Akhir dari Sania

Dengan menatap penuh kebencian, Siska meminta Rama segera mengikatnya.

"Apa-apaan bu? Kenapa ibu begini sama Sania? Sania salah apa bu?" tanya sahabat Nur, tubuh Sania masih belum bisa bergerak. Karena Amira menahannya, Rama hanya menurut saja apa yang diminta ibu dari kekasihnya itu.

Setelah terikat, barulah Amira melepaskan kekuatannya menghentikan gerakan Sania tadi.

"Ada apa ini sebenarnya?" tanya Budi

"Putri kita tidak baik-baik saja yah, dan aku yakin... ini ada hubungannya dengan Sania." jawab Siska menangis, lalu kembali menatap tajam pada Sania

GLEK

"Apa maksud ibu?" kesepuluh bersaudara itu menghembuskan nafas mereka

Kama dan Adicandra segera mendekati kedua pria itu, dengan cara yang sama dengan yang di lakukan oleh Kalila. Mereka berdua, akhirnya melihat kondisi Nur yang sebenarnya.

"Astaghfirullah, Nur" ucap kedua pria itu

"Kita tak ada waktu lagi, tolong bawa Nur ke kamarnya." titah Yas

"CEPAT" bentak Haidar yang gemas, karena melihat ayah dan kekasih Nur malah terlihat bingung.

Rama segera mengangkat tubuh Nur, air matanya lolos. Bagaimana bisa? Tubuh kekasihnya sekurus ini, ia seperti mengangkat sebuah bantal guling.. RINGAN

"Bawa dia masuk" ucap Haidar, seraya menunjuk Sania.

Adicandra dan Haidir pun segera menyeret paksa, karena Sania menolak untuk ikut. Kabut hitam yang mengelilingi Sania, semakin besar.

Rama membaringkan tubuh Nur perlahan ke atas ranjang, ia pun di minta mundur. Mereka melihat lemari yang mengeluarkan kabut hitam, sama dengan Sania.

Sedangkan Sania di ikat lagi, di bangku belajar milik Nur.

"Keluarkan boneka itu" titah Anin

DEG

Tentu saja Sania mulai panik dan kalang kabut, bagaimana mereka bisa tau? Dia hanya mengenal ke sepuluh orang itu, tapi tidak tau apa yang mereka miliki.

'Bagaimana ini?' gumamnya dalam hati, Sania semakin gusar

Saat pintu di buka, angin berhembus dengan sangat kencang dari dalam sana. Budi, Siska dan Rama terkejut, karena mereka juga bisa melihat sosok berkebaya merah itu.

Saat akan mengambil boneka itu, Yas terpental. Karena sosok itu mengibaskan tangannya.

BRUGH

"YAS" teriak mereka serempak

"Aku baik-baik saja, sebaiknya kalian segera mengambil boneka itu." ucap Yas

Karena mereka yang hanya terfokus pada Yas, sosok itu langsung masuk ke tubuh Nur yang sudah tak terpasang perisai. Adikirana melupakannya, tadi ia sempat kehilangan kekuatannya sekejap.

'AAAAAAAAAA..... SEBAIKNYA KALIAN PERGI!!! TAK USAH IKUT CAMPUR URUSANKU!! ANAK-ANAK S*ALAN!!!' ucap Nur yang kini tengah di rasuki, semua mata yang tadinya menatap pada Yas. Kini mereka mengalihkan tatapan mereka pada Nur, Budi, Siska dan Rama terkejut.

Karena saat ini, Nur dalam posisi menempel di dinding. Dengan tubuhnya, yang merangkak cepat ke atap. Rambutnya yang acak-acakan, dan wajahnya yang mengerikan. Siska menjerit, ia histeris melihat putrinya yang ada di atas sana.

BRUGH

Saking lemasnya, Siska pun terjatuh duduk. Dengan kepala menengadah ke atas, melihat sang putri. Budi dan Rama, terdiam mematung. Ini merupakan kali pertama, mereka melihat hal seperti ini.

"A-apa ini?" tanya Budi

"Nur" panggil Rama tak percaya, dengan apa yang ia lihat

Yas pun bangun, ia ikut bergabung dengan saudara dan saudarinya.

"Kita bagi 2 kelompok, satu pada boneka itu dan satunya pada Nur." ucap Haidar

"TUTUP PINTUNYA" teriak Anisa, saat ia melihat makhluk itu akan membawa tubuh Nur keluar.

Amira langsung mengibaskan tangannya dan...

BRAK

CEKLEK

Tentu saja keempat orang itu, semakin terkejut dengan kemampuan yang dimiliki kesepuluh remaja tersebut.

Adikirana langsung memasang perisai, di sekeliling kamar Nur. Agar sosok itu tidak bisa kabur, lewat mana pun.

Makhluk yang merasuki Nur langsung menoleh, tatapannya nyalang. Ia marah, karena manusia yang menjadi targetnya terancam gagal ia santap.

Sosok itu berbalik, namun dengan kepalanya yang memutar terlebih dahulu. Dan itu membuat Siska juga Budi berteriak, sedangkan Rama shock bukan main.

KRETEK KRETEK

"TIDAAAAKKK" teriak Siska dan Budi, tubuh Siska sudah bergetar hebat

Putrinya, tubuh putrinya.

Setelah kepalanya yang memutar, barulah tubuhnya pun ikut mengarah pada mereka.

'KALIAAAANNN SUDAH MENGHALANGIKU, AKU HANYA MENGINGINKAN SANTAPANKU!!! AKU TIDAK TERIMA, AKU AKAN MENGHABISI KALIAN SEMUAAAAA!!!' teriak sosok itu, membuat kamar bergetar. Bahkan sosok itu mengeluarkan angin, yang memporak porandakan kamar Nur.

Saat vas bunga hampir mengenai ibu Siska, Anisa membelokan vas itu. Sehingga membentur dinding, terdengar suara nyaring pecahan vas.

"Kau tidak akan bisa mendapatkan teman kami, kau akan kami habisi terlebih dahulu. ." ucap Anin dengan menatap tajam sosok itu

'AAAAAAAAAAAA....' makhluk itu berteriak karena kesal dan juga marah

Tubuh Sania bergetar, ia memang yang sudah mengirim sihir ini. Tapi ia tidak tau, bila sosok itu seperti ini.

Haidar, Anin, Amira, Adikirana dan Kama. Mereka berbalik dan fokus pada boneka, ternyata tidak semudah itu. Pada boneka itu, seperti terpasang perisai sihir.

"Bagaimana ini?" tanya Amira

Sedangkan di tempat lain, seorang dukun sedang sibuk menahan perisai yang terpasang pada boneka tersebut.

"Tenaga anak-anak itu tidak bisa di remehkan" ucapnya, bahkan di mulutnya sudah keluar darah.

Ia kembali melakukan penyembuhan pada dirinya sendiri, dan memulai lagi mempertahankan perisai tersebut.

Kembali ke kamar Nur

Yas, Haidir dan Adicandra. Mereka mengeluarkan kekuatannya di telapak tangan, mereka membentuk rantai dari cahaya itu

"Rantai dia" titah Yas

Sedangkan Anisa dan Kalila, kini sedang menahan pergerakan sosok itu.

"CEEEEPPPAAAATTT" teriak Anisa yang mulai kelelahan

SRIIING

SRIIIING

SRIIING

Rantai itu membelit leher dan kedua pergelangan tangan Nur, sampai terdengar kembali lengkingan dari mulutnya. Ketiga pria itu menarik Nur sampai....

BRUGH

Tubuh Nur pun terbanting ke lantai, sudah di pastikan saat ia sadar nanti. Tubuhnya tidak baik-baik saja, rumah sakit sudah menunggu.

Anisa naik ke atas punggung Nur, ia memegang kepala Nur.

"Tahan ikatan kalian, Kalila bantu aku." ucap Anisa, Kalila pun ikut memegang bahu Nur.

Bersamaan dengan terbelenggunya sosok itu, Haidar dan Kama berhasil melepaskan perisai pada boneka.

Anin dan yang lainnya, serempak membaca ayat kursi. Terdengar teriakan yang sangat kencang di ruangan itu, bahkan rasa sakit yang di rasakan sosok itu. Dirasakan pula oleh Sania, di saat sosok itu berteriak, Sania juga ikut berteriak. Membuat Budi, Siska dan Rama mengalihkan tatapan mereka pada Sania. Sania menggeliatkan tubuhnya, ia bergerak seperti cacing kepanasan.

"TIDAAAAKKKK.... HENTIKKAAAAANNN" teriak Sania

"ANIN SEKARANG" teriak Haidar

Anin mengangguk, ia mengeluarkan api dari telapak tangannya dan ia arahkan pada boneka itu.

"ALLAHU AKBAR" teriak Anin dan Anisa, Anisa yang menarik roh itu dari tubuh Nur dan melemparnya ke sudut lain.

BRUSSHHHH

Api membakar tiga titik, boneka, sosok berkebaya merah dan..... SANIA

Sania berteriak kesakitan, karena tubuhnya yang terbakar. Semua panik, Kalila dan Kama mengeluarkan air dari telapak tangannya dan menyiram tubuh Sania.

Namun terlambat, sebagian besar tubuh Sania sudah terbakar.

"T-tolong...

...****************...

Jangan lupa like, komen, gift, vote, dan masukin ke dalam favorit.... 🥰🥰🥰

...Happy Reading all❤❤❤...

Terpopuler

Comments

mama_im

mama_im

sampe tegang bacanya euy,, aduuhh kejadian spaiderman keulang lg 🤭🤭🤭 si emak doyan banget nempel nempel di dinding, ngefans sama cicak ya mak 🤣🤣🤣🤣

2024-03-07

15

Nita Anita

Nita Anita

Ken Bae ulah di bere hate jalma kawas c Sania .aturan mah ulah di tulungan jalma kawas Kitu mah keun we Sina ilu ka bakar jeng sesembahana .

2024-04-25

1

N'Dön Jùañ Shakespeare

N'Dön Jùañ Shakespeare

ih merinding euy

2024-04-24

1

lihat semua
Episodes
1 Sosok Berkebaya Merah
2 NUR
3 NUR 2
4 Nur 3
5 Akhir dari Sania
6 Hari Kompetisi
7 Dania dkk
8 Dihadang
9 Detik-detik Terbongkar Identitas
10 Terbongkar Sudah
11 Yogyakarta
12 Otewe Gunung Merapi
13 Gunung Merapi
14 Pocong Kepala Terpuntir
15 Tersesat
16 Harun
17 Membawa Pulang Harun
18 Cerita di Balik Kematian Sosok Itu
19 Ditemukannya Jenazah Cahyo
20 Roni
21 Berburu Oleh-oleh
22 Berlibur ke Lombok Utara
23 Gramedia
24 Wanita Itu
25 Makhluk Hitam Mengelilingi Berugak
26 Melawan Sosok Itu
27 Kepergian Surya
28 Desa Tak Kasat Mata
29 Siapa dia?
30 si Casper Sisil
31 Esmerald
32 Genting
33 MEREKA
34 Cerita di Balik Kematian Para Arwah
35 Sosok itu ternyata....
36 Masih Bertarung
37 Part 37
38 Menuju Kediaman Pelaku
39 ANIN
40 Kondisi Anin
41 Kondisi Anin Membaik
42 Cari Masalah
43 Hanya Pion
44 Penyesalan Mita
45 Pertolongan untuk keluarga Mita
46 Mita
47 Amukan Mona
48 Masih dengan Amukan Mona
49 Kepergian Mona
50 Pemakaman
51 Cieeee
52 Ruang Baca
53 Eli
54 Kematian Eli
55 Gilang
56 Fakta lain, Amarah Anin dan Eli
57 Eli Lepas Kendali
58 Syamil
59 Anin Ngambek
60 Trauma Masa Lalu
61 Insiden Kecil
62 Rindu
63 Kedatangan Erika
64 Sosok disamping Rindu
65 Nah loh
66 Anin dan Haidar
67 Dibalik Kematian Orang Tua Syamil
68 Part 68
69 Part 69
70 Desa Gondo Mayit
71 Tersesat
72 Weltuk
73 Pemakaman Lagi??
74 Desa Gondo Mayit 2
75 Akhirnya
76 Akhir Cerita Desa Gondo Mayit
77 Part 77
78 Rencana
79 Ada apa dengan Haidar
80 Pernyataan Haidar
81 Pertolongan
82 Akhir Edward, Mikasa dan Eli
83 Mukjizat
84 Kekecewaan Citra dan Rindu
85 Hantu Koma
86 Ars
87 Part 87
88 Ars 2
89 Keterkejutan Elang
90 Interogasi
91 Insiden Membawa Jodoh
92 Sadarnya Ramli
93 Sosok Hantu Kecil
94 Kirana dalam Bahaya
95 Penyelamatan Kirana
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Sosok Berkebaya Merah
2
NUR
3
NUR 2
4
Nur 3
5
Akhir dari Sania
6
Hari Kompetisi
7
Dania dkk
8
Dihadang
9
Detik-detik Terbongkar Identitas
10
Terbongkar Sudah
11
Yogyakarta
12
Otewe Gunung Merapi
13
Gunung Merapi
14
Pocong Kepala Terpuntir
15
Tersesat
16
Harun
17
Membawa Pulang Harun
18
Cerita di Balik Kematian Sosok Itu
19
Ditemukannya Jenazah Cahyo
20
Roni
21
Berburu Oleh-oleh
22
Berlibur ke Lombok Utara
23
Gramedia
24
Wanita Itu
25
Makhluk Hitam Mengelilingi Berugak
26
Melawan Sosok Itu
27
Kepergian Surya
28
Desa Tak Kasat Mata
29
Siapa dia?
30
si Casper Sisil
31
Esmerald
32
Genting
33
MEREKA
34
Cerita di Balik Kematian Para Arwah
35
Sosok itu ternyata....
36
Masih Bertarung
37
Part 37
38
Menuju Kediaman Pelaku
39
ANIN
40
Kondisi Anin
41
Kondisi Anin Membaik
42
Cari Masalah
43
Hanya Pion
44
Penyesalan Mita
45
Pertolongan untuk keluarga Mita
46
Mita
47
Amukan Mona
48
Masih dengan Amukan Mona
49
Kepergian Mona
50
Pemakaman
51
Cieeee
52
Ruang Baca
53
Eli
54
Kematian Eli
55
Gilang
56
Fakta lain, Amarah Anin dan Eli
57
Eli Lepas Kendali
58
Syamil
59
Anin Ngambek
60
Trauma Masa Lalu
61
Insiden Kecil
62
Rindu
63
Kedatangan Erika
64
Sosok disamping Rindu
65
Nah loh
66
Anin dan Haidar
67
Dibalik Kematian Orang Tua Syamil
68
Part 68
69
Part 69
70
Desa Gondo Mayit
71
Tersesat
72
Weltuk
73
Pemakaman Lagi??
74
Desa Gondo Mayit 2
75
Akhirnya
76
Akhir Cerita Desa Gondo Mayit
77
Part 77
78
Rencana
79
Ada apa dengan Haidar
80
Pernyataan Haidar
81
Pertolongan
82
Akhir Edward, Mikasa dan Eli
83
Mukjizat
84
Kekecewaan Citra dan Rindu
85
Hantu Koma
86
Ars
87
Part 87
88
Ars 2
89
Keterkejutan Elang
90
Interogasi
91
Insiden Membawa Jodoh
92
Sadarnya Ramli
93
Sosok Hantu Kecil
94
Kirana dalam Bahaya
95
Penyelamatan Kirana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!