Bab 03 : Rumah Bordil

Arthur memperhatikan sekitarnya dengan baik, itu adalah kamar yang asing, berbau alkohol, dan terlihat seperti rumah bordil kuno yang pernah ia kunjungi di daratan Timur dulu.

Arthur bangkit dari tempat tidur. Bertumpu dengan dinding kemudian berjalan menghampiri lilin yang diletakkan pada meja rias tua yang terbuat dari kayu.

Di sana, dia melihat penampilan barunya, rambut pirang bersinar, mata merah menyala, dan kulit putih kecoklatan bagaikan habis berjemur di pantai. Lalu, karena dia dalam kondisi tanpa sehelai benangpun, Arthur dapat melihat bahwa tubuhnya kurus dan tidak terlatih sama sekali, selain wajah yang cukup tampan dan kantungnya yang penuh emas, tidak ada lagi yang bisa dibanggakan.

Oh, kecuali satu hal, benda besar yang menggantung di antara kakinya. Itu besar, bahkan dua kali lebih besar dari yang ia punya di kehidupan sebelumnya.

Tempat ini benar-benar dunia yang berbeda dengan dunia yang ia tinggal sebelumnya, mereka jauh tertinggal karena perkembangan sains yang lambat. Di dunia ini, sihir hampir tidak dikenali, dan dipukul rata dalam klasifikasi ilmu spiritual kuno. Mereka lebih mengenal Aura, sebuah energi yang bangkit dari dalam tubuh manusia.

Sayangnya, pemilik tubuh sebelumnya bukanlah pendekar yang membangkitkan aura dan hampir menjauhi segala tentang itu di saat dia dikatakan tidak akan bisa membangkitkannya. Jadi, tidak ada banyak pengetahuan tentang Aura yang Arthur bisa dapatkan.

Arthur memutar kepalanya, mendapati dua tubuh gadis tanpa kain terbaring di samping ranjang. Arthur mendekati salah satu dari mereka, menepuk-nepuk pundaknya dengan lembut.

"Pe-permisi?" Arthur mengutuk dirinya di dalam hati, entah karena apa ia menjadi begitu gugup saat ini. Entah itu karena dia belum menyentuh perempuan selama belasan tahun terakhir atau karena kedua gadis itu sangat cantik bahkan yang tercantik di antara gadis-gadis yang pernah ia temui.

Gadis berambut pirang itu terbangun, duduk, dan menutupi sebagian badannya dengan selimut. Saat dia selesai mengucek matanya, dia tiba-tiba berteriak, membenturkan punggungnya ke bahu ranjang dan dengan gemetar menunjuk ke arah dada Arthur.

Gadis satunya juga ikut terbangun dengan keributan ini, dia juga terkejut dan segera berlari keluar dengan keseimbangan kaki yang buruk, menabrak pintu, dan tersandung kakinya sendiri.

Arthur menepuk dahi. Ini adalah kesalahannya, sangat normal bagi gadis-gadis ini untuk bereaksi seperti itu setelah melihat pisau yang menusuk jantungnya dan darah yang terus mengalir tanpa henti seolah tidak ada habisnya dari dadanya.

"Sial, habis sudah. Sekarang bagaimana caranya aku menjelaskan hal ini?" batin Arthur.

Di lorong rumah bordil Bunga Plum, seorang Ksatria Wanita bernama Kiara bersandar di dinding dengan wajah tertunduk. Meskipun dia seorang wanita, Kiara adalah salah satu Ksatria Aura tertangguh di wilayah ini. Dia muda, cantik, dan seorang pengguna Aura bintang empat yang disegani. Berada di tempat kotor seperti ini sangat tidak cocok dengannya.

Setelah lulus dari akademi Ksatria, dia yang hanyalah rakyat jelata merasa sangat senang ketika mendapatkan undangan untuk menjadi Ksatria pribadi untuk Tuan Termuda keluarga kebangsawanan Mahesa, yang lebih muda lima tahun darinya.

Bukan cuma bayarannya yang tinggi, tetapi juga sumber daya untuk latihan Auranya akan disediakan secara percuma oleh keluarga Mahesa, lagipula, orang yang harus ia jaga adalah  Arthur Al Mahesa yang terkenal dengan kebaikan hatinya kepada rakyat jelata, Kiara yang tahu bahwa keluarganya di Desa juga kerap kali terbantu olehnya tentu saja langsung menerimanya.

Bulan pertama dan kedua sejalan seperti yang ia pikirkan, tetapi mulai di bulan ketiga segalanya mulai terbalik. Tuan Muda Arthur Al Mahesa berubah dari gambaran pahala menjadi gambaran dosa. Berjudi, mabuk-mabukan, kekerasan, hinaan, dan sekarang dia mulai main perempuan.

Meskipun merasa tidak nyaman dengan tugasnya, Kiara tetap menjalankannya dengan setia dan profesional. Dia berusaha untuk tetap menjaga marwah dirinya dan tidak terlibat dalam hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilainya.

Namun, setiap hari, rasa malu dan perasaan dipermalukan semakin merayap ke dalam hatinya. Dia adalah ksatria aura berbakat yang digadang-gadang mencapai bintang enam di masa depan, melayani seseorang sesampah ini hanya akan membuat namanya menjadi kotor.

"Hah... Jika aku meminta kepada kepala keluarga untuk memindahkan tugasku, dia akan memenggal kepalaku atau tidak, ya?" Saat Kiara mengeluh, tiba-tiba pintu kamar yang disewa oleh tuan mudanya terbuka dengan keras dan salah satu perempuan yang disewa oleh Tuan Mudanya keluar dengan wajah pucat dan matanya yang penuh dengan ketakutan.

Dia berlari ke arah Kiara dengan cepat sembari berteriak bahwa ada seseorang yang mencoba membunuh Tuan Mudanya dengan sebilah pisau yang menusuk dadanya.

Ketika mendengar berita mengerikan itu, Kiara merasa detak jantungnya semakin cepat, tetapi dia tetap tegar. Tanpa ragu, dia langsung berlari masuk ke dalam kamar tuannya.

Saat membuka pintu, pandangan mengerikan menghampirinya. Tuannya berdiri di depan tempat tidur yang berlumur darah dengan pisau yang menancap di dadanya. Namun, yang mengejutkan, tuannya masih hidup dan tampaknya baik-baik saja.

"Tu-Tuan Muda?!"

Dengan hati yang berdegup kencang, Kiara segera meminta wanita lain yang ada di sana untuk memberitahu tentang ini ke keluarga Mahesa dan memanggil seorang tabib.

Dia merasa bingung dan bercampur aduk dengan situasi yang aneh ini. Tuan Mudanya tampak hidup, meskipun luka di dadanya seolah-olah menghantam jantungnya. Apakah ini mungkin  terjadi? Atau ada sesuatu yang lebih misterius terjadi?

Seperti halnya Kiara, Arthur juga panik dan tidak tahu harus memberi alasan seperti apa agar ceritanya masuk akal. Pengetahuannya tentang konsep dunia ini sangat terbatas dari hanya pengalaman pemilik tubuh sebelumnya yang waktunya sebagian besar dihabiskan di tempat yang sama.

Dia tidak berani membuka mulutnya dan hanya berdiri diam dengan wajah memucat. Dia memutuskan untuk mengikuti alurnya untuk saat ini, tetapi jika nanti dia menilai bahwa arah alur membawanya ke kondisi yang tidak menguntungkan, dia akan menggunakan sihir hitam untuk berpura-pura kerasukan roh jahat.

Meskipun sebenarnya itu fakta bahwa Arthur dirasuki oleh roh jahat, Iblis Amarah namanya.

Sementara menunggu bantuan datang, Kiara mencoba menjaga kewaspadaan. Dia tetap berjaga di samping tuannya yang berdiri diam dengan luka menganga di dadanya dan genangan darah di bawah kakinya.

Namun, semakin dia memperhatikan tuannya, semakin dia menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda dengannya. Dia ingin berbicara kepada Tuannya ini, tetapi dia merasa takut dengan betapa diamnya dia.

Dalam situasi canggung itu, pemilik rumah bordil datang tergesa-gesa dengan seorang tabib muda yang sekali lihat pun sudah tahu bahwa tabib itu baru saja dibangunkan dengan paksa.

Sekali lagi Arthur merasa tercengang, sudah ada empat wanita yang ia lihat setelah merasakan kehidupan lagi, dan semuanya memiliki paras yang luar biasa cantiknya, itu alami dan penuh pesona, membuat Arthur tidak bisa tidak bertanya di dalam hati, apakah ini karena tubuh barunya atau memang dunia ini dipenuhi oleh orang-orang dengan paras rupawan?

Terpopuler

Comments

syirubin nadzri

syirubin nadzri

kwkwkwk penting banget nih ma punya gua aja gak segede itu wpwkwowkwkow

2024-06-26

2

HarusameName

HarusameName

author macam orang yang punya masalah kompleks ama ukuran barangnya. perlu banget, ya info ini?

2024-03-31

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 : Iblis Amarah
2 Bab 02 : Arthur Al Mahesa
3 Bab 03 : Rumah Bordil
4 Bab 04 : Salah Sangka
5 Bab 05 : Terlalu Jauh
6 Bab 06 : Kontrak
7 Bab 07 : Sistem
8 Bab 08 : Orang Tua Arthur
9 Bab 09 : Aura
10 Bab 10 : Pahlawan
11 Bab 11 : Sandiwara
12 Bab 12 : Ini Adalah Sihir!
13 Bab 13 : Pendapat
14 Bab 14 : Hitungan
15 Bab 15 : Aliran Uang
16 Bab 16 : Tamu Agung
17 Bab 17 : Pionir Haynes
18 Bab 18 : Ketidaksukaan Hans
19 Bab 19 : Goyah
20 Bab 20 : Duel
21 Bab 21 : Pil Kehidupan
22 Bab 22 : Melawan Pahlawan
23 Bab 23 : Barbarian Dari Timur
24 Bab 24 : Teritorium
25 Bab 25 : Hasil Duel
26 Bab 26 : Konstelasi Muda
27 Bab 27 : Wanita Misterius
28 Bab 28 : Anvil Emas
29 Bab 29 : Bimbingan Ksatria
30 Bab 30 : Kemarahan Seorang Penyihir
31 Bab 31 : Pertaruhan
32 Bab 32 : Mustahil Menang
33 Bab 33 : Bengkel
34 Bab 34 : Kontrak Kerja
35 Bab 35 : Generasi
36 Bab 36 : Kertas Toilet
37 Bab 37 : Pihak Yang Memimpin
38 Bab 38 : Kuda Perang
39 Bab 39 : Kesetiaan
40 Bab 40 : Keserakahan
41 Bab 41 : Mata Dewa Perang
42 Bab 42 : George Trailer
43 Bab 43 : Pengadilan Pertunangan
44 Bab 44 : Keserakahan Arthur
45 Bab 45 : Barang Bukti
46 Bab 46 : Novel
47 Bab 47 : Sastra Erotis
48 Bab 48 : Efek Kupu-kupu
49 Bab 49 : Lembaga Hukum
50 Bab 50 : Rasa Iri Hati
51 Bab 51 : Hak Cipta
52 Bab 52 : Fitnah
53 Bab 53 : Korban
54 Bab 54 : Tumbal
55 Bab 55 : Cincin
56 Bab 56 : Selesai
57 Bab 57 : Hadiah Bermasalah
58 Bab 58 : Kediaman Barat
59 Bab 59 : Penerus
60 Bab 60 : Bakat Baru
61 Bab 61 : Negosiasi
62 Bab 62 : Tiga Serangan
63 Bab 63 : Potensi
64 Bab 64 : Nomor Enam
65 Bab 65 : Divine Hand Strike
66 Bah 66 : Situasi Panas
67 Bab 67 : Bintang Sembilan
68 Bab 68 : Efek Samping
69 Bab 69 : Salah Makan?
70 Bab 70 : Pengajaran
71 Bab 71 : Surat Kabar
72 Bab 72 : Menelan Atau Ditelan
73 Bab 73 : Penjahat Terburuk
74 Bab 74 : Dikodekan
75 Bab 75 : Parasit
76 Bab 76 : Shirley Dawn
77 Bab 77 : Penghuni Hutan
78 Bab 78 : Ledakan
79 Bab 79 : Kota Elves
80 Bab 80 : Janji
81 Bab 81 : Mata Merah
82 Bab 82 : Raja
83 Bab 83 : Penghuni Ilegal
84 Bab 84 : Jus
85 Bab 85 : Respon Picik
86 Bab 86 : Aristokrat
87 Bab 87 : Rasa Ragu
88 Bab 88 : Hukuman
89 Bab 89 : Pemanggilan Spirit
90 Bab 90 : Ritual
91 Bab 91 : Koin Emas
92 Bab 92 : Supreme Spirit
93 Bab 93 : Sendawa
94 Bab 94 : Emas
95 Bab 95 : Bangsa Idiot
96 Bab 96 : Defiania
97 Bab 97 : Hasrat
98 Bab 98 : Puiff
99 Bab 99 : Bar
100 Bab 100 : Palsu
101 Bab 101 : Blackthorn
102 Bab 102 : Nasib
103 Bab 103 : Murka Elves
104 Bab 104 : Malaikat Maut
105 Bab 105 : Variabel
106 Bab 106 : Berbeda
107 Bab 107 : Sidang
108 Bab 108 : Kantung
109 Bab 109 : Hantu
110 Bab 110 : Tetes Terakhir
111 Bab 111 : Efek Samping
112 Bab 112 : Jormungandr
113 Bab 113 : Wadah
114 Bab 114 : Skoll Dan Hati
115 Bab 115 : Bola Air
116 Bab 116 : Claymore
117 Bab 117 : Dewa Iblis
118 Bab 118 : Kejatuhan
119 Bab 119 : Empathy Of Sylvana
120 Bab 120 : Arthurian Merlin
121 Bab 121 : Perang Hutan
122 Bab 122 : Segel
123 Bab 123 : Akar
124 Bab 124 : Inkarnasi Pohon Dunia
125 Bab 125 : Terminal Lucidity
126 Bab 126 : Jantung
127 Bab 127 : Tidak Ada Artinya (End)
128 Pengumuman S2!
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Bab 01 : Iblis Amarah
2
Bab 02 : Arthur Al Mahesa
3
Bab 03 : Rumah Bordil
4
Bab 04 : Salah Sangka
5
Bab 05 : Terlalu Jauh
6
Bab 06 : Kontrak
7
Bab 07 : Sistem
8
Bab 08 : Orang Tua Arthur
9
Bab 09 : Aura
10
Bab 10 : Pahlawan
11
Bab 11 : Sandiwara
12
Bab 12 : Ini Adalah Sihir!
13
Bab 13 : Pendapat
14
Bab 14 : Hitungan
15
Bab 15 : Aliran Uang
16
Bab 16 : Tamu Agung
17
Bab 17 : Pionir Haynes
18
Bab 18 : Ketidaksukaan Hans
19
Bab 19 : Goyah
20
Bab 20 : Duel
21
Bab 21 : Pil Kehidupan
22
Bab 22 : Melawan Pahlawan
23
Bab 23 : Barbarian Dari Timur
24
Bab 24 : Teritorium
25
Bab 25 : Hasil Duel
26
Bab 26 : Konstelasi Muda
27
Bab 27 : Wanita Misterius
28
Bab 28 : Anvil Emas
29
Bab 29 : Bimbingan Ksatria
30
Bab 30 : Kemarahan Seorang Penyihir
31
Bab 31 : Pertaruhan
32
Bab 32 : Mustahil Menang
33
Bab 33 : Bengkel
34
Bab 34 : Kontrak Kerja
35
Bab 35 : Generasi
36
Bab 36 : Kertas Toilet
37
Bab 37 : Pihak Yang Memimpin
38
Bab 38 : Kuda Perang
39
Bab 39 : Kesetiaan
40
Bab 40 : Keserakahan
41
Bab 41 : Mata Dewa Perang
42
Bab 42 : George Trailer
43
Bab 43 : Pengadilan Pertunangan
44
Bab 44 : Keserakahan Arthur
45
Bab 45 : Barang Bukti
46
Bab 46 : Novel
47
Bab 47 : Sastra Erotis
48
Bab 48 : Efek Kupu-kupu
49
Bab 49 : Lembaga Hukum
50
Bab 50 : Rasa Iri Hati
51
Bab 51 : Hak Cipta
52
Bab 52 : Fitnah
53
Bab 53 : Korban
54
Bab 54 : Tumbal
55
Bab 55 : Cincin
56
Bab 56 : Selesai
57
Bab 57 : Hadiah Bermasalah
58
Bab 58 : Kediaman Barat
59
Bab 59 : Penerus
60
Bab 60 : Bakat Baru
61
Bab 61 : Negosiasi
62
Bab 62 : Tiga Serangan
63
Bab 63 : Potensi
64
Bab 64 : Nomor Enam
65
Bab 65 : Divine Hand Strike
66
Bah 66 : Situasi Panas
67
Bab 67 : Bintang Sembilan
68
Bab 68 : Efek Samping
69
Bab 69 : Salah Makan?
70
Bab 70 : Pengajaran
71
Bab 71 : Surat Kabar
72
Bab 72 : Menelan Atau Ditelan
73
Bab 73 : Penjahat Terburuk
74
Bab 74 : Dikodekan
75
Bab 75 : Parasit
76
Bab 76 : Shirley Dawn
77
Bab 77 : Penghuni Hutan
78
Bab 78 : Ledakan
79
Bab 79 : Kota Elves
80
Bab 80 : Janji
81
Bab 81 : Mata Merah
82
Bab 82 : Raja
83
Bab 83 : Penghuni Ilegal
84
Bab 84 : Jus
85
Bab 85 : Respon Picik
86
Bab 86 : Aristokrat
87
Bab 87 : Rasa Ragu
88
Bab 88 : Hukuman
89
Bab 89 : Pemanggilan Spirit
90
Bab 90 : Ritual
91
Bab 91 : Koin Emas
92
Bab 92 : Supreme Spirit
93
Bab 93 : Sendawa
94
Bab 94 : Emas
95
Bab 95 : Bangsa Idiot
96
Bab 96 : Defiania
97
Bab 97 : Hasrat
98
Bab 98 : Puiff
99
Bab 99 : Bar
100
Bab 100 : Palsu
101
Bab 101 : Blackthorn
102
Bab 102 : Nasib
103
Bab 103 : Murka Elves
104
Bab 104 : Malaikat Maut
105
Bab 105 : Variabel
106
Bab 106 : Berbeda
107
Bab 107 : Sidang
108
Bab 108 : Kantung
109
Bab 109 : Hantu
110
Bab 110 : Tetes Terakhir
111
Bab 111 : Efek Samping
112
Bab 112 : Jormungandr
113
Bab 113 : Wadah
114
Bab 114 : Skoll Dan Hati
115
Bab 115 : Bola Air
116
Bab 116 : Claymore
117
Bab 117 : Dewa Iblis
118
Bab 118 : Kejatuhan
119
Bab 119 : Empathy Of Sylvana
120
Bab 120 : Arthurian Merlin
121
Bab 121 : Perang Hutan
122
Bab 122 : Segel
123
Bab 123 : Akar
124
Bab 124 : Inkarnasi Pohon Dunia
125
Bab 125 : Terminal Lucidity
126
Bab 126 : Jantung
127
Bab 127 : Tidak Ada Artinya (End)
128
Pengumuman S2!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!