Berusaha membujuk

Arvian benar-benar membuktikan perkataan nya, pria itu sedari tadi tak keluar dari ruang kerjanya. Bahkan, dia melewatkan makan malamnya. Aluna merasa tak enak hati, perasaannya pun gelisah. Setelah dia menidurkan Arega dan memastikan bocah gembul itu tertidur nyenyak, dia pun beranjak pergi menghampiri Arvian yang berada di ruang kerjanya.

Langkahnya terhenti setibanya dia di depan pintu ruang kerja Arvian. Perlahan, tangannya terangkat dan mengetuk pintu itu dengan beberapa kali ketukan. Perasaan Aluna was-was, dia khawatir Arvian akan marah atau membentaknya.

"MASUK!" Seru Arvian dari dalam setelah beberapa kali Aluna mengetuknya.

Perlahan, Aluna memutar handle pintu. Sedikit demi seikit, dia mendorong pintu itu. Hingga, matanya melihat ke arah Arvian yang sedang duduk di kursi kerjanya. Telrihat, pria itu fokus dengan laptopnya. Bahkan, dia tak berminat untuk mengalihkan pandangannya dari benda di hadapannya itu.

"Ada apa Bi?" Tanya Arbian tanpa mengalihkan pandangannya.

Aluna mengerti, ternyata pria itu mengira jika maid yang mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangannya. Hal itu, tentu membuat Aluna bertambah gugup. Dia kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti dan menghentikan nya setibanya dia ada di hadapan meja Arvian.

"Arvian." Panggil Aluna yang mana membuat Arvian menghentikan gerakan jari-jemarinya di atas keyboard laptopnya. Perlahan, dia mengangkat wajahnya. Mata tajamnya menatap langsung ke arah mata sendu seorang wanita yang berdiri di hadapannya.

"Ada apa? Aku sibuk." Ujar Arvian dengan ketus. Lalu, pria itu dengan santainya kembali menatap layar laptopnya dan melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti.

"Aku ingin minta maaf." Cicit Aluna.

Arvian tak menanggapinya, pria itu sengaja tak mendengarkan permintaan Aluna. Lantaran, hatinya masih merasa kesal karema istrinya itu lebih memilih membujuk Arega di bandingkan dengan dirinya. Padahal, Arvian sudah effort memberikan bunga untuknya. Namun, Aluna bahkan tak menghargai hadiah yang dia berikan dan justru membuatnya kesal.

"Arvian, aku minta maaf. Jangan kenakak-kanakan seperti ini." Ujar Aluna yang mana membuat Arvian menatapnya dengan tajam.

"Kenakak-kanakan kamu bilang? Terus, kamu maunya aku bagaimana? Seperti mantan suamimu yang dewasa itu?!" Ketus Arvian.

Aluna terkesiap, kenapa mantan yang pria itu bawa-bawa. Padahal, ini hanyalah persoalan Arega dan pria itu saja. Tak ada mereka membahas tentang Efendi. "Kok jadi mantan sih! Aku bilang kamu kenakak-kanakan! Arega masih kecil, kenapa kamu ikut merajuk seperti nya? Umurmu itu sudah tua, seharusnya kamu itu ...,"

BRAK!!

Aluna tersentak kaget, bahkan tubuhnya seperti tersetrum listrik. Dia memegangi d4d4nya sembari menatap Arbian yang menatap tajam padanya. Pria itu seperti wanita yang sedang mengalami datang bulan. Sangat sensitif dan tak suka di tegur. Haruskah, Aluna memahami pria yang sedang bad mood itu?

"Iya! Umurku sudah tua! Lalu kenapa? Kamu menyesal menikahi pria tua seperti ku? Bukan seperti mantan suamimu yang masih muda. Iya kan?!" Desis Arvian.

"Kok mantan suami sih?! Kita dari tadi membahas Arega! Aku juga sudah meminta maaf padamu. Kenapa kamu malah balik memarahiku?! AKu datang kesini untuk meminta maaf padamu dan membujukmu agar memaafkanmu. Enggak ada hubungannya dengan mantan!" Sentak Aluna.

"Keluar!"

"HA?!" Pekik Aluna dengan tatapan tak percaya. Apakah baru saja Arvian mengusirnya?

"Keluar aku bilang! Jangan pernah mengajak aku bicara karena aku masih marah padamu!" Bentak Arvian.

Dengan perasaan kesal, Aluna beranjak pergi dari ruangan Arvian. Dia bahkan menutup pintu ruang kerja Arvian dengan keras. "Dasar Mr Gynophobia! Mentang-mentang hanya aku yang bisa dia dekati dan sentuh, seenaknya saja dia memperlakukanku seperti ini!" Desis Aluna sambil mengibas rambutnya. Lalu, dia pun beranjak pegi dari sana kembali ke kamarnya.

Karena hatinya kesal, Aluna pun menelpon Mega. Dia ingin meluapkan kekesalannya itu pada sahabatnya yang mungkin saja saat ini sedang asik memainkan ponselnya. Tak lama, Mega menjawab telponnya. Aluna pun mulai menceritakan tentang apa yang terjadi antara dirinya dan juga Arvian. Bahkan, wanita itu sedari tadi mondar mandir tak jelas sembari menahan kekesalannya.

"Kamu pikir deh, w4ras gak dia cemburu sama anak umur empat tahun?! Enggak kan?! Emang rada-rada pria itu! Sama wanita alergi, tapi, cemburunya kebangetan! Malah nawa-bawa mantan suami! Aku bilang dia tua, eh marah. Kan emang dia tua!" Omel Aluna dengan nafas memburu kesal.

"Oke, aku jelaskan. Arvian, dia menyukaimu Alunaaa! Seorang pria akan begitu posesif pada wanita yang di sukainya. Bahkan tingkatan tertingginya, jatuh cinta! Masa gitu doang kamu gak peka!" Bukannya membelanya Mega malah balik memarahinya.

"Hahaha, Mega. Kamu sedang bercanda? Dia tidak menyukaiku apalagi sampai tahap mencintai. Yang benar saja! Terus, setelah ini, aku harus membujuknya. Enggak banget deh! Masa perempuan yang harus minta maaf! Orang jelas-jelas dia yang buat masalah kok!" Sahut ALuna.

Terdengar helaan nafaa kasar dari Mega, seperti nya sahabatnya itu gerah dengan sikap Aluna dan juga Arvian yang sama-sama keras. Apa mungkin, karena mereka sama-sama anak pertama? Tak ada yang mau mengalah dan selalu ingin mengatur.

"Aluna, pria itu kalau marah lama banget loh! Bahkan, papa permah mendiami mama hampir sebulan karena persoalan mama keluar tanpa izin darinya. Apalagi kamu yang menyindirnya dengan mengatakannya tua lah, kekanak-kanakan lah. Bisa-bisa, dapet masalah tiga pasal kamu! Jadi deh tiga bulan kamu di diaminya."

"Iya kah?! Sampai segitunya?!" Seru Aluna dengan tatapan tak percaya.

"Iya lah! Kalau enggak percaya, tanya aja mama! AKu saksinya!" Seru Mega dengan yakinnya.

Aluna mengigit jarinya, "Aduh, gimana ini Ga! Gak enak di diemin terus." Rengek Aluna.

"Ya kamu harus bujuk dia lah!" Saran Mega.

Aluna melompat-lompat tak jelas, berakhir dia mendudukkan dirinya di tepi ranjang sembari menendang-nendang kakinya. Hatinya merasa takut, khawatir Arvian akan memusuhinya di rumah ini. Pastinya, Aluna tak akan nyaman tinggal disini.

"Bujuk gimana?! Mega, tolongin dooong! Bantu aku pikirkan caranya bujuk dia." Pinta Aluna.

"Tenang, ada Mega disini. Seribu satu cara, ada di otak Mega si cantik jelita kesayangan Dylan ini. Pasang telingamu! Akan ku beritahu caranya." Seru Mega dengan semangat. Aluna pun mengangguk, mendengarkan saran yang Mega katakan lewat telpon.

.

.

.

Arvian memandang jam dinding di ruang kerjanya. Ternyata, waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Mata Arvian sudah lelah, dia ingin tidur saat ini juga. Akhirnya, pria itu pun memutuskan untuk menghentikan kegiatannya dan keluar dari ruang kerjanya. Dengan santainya, dia berjalan menuju kamarnya sembari sesekali menutup mulutnya karena menguap. Sesampainya di kamar, Arvian langsung membuka pintunya. Dia memasuki kamarnya tanpa rasa curiga sedikit pun ketika melihat kamarnya yang gelap.

Tap!

Arvian menyalakan lampu kamarnya, dia lalu menutup pintu kembali dan menguncinya. Namun, saat hendak berbalik. Dirinya merasakan ada sepasang tangan berkulit putih memeluk perutnya. Bahkan, jari-jari lentiknya bergerak lincah seakan ingin membuka kancing piyama yang dirinya kenakan saat ini. Sontak, Arvian langsung berbalik dan melepaskan paksa pelukan tangan itu.

"ALUNA?!" Pekik Arvian saat melihat orang yang memeluknya. Matanya membulat sempurna saat melihat penampilan Aluna saat ini. Bagaimana Arvian tidak terkejut? Aluna berada di kamarnya dengan pakaian yang wanita itu sebut sebagai pakaian Tarzan.

"Kamu mau aku memakainya bukan?" Ujar Aluna dengan mengibas rambut panjangnya.

Arvian menatap Aluna dari ujung rambut sampai ujung kaki. Pria itu tak menyangka jika Aluna akan mengenakan pakaian itu malam ini. Aroma tubuh istrinya itu tercium sangat harum, entah berapa botol parfum yang wanita itu gunakan. Melihat Aluna yang tampil cantik malam ini, membuat Arvian m3n3l4n lud4hnya dengan susah payah.

"Aluna, kamu ... sehat?"

___

Jangan lupa dukungannya🥰🥰

Terpopuler

Comments

Leng Loy

Leng Loy

Arvian gimana sech apa udah ga waras, katanya kemarin pengen liat Aluna pake baju Tarzan, giliran udah pake ditanya sehat ga 🤦

2024-04-28

0

Titin Andien

Titin Andien

ha.ha kapannyambung nya ini satu lembut satu ga konek yang satu konek satu lagi polos😄😂

2024-05-02

0

Rifa Endro

Rifa Endro

sehat pak , sehat... istrimu sehat wal 'afiyat. kamu yang sakit

2024-04-23

0

lihat semua
Episodes
1 Duka Aluna
2 Gynophobia
3 Terpaksa harus menikah
4 Ke rumah suami
5 Cayangna aaakuuu
6 Keputusan sidang hak asuh Arega
7 Belanja diskon ala Nyonya Sagara
8 Kebahagiaan Arega
9 Tak ada reaksi?
10 Baju Tarzan
11 Menyukai kamu
12 Kekhawatiran Aluna
13 Berani mendekat
14 Pertemuan Suami dan mantan suami
15 Menggali cerita pahit Aluna
16 Kucing nakal malam itu
17 Perubahan sikap Arvian
18 Si bocah pengganggu
19 Ngambek
20 Berusaha membujuk
21 Ada apa dengan Arvian?
22 Penjelasan Vion
23 Asal mula trauma Arvian
24 Berjuang bersama
25 Tertekannya Erlin
26 Keluar tanduknya
27 Datang bulan
28 Pembalut untuk istri
29 Di suapin suami
30 Ketakutan Arega
31 Ada yang aneh
32 Malam indah
33 Ruam di tubuh Arvian
34 Lontong
35 Pasar malam
36 Kejailan Vion
37 Jail sendiri, kesal sendiri
38 Hari ibu yang sungguh mengharukan
39 Jadi istri, harus pandai
40 Aku mencintaimu
41 Nalendra sadar
42 Sudah siap hamil?
43 Gynophobia Arvian
44 Kesedihan Nalendra
45 Mode cemburu Arvian
46 Jurus ampuh membujuk suami
47 Kamu sempurna bagiku
48 Ada yang aneh
49 Respon Efendi
50 Mama tili?
51 Mantu ganteng Mama Maya
52 Antara kakak beradik
53 Hamil
54 Papa sayang kamu
55 Menantu!
56 Minta hatiku juga boleh
57 Jangan berharap lebih padaku
58 Arega butuh sosok ibu
59 Arvian yang jail dan Arega yang emosian
60 Ada apa dengan Mega?
61 Lega mimpi Mama
62 Kalung dari suami
63 Konser Arega
64 Mengidam?
65 Janan ili janan ili, janan ili dengki
66 Onty Mega
67 Periksa kandungan
68 Isi hati calon ayah
69 Kekesalan Mega
70 Sindiran tajam Aluna
71 Ketegasan Arvian
72 Kemarahan Arvian
73 Jawaban Mega
74 Suasana yang berbeda
75 Luluhnya Arvian
76 Siapa dia?
77 Lega punya Mama!
78 Tak selamanya bahagia
79 Pertemuan tanpa rencana
80 Kontraksi?
81 Lahirnya sang putri
82 Azura Elaina Sagara
83 jadi anak pak cupil aja lah
84 Sayangnya Arvian
85 Gosip ala Mega
86 Nacib ... nacib
87 Keributan di perusahaan Kalingga
88 Penyesalan Efendi
89 Cakiiiitt!!
90 Penyesalan Efendi
91 Perkara asi
92 Ayam Legaaa
93 Happy Wedding
94 3 Tahun Kemudian
95 Jelomeee!!
96 Eh, calah olang?!
97 Jula nda calah kok!
98 Keinginan yang beda
99 cinta catu atau dua
100 Ci Jelomee
101 Pacal lenjun
102 Tidak bisa di selamatkan
103 Siapa?
104 Bakat ALuna yang terpendam
105 Cekolaaah
106 Pok ame ame belalang kupu-kupu
107 Ngambek nya Azura
108 Jajan
109 Keributan di pagi hari
110 Pertemuan yang tak di janjikan
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Duka Aluna
2
Gynophobia
3
Terpaksa harus menikah
4
Ke rumah suami
5
Cayangna aaakuuu
6
Keputusan sidang hak asuh Arega
7
Belanja diskon ala Nyonya Sagara
8
Kebahagiaan Arega
9
Tak ada reaksi?
10
Baju Tarzan
11
Menyukai kamu
12
Kekhawatiran Aluna
13
Berani mendekat
14
Pertemuan Suami dan mantan suami
15
Menggali cerita pahit Aluna
16
Kucing nakal malam itu
17
Perubahan sikap Arvian
18
Si bocah pengganggu
19
Ngambek
20
Berusaha membujuk
21
Ada apa dengan Arvian?
22
Penjelasan Vion
23
Asal mula trauma Arvian
24
Berjuang bersama
25
Tertekannya Erlin
26
Keluar tanduknya
27
Datang bulan
28
Pembalut untuk istri
29
Di suapin suami
30
Ketakutan Arega
31
Ada yang aneh
32
Malam indah
33
Ruam di tubuh Arvian
34
Lontong
35
Pasar malam
36
Kejailan Vion
37
Jail sendiri, kesal sendiri
38
Hari ibu yang sungguh mengharukan
39
Jadi istri, harus pandai
40
Aku mencintaimu
41
Nalendra sadar
42
Sudah siap hamil?
43
Gynophobia Arvian
44
Kesedihan Nalendra
45
Mode cemburu Arvian
46
Jurus ampuh membujuk suami
47
Kamu sempurna bagiku
48
Ada yang aneh
49
Respon Efendi
50
Mama tili?
51
Mantu ganteng Mama Maya
52
Antara kakak beradik
53
Hamil
54
Papa sayang kamu
55
Menantu!
56
Minta hatiku juga boleh
57
Jangan berharap lebih padaku
58
Arega butuh sosok ibu
59
Arvian yang jail dan Arega yang emosian
60
Ada apa dengan Mega?
61
Lega mimpi Mama
62
Kalung dari suami
63
Konser Arega
64
Mengidam?
65
Janan ili janan ili, janan ili dengki
66
Onty Mega
67
Periksa kandungan
68
Isi hati calon ayah
69
Kekesalan Mega
70
Sindiran tajam Aluna
71
Ketegasan Arvian
72
Kemarahan Arvian
73
Jawaban Mega
74
Suasana yang berbeda
75
Luluhnya Arvian
76
Siapa dia?
77
Lega punya Mama!
78
Tak selamanya bahagia
79
Pertemuan tanpa rencana
80
Kontraksi?
81
Lahirnya sang putri
82
Azura Elaina Sagara
83
jadi anak pak cupil aja lah
84
Sayangnya Arvian
85
Gosip ala Mega
86
Nacib ... nacib
87
Keributan di perusahaan Kalingga
88
Penyesalan Efendi
89
Cakiiiitt!!
90
Penyesalan Efendi
91
Perkara asi
92
Ayam Legaaa
93
Happy Wedding
94
3 Tahun Kemudian
95
Jelomeee!!
96
Eh, calah olang?!
97
Jula nda calah kok!
98
Keinginan yang beda
99
cinta catu atau dua
100
Ci Jelomee
101
Pacal lenjun
102
Tidak bisa di selamatkan
103
Siapa?
104
Bakat ALuna yang terpendam
105
Cekolaaah
106
Pok ame ame belalang kupu-kupu
107
Ngambek nya Azura
108
Jajan
109
Keributan di pagi hari
110
Pertemuan yang tak di janjikan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!