TUJUH BELAS

^^^Elang Gazza, Jakarta.^^^

"Terima kasih koneksi mu, Lang!"

Robinson memeluk Elang dengan bangga karena akhirnya drama Elang dan Glory membuat tendernya dimenangkan.

Rupanya, Glory mau berbaik hati membantu perusahaan mereka. Dan kini, Elang beserta Robinson cs harus menghadiri pesta besar perusahaan Millers corpora sebagai pembuka kerjasama.

"Kau sangat tampan, pasti karena ini Glory luluh untuk memenangkan kita." Robinson memuji komisarisnya.

Elang tak bangga, dia lebih bangga jika tender itu dimenangkan oleh prestasi bukan kolusi seperti yang biasa Robinson lakukan. Apa lagi bila mengingat perjanjian Glory yang terakhir.

"Ini yang terakhir kita melakukannya." Elang tak suka dengan kalimat terakhir Glory saat mereka masih sama- sama di Dubai.

Lihat, Glory tampak cantik dengan busana malamnya. Wanita itu tersenyum sangat manis kepada semua relasi yang datang di pesta meriah nan mewah ini.

Sialnya adalah, sementara Elang terus menatapnya, Glory di sana tak sekalipun melirik ke arahnya. Elang berdecak lidah, rasanya ingin sekali lagi menculik wanita itu lalu dia tawan seumur hidupnya.

"Alex Miller!"

Elang sempatkan menoleh ke arah di mana Robinson memeluk mantan mertuanya. Akhirnya mereka dipertemukan di acara pesta sebagai relasi bisnis.

"Apa kabar?"

"Aku baik." Alex terkekeh sambil menepuk punggung Robinson. "Tapi kau semakin tua saja, Robin!" ejeknya.

"Kau masih sialan!" Robinson tertawa lepas dan Alex pun sama. "Tapi, kau lebih sialan lagi karena tidak menikahkan putri mu yang cantik itu," tunjuknya pada Glory.

"Dia tidak tertarik menikah."

Alex memang tidak setuju dengan ucapan Glory yang terus menyuarakan tak ingin menikah, akan tetapi Alex sendiri tak pernah ikut campur urusan pribadi Glory.

"Kau yakin Glory tidak tertarik menikah? Kau yakin Glory tidak memiliki kebahagiaan di luar yang tidak kau ketahui hmm?" hasut Robinson.

Alex terkekeh karena Robinson mulai berisikap menyebalkan. "Kau tidak perlu repot mengurusi putriku, aku tidak akan menjadi besan pria jelek seperti mu, Robin!"

Robinson tertawa lebih lama, membuat Alex semakin sebal dibuatnya. "Bukan putraku, tapi komisaris ku, Lex."

"Elang?" Wanita itu sangat identik dengan Glory, dan Robinson yakin betul jika wanita inilah yang orang sebut Flory.

"Yah," angguk Robinson, lalu menatap Elang yang ternyata sedang melekatkan tatapan ke arah Glory, "lihat, dia terus menatap wajah Nona Glory."

Alex terkekeh. "Kau terlalu pintar, Robin. Asal kau tahu, Elang tidak memandang Glory, tapi sedang menatap putri tirinya, Maurin!"

"Akun tidak yakin." Robinson ingin terus mematahkan keyakinan Alex dan Flory, sebab ini akan membantu Elang mendapatkan Glory.

"Jangan bergosip!" Alex melirik tajam pada Robinson yang mulai terkekeh menyebalkan, sungguh, Alex tak mau Elang menjadi mantu untuknya sekali lagi.

...▫️▫️▫️▪️▪️▪️...

Sedari tadi Elang terus menatap wanita itu, dan Elang segera ikuti langkah seksinya ketika ada kesempatan. "Glory..."

Elang sengaja bergumam agar kecap mulutnya tak terbaca orang. Dia juga menoleh ke kanan dan kiri agar tak terlihat Alex Miller.

"Hmm?" Glory baru akan masuk ke sebuah ruangan sepi, dan dia dikejutkan oleh pria yang entah sedari kapan mengekorinya.

"Lang!" Teriakan Glory seketika terputus oleh bekapan tangan Elang. "Mmmh!" pekiknya melotot, juga meronta di dalam dekapan pria tinggi gagah itu.

Elang menyeretnya ke sebuah pintu, di mana tidak akan ada orang yang akan mendatangi tempat tersebut. Tangga darurat, tempat yang hampir jarang sekali ada yang memakainya.

"Elang!" Glory menginjak kaki pria itu dan terlepas dari dekapan hangatnya. "Tunggu dulu." Sempat Elang tertawa.

Elang rindu suasana marah ini, Elang rindu pada arogannya wanita ini. "Aku mau cium."

"Kau bisa bayar perempuan jalang kan?" Glo dorong dada Elang keras.

Elang meraih pinggang ramping Glory, lalu mendekatinya. "Aku tidak bergairah pada mereka! Aku hanya bisa bergairah dengan dirimu saja," bisiknya rendah.

"Elang!"

Glory terpejam saat Elang menciumi ceruk lehernya dengan lembut, sungguh, Elang tak pernah gagal membuatnya ingin. Tapi, dia sudah bertekad untuk tidak meladeni pria ini lagi.

Elang menghirup udara di sekitar telinga Glory, ini wangi yang dia sukai. "Kenapa aku segila ini padamu hm?" bisiknya lagi.

"Kau ingat saat menolak ku?" Glory terus berusaha untuk menepikan tangan yang membelenggu perutnya. "Lepas, Elang!"

"Kau pendendam!" Elang kecup telinga itu sekali lagi, dan kali ini lebih lama. "Padahal aku sangat merindukan mu."

"Aku bukan jalang, Elang!" Glory menghentak kakinya, berusaha menginjak sepatu Elang yang sigap menghindarinya.

"Kau milikku. Kenapa memangnya?!" bisik Elang mesra. Glory terus dibuat meremang melayang layang olehnya.

Elang tak cukup jika hanya dengan kecupan di telinga saja, dia membalikkan tubuh seksi itu lalu disudutkan pada permukaan dinding. Glo mendorong dada Elang, walau tak seberapa sanggup menggoyangkan lelaki itu.

Akhirnya, mau tak mau Glory pasrah ketika tubuhnya dijamak, bibirnya pun dilumat lelaki kurang ajar itu. Dan beruntungnya, dering ponsel Glory mengambil alih perhatian Elang.

Elang kesal, apa lagi setelah melihat siapa yang menelepon Glory. Lucas lagi, Lucas terus dan Lucas kembali.

Kali ini tak mau dibuat penasaran, Elang akhirnya merebut ponsel Glory untuk mengangkat panggilan Lucas. "Ha..."

📞 "Baby..." Suaranya rendah, berat, dan Elang menjadi tahu jika Lucas bukan anak kecil.

📞 "Aku sangat mencemaskan mu. Kau tahu, aku terus memikirkan mu, Glory."

Elang mengepal sebelah tangan, memukul geram permukaan dinding yang sejajar dengan kepala Glory. "Siapa kau?!" bentaknya.

📞 "Kau yang siapa?!" Agaknya pria berkontak Lucas itu lebih bingung. Glory yang sudah tak tahan lagi dengan perilaku Elang, dia merebut ponsel miliknya sendiri lalu mematikan panggil Lucas secara sepihak.

"Cukup jadi gila!" pekiknya melotot.

Elang merangkum kedua pipi Glory dengan tatapan gemasnya. "Sudah kubilang, aku menginginkan mu, Glory!"

"Setelah kau tahu Noah, iya kan?" tukas Glory.

Entahlah, Glory sudah tak minat. Alasan Glory menutupi Noah sedari dulu terlalu banyak, salah satunya, Glory ingin Elang menerima lamarannya atas dasar suka padanya.

Sebab sekali lagi Glory tegaskan, anak, atau masa lalu keduanya tak boleh dijadikan alasan mereka menikah. "Aku tidak mau menikah hanya karena kau merasa bersalah!"

"Boss!" Pintu terbuka membuat Glory dan Elang akhirnya menoleh ke sumber suara.

Melihat Jane, Glory melepaskan diri dari kungkungan Elang sebelum ia melewati tubuh seksi Jane yang masih berdiri di sisi pintu tangga darurat.

"Service Boss mu, sepertinya dia sedang kurang uang untuk membayar jalang jalang matrenya!" bisiknya pada Jane.

Jane diam saja sampai Glory keluar, dia ke sini bukan ingin bercinta dengan bosnya, tapi memanggil Elang untuk seseorang. "Kau dicari Nona Flory, Boss," ujarnya.

Elang mendesah sambil menutup wajahnya dengan dua tangan, tak lama dia keluar dan menurut untuk mendatangi mantan istrinya.

Tiba di depan wanita itu, tepatnya di ruangan yang cukup hampa ini, Flory menyambut dirinya dengan tatapan nyalang. "Kamu masih berhubungan dengannya?"

Bahkan, dengan tuduhan yang sepertinya benar sekali. "Kamu sudah bahagia bersama Liam, bukan?" tanyanya dengan nada rendah.

Flory sontak mengangguk. "Aku bahagia, tapi bukan lantas kau bebas dekati saudaraku! Dia tidak pantas kamu dekati!"

Elang memutar bola matanya, dia tak ingin hiraukan wanita itu. Makanya, Elang lebih memilih untuk ngeluyur pergi.

"Elang!" Teriakan Flory dibalas dengan sentakan tak terduga Elang.

"Coba sedikit saja tidak egois, Flory, please! Aku bukan boneka mu! Aku pria bebas kau tahu!? Urus urusan mu sendiri karena aku tidak lagi menjadi urusan mu!!"

"Papi..." Maurin menegur dari arah lain. Dan Elang lekas mendesah sebelum kemudian ia memutuskan untuk pergi dari tempat itu.

Elang tak mau melanjutkan pertikaian di depan putrinya, sungguh. Makanya, biar saja Flory memikirkan bentakannya barusan.

Elang lalu meraih ponsel dari dalam sakunya, melayangkan panggilan telepon pada seseorang yang akhir akhir ini dia percaya.

Luke, tentu saja dia. "Aku mau test DNA semua anak Glory secepatnya, Luke! Tolong aku sekali lagi saja!"

Terpopuler

Comments

YuWie

YuWie

sak e men urip mu lang lang

2024-03-29

1

Sofia Zidna

Sofia Zidna

cukup sdh ngemis cinta glo.. skrg biarkan elang tau rasa, hrs dkasih pelajaran tuh org
untung cakep.. mending bungkus buat aq aja thor🤣

2024-03-21

0

Evi lidia Sari

Evi lidia Sari

ni kapan lanjut a

2024-03-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!