KATA PASHA

Hola gaisss kesayangan Pasha...

Buat yang tanya kenapa cerita Elang yang aku angkat, kenapa bukan anak kembar King atau Daru?

Karena menulis itu mengalir dari imajinasi penulis, tidak langsung bisa ditulis hanya karena kita sudah punya tokohnya kakak readers tercinta kooh...

Dalam sebuah novel harus ada konflik pemicu supaya bisa ditulis ber bab bab, yah biar puas ajah gitu bacanya, nggak pendek kayak cerpen juga...

Gantara, Syahrul, Abil, aku mau bikin cerita mereka tapi sedang dipikir lebih matang lagi karena sulit menemukan konflik untuk mereka, sebab aku tahu kalian tidak suka tokoh kesayangan kalian dibuat sengsara.

Maunya seneng saja, sedangkan aku kesulitan membangun konflik kalau mereka saja sudah cukup kalian pahami karakternya.

Berbeda dengan Rayyan karena tingkahnya yang kekanakan dan diberi jodoh yang berbeda karakter dan berbeda strata sosialnya, itu yang justru lebih mudah dikembangkan.

Aku suka cerita Rayyan karena jujur, saat menulis itu ide terus mengalir karena sifat tokohnya begitu lucu dan menggemaskan, setidaknya saat aku kekurangan langkah untuk membuat konflik aku bisa kasih lawak.

Sementara Watak triplets ini terlalu monoton, berulang kali aku mencoba pikirkan cerita mereka, buntu jujur saja, sejauh ini belum bisa ditemukan cerita manis buat mereka.

Andai pun sudah ditemukan, itu bukan cerita manis seperti Rayyan, melainkan cerita yang cukup sedih... Dan aku yakin kalian nangis bacanya. Tapi tetap akan aku tulis semoga kalian terima jika cerita itu dibuat suatu saat.

Atau lompat saja ke Sky yang lebih mudah menemukan konfliknya. Karena jujur Sky sudah ku buatkan judul, cerita dengan latar crazy rich yg semena mena. Insya Allah rilis setelah Rayyan tamat.

So, sudah dulu ya, aku buat pengumuman ini biar nggak ada lagi yang tanya, kenapa Elang sih, kenapa bukan triplets atau lainnya yang kalian sayangi.

Jawabannya, menulis mengalir begitu saja dari imajinasi kita gaisss, kami penulis tidak bisa disetir, tidak bisa ada unsur paksaan.

Tokoh itu akan berkembang jika penulis bisa membayangkan dan berimajinasi dengan tokoh tersebut. Kalau tidak, maka hasilnya bisa gantung karena kurang ide untuk pengembangan.

Juga, kami penulis dituntut untuk memberikan kesan supaya ceritanya tidak membosankan, karena itu juga yang membuat karya tersebut memiliki retensi yang bagus...