Harun

"Bagaimana?" tanya pembina

"Nggak ada pak" jawab Damar dan Radit

"Hari sudah mulai sore, sebaiknya kita turun terlebih dahulu. Nanti bapak akan kembali ke atas dengan pembina lain, mungkin membutuhkan tim SAR untuk mencarinya. Bapak takut, dia jatuh ke bawah." ucap pembina

Dengan berat hati, karena aalah satu temannya belum di temukan. Mereka pun mau tidak mau, tetap harus turun. Karena memang berbahaya, bila mencari dalam gelap. Bukannya membantu, malah bisa menambah kesulitan.

Sambil turun, mereka berteriak memanggil nama Harun.

Siapa tau, dia ada namun tidak tau mereka sudah mau turun.

"HAAAARRUUUUNNN"

"HARUUUUUUNNNN"

"Ada apa?" tanya Haidar dan juga Anin, yang hendak turun juga.

"Salah satu anggota kelompok kami, hilang satu. Sudah kami cari tadi di sekitar atas, tapi tak ada tanda-tanda keberadaannya." jawab Damar, Haidar dan Anin saling tatap.

"Apa kalian mempunyai benda milik Harun, apapun itu? Benda yang pernah di pegangnya." ucap Anin, si pembina, Damar, Radit dan yang lain pun saling tatap.

"Aaahhh... Ini, ini jaket miliknya." ucap salah satu anggota kelompok Harun, yang bernama Ana.

Tentu saja, hal itu membuat Dama dan anggota kelompok lainnya bertanya-tanya. Tapi ini bukan waktu yang tepat, nanti saja kalau kondisi sudah teratasi.

Anin menerima jaket tersebut, ia menutup matanya.

Namun berkali-kali ia mencoba, ia bisa melihat seorang pria sedang berjalan dengan... itu bukan manusia. Saat ia hendak mendekat, namun sayang tidak bisa. Seolah ada sekat tak terlihat, menghalangi jalannya.

'Ada apa ini? Apa mungkin, Harun sudah membuat marah penunggu gunung sini?' ucap Anin dalam hati, ia pun membuka matanya

Haidar menatap Anin, namun Anin menjawab dengan gelengan kepala.

"Sebelumnya, apa kalian tau? Apakah ada yang melihat atau mendengar Harun, melakukan atau berucap apapun, yang tidak boleh di langgar?" tanya Anin

"Ada apa?" tanya Haidar

"Aku bisa melihatnya, tapi tidak bisa mendekatinya. Seolah ada satu tenaga, yang memang menahan Harun dan menghalangiku untuk mengikuti Harun. Aku yakin, dia sudah membuat marah penunggu di sini." jawab Anin

DEG

'Jangan-jangan, si Harun malah buang air kecil di sembarangan tempat.'

'Bisa jadi sih, soalnya kan tadi bilangnya sudah tidak tahan.'

"Ya... Aku rasa seperti itu, sepertinya Harun melanggar aturan. Ia memaksa buang air kecil, di suatu tempat di dekat pos 3." ucap Radit

Kalau begitu, sebaiknya kita turun. Aku membutuhkan semua saudaraku." ucap Anin

Mereka setuju, bagaimana mereka bisa tau Anin memiliki kemampuan? Siapa yang tidak mengenal keluarga Zandra? Semua anggota keluarganya, di anugerahi kemampuan berkomunikasi dengan 'mereka'

'Kalian semua dimana?' Haidar

'Kami sudah kembali di kaki gunung, ada apa?' Yas

'Ada masalah, salah satu anggota kelompok lain. Ada yang hilang, Anin curiga bila dia disembunyikan penunggu Gunung Merapi.' jawab Haidar

'Apa alasannya?' Anisa

'Karena buang air kecil, di sembarang tempat.' jawab Haidar

'Kesalahan yang sangat fatal, bodoh sekali.' Adikirana

'Aku ingin kalian kumpul di bawah, karena begitu kami turun. Kita akan langsung kembali ke atas.' Haidar

'Apa tidak terlalu gelap?' tanya Amira

'Tapi kita tidak bisa menundanya lagi, karena ada sosok lain yang berjalan bersamanya.' Anin

'BAIKLAH' jawab mereka serempak

" Ada-ada saja" gumam Adikirana

.

Sedang si tempat Harun...

'Apa? 10 tahun? Tunggu iphone 4 kalo tidak salah, memang keluaran tahun 2010. Jadi, sejak tadi aku berbicara dengan roh yang sudah meninggal 14 tahun yang lalu?' gumam Harun dalam hati, ia menghentikan langkah. Dan melihat punggung pria itu yang mulai menjauh, namun sepertinya ia sadar bila Harun tidak bersamanya.

"Wooyy hayuuu... Malah ngelamun, jangan ngelamun pamali." ucap pria itu, Harun bingung.

Padahal tadi sebelum ia mengetahui kebenaran mengenai pria itu, ia biasa saja. Tapi saat ini, ia melihat wajah pria itu memang terlihat pucat dan... MENAKUTKAN.

"AYO HARUN" ajak pria itu lagi, dengan ragu Harun melangkah mendekat ke arah pria itu.

'Sepertinya pria itu, belum sadar bil dirinya telah mati. Apa aku tidak akan apa-apa?' ucap Harun dalam hati

"Lu kenapa? Udah kaya robot aja jalannya." tanya pria itu

"Tidak, aku hanya sedang mengingat kembali jalan yang sudah kita lalui. Agar kita tidak mengulang, untuk kembali ke jalan itu. Soalnya jalan di sini sama semua, apa kita tidak memberi tanda?" jawab Harun, seraya bertanya. Emang terdengar ngeles, tapi itu memang yang terpikirkan olehnya.

Kenapa ia tidak memberi tanda pada pohon, sejak awal?

"Kamu benar, kenapa tidak terpikirkan olehku?" tanya pria itu, ia pun menurunkan tasnya.

"Nyari apa lo kak?" tanya Harun

"Gue nyari sesuatu, yang bisa di jadiin penanda." jawab pria itu

Harun pun mengikuti pria itu, ia mencari sesuatu yang bisa di jadikan penanda. Ia pun akhirnya menemukan sebuah baju kaos, berwarna biru.

"Gue rasa ini bisa dipake kak." ucap Harun, ia akhirnya memilih untuk berpura-pura tidak tau apa-apa.

Meski ada perasaan takut, karena itu berarti dia berjalan bukan dengan manusia. Tapi bila dipikir lagi, dari pada ia sendiri. Dan juga sepertinya pria ini, memang tidak sadar bila dirinya telah mati.

Pria itu mengangguk, ia kembali mengacak-acak tasnya.

"Cari apalagi kak?" tanya Harun

"Cari sesuatu, yang bisa memotong baju itu jadi kecil-kecil." jawab pria itu

"Oohh.. Aku ada pisau kecil" ucap Harun, ia pun mengeluarkan pisau itu dan memberikan pisau itu padanya.

Pria itu terlihat fokus, dengan kegiatannya,. Sedangkan Harun fokus, terus melihat pria itu.

"Gue rasa ini cukup, udah banyak juga kan." ucap pria itu, menyadarkan Harun.

Ternyata ia melamun cukup lama, soalnya ia tidak tau sobekan itu sudah terkumpul banyak di depan pria tersebut.

"Nih, nanti lu juga iket di ranting-ranting pohon." Pria itu mengembalikan pisau milik Harun dan memberikan separuh kain itu pada Harun

"Ya sudah, ayo kita lanjut kak." ajak Harun

Mereka bangun dan melanjutkan perjalanan. Entah sudah berapa lama Harun berada di sana. Yang pasti, ia baru merasa terpisah sebentar dengan kelompoknya.

.

.

"Bagaimana?" tanya wali kelas Anin dan yang lain, ia sudah dengar dengan apa yang terjadi pada muridnya di kelas lain.

"Anak itu sudah melanggar apa yang dilarang, sehingga penunggu Gunung marah padanya. Sehingga sekarang, ia dibawa ke dunia lain." ucap mas Asih, Anin mengangguk

"Apa yang di katakan beliau benar, karena saat melihat Harun. Aku merasa, itu bukan jalan yang kita lewati. Berbeda, hutannya terlihat lebih lebat." jawab Anin

"Waktu kita tidak banyak, karena Harun tidak sendiri. Ada yang menemaninya, dia bukan manusia. Tapi sepertinya ia belum sadar, bila ia sudah meninggal dunia." ucap Anin

Yas dan saudaranya yang lain mengangguk, mereka akan kembali naik ke atas ditemani mas Asih.

...****************...

Jangan lupa like, komen, gift, vote, dan masukin ke dalam favorit.... 🥰🥰🥰

...Happy Reading💓💓...

Terpopuler

Comments

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

menegangkan nih. .

2024-04-26

1

Ty

Ty

menegangkan sekali....

2024-03-17

2

nisa

nisa

menenggangkan..🥴

2024-03-14

1

lihat semua
Episodes
1 Sosok Berkebaya Merah
2 NUR
3 NUR 2
4 Nur 3
5 Akhir dari Sania
6 Hari Kompetisi
7 Dania dkk
8 Dihadang
9 Detik-detik Terbongkar Identitas
10 Terbongkar Sudah
11 Yogyakarta
12 Otewe Gunung Merapi
13 Gunung Merapi
14 Pocong Kepala Terpuntir
15 Tersesat
16 Harun
17 Membawa Pulang Harun
18 Cerita di Balik Kematian Sosok Itu
19 Ditemukannya Jenazah Cahyo
20 Roni
21 Berburu Oleh-oleh
22 Berlibur ke Lombok Utara
23 Gramedia
24 Wanita Itu
25 Makhluk Hitam Mengelilingi Berugak
26 Melawan Sosok Itu
27 Kepergian Surya
28 Desa Tak Kasat Mata
29 Siapa dia?
30 si Casper Sisil
31 Esmerald
32 Genting
33 MEREKA
34 Cerita di Balik Kematian Para Arwah
35 Sosok itu ternyata....
36 Masih Bertarung
37 Part 37
38 Menuju Kediaman Pelaku
39 ANIN
40 Kondisi Anin
41 Kondisi Anin Membaik
42 Cari Masalah
43 Hanya Pion
44 Penyesalan Mita
45 Pertolongan untuk keluarga Mita
46 Mita
47 Amukan Mona
48 Masih dengan Amukan Mona
49 Kepergian Mona
50 Pemakaman
51 Cieeee
52 Ruang Baca
53 Eli
54 Kematian Eli
55 Gilang
56 Fakta lain, Amarah Anin dan Eli
57 Eli Lepas Kendali
58 Syamil
59 Anin Ngambek
60 Trauma Masa Lalu
61 Insiden Kecil
62 Rindu
63 Kedatangan Erika
64 Sosok disamping Rindu
65 Nah loh
66 Anin dan Haidar
67 Dibalik Kematian Orang Tua Syamil
68 Part 68
69 Part 69
70 Desa Gondo Mayit
71 Tersesat
72 Weltuk
73 Pemakaman Lagi??
74 Desa Gondo Mayit 2
75 Akhirnya
76 Akhir Cerita Desa Gondo Mayit
77 Part 77
78 Rencana
79 Ada apa dengan Haidar
80 Pernyataan Haidar
81 Pertolongan
82 Akhir Edward, Mikasa dan Eli
83 Mukjizat
84 Kekecewaan Citra dan Rindu
85 Hantu Koma
86 Ars
87 Part 87
88 Ars 2
89 Keterkejutan Elang
90 Interogasi
91 Insiden Membawa Jodoh
92 Sadarnya Ramli
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Sosok Berkebaya Merah
2
NUR
3
NUR 2
4
Nur 3
5
Akhir dari Sania
6
Hari Kompetisi
7
Dania dkk
8
Dihadang
9
Detik-detik Terbongkar Identitas
10
Terbongkar Sudah
11
Yogyakarta
12
Otewe Gunung Merapi
13
Gunung Merapi
14
Pocong Kepala Terpuntir
15
Tersesat
16
Harun
17
Membawa Pulang Harun
18
Cerita di Balik Kematian Sosok Itu
19
Ditemukannya Jenazah Cahyo
20
Roni
21
Berburu Oleh-oleh
22
Berlibur ke Lombok Utara
23
Gramedia
24
Wanita Itu
25
Makhluk Hitam Mengelilingi Berugak
26
Melawan Sosok Itu
27
Kepergian Surya
28
Desa Tak Kasat Mata
29
Siapa dia?
30
si Casper Sisil
31
Esmerald
32
Genting
33
MEREKA
34
Cerita di Balik Kematian Para Arwah
35
Sosok itu ternyata....
36
Masih Bertarung
37
Part 37
38
Menuju Kediaman Pelaku
39
ANIN
40
Kondisi Anin
41
Kondisi Anin Membaik
42
Cari Masalah
43
Hanya Pion
44
Penyesalan Mita
45
Pertolongan untuk keluarga Mita
46
Mita
47
Amukan Mona
48
Masih dengan Amukan Mona
49
Kepergian Mona
50
Pemakaman
51
Cieeee
52
Ruang Baca
53
Eli
54
Kematian Eli
55
Gilang
56
Fakta lain, Amarah Anin dan Eli
57
Eli Lepas Kendali
58
Syamil
59
Anin Ngambek
60
Trauma Masa Lalu
61
Insiden Kecil
62
Rindu
63
Kedatangan Erika
64
Sosok disamping Rindu
65
Nah loh
66
Anin dan Haidar
67
Dibalik Kematian Orang Tua Syamil
68
Part 68
69
Part 69
70
Desa Gondo Mayit
71
Tersesat
72
Weltuk
73
Pemakaman Lagi??
74
Desa Gondo Mayit 2
75
Akhirnya
76
Akhir Cerita Desa Gondo Mayit
77
Part 77
78
Rencana
79
Ada apa dengan Haidar
80
Pernyataan Haidar
81
Pertolongan
82
Akhir Edward, Mikasa dan Eli
83
Mukjizat
84
Kekecewaan Citra dan Rindu
85
Hantu Koma
86
Ars
87
Part 87
88
Ars 2
89
Keterkejutan Elang
90
Interogasi
91
Insiden Membawa Jodoh
92
Sadarnya Ramli

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!