Pocong Kepala Terpuntir

Adicandra menghembuskan nafasnya agak kasar, sepertinya ia telah salah memberi tahu masalah Reza pada gurunya tersebut.

Yang jadi masalah adalah, ternyata teman satu grup Adicandra, mendengar apa yang di ucapkannya. Mengenai bila ada satu sosok, yang ingin masuk ke dalam tubuh Reza

Jujur saja mereka agak sulit membayangkan. Ada pocong, kepala terpuntir, mencoba masuk ke dalam tubuh Reza1. Namun, mereka juga tidak bisa membantah Adicandra dan Kalila karena mereka berdua yang lebih "tahu".

Jalur Kinahrejo, merupakan jalur yang memang cukup berat. Semakin berat di jalur turun mengingat mereka harus menahan beban. Banyak akar pohon menonjol di sepanjang jalan setapak yang menurun. Jadi, kalau tidak hati-hati, tentunya mereka bisa tersandung dan jatuh di turunan.

Seperti pesan Adicandra, mereka istirahat sebentar di pos satu Sri Manganti. Reza sempat rebahan dan sakit di tulang ekornya reda. Namun, pegal di tengkuk masih terasa dan kini dia mengeluh pusing. Nampaknya pocong itu semakin kuat mengeluarkan segala daya untuk merasuk ke tubuh Reza.

Sayangnya, mereka tidak bisa istirahat lebih lama. Adicandra menegaskan bahwa bila mereka harus segera meninggalkan Gunung Merapi. Maka, meski berjalan pelan, mereka harus segera turun.

"Sebaiknya kita segera melanjutkan perjalanan, kita tidak bisa lama-lama di sini." ucap Adicandra

Adicandra harus melepaskan sosok yang ikut pada Reza, sebelum semuanya terlambat.

Sebelum meninggalkan pos satu, teman-teman Adicandra merasa sangat gelisah. Terutama mereka harus melewati pos bayangan. Sebuah pos yang konon angker, sementara Reza sedang bermasalah dengan pocong yang kepalanya terpuntir. Seakan-akan, semua yang terjadi di perjalanan pulang saling menggenapkan.

"Can, semua baik-baik saja kan?" tanya salah satu teman di grup Candra

"InsyaAllah, karena itu... sebaiknya kita bergegas turun, pelan namun segera." jawab Adicandra

Sekitar 30 sampai 40 menit yang mereka butuhkan untuk sampai di pos bayangan. Sekali lagi, karena Reza kesakitan, mau tidak mau, kami harus berhenti ketika memungkinkan. Lantaran sudah sampai di pos bayangan, rombongan memutuskan untuk berhenti. Adicandra dan Kalila terlihat sangat khawatir. Mereka bahkan tidak duduk untuk mengaso barang sebentar.

Setelah itu, Adicandra menyandarkan punggung ke pohon besar yang menutupi jurang. Tentu saja dia masih berdiri, tidak mau duduk. Mata Adicandra tak pernah lepas dari Reza yang meringis kesakitan.

Banyak yang yang di lakukan teman-teman Kalila, saat istirahat. Ada yang minum, ada yang memakan cemilan. Ada pula yang mengeluarkan candaan, agar tidak terlalu tegang. Sedangkan guru yang jadi panitia, hanya diam karena tidak tau apa yang hatus dilakukan.

"Jangan buang sampah di sini, kalian harus membawa pulang sampah bekas makan dan minum kalian." ucap Kalila

"Siaaaappp" jawab teman-temannya

Saat sedang asyik berbincang dan bercanda pelan, mereka di kejutkan dengan satu gerakan.

Yaitu Reza yang tiba-tiba berdiri. Teman-temannya mengira, bila sakitnya sudah reda. Namun tidak dengan Adicandra dan Kalila, justru mereka semakin waspada. Sehingga membuat teman-teman Kalila pun ikut berdiri dan waspada.

'Ada apa?'

'Saleh terlihat aneh'

'Benar, lalu apa yang harus kita lakukan?'

'Kita tunggu apa yang akan di lakukan oleh Adicandra dan Kalila., karena mereka yang lebih tau.'

Sedangkan guru yang jadi pembinanya, malah terlihat semakin gusar dan bingung.

Terlihat Reza membuang napas dengan keras dari mulutnya. Setelah itu, dia merintih dengan keras. Semua rombongan sigap mendekat, siap-siap kalau Reza tumbang. Namun, mereka salah mengira. Bahkan Adicandra dan Kalila, tidak mendengar apapun atau menebak apa yang akan terjadi

"REZA" teriak semua orang

Mereka semua menahan napas. Adicandra dan Kalila lengah. Reza berlari dengan cepat seperti orang yang tidak pernah merasakan sakit. Reza berlari dengan cepat menuju jurang yang posisinya menjauhi rombongan. Semua hendak mengejar, tapi sudah terlambat.

Tidak ada dari mereka yang bisa mengejar Reza.

Adicandra dan Kalila merasa kesal, karena yang bisa menggunakan kemampuan menghentikan atau menggerakkan suatu media adalah Amira dan Anisa.

"Apa yang harus kita lakukan?" teriak Kalila, tubuhnya terasa bergetar. Biasa mereka ber sepuluh, kini mereka hanya berdua. Sehingga membuat tubuhnya bergetar, karena takut terjadi sesuatu pada temannya tersebut.

"Kalila tenanglah, jangan membuat aku ikut panik." jawab Adicandra

Namun, Allah masih sayang kepada Reza. Dia memang berlari ke jurang. Sudah pasti ingin melompat. Namun, dia lari lurus menabrak pohon besar yang tumbuh di tepi jurang.

Bruaaak!

Reza menabrak pohon, lalu tumbang, terpental ke belakang. Dia langsung berdiri, lalu berlari lagi. Sekali lagi, dia menabrak pohon dengan keras. Hidungnya berdarah, matanya merah. Ketika hendak untuk berdiri ketiga kalinya, Adicandra dan teman-teman laki-lakinya berhasil menahannya. Mereka menyeret Reza menjauh dari jurang. Mata Reza yang merah itu hanya fokus kepada pohon yang "melindungi" dia dari mulut jurang.

Reza memberontak, mengerang pendek, lalu pingsan. Adicandra dan Kalila membaca doa di samping Reza yang tak sadarkan. Napasnya memburu. Seperti baru saja lari maraton 10 kilometer.

Melihat gelagat Reza, akhirnya semua orang sadar bahwa pocong dengan kepala terpuntir itu berhasil menguasai tubuh teman mereka.

"Pocong ini tidak akan mau keluar sebelum kita meninggalkan Gunung Merapi. Karena gunung ini menolak kehadiran pocong yang merasuki Reza." ucap Kalila, akhirnya semua rombongan mengetahui bila sosok lain sudah ada dalm diri Reza.

"Naikan dia ke atas punggung bapak, bapak akan menggendongnya." ucap guru yang menjadi pembimbing rombongan tersebut.

Akhirnya Adicandra, dibantu oleh teman lainnya mengangkat tubuh Reza dan menaikkannya ke punggung guru tersebut. Para gadis hanya menatap ngeri pada Reza dan juga masih merasakan trauma, dimana mereka menyaksikan Reza yang ingin melompat ke jurang.

Berbagai dugaan di kepala mereka, antara sosok tersebut sudah mengikuti Reza sejak masih di bawah. Atau... ada yang sengaja mengirim sosok itu, untuk menghabisi Reza. Tak ada yang bisa mereka pastikan,

Secara bergantian, Reza di gendong dari punggung satu ke punggung lainnya. Adicandra dan Kalila hanya bisa melindungi mereka menggunakan perisai, agar sosok-sosok yang ada di sekitar mereka tidak ikut juga.

.

Begitu mereka lepas dari kawasan Gunung Merapi, Reza langsung sadar. Namun, matanya masih merah dan sulit konsentrasi. Begitu Reza di turunkan ke tanah, dia seperti orang yang kehilangan ingatan. Satu hal yang Reza ingat adalah dia seperti berjalan ke sebuah genangan air yang sangat luas. Dia berjalan pelan sampai air sebatas dada.

Setelah itu, dia merasakan dingin yang teramat sangat di tubuh bagian bawah. Dingin itu lalu merambat ke atas. Ketika air sudah sampai di batas mata, dia kehilangan kesadaran. Tidak sepenuhnya gelap. Ada sebuah titik sinar di mana dia mencoba berenang ke sana, tapi tidak kunjung sampai.

Sebelum kehabisan harap, sebelum sepenuhnya gelap, dia melihat sosok pocong dengan kepala terpuntir. Pocong itu berwajah bersih, terlihat sedih. Setelah itu Reza tidak ingat apa-apa. Termasuk usahanya untuk melompat ke jurang.

Mas Asih mengangguk dan tersenyum, ia pun menatap Adicandra dan Kalila.

"Jangan terkejut, kenapa alasan kalian tidak bisa menggunakan kekuatan kalian secara utuh. Karena memang di sini, kekuatan ghaib nya cukup besar. " ucap mas Asih, yang tentu saja mengejutkan Adicandra dan Kalila. Jadi beliau tau, mengenai kemampuan yang mereka miliki.

...****************...

Baru dia cerita, masuk ga ya cerita lainnya?

Jangan lupa like, komen, gift, vote, dan masukin ke dalam favorit.... 🥰🥰🥰

...Happy Reading all💓💓💓...

Terpopuler

Comments

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

Alhamdulillah Reza selamat

2024-04-26

1

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

saleh

2024-04-26

1

Ty

Ty

bikin deg-degan aja

2024-03-16

1

lihat semua
Episodes
1 Sosok Berkebaya Merah
2 NUR
3 NUR 2
4 Nur 3
5 Akhir dari Sania
6 Hari Kompetisi
7 Dania dkk
8 Dihadang
9 Detik-detik Terbongkar Identitas
10 Terbongkar Sudah
11 Yogyakarta
12 Otewe Gunung Merapi
13 Gunung Merapi
14 Pocong Kepala Terpuntir
15 Tersesat
16 Harun
17 Membawa Pulang Harun
18 Cerita di Balik Kematian Sosok Itu
19 Ditemukannya Jenazah Cahyo
20 Roni
21 Berburu Oleh-oleh
22 Berlibur ke Lombok Utara
23 Gramedia
24 Wanita Itu
25 Makhluk Hitam Mengelilingi Berugak
26 Melawan Sosok Itu
27 Kepergian Surya
28 Desa Tak Kasat Mata
29 Siapa dia?
30 si Casper Sisil
31 Esmerald
32 Genting
33 MEREKA
34 Cerita di Balik Kematian Para Arwah
35 Sosok itu ternyata....
36 Masih Bertarung
37 Part 37
38 Menuju Kediaman Pelaku
39 ANIN
40 Kondisi Anin
41 Kondisi Anin Membaik
42 Cari Masalah
43 Hanya Pion
44 Penyesalan Mita
45 Pertolongan untuk keluarga Mita
46 Mita
47 Amukan Mona
48 Masih dengan Amukan Mona
49 Kepergian Mona
50 Pemakaman
51 Cieeee
52 Ruang Baca
53 Eli
54 Kematian Eli
55 Gilang
56 Fakta lain, Amarah Anin dan Eli
57 Eli Lepas Kendali
58 Syamil
59 Anin Ngambek
60 Trauma Masa Lalu
61 Insiden Kecil
62 Rindu
63 Kedatangan Erika
64 Sosok disamping Rindu
65 Nah loh
66 Anin dan Haidar
67 Dibalik Kematian Orang Tua Syamil
68 Part 68
69 Part 69
70 Desa Gondo Mayit
71 Tersesat
72 Weltuk
73 Pemakaman Lagi??
74 Desa Gondo Mayit 2
75 Akhirnya
76 Akhir Cerita Desa Gondo Mayit
77 Part 77
78 Rencana
79 Ada apa dengan Haidar
80 Pernyataan Haidar
81 Pertolongan
82 Akhir Edward, Mikasa dan Eli
83 Mukjizat
84 Kekecewaan Citra dan Rindu
85 Hantu Koma
86 Ars
87 Part 87
88 Ars 2
89 Keterkejutan Elang
90 Interogasi
91 Insiden Membawa Jodoh
92 Sadarnya Ramli
93 Sosok Hantu Kecil
94 Kirana dalam Bahaya
95 Penyelamatan Kirana
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Sosok Berkebaya Merah
2
NUR
3
NUR 2
4
Nur 3
5
Akhir dari Sania
6
Hari Kompetisi
7
Dania dkk
8
Dihadang
9
Detik-detik Terbongkar Identitas
10
Terbongkar Sudah
11
Yogyakarta
12
Otewe Gunung Merapi
13
Gunung Merapi
14
Pocong Kepala Terpuntir
15
Tersesat
16
Harun
17
Membawa Pulang Harun
18
Cerita di Balik Kematian Sosok Itu
19
Ditemukannya Jenazah Cahyo
20
Roni
21
Berburu Oleh-oleh
22
Berlibur ke Lombok Utara
23
Gramedia
24
Wanita Itu
25
Makhluk Hitam Mengelilingi Berugak
26
Melawan Sosok Itu
27
Kepergian Surya
28
Desa Tak Kasat Mata
29
Siapa dia?
30
si Casper Sisil
31
Esmerald
32
Genting
33
MEREKA
34
Cerita di Balik Kematian Para Arwah
35
Sosok itu ternyata....
36
Masih Bertarung
37
Part 37
38
Menuju Kediaman Pelaku
39
ANIN
40
Kondisi Anin
41
Kondisi Anin Membaik
42
Cari Masalah
43
Hanya Pion
44
Penyesalan Mita
45
Pertolongan untuk keluarga Mita
46
Mita
47
Amukan Mona
48
Masih dengan Amukan Mona
49
Kepergian Mona
50
Pemakaman
51
Cieeee
52
Ruang Baca
53
Eli
54
Kematian Eli
55
Gilang
56
Fakta lain, Amarah Anin dan Eli
57
Eli Lepas Kendali
58
Syamil
59
Anin Ngambek
60
Trauma Masa Lalu
61
Insiden Kecil
62
Rindu
63
Kedatangan Erika
64
Sosok disamping Rindu
65
Nah loh
66
Anin dan Haidar
67
Dibalik Kematian Orang Tua Syamil
68
Part 68
69
Part 69
70
Desa Gondo Mayit
71
Tersesat
72
Weltuk
73
Pemakaman Lagi??
74
Desa Gondo Mayit 2
75
Akhirnya
76
Akhir Cerita Desa Gondo Mayit
77
Part 77
78
Rencana
79
Ada apa dengan Haidar
80
Pernyataan Haidar
81
Pertolongan
82
Akhir Edward, Mikasa dan Eli
83
Mukjizat
84
Kekecewaan Citra dan Rindu
85
Hantu Koma
86
Ars
87
Part 87
88
Ars 2
89
Keterkejutan Elang
90
Interogasi
91
Insiden Membawa Jodoh
92
Sadarnya Ramli
93
Sosok Hantu Kecil
94
Kirana dalam Bahaya
95
Penyelamatan Kirana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!