Nur 3

Kini mereka di perjalanan, setelah tadi mendapatkan bubur. Kini Anisa meminta Nur untuk memakannya, namun baru saja satu suap. Ternyata lambung Nur tidak bisa menerima makanan tersebut, ia kembali memuntahkan makanan tersebut. Padahal Nur sudah bisa melihat makanan dengan benar, namun ternyata n*fsu untuk makannya seperti tidak ada.

"Maafkan aku, mengotori mobil kalian." ucap Nur lemah

"Tidak apa-apa, jangan si pikirkan." jawab Kalila

Mereka ke rumah Nur menggunakan 2 mobil, berkelompok menurut jenis kelamin. Kiwww

"Perutnya terlalu kosong, sehingga tubuh Nur tidak bisa menerima asupan." ucap Anin

"Nur, apa kamu baik-baik saja?" Nur menggelengkan kepalanya pelan

"Tubuhku benar-benar terasa sangat lemas" jawab Nur menyandarkan tubuhnya

Kalila menyalurkan kekuatannya, Nur sedikit terlihat lebih baik.

"Apa di rumah, kamu tinggal sendiri?" tanya Adikirana, yang sedang menyetir

"Tidak, aku tinggal dengan kedua orang tuaku." jawabnya

"Lalu, apa orang tuamu tidak melihat kondisimu seperti ini? Apa kamu pernah menceritakan apa yang kamu alami, pada mereka?" tanya Amira

"Sudah, namun kedua orang tuaku tak percaya. Karena di mata mereka, aku baik-baik saja. Tak ada yang berubah, mereka tidak bisa melihat kondisiku yang seperti ini. Mereka bilang, aku hanya halusinasi."jawab Nur

"Berarti sahabatmu, sengaja menutupnya." gumam Anin

"Bagaimana kalian bisa berteman?" tanya Amira, Nur terdiam. Ia mengingat kembali pertemuan pertama mereka, saat awal masuk SMP.

"Saat penerimaan murid baru di SMP, ternyata aku satu kelas dengannya. Dia merupakan murid pendiam, saking diamnya. Ia hanya duduk di bangkunya, tanpa mau berkenalan dengan teman yang lain. Aku yang memang pembawaannya tidak bisa diam, mendekatinya dan mengajak dia berkenalan." Nur menghembuskan nafasnya pelan

"Dia mau menerimaku menjadi teman, sejak saat itu. Kami pun selalu bersama, lambat laun... aku tau sifatnya yang keras kepala, ingin menang sendiri, keras, bertemperamen buruk dan selalu memonopoli aku. Dia tidak suka bila aku berteman dengan yang lain, hanya boleh dengannya. Aku mencoba mengerti, selama aku berteman dengannya. Aku selalu mengalah, selalu menjaga ucapanku agar tidak menyinggung perasaannya. Karena bila ia sudah tersinggung, maka ia akan mengamuk seperti bukan dirinya. Dia baik, sangat baik. Tapi... seperti itu, aku tidak boleh bermain dengan yang lain. Lambat laun, aku pun bisa menerimanya dan terbiasa dengan sifat juga sikapnya."

"Sejak menginjak di bangku SMA, dia jadi lebih pendiam. Aku tidak tau apa yang membuatnya seperti itu, sampai sekarang. Saat aku tanya kenapa? Dia hanya menjawab, aku ingin berubah. Karena pria yang dia sukai, menyukai wanita yang pendiam dan anggun. Aku tersenyum mendengarnya, aku pikir baguslah. Kalo ia sibuk dengan pria, aku bisa terbebas darinya. Tapi, ia tak pernah mengatakan siapa pria itu. Setiap kali aku tanya, ia hanya menjawab. Aku tidak akan memberitahukan nya padamu, nanti kamu merebutnya. Sampai Rama mendekatiku dan mengajakku berkencan, dia terlihat sangat senang saat itu dan mendukung hubungan kami. Makanya, aku tidak menyangka bila ternyata ia menyukai Rama selama ini. Sampai kita menginjak kelas 3 ini pun, ia tak pernah membahas pria yang di sukainya." jawab Nur

"Seandainya aku tau, bila pria yang ia sukai adalah Rama. Aku tidak akan menerimanya, aku tak ingin hanya karena pria persahabatan kita hancur. Meski ia banyak sifat buruknya, tetapi ia sangat baik padaku. Aku tak pernah berpikiran buruk tentangnya, jadi aku sangat terkejut. Saat kalian memberitahukan,bila dia yang sudah membuatku seperti ini. " lanjut Nur, yang akhirnya meneteskan air mata.

"Kita sudah sampai, apa kamu kuat untuk berjalan?" tanya Adikirana

"Ya" jawab Nur lemah

Mereka berenam pun keluar mobil, Anin dan Anisa kembali memapah Nur.

tok tok

"Assalamu'alaikum" salam Amira, mereka menatap ke sekitar rumah. Rumah yang sederhana, namun terlihat asri.

ceklek

"Wa'alaikum salam... Astgahfirullah, ada apa dengan putri ibu? Masuk nak, masuk." Siska, ibu Nur mempersilahkan mereka semua masuk. Termasuk para lelaki, yang ada di belakang mereka.

"Tolong dudukkan saja di sofa, kenapa Nur di papah. Tubuhnya segar, kok kalian repot membopongnya?" tanya Siska

"Tunggu ya, ibu buatkan dulu minuman." saat Siska hendak pergi, Anin menahannya.

"Nanti saja bu, kondisi Nur semakin melemah. Kita harus segera menolongnya" ucap Anin, Siska semakin merasa bingung. Pasalnya ia melihat putrinya baik-baik saja, tak ada yang aneh.

Kalila mendekati bu Siska, ia mengangkat tangan kanannya.

"Maaf bu, mungkin ini tidak sopan." meski tidak mengerti, Siska hanya diam. Kalila menutup mata bu Siska, dengan telapak tangannya dan menarik ilmu sihir yang ada padanya.

Bu Siska merasa, seperti ada yang tercabut dari matanya. Namun saat membuka mata, ia normal... semua baik-baik saja, begitu melihat sang putri.

Siska histeris, ia terkejut dengan kondisi putrinya yang benar-benar kurus. Dengan lingkar mata yang begitu jelas terlihat, kondisi Nur semakin melemah.

"ASTAGHFIRULLAH, NUUUUURRR." teriaknya, ia pun segera berlari mendekati sang putri. Memeluk tubuh Nur, yang benar-benar sudah tak bertenaga.

"Kenapa kamu bisa seperti ini nak, apa yang terjadi padamu. Selama ini kondisimu baik-baik saja, tapi... tapi ini... hiks" Siska menangis, ia benar-benar tak sanggup melihat anak semata wayangnya hanya sisa tulang berbalut kulit. Benar-benar kurus, tubuh Siska bergetar.

"Bu, kita tidak bisa menjelaskannya sekarang. Nur benar-benar dalam bahaya, kami harus melepaskan ilmu sihir yang dikirim padanya." ucap Yas

DEG

"I-ilmu sihir? S-santet maksudmu?" tanya Siska tergagap

"Ya, sebaiknya kita segera membawa Nur ke kamarnya. Karena benda yang menjadi media, ada di dalam lemarinya." jawab Anin, kedua mata Siska membulat. Siapa yang tega berbuat seperti ini pada putrinya

"Apa kita bisa membawanya bu?" tanya Amira

"Y-ya..." meski Siska bingung, siapa sebenarnya kesepuluh remaja ini.

Saat mereka akan mengangkat tubuh Nur, terdengar suara orang berbincang di luar.

"Assalamu'alaikum" salam mereka yang baru saja masuk

"Bu, kenapa ibu menangis?" tanya Budi yang baru pulang kerja, di belakangnya ada Rama dan... DIA

Kesepuluh orang itu saling tatap, karena mereka bisa melihat ada kabut hitam mengelilingi DIA. Sahabat Nur terkejut, karena di rumah ini banyak orang. Bahkan ia mengenalnya, saat DIA akan pergi keluar kembali. Tubuhnya tiba-tiba kaku, ia tak bisa menggerakkan tubuhnya.

"Kamu...." ucap Amira pada Rama

Rama pun terdiam dan menatap Amira bingung

"Pegang perempuan yang ada di sampingmu, pak ikat dia." ucap Amira, tentu saja hal itu mengejutkan semua orang.

"Apa maksudmu? Dia sahabat Nur, kenapa aku harus mengikatnya?" tanya Budi

"Bapak akan tau jawabannya sebentar lagi, kita tak memiliki banyak waktu." Siska pun langsung paham, ia berlari ke dapur mencari tambang. Setelah menemukannya, ia kembali keluar menghampiri orang-orang tersebut.

Dengan menatap penuh kebencian, Siska meminta Rama segera mengikatnya.

...****************...

Jangan lupa like, komen, gift, vote, dan masukin ke dalam favorit.... 🥰🥰🥰

...Happy Reading all ❤❤❤...

Terpopuler

Comments

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

moga nur selamat

2024-04-24

3

Ty

Ty

waduh mulai ini....

2024-03-14

1

nisa

nisa

menenggangkan...🥴

2024-03-13

1

lihat semua
Episodes
1 Sosok Berkebaya Merah
2 NUR
3 NUR 2
4 Nur 3
5 Akhir dari Sania
6 Hari Kompetisi
7 Dania dkk
8 Dihadang
9 Detik-detik Terbongkar Identitas
10 Terbongkar Sudah
11 Yogyakarta
12 Otewe Gunung Merapi
13 Gunung Merapi
14 Pocong Kepala Terpuntir
15 Tersesat
16 Harun
17 Membawa Pulang Harun
18 Cerita di Balik Kematian Sosok Itu
19 Ditemukannya Jenazah Cahyo
20 Roni
21 Berburu Oleh-oleh
22 Berlibur ke Lombok Utara
23 Gramedia
24 Wanita Itu
25 Makhluk Hitam Mengelilingi Berugak
26 Melawan Sosok Itu
27 Kepergian Surya
28 Desa Tak Kasat Mata
29 Siapa dia?
30 si Casper Sisil
31 Esmerald
32 Genting
33 MEREKA
34 Cerita di Balik Kematian Para Arwah
35 Sosok itu ternyata....
36 Masih Bertarung
37 Part 37
38 Menuju Kediaman Pelaku
39 ANIN
40 Kondisi Anin
41 Kondisi Anin Membaik
42 Cari Masalah
43 Hanya Pion
44 Penyesalan Mita
45 Pertolongan untuk keluarga Mita
46 Mita
47 Amukan Mona
48 Masih dengan Amukan Mona
49 Kepergian Mona
50 Pemakaman
51 Cieeee
52 Ruang Baca
53 Eli
54 Kematian Eli
55 Gilang
56 Fakta lain, Amarah Anin dan Eli
57 Eli Lepas Kendali
58 Syamil
59 Anin Ngambek
60 Trauma Masa Lalu
61 Insiden Kecil
62 Rindu
63 Kedatangan Erika
64 Sosok disamping Rindu
65 Nah loh
66 Anin dan Haidar
67 Dibalik Kematian Orang Tua Syamil
68 Part 68
69 Part 69
70 Desa Gondo Mayit
71 Tersesat
72 Weltuk
73 Pemakaman Lagi??
74 Desa Gondo Mayit 2
75 Akhirnya
76 Akhir Cerita Desa Gondo Mayit
77 Part 77
78 Rencana
79 Ada apa dengan Haidar
80 Pernyataan Haidar
81 Pertolongan
82 Akhir Edward, Mikasa dan Eli
83 Mukjizat
84 Kekecewaan Citra dan Rindu
85 Hantu Koma
86 Ars
87 Part 87
88 Ars 2
89 Keterkejutan Elang
90 Interogasi
91 Insiden Membawa Jodoh
92 Sadarnya Ramli
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Sosok Berkebaya Merah
2
NUR
3
NUR 2
4
Nur 3
5
Akhir dari Sania
6
Hari Kompetisi
7
Dania dkk
8
Dihadang
9
Detik-detik Terbongkar Identitas
10
Terbongkar Sudah
11
Yogyakarta
12
Otewe Gunung Merapi
13
Gunung Merapi
14
Pocong Kepala Terpuntir
15
Tersesat
16
Harun
17
Membawa Pulang Harun
18
Cerita di Balik Kematian Sosok Itu
19
Ditemukannya Jenazah Cahyo
20
Roni
21
Berburu Oleh-oleh
22
Berlibur ke Lombok Utara
23
Gramedia
24
Wanita Itu
25
Makhluk Hitam Mengelilingi Berugak
26
Melawan Sosok Itu
27
Kepergian Surya
28
Desa Tak Kasat Mata
29
Siapa dia?
30
si Casper Sisil
31
Esmerald
32
Genting
33
MEREKA
34
Cerita di Balik Kematian Para Arwah
35
Sosok itu ternyata....
36
Masih Bertarung
37
Part 37
38
Menuju Kediaman Pelaku
39
ANIN
40
Kondisi Anin
41
Kondisi Anin Membaik
42
Cari Masalah
43
Hanya Pion
44
Penyesalan Mita
45
Pertolongan untuk keluarga Mita
46
Mita
47
Amukan Mona
48
Masih dengan Amukan Mona
49
Kepergian Mona
50
Pemakaman
51
Cieeee
52
Ruang Baca
53
Eli
54
Kematian Eli
55
Gilang
56
Fakta lain, Amarah Anin dan Eli
57
Eli Lepas Kendali
58
Syamil
59
Anin Ngambek
60
Trauma Masa Lalu
61
Insiden Kecil
62
Rindu
63
Kedatangan Erika
64
Sosok disamping Rindu
65
Nah loh
66
Anin dan Haidar
67
Dibalik Kematian Orang Tua Syamil
68
Part 68
69
Part 69
70
Desa Gondo Mayit
71
Tersesat
72
Weltuk
73
Pemakaman Lagi??
74
Desa Gondo Mayit 2
75
Akhirnya
76
Akhir Cerita Desa Gondo Mayit
77
Part 77
78
Rencana
79
Ada apa dengan Haidar
80
Pernyataan Haidar
81
Pertolongan
82
Akhir Edward, Mikasa dan Eli
83
Mukjizat
84
Kekecewaan Citra dan Rindu
85
Hantu Koma
86
Ars
87
Part 87
88
Ars 2
89
Keterkejutan Elang
90
Interogasi
91
Insiden Membawa Jodoh
92
Sadarnya Ramli

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!