ENAM BELAS

^^^Noah Alfred Hugo, California.^^^

Anak kecil itu Noah, usia Noah masih enam tahun, tapi anak itu terbilang sangat cerdas untuk usianya. Lucu, tampan, dan yang paling disukai darinya adalah etikanya.

Tentu saja karena Noah dididik secara langsung oleh Oliver. Dari Oliver, Noah tahu apa itu berbagi dan berempati.

Di sekolah, dia selalu mendapatkan pujian karena kepandaiannya. Bicaranya lugas, memiliki kepercayaan diri yang luar biasa, Noah juga cepat tanggap untuk pertanyaan akademik.

"Mommy!" Anak itu berlari menyatroni ibunya, dan kebetulan Glory tengah berkutat dengan laptop di meja kerjanya.

Sudah dua tahun lamanya Glory memimpin divisi pemasaran di perusahaan Millers corpora yang diolah sepupu laki-lakinya.

"Hmm?" Glory menoleh kecil, sedikit memberi kecupan lalu usapan sebelum kembali meraih keyboard qwerty miliknya. "Gimana hari ini?"

Noah menghela napas dalam. Tampak lucu, Glory sampai tertawa kecil meski tak melihat bagaimana Noah berekspresi sebab matanya masih fokus pada layarnya.

"Hari ini, Noah tidak bisa maju di depan kelas, apa lagi menjawab pertanyaan Guru." Noah mencebik bibirnya, dan Glory segera menatap anak muram itu.

"Kenapa?" Glory tak pernah mendapatkan ini sebelumnya, karena Noah selalu menjadi murid yang berpartisipasi dalam kelas.

Glory sempat melirik sedikit pada Oliver yang masih menenteng tas sekolah Noah. wanita itu hanya diam di belakang Noah sambil menatap keduanya.

"Apa itu Daddy?" tanya Noah, sontak Glory terpaku memandangi putranya.

"Kenapa mereka punya cerita tentang Daddy, tapi Noah tidak sama sekali? Mereka bilang, Daddy mereka itu super Hero, mereka bilang Daddy mereka lah yang melindungi Mommy mereka dari segala macam gangguan orang jahat."

Glory terenyuh begitu pula dengan Oliver.

Noah berdecak kesal. "Mereka curang! Noah disuruh menceritakan seseorang yang Noah sendiri tidak memilikinya!"

Glory seketika mengusap buliran bening yang mengaliri sudut netra-nya. Bahkan, tergugu di atas kursi kerjanya dengan dua tangan yang terus menutup wajahnya.

"Kenapa Mommy menangis, Oliver?" Noah bingung, anak enam tahun itu menatap Oliver untuk jawaban dari pertanyaannya.

Oliver tersenyum kecil seraya berjongkok di hadapan wajah bingung Noah. "Mommy pasti juga tidak tahu jawabannya."

"Jadi apa kau tahu jawabannya?" sela Noah dengan cepat. Melihat tangisan ibundanya membuat Noah semakin dilanda penasaran.

"Daddy itu, suami dari ibu, atau mungkin bisa saja kekasih," jawab Oliver.

"Oo," angguk- angguk Noah, sepertinya dia mulai paham akan sesuatu. "Jadi Mommy tidak punya kekasih?" tanyanya.

"Belum." Oliver mengiyakannya dengan anggukan kepala.

Noah lantas menarik tangan ibunya agar mau menatapnya. Terlihat, Glory diam dengan sisa isak yang dia tahan- tahan sebisanya.

"Baiklah jangan menangis lagi. Mommy tenang saja, selama Mommy belum punya pelindung seperti Mommy mereka, Noah yang akan melindungi Mommy." Anak itu menyengir hingga terlihat gigi ompongnya.

...▫️▫️▫️▪️▪️▪️...

^^^Elang Gazza, Dubai.^^^

Setelah perdebatan panas, Elang menyerang wanita di hadapannya dengan segala macam sentuhan. Dari remasan, pagutan, bahkan hal yang sering kali membuat Glory menggila.

Elang menyisir seluruh raga Glory dengan bibirnya, berharap mereka akan kembali dipersatukan dengan lenguh. Namun, yang terjadi hanya respon datarnya Glory.

Wanita itu seperti terpaku, tak beranjak, tak berkutik, dia tak merespon, tapi juga tak menolak segala perlakuan semena- mena partner ranjangnya.

Mereka sudah biasa melakukan itu, membaur peluh, menggemakan lenguh, dan saling memanjakan tubuh dengan gaya- gaya yang menyentuh. Bedanya, kali ini Glory tak sehebat dulu, ia cukup kaku.

Meski Elang akui, desah malas Glory sudah cukup membuatnya puas. Tapi melihat Glory tak lagi menikmatinya, dia terenyuh jujur saja.

Meski tidak suka sama suka, keduanya tetap menyelesaikan peraduan ranjang itu. Elang tampak puas meski masih menggebu.

Dia meraih kening Glory untuk melabuhkan kecupan di sana sebelum tumbang di sisi tubuh wanitanya. Lama Elang tak merasakan nikmat ini, rasanya seperti ada kelegaan di antara degup dada yang masih berjuang untuk tenang.

Elang juga memeluk Glory yang masih bergeming di tempatnya. "Kau tidak lagi menginginkannya?" bisiknya.

"Noah tidak menginginkan mu." Jawaban yang membuat Elang mundur dan menatap seksama wajah datar Glory.

"Satu tahun yang lalu, aku melamar mu untuk dia, sepuluh tahun yang lalu, aku juga melamar mu untuk dia, sekarang dia tidak menginginkan mu lagi, maka sudah tidak ada lagi alasan bagiku untuk menginginkan mu."

Elang sempat terdiam untuk memikirkan betul betul hal ini. "Andai Noah anakku, itu berarti dia darah daging ku, apa kau tidak merasa bersalah sudah memisahkan kami?"

Glory tertawa cukup geli. Jelas, itu membuat Elang semakin geram ketika mempertajam tatapannya. "Ini tidak lucu saja sekali, Glo!"

"Sama halnya benih yang kau buang di toilet, anggap kau tak pernah memiliki anak dariku, kita hanya partner di atas ranjang, kau dapat puas dan aku dapat anak-anak, selesai."

Elang tersentak, bisa bisanya Glory mengentengkan hubungan darah yang terjalin antara dirinya dan Noah. Meski belum dibuktikan dengan test DNA, tapi entahlah Elang sudah cukup yakin jika Noah benihnya.

Kemarin, Luke yang membantu Elang mencari cctv paling akurat, tepatnya ketika dia dan Glory terjebak cinta satu malam.

Ada hal yang membuat Elang yakin, yaitu pengakuan bartender yang sama dengan bartender yang bertugas 19 tahun lalu.

"Apa ada wanita seperti mu?! Apa sedikit pun kau tidak pernah merasa bahwa kau sangat kejam, Glory?" ketus Elang.

"Apa mau mu?"

"Aku mau mereka." Elang sudah selidiki, dan sebagian hidup Glory sudah dia ketahui, termasuk anak ke dua Glory yang masih delapan tahunan kira- kira.

Di mana dia juga yakin jika anak yang kemarin Luke intai adalah anaknya. Tak perlu test DNA lagi, karena wajah anak itu sangat mirip dengan dirinya.

Glory beranjak, dia lalu meraih satu persatu pakaiannya untuk dikenakan. Di mana Elang juga melakukan hal yang sama.

"Kau mau ke mana?" Elang menghalangi jalan Glory. Agaknya, wanita itu sudah akan pergi bahkan sebelum menjawab pertanyaannya.

"Kau boleh berkenalan dengan mereka, tapi jangan salahkan aku kalau mereka tidak menerima mu," ucap Glory dengan tatapan penuh arti.

Elang berterima kasih jika Glory akhirnya mau memperkenalkannya. Dia terbawa suasana, hingga meraih tengkuk Glory untuk ditautkan sebuah kecupan.

Belum selesai misinya, ponsel Glory sudah berdering meminta pengindahan. Sontak, Elang mengatupkan bibirnya kuat- kuat ketika saja Lucas yang dia lihat di layar ponsel itu.

"Kenapa Lucas selalu menelepon mu?"

"Bukan urusan mu!" Glory tetap melanjutkan langkahnya menuju pintu. "Sekarang aku harus pulang atau Noah tidak akan pernah mengampuni mu."

"Bagaimana dengan kita?" Elang menarik kembali tangan Glory hingga wanita itu harus kembali menatapnya.

"Kau hanya mau mereka. Dan aku sudah mengabulkannya. Apa lagi?"

"Aku juga menginginkan mu." Itu kata yang entah lah, Elang sendiri tak tahu kenapa dia harus mengatakan itu. "Kau bilang ingin menjadi istri ku?"

Glory tertawa samar, sedari dahulu mereka tidak saling cinta. Hanya ada barter keuntungan yang melingkupi hubungan keduanya, Elang puas Glory pun senang.

Namun jika bicara pernikahan, Glory yakin Noah sudah tak lagi menginginkan ayah apa lagi Elang. Terlebih, Glory sudah cukup jika untuk bermain- main, dia tahu cintanya tak pernah terbalas.

"Jangan kasihani aku, Elang. Sudah aku bilang, aku tidak hidup dengan belas kasihan, aku hidup karena anak anakku."

Glory ingin pergi meninggalkan Elang yang tergagu, tapi sebelum itu, dia juga perlu sampaikan sesuatu. "Ini menjadi yang terakhir kita melakukannya," katanya.

...📌Ini cerita beralur maju mundur, semoga tidak bingung.💋🫂...

Terpopuler

Comments

Riri Lala

Riri Lala

cara berfikir prempuan tersesat ini

2024-04-22

1

Santunah Darlis

Santunah Darlis

ceritamu penuh kejuta kak
Elang cinta pertama glo...

2024-05-03

0

🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋

🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋

😭😭😭

2024-03-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!