pasti masih bersama. Tania yang terus menemaninya, Roni berkali-kali mencoba mendekati Bunga. Namun semua itu tak berhasil, malah 5 tahun kemudian. Bunga menikah dengan orang lain dan kini sudah memiliki sepasang anak, walau setiap tahun. Bunga menyempatkan diri untuk pergi ke gunung, menabur bunga di tempat terjatuhnya Cahyo.
Sang suami pun selalu menemaninya, ia paham dengan apa yang di rasakan oleh Bunga.
"Mas tenang saja, aku sudah mencintai mas. Tapi, aku pun tidak bisa melepaskan dia begitu saja." ucap Bunga pada sang suami.
Bahkan ibu Cahyo berkali-kali masuk rumah sakit, kakak dan adik Cahyo yang selalu mendampingi sang ibu. Mereka juga sama kehilangannya, namun kondisi ibunya lebih penting saat ini. Sang ibu kini, jarang berbicara. Ia hanya duduk di kursi goyangnya, di depan jendela. Melihat keluar jendela, berharap sang putra akan pulang dan memeluknya. Lalu berkata...
"Cahyo pulang bu..."
Flashback off
Air mata Cahyo menetes, jadi...
'Jadi, aku sudah lama mati?' tanyanya, para gadis menutup mata karena merasa ngeri.
Anin yang melihat masa lalu Cahyo pun, ikut menangis. Yas langsung menariknya ke dalam pelukan, walau ia selalu iseng pada sang adik. Tapi, ia tak suka melihat adiknya meneteskan air mata.
"Kasian dia bang, temannya sangat jahat. huhuhu" Yas menghembuskan nafasnya, ia mengusap sayang punggung sang adik
"Apa kamu akan pulang? Kami akan mengantarmu dan menemukan jenazahmu." tanya Anisa
'Ya, aku ingin bertemu dengan ibuku.' jawab Cahyo, yang sekilas tadi tubuhnya sempat berubah ke wujudnya saat jatuh.
Anggota tubuhnya yang jelas terlihat, dengan tulang hancur. Kepala yang pecah, darah di mana-mana. Namun itu semua hanya sebentar, karena kini tubuhnya kembali utuh.
"CEPAT" teriak mas Asih
Mereka semua bergegas keluar, Harun terkejut saat melihat wujud asli pria tersebut.
SYUUUUTTT
...****************...
Sakit banget....
Jangan lupa like, komen, gift, vote, dan masukin ke dalam favorit.... 🥰🥰🥰
...Happy Reading All 💓💓💓...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Land19
tega banget sih!!!
walaupun udah ngelakuin berbagai cara buat memisahkan kalo bukan jodohnya ya ga akan bakalan bisa bersatu
2025-01-02
1
Oi Min
syedih ges...... sakke Cahyo
2024-09-09
1
Eli Elieboy Eboy
𝚕𝚊𝚐𝚒𝟸 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚐𝚊𝚛𝚊𝟸 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚝𝚊𝚔 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚊𝚖𝚋𝚞𝚝 𝚗𝚢𝚊𝚠𝚊 𝚓𝚍 𝚔𝚘𝚛𝚋𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚕𝚊𝚗𝚐𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚞𝚊𝚗𝚊
2024-07-20
1