Otewe Gunung Merapi

"Alhamdulillah, akhirnya rebahan juga ya Allah. Nikmat mana yang kau dustakan, Anin?" ucap Anin yang langsung merebahkan tubuhnya, namun langsung di tarik oleh Adikirana.

"Kamu dulu yang ke kamar mandi, cepetan bersiin badannya. Kalo kamu terakhir, bahaya. Malah udah ada di awang-awang kamunya, buruan bangun." ucap Adikirana menegur Anin, Anin memonyongkan bibirnya kesal.

"Iya iya, cerewet banget kau ni. Ambilin handuk sama bajunya" jawab Anin

"Iya iya, dah sana masuk ke kamar mandi. Nanti aku bawain handuk sama baju gantinya, lelet." ucap Anisa

"Kenpalah mereka ini, ga bisa liat orang seneng."

"NGGAK BISA, KALO ITU KAMU" ucap mereka berempat dengan serempak

"ISSHHHH" Anin bergegas masuk ke kamar mandi

"JANGAN TIDUR DI KAMAR MANDI, YANG LAIN JUGA MAU MANDI" teriak Amira

"IYAAAAAA" jawab Anin tak kalah keras

"Oya, wali kelas bilang seandainya kita di pisah untuk 5 kelompok mau ga? Jadi tiap kelompok, kita bakalan 2 orang- 2 orang sama 8 orang lainnya. Gimana menurut kalian?" tanya Anisa

"Mmmm... gimana ya? Kita nya laki cewek ma sodara kita?" tanya Adikirana, Anisa mengangguk

"Berarti nanti ada yang sama kelas lain ya?" tanya Amira, Anisa lagi-lagi mengangguk

"Yang pasti Yas, ga boleh satu kelompok sama lu sama Anin. Bisa adu mulut nanti di jalan, berisik." jawab Anisa

Amira dan Kalila tertawa, karena itu memang benar.

"Boleh aja, gue ma Haidar kalo gitu." ucap Adikirana

"Es ma es, jangan ah... kasian anggota yang lain. Belum sampe pos, malah pada beku." ucap Amira, yang langsung tos dengan Kalila

"Kalo gitu gue ma abang lo Kal, si Kama." ucap Adikirana

"Panggil dulu yang lakinya ke sini" ucap Anisa

"Nanti aja, kalo udah pada mandi. Mereka juga pasti gant...."

"HANDUK WOYYY... HANDUK, BAJU MANA BAJU?" teriak Anin

"Astaghfirullah, gue lupa. BENTAR" ucap Anisa, ia pun dengan gerak cepat mengambil handuk dan baju salin di tas Anin dan lari ke arah kamar mandi

"Lu mandi apa? Udah kaya mandi ular aja, baru masuk udah keluar lagi." ucap Anisa

"Et dah, yang penting gigi ma sabunan pan. Udah ga usah cerewet, kilat gue mah." jawab Anin, ia segera mengambil handuk dan baju ganti dari tangan Anisa. Dan menutup kembali pintu kamar mandinya, Anisa menggelengkan kepalanya.

"Kita emang nyuruh cepet, tapi ga secepet ini juga kali Nin." ucap Anisa, ia pun kembali berkumpul dengan yang lain.

ceklek

Pintu kamar mandi terbuka

"Lu ga keramas?" tanya Adikirana

"Nggak, masih wangi kok. Besok kan bisa, lagian gue pengen tidur cepet. Kalo keramas mah lama, kudu nunggu rambut kering dulu. Duhh... ribet" jawab Anin, ia langsung merebahkan kembali tubuhnya.

"Jangan tidur dulu, kita lagi badami ini." ucap Kalila

"Badami apa lagi, tadi udah di tahan buat mandi dulu." protes Anin

"Kita bakal di pecah jadi 5 kelompok, barengan 8 anggota lainnya. Setuju ga lu?" jawab Amira

"Setuju setuju aja gue mah, asal jangan sama Yas. Udah ah, gue mau tidur. Terserah pembagiannya kata gimana, pokonya gue jangan sampe sama abang gue TITIK" Anin merebahkan kembali tubuhnya dan benar saja, tak lama ia lun langsung terlelap

"Gila sih, bisa cepet gitu ya tuh bocah." ucap Kalila menggelengkan kepalanya.

"Ya udah sekarang kita bebersih dulu aja, nanti kita panggil yang lainnya." ucap Anisa, di angguki ketiga saudarinya.

.

.

"Jadi deal ya, gini aja..... Yas ma gue, Kama ma Adikirana, Haidir ma Amira, Haidar ma Anin, Adicandra ma Kalila." ucap Anisa

"Iya, udah gitu aja. Aman tentram, dunia juga terasa damai." jawab Haidir

"Lu kata kita mau perang apa?" celetuk Kama

"Ni bocah, kebluk bet dah. Dari kapan?" tanya Yas, melihat adiknya masih nyenyak

"Astaghfirullah, belum Ashar dia" ucap Anisa

Yas segera memukul Anin menggunakan bantal

Bugh

Bugh

"Bangun ga lu, enyak bangunin dari pagi. Masih molor aja lu, hah?" ucap Yas, membuat yang lain menahan tawa

"Bentaran napa nyak, 5 menit lagi." jawab Anin yang masih menutup matanya

"Kagak ada, liat ayam aja udah negjogrog di nyari makan. Nah lu udah jam 5 sore, masih anteng aja di mari. Bangun kagak lu, kalo kagak bangun gua ambil aer bakal nyiram lu." ucap Yas lagi, mendengar jam 5 sore. Anin langsung bangun

"Awww... Shhhh, pala gue" pecahlah tawa orang-orang di kamar tersebut

"Bangun pelan-pelan Nin, udah jam 5. Belum Ashar, buruan gih." ucap Anisa

"Iya" jawab Anin segera turun dari ranjang, yang lain hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Berasa mimpi di marahin enyaknya si si Doel gue tadi, gue berasa jadi Mandra." ucapnya seraya melangkah ke kamar mandi, tawa saudaranya kembali pecah.

.

.

Malam berganti pagi, kini semua orang sudah selesai sarapan. Anin terlihat lebih segar, ia tidak kembali tidur setelah Subuhan tadi. Ia dan saudaranya segera turun sarapan jam 5, sehingga kini pukul set 6 sudah siap sedia.

"Oke... semua sudah hadir?" tanya guru

"Sudaaaaaahhhhhh"

"Sebelum ke puncak, kita akan melewati beberapa pos. Dan juga melewati yang namanya jembatan setan, geger boyo, dan pasar bubrah. Hati-hati, karena ada cerita di setiap posnya. Agar kita semua selamat selama perjalanan mendaki dan juga kembali dengan selamat, alangkah baiknya kita berdo'a menurut agamanya masing-masing. Berdoa dimulai"

"Selesai, seperti pembicaraan di awal. Akan ada 16 kelompok, pembagian kelompok sudah di buat oleh bu Layla. Kita mulai bergerak dari kelompok 1 dan seterusnya, sekarang bersiap per kelompok." pinta panitia

Kembara kembar 10 pun terpisah, seperti yang di rencanakan mereka kemarin malam.

Setelah 30 menit, pembagian kelompok selesai.

"Baiklah, kita berangkat ya. Bismillah"

Mereka pun satu per satu berjalan, mengikuti guru dan juga tour guide yang akan menuntun mereka naik ke puncak.

Awal yang ceria, di temani cuaca yang mendukung. Canda tawa menghiasi perjalanan mereka,

"Tumben, cerah banget muka kamu" ucap Haidar pada Anin, Anin menoleh dan tersenyum kesal

"Terus aku harus gimana sebenernya, ga semangat di omelin. Semangat di tumbenin, masa iya gue bawa karpet aladin sih biar bisa rebahan naik gunungnya." jawab Anin, Haidar tersenyum dan mengacak rambut Anin yang di ikat satu tersebut. Membuat Anin kesal, karena rambutnya jadi berantakan.

Sedangkan anggota yang lainnya, terutama para perempuan. Berteriak tertahan, karena melihat senyuman langka Haidar.

'AAAAAA.... lu liat kagak tadi senyumnya Haidar.?'

'Bisa meleleh gue, ga papa dah. Mau sejauh apapun mendaki, akan aku ikuti. Asal bisa menatap pangeran tampan, seharian.'

'Beruntung banget sekolompok ma mereka, lu liat liat badan gue.'

'Kenapa badan lu?'

'Langsung kena cas ini, penuh.'

Mereka pun cekikikan, begitu juga dengan Anin yang mendengarnya. Ia menyenggol lengan Haidar, dan Haidar hanya memutar malas bola matanya.

Anin tersenyum, ia menyanyikan lagu ninja Hatori selama di perjalanan.

...****************...

Jangan lupa like, komen, gift, vote, dan masukin ke dalam favorit.... 🥰🥰🥰

...Happy Reading all💓💓💓

...

Terpopuler

Comments

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

😂😂

2024-04-25

0

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

😂😂

2024-04-25

1

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

😂😂😂

2024-04-25

0

lihat semua
Episodes
1 Sosok Berkebaya Merah
2 NUR
3 NUR 2
4 Nur 3
5 Akhir dari Sania
6 Hari Kompetisi
7 Dania dkk
8 Dihadang
9 Detik-detik Terbongkar Identitas
10 Terbongkar Sudah
11 Yogyakarta
12 Otewe Gunung Merapi
13 Gunung Merapi
14 Pocong Kepala Terpuntir
15 Tersesat
16 Harun
17 Membawa Pulang Harun
18 Cerita di Balik Kematian Sosok Itu
19 Ditemukannya Jenazah Cahyo
20 Roni
21 Berburu Oleh-oleh
22 Berlibur ke Lombok Utara
23 Gramedia
24 Wanita Itu
25 Makhluk Hitam Mengelilingi Berugak
26 Melawan Sosok Itu
27 Kepergian Surya
28 Desa Tak Kasat Mata
29 Siapa dia?
30 si Casper Sisil
31 Esmerald
32 Genting
33 MEREKA
34 Cerita di Balik Kematian Para Arwah
35 Sosok itu ternyata....
36 Masih Bertarung
37 Part 37
38 Menuju Kediaman Pelaku
39 ANIN
40 Kondisi Anin
41 Kondisi Anin Membaik
42 Cari Masalah
43 Hanya Pion
44 Penyesalan Mita
45 Pertolongan untuk keluarga Mita
46 Mita
47 Amukan Mona
48 Masih dengan Amukan Mona
49 Kepergian Mona
50 Pemakaman
51 Cieeee
52 Ruang Baca
53 Eli
54 Kematian Eli
55 Gilang
56 Fakta lain, Amarah Anin dan Eli
57 Eli Lepas Kendali
58 Syamil
59 Anin Ngambek
60 Trauma Masa Lalu
61 Insiden Kecil
62 Rindu
63 Kedatangan Erika
64 Sosok disamping Rindu
65 Nah loh
66 Anin dan Haidar
67 Dibalik Kematian Orang Tua Syamil
68 Part 68
69 Part 69
70 Desa Gondo Mayit
71 Tersesat
72 Weltuk
73 Pemakaman Lagi??
74 Desa Gondo Mayit 2
75 Akhirnya
76 Akhir Cerita Desa Gondo Mayit
77 Part 77
78 Rencana
79 Ada apa dengan Haidar
80 Pernyataan Haidar
81 Pertolongan
82 Akhir Edward, Mikasa dan Eli
83 Mukjizat
84 Kekecewaan Citra dan Rindu
85 Hantu Koma
86 Ars
87 Part 87
88 Ars 2
89 Keterkejutan Elang
90 Interogasi
91 Insiden Membawa Jodoh
92 Sadarnya Ramli
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Sosok Berkebaya Merah
2
NUR
3
NUR 2
4
Nur 3
5
Akhir dari Sania
6
Hari Kompetisi
7
Dania dkk
8
Dihadang
9
Detik-detik Terbongkar Identitas
10
Terbongkar Sudah
11
Yogyakarta
12
Otewe Gunung Merapi
13
Gunung Merapi
14
Pocong Kepala Terpuntir
15
Tersesat
16
Harun
17
Membawa Pulang Harun
18
Cerita di Balik Kematian Sosok Itu
19
Ditemukannya Jenazah Cahyo
20
Roni
21
Berburu Oleh-oleh
22
Berlibur ke Lombok Utara
23
Gramedia
24
Wanita Itu
25
Makhluk Hitam Mengelilingi Berugak
26
Melawan Sosok Itu
27
Kepergian Surya
28
Desa Tak Kasat Mata
29
Siapa dia?
30
si Casper Sisil
31
Esmerald
32
Genting
33
MEREKA
34
Cerita di Balik Kematian Para Arwah
35
Sosok itu ternyata....
36
Masih Bertarung
37
Part 37
38
Menuju Kediaman Pelaku
39
ANIN
40
Kondisi Anin
41
Kondisi Anin Membaik
42
Cari Masalah
43
Hanya Pion
44
Penyesalan Mita
45
Pertolongan untuk keluarga Mita
46
Mita
47
Amukan Mona
48
Masih dengan Amukan Mona
49
Kepergian Mona
50
Pemakaman
51
Cieeee
52
Ruang Baca
53
Eli
54
Kematian Eli
55
Gilang
56
Fakta lain, Amarah Anin dan Eli
57
Eli Lepas Kendali
58
Syamil
59
Anin Ngambek
60
Trauma Masa Lalu
61
Insiden Kecil
62
Rindu
63
Kedatangan Erika
64
Sosok disamping Rindu
65
Nah loh
66
Anin dan Haidar
67
Dibalik Kematian Orang Tua Syamil
68
Part 68
69
Part 69
70
Desa Gondo Mayit
71
Tersesat
72
Weltuk
73
Pemakaman Lagi??
74
Desa Gondo Mayit 2
75
Akhirnya
76
Akhir Cerita Desa Gondo Mayit
77
Part 77
78
Rencana
79
Ada apa dengan Haidar
80
Pernyataan Haidar
81
Pertolongan
82
Akhir Edward, Mikasa dan Eli
83
Mukjizat
84
Kekecewaan Citra dan Rindu
85
Hantu Koma
86
Ars
87
Part 87
88
Ars 2
89
Keterkejutan Elang
90
Interogasi
91
Insiden Membawa Jodoh
92
Sadarnya Ramli

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!